• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif

Berikut deskripsi data masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari masing-masing variabel.

Tabel 2. Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

Harga saham 60 17.100 1.460,39 3.084,85

EVA -3.966.852.308.390 81.265.538.907 -194.503.973.348,52 597.976.197.772.242

Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 1 menunjukkan harga saham tahunan, dimana diketahui nilai rata-rata harga saham adalah Rp. 1,460.39 dengan standar deviasinya sebesar Rp. 3.084,85. Hal ini berarti variasi data sangat besar (lebih dari 30% dari mean). Harga saham terendah dalam kurun waktu 2012-2015 dimiliki oleh PT. Asia Pasific Fibers Tbk sebesar Rp. 60,00 pada tahun 2012-2015 dimana harga tersebut hampir mendekati batasan harga terendah saham di BEI yaitu Rp. 50,00. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang masih memburuk sehingga perusahaan ini lebih banyak melayani kebutuhan domestik dari pada luar negeri yang akibatnya pada penurunan penjualan. Harga saham tertinggi pada tahun 2014 yang dimiliki oleh PT. Centex Tbk sebesar Rp. 17.100,00.

Nilai EVA terendah dalam kurun waktu 2011-2014 yaitu -Rp. 3,966,852,308,390 pada tahun 2014 yang dimiliki oleh PT. Asia Pasific Fibers Tbk yang disebabkan oleh penurunan penjualan secara signifikan akibat pelemahan mata uang rupiah. Nilai EVA tertinggi pada tahun 2011 yaitu Rp. 81.265.538.907 dimiliki oleh PT Polychem Indonesia Tbk. Adapun EVA negatif disebabkan oleh biaya yang

16

dikeluarkan untuk pembiayaan modal yang terukur oleh capital charge lebih besar dibandingkan dengan NOPAT yang diperoleh perusahaan. Penyebab lain yaitu karena perusahaan pada tahun tersebut tidak mampu menghasilkan laba atau mengalami kerugian, sehingga nilai NOPAT menjadi negatif. Nilai rata-rata EVA adalah – Rp. 194,503,973,349 lebih kecil dari standar deviasinya yaitu Rp. 597,976,197,772, hal ini menunjukkan bahwa data mempunyai simpangan yang besar.

Tabel 3. Hasil Perhitungan EVA

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015

Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan EVA pada perusahaan tekstil dan garment yang berfluktuasi dari tahun 2011 sampai tahun 2014 namun penurunan yang tajam terjadi pada tahun 2014. Penurunan ini disebabkan oleh perusahaan pada tahun tersebut tidak mampu menghasilkan laba atau mengalami kerugian.

Dari 14 (empat belas) perusahaan tekstil dan garment yang di teliti rata-rata nilai EVA pada perusahaan tekstil dan garment adalah negatif, hanya 2 (dua) perusahaan yang menghasilkan nilai EVA positif selama tahun 2011-2014. Perusahaan itu adalah Indo Rama Synthetic Tbk dan Pan Brother Tbk. Indo Rama

Synthetic Tbk adalah perusahaan perdana Indorama, yang mulai beroperasi secara

2011 2012 2013 2014

1 Polychem Indonesia Tbk (ADMG) 81.266 9.572 2.745 -299.094

2 Argo Pantes Tbk (ARGO) -137.943 -87.550 -38.189 -263.246

3 Centex Tbk (CNTX) 12.316 -14.711 -1.099 2.876

4 Erantex Djaya Tbk (ERTX) 30.222 -3.167 -1.974 5.834

5 Ever Shine Textile Industry Tbk (ESTI) 2.804 -45.735 -75.336 -79.819

6 Pan Asia Indosyntec Tbk (HDTX) -6.327 -1.480 -264.879 -29.116

7 Indo Rama Synthetic Tbk (INDR) 25.316 3.020 3.339 15.783

8 Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) -147.998 -173.624 -121.239 -209.740

