• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Dalam dokumen Pengaruh Kosentrasi NaCl Terhadap Pertum (Halaman 39-50)

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kosentrasi NaCl terhadap

pertumbuhan tanaman tomat, diperoleh data hasil pengamatan berupa tinggi

tanaman yang terlampir pada lampiran 1 dan jumlah daun yang terlampir pada

lampiran 1. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis varian

(ANAVA) yang cara analisisnya terlampir pada lampiran 2.

a. Tinggi Tanaman

Data hasil analisis varian untuk tinggi tanaman tomat disajikan pada tabel 4

di bawah ini:

Tabel 4. Analisis Varian (ANAVA). Tinggi Tanaman Tomat

SK DB JK KT F.hit F.tab F.tab 5% 1% Perlakuan 4 235,98 58,99 100,38** 2.76 4.18 Galat 25 14,69 0,59 Total 29 250,67

** = Berpengaruh sangat nyata. KV = 4,17 % = Berpengaruh nyata

Tabel 4 menunjukan bahwa data hasil penelitian berupa tinggi tanaman itu

signifikan pada 5% dan 1%. Dari hasil tersebut dapat terlihat bahwa pemberian

NaCl berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman tomat, dimana F.hitung

24

Ini terbukti bahwa, konsentrasi NaCl memberikan pengaruh yang sangat

nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman tomat maka dilanjutkan dengan Uji

Beda Nyata Jujur (BNJ) yang cara analisisnya terlampir pada lampiran 3, sedangkan

hasilnya disajikan dalam tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Uji BNJ. Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat Selama 35 Hari.

Perlakuan Rata-rata persentase tinggi tanaman tomat

Kontrol 19 c

N1 17,9 d

N2 23,4 e

N3 16,8 b

N4 15.1 a

Ket: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata. BNJ5% = 0,54 Tabel 5 menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara tiap perlakuan dan

terdapat perbedaan antara perlakuan dengan kontrol.

b. Jumlah Daun

Data hasil analisis varian untuk jumlah daun tanaman tomat disajikan pada

tabel 6 di bawah ini:

Tabel 6. Analisis Varian (ANAVA) Jumlah Daun Tanaman Tomat.

SK DB JK KT F.hit F.tab F.tab 5% 1% Perlakuan 4 656,53 164,13 54,83** 2.76 4.18 Galat 25 74,83 2,99 Total 29 731,37

** = Berpengaruh sangat nyata KV = 10,43 % = Berpengaruh nyata

Tabel 6 menunjukan bahwa data hasil penelitian berupa jumlah daun

tanaman tomat itu signifikan pada 5% dan 1%. Dari hasil tersebut dapat terlihat

bahwa pemberian NaCl berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman

tomat, dimana F.hitung 54,83 > dari F.tabel pada taraf signifikan 5% dan 1%.

Berdasarkan hasil analisis varian, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur

(BNJ) yang cara analisisnya terlampir pada lampiran 3, sedangkan hasilnya

disajikan pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Hasil Uji BNJ. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat Selama 35 Hari.

Perlakuan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat

Kontrol 16 c

N1 18 d

N2 25 e

N3 13 b

N4 12 a

Ket: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata. BNJ5% = 2,96

Tabel 7 menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara tiap perlakuan dan

perbedaan antara perlakuan dengan kontrol.

B. Pembahasan

a. Tinggi Tanaman

Pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan

keberhasilan suatu tanaman ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan. Salah satu

factor yang paling berpengaruh adalah ketersediaan unsur hara dalam tanah.

Dalam penelitian ini, NaCl sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tomat.

Dari hasil uji Anava dan BNJ (Beda Nyata Jujur) menunjukan kosentrasi NaCl yang

26

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bintoro (1981) yang menyatakan

bahwa pemberian NaCl sebanyak 100 ppm sampai 500 ppm dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman dan bagian atas tanaman (batang dan daun) menjadi baik. Hal

ini juga dibenarkan oleh Strogonov (1964) dalam Bintoro (1981) yang menyatakan

dalam jumlah sedikit (kosentrasi yang rendah), NaCl dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Medicine (2009), dalam tulisannya medicine

menyatakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman

ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah

satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan,

perkembangan, dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara

yang cukup di dalam tanah.

Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16

unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus

hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7

unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur-

unsur esensial (Amin et al., 2010).

Menurut Arnon dan Stout (1999) dalam Pesqueira, J et al,. (2006) ada tiga

kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur

esensial:

1. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman

2. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia tertentu

dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi

secara keseluruhan oleh unsur lain.

3. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara

langsung dan bukan secara tidak langsung.

Salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya

yaitu Natrium. Natrium memiliki fungsi dalam tanaman yaitu membantu dalam

proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air

serat meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit. Karena

fungsinya dalam tanama sama dengan unsur Kalium maka Natrium dapat

menggantikan Kalium dalam tanaman (Ardi, 2001 dalam Sugiyarto dan Kristian,

2003).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Isharmanto (2011), yang menyataka bahwa

peran Nartium dalam tanaman itu menyangkut dengan transport aktif. Transpor aktif

adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan

pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontrasport yang akan mengangkut ion Na+ bersamaan molekul lain seperti asam amino dan gula.

Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion

natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium

dari luar ke dalam (Isharmanto, 2011).

Sedangkan Klor (Cl) dibutuhkan sebagai unsur mikro dalam tanaman untuk

membantu pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut dijelaskan oleh Medicine (2009),

bahwa Klor adalah suatu unsur esensial mikro yang mempunyai fungsi cukup

28

kegunaan fisiologis dari unsur Klor sendiri bagi tanaman, belum banyak diketahui

orang. Hal ini disebabkan karena kurangnya penelitian-penelitian tentang unsur

yang satu ini, disamping kurangnya literatur yang menulis tentang Klor ini secara

mendetail dan jelas. Perlu diingat bahwa Klor adalah salah satu unsur esensial

mikro, sehingga walaupun diperlukan hanya dalam jumlah sedikit mutlak

diperlukan oleh tanaman (Medicine, 2009).

b. Jumlah Daun

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya

tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun biasanya berbentuk tipis

melebar, dan berwarna hijau. Fungsi daun bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:

1. Pengambil zat-zat makanan, terutama CO2. 2. Pengelolah zat-zat makanan.

3. Penguapan air.

4. Alat pernapasan tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1990).

Pertambahan jumlah daun merupakan wujud dari proses fisiologi tanaman,

pertambahan sel-sel daun ini membuktikan terjadinya proses pertumbuhan yang

terjadi pada tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh akan pertambahan ukuran selnya.

Sesuai dengan teori tentang pertumbuhan yang dikemukakan oleh Sudjino (2005)

bahwa pertumbuhan merupakan proses perubahan biologis pada makhluk hidup

yang terjadi berupa pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi, dan sebagainya),

yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke ukuran semula) (Sudjino, 2005).

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kosentrasi NaCl itu berpengaruh

sangat nyata secara statistik terhadap pertumbuhan daun. Dan dari hasil analisis

NaCl yang baik itu pada 100 ppm, sedangkan pada kosentrasi 150 ppm dan 200

ppm, tanaman sudah mulai layu dan pertumbuhan daun menjadi terganggu. Ini

menunjukan bahwa kosentrasi yang lebih rendah akan meningkatkan pertumbuhan

daun.

Hasil ini sejalan dengan pendapat Itai, et al., (1968) dalam Bintoro (1981)

yang menyatakan pada kosentrasi NaCl tinggi mengakibatkan terjadinya translokasi

sitokinin dari akar ke daun terganggu, sehingga sintesis protein dalam daun pun ikut

terganggu. Selanjutnya O’Leary dan Priseo (1970) dalam Bintoro (1981) menambahkan bahwa salinitas mempercepat perombakan klorofil (Bintoro, 1981).

Menurut Setyamidjaja (1986) dalam Amin et al., (2010), yang menyatakan

bahwa unsur esensial terdiri dari berbagai unsur yang sangat mutlak diperlukan oleh

tanaman, jika unsur-unsur esensial tersebut tidak terpenuhi, maka tanaman akan

menjadi kerdil dan bahkan mati.

NaCl ini diserap tanaman dalam bentuk ion yaitu Na+ dan Cl-. Yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas di dalam tubuh tanaman. Peran Natrium dalam daun yaitu berfungsi mempertahankan air pada daun, sedangkan Klor diserap

oleh tanaman dalam bentuk ion Cl-, ion ini mempunyai fungsi fisiologis yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman terutama pada fase terang. Apabila ion Klor ini tidak tersedia maka proses fotosintesis akan terhambat, otomatis per- tumbuhan dan perkembangan tanamanpun akan terhambat (Medicine, 2009).

