METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kosentrasi NaCl terhadap
pertumbuhan tanaman tomat, diperoleh data hasil pengamatan berupa tinggi
tanaman yang terlampir pada lampiran 1 dan jumlah daun yang terlampir pada
lampiran 1. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis varian
(ANAVA) yang cara analisisnya terlampir pada lampiran 2.
a. Tinggi Tanaman
Data hasil analisis varian untuk tinggi tanaman tomat disajikan pada tabel 4
di bawah ini:
Tabel 4. Analisis Varian (ANAVA). Tinggi Tanaman Tomat
SK DB JK KT F.hit F.tab F.tab 5% 1% Perlakuan 4 235,98 58,99 100,38** 2.76 4.18 Galat 25 14,69 0,59 Total 29 250,67
** = Berpengaruh sangat nyata. KV = 4,17 % = Berpengaruh nyata
Tabel 4 menunjukan bahwa data hasil penelitian berupa tinggi tanaman itu
signifikan pada 5% dan 1%. Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa pemberian
NaCl berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman tomat, dimana F.hitung
24
Ini terbukti bahwa, konsentrasi NaCl memberikan pengaruh yang sangat
nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman tomat maka dilanjutkan dengan Uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) yang cara analisisnya terlampir pada lampiran 3, sedangkan
hasilnya disajikan dalam tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil Uji BNJ. Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat Selama 35 Hari.
Perlakuan Rata-rata persentase tinggi tanaman tomat
Kontrol 19 c
N1 17,9 d
N2 23,4 e
N3 16,8 b
N4 15.1 a
Ket: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata. BNJ5% = 0,54 Tabel 5 menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara tiap perlakuan dan
terdapat perbedaan antara perlakuan dengan kontrol.
b. Jumlah Daun
Data hasil analisis varian untuk jumlah daun tanaman tomat disajikan pada
tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Analisis Varian (ANAVA) Jumlah Daun Tanaman Tomat.
SK DB JK KT F.hit F.tab F.tab 5% 1% Perlakuan 4 656,53 164,13 54,83** 2.76 4.18 Galat 25 74,83 2,99 Total 29 731,37
** = Berpengaruh sangat nyata KV = 10,43 % = Berpengaruh nyata
Tabel 6 menunjukan bahwa data hasil penelitian berupa jumlah daun
tanaman tomat itu signifikan pada 5% dan 1%. Dari hasil tersebut dapat terlihat
bahwa pemberian NaCl berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman
tomat, dimana F.hitung 54,83 > dari F.tabel pada taraf signifikan 5% dan 1%.
Berdasarkan hasil analisis varian, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur
(BNJ) yang cara analisisnya terlampir pada lampiran 3, sedangkan hasilnya
disajikan pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Hasil Uji BNJ. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat Selama 35 Hari.
Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat
Kontrol 16 c
N1 18 d
N2 25 e
N3 13 b
N4 12 a
Ket: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata. BNJ5% = 2,96
Tabel 7 menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara tiap perlakuan dan
perbedaan antara perlakuan dengan kontrol.
B. Pembahasan
a. Tinggi Tanaman
Pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan
keberhasilan suatu tanaman ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan. Salah satu
factor yang paling berpengaruh adalah ketersediaan unsur hara dalam tanah.
Dalam penelitian ini, NaCl sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tomat.
Dari hasil uji Anava dan BNJ (Beda Nyata Jujur) menunjukan kosentrasi NaCl yang
26
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bintoro (1981) yang menyatakan
bahwa pemberian NaCl sebanyak 100 ppm sampai 500 ppm dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan bagian atas tanaman (batang dan daun) menjadi baik. Hal
ini juga dibenarkan oleh Strogonov (1964) dalam Bintoro (1981) yang menyatakan
dalam jumlah sedikit (kosentrasi yang rendah), NaCl dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Medicine (2009), dalam tulisannya medicine
menyatakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman
ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah
satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,
perkembangan, dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara
yang cukup di dalam tanah.
Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16
unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus
hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7
unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur-
unsur esensial (Amin et al., 2010).
Menurut Arnon dan Stout (1999) dalam Pesqueira, J et al,. (2006) ada tiga
kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur
esensial:
1. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman
2. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia tertentu
dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi
secara keseluruhan oleh unsur lain.
3. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara
langsung dan bukan secara tidak langsung.
Salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya
yaitu Natrium. Natrium memiliki fungsi dalam tanaman yaitu membantu dalam
proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air
serat meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit. Karena
fungsinya dalam tanama sama dengan unsur Kalium maka Natrium dapat
menggantikan Kalium dalam tanaman (Ardi, 2001 dalam Sugiyarto dan Kristian,
2003).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Isharmanto (2011), yang menyataka bahwa
peran Nartium dalam tanaman itu menyangkut dengan transport aktif. Transpor aktif
adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan
pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontrasport yang akan mengangkut ion Na+ bersamaan molekul lain seperti asam amino dan gula.
Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion
natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium
dari luar ke dalam (Isharmanto, 2011).
Sedangkan Klor (Cl) dibutuhkan sebagai unsur mikro dalam tanaman untuk
membantu pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut dijelaskan oleh Medicine (2009),
bahwa Klor adalah suatu unsur esensial mikro yang mempunyai fungsi cukup
28
kegunaan fisiologis dari unsur Klor sendiri bagi tanaman, belum banyak diketahui
orang. Hal ini disebabkan karena kurangnya penelitian-penelitian tentang unsur
yang satu ini, disamping kurangnya literatur yang menulis tentang Klor ini secara
mendetail dan jelas. Perlu diingat bahwa Klor adalah salah satu unsur esensial
mikro, sehingga walaupun diperlukan hanya dalam jumlah sedikit mutlak
diperlukan oleh tanaman (Medicine, 2009).
b. Jumlah Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun biasanya berbentuk tipis
melebar, dan berwarna hijau. Fungsi daun bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
1. Pengambil zat-zat makanan, terutama CO2. 2. Pengelolah zat-zat makanan.
3. Penguapan air.
4. Alat pernapasan tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1990).
Pertambahan jumlah daun merupakan wujud dari proses fisiologi tanaman,
pertambahan sel-sel daun ini membuktikan terjadinya proses pertumbuhan yang
terjadi pada tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh akan pertambahan ukuran selnya.
Sesuai dengan teori tentang pertumbuhan yang dikemukakan oleh Sudjino (2005)
bahwa pertumbuhan merupakan proses perubahan biologis pada makhluk hidup
yang terjadi berupa pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi, dan sebagainya),
yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke ukuran semula) (Sudjino, 2005).
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kosentrasi NaCl itu berpengaruh
sangat nyata secara statistik terhadap pertumbuhan daun. Dan dari hasil analisis
NaCl yang baik itu pada 100 ppm, sedangkan pada kosentrasi 150 ppm dan 200
ppm, tanaman sudah mulai layu dan pertumbuhan daun menjadi terganggu. Ini
menunjukan bahwa kosentrasi yang lebih rendah akan meningkatkan pertumbuhan
daun.
Hasil ini sejalan dengan pendapat Itai, et al., (1968) dalam Bintoro (1981)
yang menyatakan pada kosentrasi NaCl tinggi mengakibatkan terjadinya translokasi
sitokinin dari akar ke daun terganggu, sehingga sintesis protein dalam daun pun ikut
terganggu. Selanjutnya O’Leary dan Priseo (1970) dalam Bintoro (1981) menambahkan bahwa salinitas mempercepat perombakan klorofil (Bintoro, 1981).
Menurut Setyamidjaja (1986) dalam Amin et al., (2010), yang menyatakan
bahwa unsur esensial terdiri dari berbagai unsur yang sangat mutlak diperlukan oleh
tanaman, jika unsur-unsur esensial tersebut tidak terpenuhi, maka tanaman akan
menjadi kerdil dan bahkan mati.
NaCl ini diserap tanaman dalam bentuk ion yaitu Na+ dan Cl-. Yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas di dalam tubuh tanaman. Peran Natrium dalam daun yaitu berfungsi mempertahankan air pada daun, sedangkan Klor diserap
oleh tanaman dalam bentuk ion Cl-, ion ini mempunyai fungsi fisiologis yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman terutama pada fase terang. Apabila ion Klor ini tidak tersedia maka proses fotosintesis akan terhambat, otomatis per- tumbuhan dan perkembangan tanamanpun akan terhambat (Medicine, 2009).