9 Pan Brother Tbk (PBRX) 25.944 15.621 25.210 22.333

10 Asia Pasific Fibers Tbk (POLY) -694.570 -999.899 -1212.151 -3966.852

11 Sunson Textile Manufactur Tbk (SSTM) -46.332 -38.649 -37.615 -35.593

12 Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) -538.089 -1550.357 -37.507 -22.552

13 Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) -3.079 -3.277 -1.841 -0.765

14 Unitex Tbk (UNTX) -13.381 -24.144 40.151 12.345

-100.704 -208.170 -122.885 -346.258

Rata-rata

17

komersial pada tahun 1975 dan salah satu produsen terbesar polyester di Indonesia. Indorama Synthetics merupakan salah satu eksportir terbesar di Indonesia dan telah menjadi pemenang reguler dari Primaniyarta penghargaan bergengsi untuk kinerja ekspornya. Perusahaan ekspor ke pelanggan premium di Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Timur Tengah. Sebuah proses yang berkesinambungan dari reinvestasi dan produktivitas program peningkatan telah membuat Indorama Synthetics menjadi salah satu produsen yang paling kompetitif dari polyester di seluruh dunia. Pan Brother Tbk adalah perusahaan yang kegiatannya mencakup industri garmen. Perusahaan ini menghasilkan produk-produk bermerek seperti Calvin Klein Jeans, Greg Norman, Nike, Tommy Hilfiger, Axis, Gap/Old Navy, Chaps Polo Ralph Lauren, Fila, Zara, Reevok, Arena, Trussardi, Esprit, JC Penney, Charing, Sears, May Department Store Perusahaan memasarkan produknya ke berbagai belahan dunia, seperti Amerika, Eropa Barat dan Timur, Kanada, Jepang, dan Australia.

Industri Tekstil dan Garment banyak memiliki rata-rata nilai EVA negatif, dikarenakan keadaan perekonomian pada tahun pengamatan 2011 – 2014 mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi global akibatnya penjualannya mengalami penurunan sehingga laba yang dihasilkan menurun. Hal ini dikarenakan industri tekstil dan garment tidak mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri yang lebih murah dan tidak adanya industri khusus untuk menyediakan bahan baku sendiri, sehingga sebagian besar industri tekstil mengimpor bahan bakunya. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab harga produk dari industri tekstil dan garment menjadi mahal.

Hasil Pengujian

Hipotesis H1 memprediksi bahwa EVA berpengaruh positif terhadap harga saham karena jika EVA meningkat atau tinggi maka ada nilai tambah yang diperoleh perusahaan sehingga dapat menarik investor karena keuntungan yang diperoleh perusahaan lebih tinggi dari modal yang digunakan dan keuntungan yang dinikmati investor semakin besar. Hipotesis ini diuji menggunakan analisis regresi sederhana.

18

Sebelum melakukan analisis regresi sederhana, akan dilakukan uji asumsi klasik, hasil uji asumsi klasik adalah sebagai berikut:

Uji Asumsi Klasik

Tabel 4. Hasil Uji Asumsi Klasik

Asumsi Uji Ho Hasil Indikator

Uji Keterangan Normalitas Kolmogorov – smirnov Sign < 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal Tolak Ho Sign = 0.024 Menerima Ha yang berarti data berdistribusi normal

Autokorelasi Dubin-Watson Nilai DW antara du sampai 4-du Terima Ho DW = 1.967 Tidak ada autokorelasi

Heterokedastisitas Uji Glejser Sign antara variabel independen dengan absolud residual > 0.05 Terima Ho Sign = 0.125 Model tidak terjadi heterokedasti sitas

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa model sudah terbebas dari pelanggaran asumsi normalitas, autokorelasi dan heterokedastisitas.

19 Uji Signifikan Secara Parsial (uji t)

Berikut adalah tabel dari hasil pengujian hipotesis:

Tabel 5. Hasil Uji Signifikan Secara Parsial (uji t)

Variabel Koefisien Regresi T Sign.

