ANALISIS DAN PEMBAHASAN
B. Analisis dan Pembahasan
3. Hasil dan Pembahasan
a. Uji F
Pengujian model secara simultan dengan Uji F digunakan untuk
menguji pengaruh secara simultan variabel independen terhadap variabel
dependen nya atau untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Jika variabel independen memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok
atau fit. Dari pengujian simultan diperoleh hasil output sebagai berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji F
Dependent Variable: LOG_IHSG Method: Least Squares
Date: 07/25/13 Time: 00:56 Sample: 2008M01 2011M12 Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.315598 1.995109 0.659412 0.5132 SBI -0.888772 0.461991 -1.923786 0.0612 LOG_KURS -0.808947 0.310827 -2.602565 0.0127 LOG_HARGA_EMAS 0.809716 0.113078 7.160703 0.0000 LOG_HSI 0.553794 0.148923 3.718662 0.0006 LOG_NIKKEI 0.130743 0.184171 0.709900 0.4817
Adjusted R-squared 0.966541 S.D. dependent var 0.147762 S.E. of regression 0.027028 Akaike info criterion -4.267402 Sum squared resid 0.030682 Schwarz criterion -4.033502 Log likelihood 108.4177 Hannan-Quinn criter. -4.179011 F-statistic 272.5417 Durbin-Watson stat 1.569820 Prob(F-statistic) 0.000000
Uji F ini digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan
variabel independen yaitu tingat suku bunga SBI, kurs rupiah, harga
emas dunia, Indeks Hang Seng, Indeks Nikkei 225 mempunyai
kemampuan dalam menjelaskan variabel dependen yaitu Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG).
Berdasarkan hasil output uji F pada tabel 4.12 diatas diperoleh hasil
bahwa nilai F hitung sebesar 272,5417 dengan tingkat probabilitas
sebesar 0,000000 < 0,05. Maka penelitian ini menolak H0 dan
membuktikan bahwa variabel yaitu tingat suku bunga SBI, kurs rupiah,
harga emas dunia, Indeks Hang Seng, Indeks Nikkei 225 berpengaruh
terhadap variabel dependen Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara simultan. Karena tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) periode 2008-2011.
b. Uji t
Uji t merupakan pengujian untuk mengetahui apakah variabel
independensecara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel
SBI, kurs rupiah, harga emas dunia, Indeks Hang Seng, Indeks Nikkei
225 secara individual mampu menjelaskan variabel dependen nya yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dari pengujian secara parsial
diperoleh hasil output sebagai berikut :
Tabel 4.13 Hasil Uji t
Dependent Variable: LOG_IHSG Method: Least Squares
Date: 07/25/13 Time: 00:56 Sample: 2008M01 2011M12 Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.315598 1.995109 0.659412 0.5132 SBI -0.888772 0.461991 -1.923786 0.0612 LOG_KURS -0.808947 0.310827 -2.602565 0.0127 LOG_HARGA_EMAS 0.809716 0.113078 7.160703 0.0000 LOG_HSI 0.553794 0.148923 3.718662 0.0006 LOG_NIKKEI 0.130743 0.184171 0.709900 0.4817 R-squared 0.970101 Mean dependent var 3.413055 Adjusted R-squared 0.966541 S.D. dependent var 0.147762 S.E. of regression 0.027028 Akaike info criterion -4.267402 Sum squared resid 0.030682 Schwarz criterion -4.033502 Log likelihood 108.4177 Hannan-Quinn criter. -4.179011 F-statistic 272.5417 Durbin-Watson stat 1.569820 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 hasil pengolahan data diketahui bahwa
variabel independen yaitu kurs rupiah, harga emas dunia dan Indeks
Hang Seng memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen IHSG terlihat dari masing-masing probabilitas menunjukkan
nilai kurang dari α 0,05. Sedangkan variabel tingakt suku bunga SBI dan Indeks Nikkei 225 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
dari α 0,05. Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa SBI
berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hal ini dapat dilihat bahwa t
hitung SBI sebesar -0,888772 dengan tingkat probabilitas sebesar
0,0612 > 0,05. Oleh karena itu, dari hasil penelitian tersebut H0
diterima dan menolak H1 yaitu variabel SBI tidak berpengaruh
signifikan terhadap IHSG.
Hasil ini sesuai dengan Ahmad Tohbarry (2009) yang
menyatakan Suku Bunga SBI hanya berpengaruh signifikan bila diuji
secara simultan yang berarti bila secara parsial suku bunga SBI tidak
berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hal ini dapat disebabkan karena tipe investor di Indonesia yang kebanyakan merupakan
investor yang senang melakukan transaksi saham dalam jangka
pendek (trader/spekulan), sehingga investor cenderung melakukan
aksi profit taking dengan harapan memperoleh capital gain yang
cukup tinggi di pasar modal dibandingkan berinvestasi di SBI.