Dalam proses fotosintesis fase terang, ion Klor berperan penting dalam
transfer elektron di dalam kloropil, sehingga terbentuk senyawa ATP berenergi
tinggi dan senyawa inilah yang dipergunakan dalam fase gelap untuk pembentukan
30
Apabila ATP tidak terbentuk pada fase terang, otomatis pembentukan
karbohidrat pada fotosintesis fase gelap akan terhambat. Disini dapat terlihat bahwa
betapa pentingnya fungsi ion Klor dalam proses fotosintesis fase terang (Medicine,
2009).
Tahapan reaksi terang merupakan tahap dimana terjadi proses penguraian
air, sehingga dihasilkan ion hidrogen dan molekul oksigen. Setelah itu, proses
pemindahan elektron oleh rantai sitokrom akan memicu terbentuknya molekul ATP
dan NADPH (Lehninger AL, 1982).
Dari hasil analisa pada tanaman ternyata bahwa Klor banyak terdapat dalam
abu tanaman (relatif besar) dan dari hasil penyelidikan ternyata Klor banyak
terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas. Pada tanaman
tembakau dan tanaman yang meghasilkan tepung apabila Klor keadaannya lebih
besar, maka produksi tembakau dan tepung akan lebih jelek, pada jenis-jenis
tanaman ini Klor diperlukan dalam jumlah sedikit. Bentuk Klor yang berracun pada
tanaman akan tergantung pada iklim, sifat tanah dll. Dari hasil penyelidikan bentuk
Klor yang lebih dari 0,1% bagi tanaman pada umumnya akan me-nimbulkan
keracunan, sedangkan pada padi timbulnya keracunan apabila terbentuk Klor sekitar
0,3%. Fungsi fisiologis lain dari unsur Klor adalah sebagai aktifitas enzim. Klor
yang diserap dalam bentuk larutan kebanyakan terdapat didalam cairan sel, dengan
kandungan Klor yang bervariasi, dari 1 - 5 % (Medicine, 2009).
c. Media Tanam
Pemilihan media tanam juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan media pasir, sangat
menggunakan media pasir dan diberi perlakuan, akan tapkak layu. Meskipun
tanaman bertambah tinggi dan jumlah daun bertambah, tetapi tampak tanaman akan
layu. Ini membuktikan bahwa penggunaan media pasir sebagai media tanam juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Dari hasil penelitian ada didapatkan tanaman tomat yang layu pada
konsentrasi 200 ppm, hal ini disebabkan pemberian NaCl dengan kosentrasi yang
tinggi akan meracuni tanaman. Menurut Strogonov (1964) dalam Bintoro (1981)
ion-ion dapat meracuni tanaman melalui berbagai cara, yaitu:
1. Bertindak sebagai anti metabolit.
2. Mengikat atau mengendapkan berbagai metabolit.
3. Bertindak sebagai katalisator dalam dekomposisi.
4. Merusak membran sel sehingga permeabilitasnya terganggu.
5. Menduduki tampat-tempat esensial tetapi tidak menggantikan perannya
(Bintoro, 1981).
Selain NaCl, media tanam juga dapat membuat tanaman menjadi layu. Jika
media tanam yang digunakan adalah pasir yang memiliki pori-pori berukuran besar
(pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses
penguapan. Sehingga seringkali tanaman akan kekurangan unsur hara (Wiharyanto,
2008).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Atani (2008), bahwa tomat harus ditanam
ditanah yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara. Sehingga pasir bukan media
tanam yang baik untuk tanaman tomat. Selain itu pasir merupakan media tanam
yang miskin akan unsur hara dan memiliki sifat yang panas, sehingga
32
seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya
33
BAB V PENUTUP A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemberian NaCl berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat, meliputi
tinggi tanaman maupun jumlah daun.
2. Pada kosentrasi 100 ppm dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tomat,
meliputi tinggi maupun jumlah daun.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disarankan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Dalam usaha peningkatan produksi dan budidaya tanama tomat dapat
menggunakan NaCl dengan tingkat kosentrasi 100 ppm.
2. Untuk para petani tomat agar menggunakan media tanam yang subur, gembur,
dan kaya akan unsur hara. Jangan gunakan media tanam yang miskin unsur hara
dan memiliki sifat panas seperti pasir.
3. Karena penelitian ini hanya melihat pengaruh kosentrasi NaCl terhadap
pertumbuhan tomat jenis tomat biasa, maka diharapkan agar peneliti lain dapat
melanjutkan untuk melihat peroduksi buahnya. Atau peneliti lain dapat
34