Dalam proses fotosintesis fase terang, ion Klor berperan penting dalam

transfer elektron di dalam kloropil, sehingga terbentuk senyawa ATP berenergi

tinggi dan senyawa inilah yang dipergunakan dalam fase gelap untuk pembentukan

30

Apabila ATP tidak terbentuk pada fase terang, otomatis pembentukan

karbohidrat pada fotosintesis fase gelap akan terhambat. Disini dapat terlihat bahwa

betapa pentingnya fungsi ion Klor dalam proses fotosintesis fase terang (Medicine,

2009).

Tahapan reaksi terang merupakan tahap dimana terjadi proses penguraian

air, sehingga dihasilkan ion hidrogen dan molekul oksigen. Setelah itu, proses

pemindahan elektron oleh rantai sitokrom akan memicu terbentuknya molekul ATP

dan NADPH (Lehninger AL, 1982).

Dari hasil analisa pada tanaman ternyata bahwa Klor banyak terdapat dalam

abu tanaman (relatif besar) dan dari hasil penyelidikan ternyata Klor banyak

terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas. Pada tanaman

tembakau dan tanaman yang meghasilkan tepung apabila Klor keadaannya lebih

besar, maka produksi tembakau dan tepung akan lebih jelek, pada jenis-jenis

tanaman ini Klor diperlukan dalam jumlah sedikit. Bentuk Klor yang berracun pada

tanaman akan tergantung pada iklim, sifat tanah dll. Dari hasil penyelidikan bentuk

Klor yang lebih dari 0,1% bagi tanaman pada umumnya akan me-nimbulkan

keracunan, sedangkan pada padi timbulnya keracunan apabila terbentuk Klor sekitar

0,3%. Fungsi fisiologis lain dari unsur Klor adalah sebagai aktifitas enzim. Klor

yang diserap dalam bentuk larutan kebanyakan terdapat didalam cairan sel, dengan

kandungan Klor yang bervariasi, dari 1 - 5 % (Medicine, 2009).

c. Media Tanam

Pemilihan media tanam juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan media pasir, sangat

menggunakan media pasir dan diberi perlakuan, akan tapkak layu. Meskipun

tanaman bertambah tinggi dan jumlah daun bertambah, tetapi tampak tanaman akan

layu. Ini membuktikan bahwa penggunaan media pasir sebagai media tanam juga

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

Dari hasil penelitian ada didapatkan tanaman tomat yang layu pada

konsentrasi 200 ppm, hal ini disebabkan pemberian NaCl dengan kosentrasi yang

tinggi akan meracuni tanaman. Menurut Strogonov (1964) dalam Bintoro (1981)

ion-ion dapat meracuni tanaman melalui berbagai cara, yaitu:

1. Bertindak sebagai anti metabolit.

2. Mengikat atau mengendapkan berbagai metabolit.

3. Bertindak sebagai katalisator dalam dekomposisi.

4. Merusak membran sel sehingga permeabilitasnya terganggu.

5. Menduduki tampat-tempat esensial tetapi tidak menggantikan perannya

(Bintoro, 1981).

Selain NaCl, media tanam juga dapat membuat tanaman menjadi layu. Jika

media tanam yang digunakan adalah pasir yang memiliki pori-pori berukuran besar

(pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses

penguapan. Sehingga seringkali tanaman akan kekurangan unsur hara (Wiharyanto,

2008).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Atani (2008), bahwa tomat harus ditanam

ditanah yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara. Sehingga pasir bukan media

tanam yang baik untuk tanaman tomat. Selain itu pasir merupakan media tanam

yang miskin akan unsur hara dan memiliki sifat yang panas, sehingga

32

seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya

33

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pemberian NaCl berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat, meliputi

tinggi tanaman maupun jumlah daun.

2. Pada kosentrasi 100 ppm dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tomat,

meliputi tinggi maupun jumlah daun.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Dalam usaha peningkatan produksi dan budidaya tanama tomat dapat

menggunakan NaCl dengan tingkat kosentrasi 100 ppm.

2. Untuk para petani tomat agar menggunakan media tanam yang subur, gembur,

dan kaya akan unsur hara. Jangan gunakan media tanam yang miskin unsur hara

dan memiliki sifat panas seperti pasir.

3. Karena penelitian ini hanya melihat pengaruh kosentrasi NaCl terhadap

pertumbuhan tomat jenis tomat biasa, maka diharapkan agar peneliti lain dapat

melanjutkan untuk melihat peroduksi buahnya. Atau peneliti lain dapat

34

Dalam dokumen Pengaruh Kosentrasi NaCl Terhadap Pertum (Halaman 39-50)

Dokumen terkait