2. Kurs rupiah terhadap IHSG
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kurs
rupiah berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hal ini dapat dilihat
bahwa t hitung kurs rupiah sebesar -0,808947 dengan tingkat
penelitian tersebut H0 ditolak dan menerima H1 yaitu variabel kurs
rupiah berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari Yuni kemala
(2012) bahwa menguatnya kurs dollar terhadap rupiah akan
berdampak pada menguatnya IHSG, dan juga sebaliknya. Kenyataan
ini sesuai dengan konsep bahwa jika dollar menguat terhadap rupiah
(harga dollar mahal) maka kemungkinan investor akan cenderung
mengalihkan investasinya dalam bentuk valas dollar AS dibandingkan
berinvestasi pada saham, dan sebaliknya.
3. Harga emas dunia terhadap IHSG
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa harga
emas dunia berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hal ini dapat
dilihat bahwa t hitung harga emas dunia sebesar 0,809716 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,0000 < 0,05. Oleh karena itu, dari hasil
penelitian tersebut H0 ditolak dan menerima H1 yaitu variabel harga
emas dunia berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakuakn
Adrian Agung (2010) bahwa harga emas mempunyai pengaruh yang
positif terhadap IHSG. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar
masyarakat menganggap bahwa emas bersifat konsumtif dan bukan
untuk investasi alternatif. Kecendurungan masyarkat pada tahun
pengamantan ini adalah hanya menjadikan emas sebagai perhiasan.
yang cenderung naik, selain itu pemilik emas dapat dengan mudah
menjualnya kapan saja membutuhkan dana tanpa mengalami kerugian yang besar.
4. Indeks Hang Seng terhadap IHSG
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa Indeks
Hang Seng berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hal ini dapat
dilihat bahwa t hitung Indeks Hang Seng sebesar 0,553794 dengan
tingkat probabilitas sebesar 0,0006 < 0,05. Oleh karena itu, dari hasil
penelitian tersebut H0 ditolak dan menerima H1 yaitu variabel Indeks
Hang Seng berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sari Yuni kemala
(2012) bahwa Indeks Hang Seng memliki pengaruh terhadap
pergerakan IHSG. Hal ini disebabkan oleh perspektif dari para investor, apabila harga saham dari negara-negara disekitar Indonesia
atau kawasan regional naik termasuk harga saham dari Hong Kong
maka dapat memengaruhi pergerakan harga saham di Indonesia yang
juga akan ikut naik. Disamping dari perspektif dari para investor,
China merupakan tujuan ekspor Indonesia, Sehingga perubahan
kondisi perekonomian China yang akan tercermin di Indeks Hang
Seng akan memberikan pengaruh bagi perekonomian Indonesia
5. Indeks Nikkei 225 terhadap IHSG
Dari hasil pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa variabel Indeks Nikkei tidak berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Hal ini
dapat dilihat bahwa t hitung Indeks Nikkei 225 sebesar 0,130743
dengan tingkat probabilitas > 0,05 yaitu sebesar 0,4817. Oleh karena
itu, dari hasil penelitian tersebut menolak H1 dan menerima H0 yaitu
variabel Indeks Nikkei 225 tidak berpengaruh signifikan terhadap
IHSG.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fakri Rezy (2011)
bahwa Indeks Nikkei tidak memiliki pengaruh terhadap IHSG. Hal ini
dapat dilihat pada tahun 2011 Jepang terkena tsunami dan Indeks
Nikkei 225 mengalami penurunan. Namun IHSG pada tahun tersebut
tidak mengalami penurunan bahkan pada tahun 2011 pergerakan IHSG positif.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Adrian
Agung (2010) yang menyatakan bahwa Indeks Nikkei 225
berpengaruh terhadap IHSG. Hal ini dilatarbelakangi karena Jepang
merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama Indonesia. Sehingga
perubahan kondisi perekonomian Jepang yang akan tercermin di
Indeks Nikkei 225 akan memberikan pengaruh bagi perekonomian
4.Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menguji seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Analisis ini
untuk menguji seberapa besar pengaruh antara variabel tingkat suku bunga
SBI, kurs rupiah, harga emas dunia, Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei
225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berikut adalah hasil
analisis dengan menggunakan regresi linier berganda berdasarkan pada
model kuadrat terkecil yang dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh
variabel tingkat suku bunga SBI, kurs rupiah, harga emas dunia, Indeks
Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) :
Tabel 4.14
Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: LOG_IHSG Method: Least Squares
Date: 07/25/13 Time: 00:56 Sample: 2008M01 2011M12 Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.315598 1.995109 0.659412 0.5132 SBI -0.888772 0.461991 -1.923786 0.0612 LOG_KURS -0.808947 0.310827 -2.602565 0.0127 LOG_HARGA_EMAS 0.809716 0.113078 7.160703 0.0000 LOG_HSI 0.553794 0.148923 3.718662 0.0006 LOG_NIKKEI 0.130743 0.184171 0.709900 0.4817 R-squared 0.970101 Mean dependent var 3.413055 Adjusted R-squared 0.966541 S.D. dependent var 0.147762 S.E. of regression 0.027028 Akaike info criterion -4.267402 Sum squared resid 0.030682 Schwarz criterion -4.033502 Log likelihood 108.4177 Hannan-Quinn criter. -4.179011 F-statistic 272.5417 Durbin-Watson stat 1.569820 Prob(F-statistic) 0.000000
Berdasarkan tabel 4.12, hubungan masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Dari persamaan regresi diatas dapa diketahui :
1. Hasil regresi menunjukkan konstanta sebesar 1,315598 menyatakan
bahwa jika nilai tingkat suku bunga SBI, kurs rupiah, harga emas dunia,
Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 adalah konstan atau sama
dengan nol, maka dapat dikatakan bahwa dalam periode 2008-2011
jumlah IHSGadalah sebesar 1,315598 poin.