EVA 9.088E-10 1.326 0.191

Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016

Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4 dapat diketahui bahwa EVA memiliki signifikansi sebesar 0.207. Nilai signifikansi EVA 0.191 > 0.05 menunjukkan bahwa variabel EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garment (α = 0.05).

Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil regresi sederhana, dapat diketahui bahwa nilai R Square adalah 0.035. Hal ini berarti 3.5% dapat dijelaskan oleh EVA terhadap harga saham dan sisanya 96.5% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.

Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan estimasi pada model kinerja keuangan perusahaan maka akan ditelaah lebih lanjut mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garment. Di bawah ini merupakan hasil pengujian EVA terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garment:

Pengaruh EVA terhadap harga saham

Berdasarkan Tabel 5, model pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garment dapat dilihat bahwa nilai signifikansi EVA sebesar

20

0.191 dan nilai koefisiennya sebesar 9.088E-10. Nilai koefisien yang positif dan tidak signifikan tersebut menunjukkan bahwa EVA tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan tekstil dan garmen secara signifikan.

Hal ini mendukung temuan dari Haryuningputri dan Widyarti (2012) yang menyatakan bahwa EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan hasil penelitian Suciyati (2011) yang mengungkapkan bahwa EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh perilaku investor dalam pengambilan keputusan investasi saham di industri tekstil dan garment yang tidak hanya memperhatikan faktor internal dengan melihat kinerja keuangan (EVA) tetapi juga memperhatikan faktor eksternal seperti inflasi, suku bunga, kebijakan moneter dan kebijakan politik (Haryuningputri dan Widyarti, 2012).

Adanya faktor tersebut mengakibatkan tekanan terhadap nilai jual saham, yang notabene tidak ada kaitannya dengan kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Amperaningrum dan Agung (2011) mengenai pengaruh tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan tingkat inflasi terhadap perubahan harga saham sub sektor perbankan di BEI menjelaskan bahwa secara simultan tingkat suku bunga SBI, nilai tukar dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap harga saham. Pada tahun pengamatan 2011-2014 juga terjadi pelemahan pertumbuhan ekonomi global yang disebabkan oleh krisis utang Eropa dan kekhawatiran terhadap prospek pemulihan perekonomian Amerika Serikat. Akibatnya harga saham perusahaan cenderung menurun. Banyak penanam modal menarik kembali modal yang telah mereka investasikan dan banyak orang yang membatalkan niatnya untuk melakukan investasi karena krisis tersebut. Krisis ini juga menyebabkan daya beli masyarakat internasional terutama Amerika Serikat menjadi menurun. Berdasarkan keadaan tersebut, dapat diketahui bahwa walaupun kinerja perusahaan bagus tetapi tidak mampu mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modal. Hal ini berarti tinggi rendahnya harga saham tidak dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.

EVA menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah yang dapat dilihat dari seberapa besar perusahaan menghasilkan laba

21

operasi yang telah dikurangi dengan biaya modal yang digunakan untuk menghasilkan laba.

Jika EVA > 0 maka terjadi nilai tambah perusahaan, laba yang diperoleh melebihi harapan investor perusahaan dapat mengembalikan pinjaman kreditur serta dapat menganggarkan pemberian bonus kepada karyawan. EVA = 0, maka laba yang diperoleh impas untuk memenuhi harapan kreditur dan investor. Ketika EVA < 0 artinya kinerja perusahaan tidak baik karena perusahaan tidak terjadi nilai tambah, laba yang tersedia tidak mampu memberikan pengembalian setimpal dengan yang ditanam investor.

EVA yang tidak signifikan menunjukkan bahwa setiap perubahan EVA tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor yang ingin berinvestasi dalam saham tidak memperhatikan nilai EVA.

PENUTUP

Dokumen terkait