2. Tingkat suku bunga SBI (X1) menunjukan nilai sebesar -0.888772
menyatakan bahwa jika nilai tingkat suku bunga SBI naik 1% dan nilai
kurs rupiah, harga emas dunia, Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 adalah konstan, maka akan menurunkan nilai IHSG sebesar 0,888772
poin.
3. Kurs rupiah (X2) menunjukan nilai sebesar -0,808947 menyatakan bahwa
jika nilai kurs rupiah naik 1 rupiah dan tingkat suku bunga SBI, harga
emas dunia, Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225 adalah konstan,
maka akan menurunkan nilai IHSG sebesar 0,808947 poin.
4. Harga emas dunia (X3) menunjukan nilai sebesar 0,809716 menyatakan
bahwa jika nilai harga emas dunia naik 1 USD/Troy Ounce dan tingkat
suku bunga SBI, kurs rupiah, Indeks Hang Seng dan Indeks Nikkei 225
adalah konstan, maka akan menaikan nilai IHSG sebesar 0,809716 poin.
5. Indeks Hang Seng (X4) menunjukan nilai sebesar 0,553794 menyatakan
bahwa jika nilai Indeks Hang Seng naik 1 poin dan tingkat suku bunga SBI, kurs rupiah, harga emas dunia dan Indeks Nikkei 225 adalah
konstan, maka akan menaikan nilai IHSG sebesar 0,553794 poin.
6. Indeks Nikkei 225 (X5) menunjukan nilai sebesar 0,130743 menyatakan
bahwa jika nilai Indeks Nikkei 225 naik 1 poin dan tingkat suku bunga
SBI, kurs rupiah, harga emas dunia dan Indeks Hang Seng adalah
konstan, maka akan menaikan nilai IHSG sebesar 0,130743 poin.
5.Koefisien Determinasi
Hasil nilai adjusted R square dari regresi digunakan untuk mengetahui
besarnya variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel-variabel
independennya. Berikut adalah hasil AdjustedRsquare :
Tabel 4.15 Hasil AdjustedRsquare
Dependent Variable: LOG_IHSG Method: Least Squares
Date: 07/25/13 Time: 00:56 Sample: 2008M01 2011M12 Included observations: 48
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.315598 1.995109 0.659412 0.5132 SBI -0.888772 0.461991 -1.923786 0.0612 LOG_KURS -0.808947 0.310827 -2.602565 0.0127 LOG_HARGA_EMAS 0.809716 0.113078 7.160703 0.0000 LOG_HSI 0.553794 0.148923 3.718662 0.0006 LOG_NIKKEI 0.130743 0.184171 0.709900 0.4817 R-squared 0.970101 Mean dependent var 3.413055 Adjusted R-squared 0.966541 S.D. dependent var 0.147762 S.E. of regression 0.027028 Akaike info criterion -4.267402 Sum squared resid 0.030682 Schwarz criterion -4.033502 Log likelihood 108.4177 Hannan-Quinn criter. -4.179011 F-statistic 272.5417 Durbin-Watson stat 1.569820
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil output Eviews 7.0 pada tabel 4.14, diperoleh nilai
adjusted R2 adalah sebesar 0,966541. Hal ini berarti 96,65 % variabel
dependen yaitu IHSG dapat dijelaskan oleh kelima variabel independen
yaitu tingkat suku bunga SBI, kurs rupiah, harga emas dunia, Indeks Hang
Seng dan Indeks Nikkei 225. Sedangkan sisanya sebesar 3,15 % dijelaskan
oleh variabel lain yaitu harga minyak dunia, GDP, Indeks Dow Jones dan
BAB V