• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filtrat (1 tetes) FeCl3 1% (3 tetes) NaOH 10% (3 tetes) Mg-HCl cair (3 tetes) H2SO4 (3 tetes) Warna hitam / kehitaman Warna ungu kemerahan Warna merah muda Warna jingga kekuningan

Sampel (2-4 gram) Ekstrak Metanol (20 mL)

Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini adalah penjaga kawasan Cagar Alam Martelu Purba, Desa Purba Tongah, Kab. Simalungun. Informan lainnya adalah warga setempat yang lebih banyak mengerti mengenai tumbuhan yang berada di kawasan Cagar Alam sehingga dapat mempermudah dalam pengenalan dan pengambilan sampel.

Hasil wawancara dengan Bapak Sitio dan Bapak Purba, maka diperoleh beberapa jenis tanaman yang mengandung racun. Nama lokal tumbuhan beracun yang diperoleh antara lain Sitorhom, Lang-lang Habungan, Rube-rube, Silambau, Langge, Latong Anduri, Tabar-tabar, Birah, Andor Hutdali, Dosih, Latong Andosari, Rube, Tomu Ring-ring, Hau Palu-palu ni Ogung.

Ciri-ciri tanaman beracun yang dimaksudkan oleh informan kunci dijelaskan kepada pemandu Ressort Cagar Alam Martelu Purba sehingga jenis ini dapat dikenali pada saat eksplorasi. Berdasarkan informasi ini maka tanaman tersebut dijadikan sampel pada saat pengeksplorasian di lapangan. Tanaman lain yang dicurigai mengandung racun berdasarkan aroma, warna, ciri fisik dan kandungan getahnya juga ikut dijadikan sampel untuk selanjutnya diuji di Laboratorium Kimia Bahan Alam, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara.

Deskripsi Tumbuhan Beracun yang Ditemukan di Cagar Alam Martelu Purba

1. Birah (Alocasia arifolia Hallier. F) 21

Birah merupakan tumbuhan bawah. Alocasia, suatu tanaman yang memiliki banyak penggemar. Alocasia termasuk tanaman keras (rhizomatous) dan berdaun lebar (tuberous) dari keluarga Araceae. Tercatat saat ini yang sudah diketahui terdapat lebih dari 80 species yang berasal dari daerah tropis dan subtropis Amerika Selatan, Asia hingga ke Australia Timur. Karakteristik tanaman dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Alocasia arifolia Hallier. F Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Angiosperms Kelas : Monocots Order : Alismatales Famili : Araceae Genus : Alocasia

Species : Alocasia arifolia Hallier f.

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah Flavanoid, Terpen, dan Alkaloid.

Daun : Tata daun berbentuk hati (segittate), daun besar tumbuh dengan panjang 20-90cm pada tangkai panjang. daun berbentuk panah, warna hijau tua dengan striping tipis.

Bunga : Bunga tidak ditemukan pada saat diidentifikasi. Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi.

Akar : Tipe perakarannya merupakan tipe perakaran serabut. 2. Latong Andosari (Alstonia scholaris L.R. Br.)

Latong andosari merupakan pohon. Latong andosari disebut pulai, termasuk ke dalam famili tumbuhan Apocynaceae. Pulai (Alstonia sp) merupakan tumbuhan asli Indonesia dan penyebarannya cukup luas di Indonesia. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Alstonia scholaris L.R. Br. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Class : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Alstonia

Spesies : Alstonia scholaris (Chevalier, 2000)

Kandungan kimia : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, antara lain: kulit batang: saponin, flavonoida dan polifenol. Alkaloid : ditamine (C18H19NO3), ditaine (echititamine), echi-kaoetchine. Zat pahit : echeretine, echicherine.

Daun : Daun tunggal, tersusun melingkar 4-9 helai, bertangkai dengan panjang 7,5-15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-23 cm, lebar 3-7,5 cm , warna hijau. Bunga : Perbungaan majemuk tersusun malai yang bergagang

panjang, keluar dari ujung tungkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan.

Biji : Biji tidak ditemukan saat identifikasi.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe akar tunggang.

3. Baringtonia sp.

Tumbuhan ini merupakan pohon. Pohon tumbuh tegak dengan batang tampak bekas tempelan daun yang besar. Daun membulat telur sungsang atau

lonjong-membulat telur sungsang. Perbungaan berbentuk tandan dan letaknya diujung, jarang di ketiak, kelopak bunga hijau seperti tabung panjang, daun mahkota putih, menjorong, benang sari memerah di ujung, putik memerah di ujung. Buahnya membundar telur, menirus ke ujung, menetragonal tajam ke pangkal yang mengggubang, bila muda berwarna hijau setelah tua menjadi coklat. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Baringtonia sp. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo :Lecythidales Famili : Genus : Spesies : Barringtonia sp.

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Terpen dan Saponin.

Daun : Daun berbentuk membulat telur sungsang atau lonjong, membulat telur sungsang.

Bunga : Bunga tidak ditemukan pada saat diidentifikasi. Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran tunggang.

4. Hau Palu-palu Ni Ogung (Canarium album (Lour.) Raeusch )

Hau Palu-palu Ni Ogung merupakan jenis pohon. Canarium album (Lour.) Raeusch dikenal sebagai zaitun putih Cina. Canarium adalah marga dari sekitar 75 jenis pohon tropis dari suku Burseracerae. Asal tanaman ini adalah Afrika tropis, Asia selatan, Nigeria selatan, Madagaskar, Mauritius, India, Tiongkok selatan, Indonesia dan Filipina. Tinggi tumbuhan hijau abadi ini dapat mencapai 40-50 meter. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Canarium album (Lour.) Raeusch Klasifikasi Kerajaan Divisi Kelas Ordo Famili Genus : Canarium

Spesies : Canarium album (Lour.) Raeusch

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah dari golongan Flavanoid, Terpen, Alkaloid, dan Saponin.

Daun : Daun majemuk tunggal dalam kedudukan

tersebar, kedudukan anak daun berpasangan. Tangkai anak daun menebal di pangkal dan di ujung.

Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran tunggang.

5. Silambau (Clidemia hirta Bl.)

Silambau merupakan tumbuhan bawah. Tumbuhan ini memiliki tinggi 0,5-2 meter. Tumbuhan ini juga berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik,

percabangan simpodial, cokalat. Penyebaran : Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir hutan, semak belukar dan tepi jurang. Habitat : Tumbuh di dataran rendah hingga kurang lebih 1.500 m dpl. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Clidemia hirta B1. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Famili : Melastomataceae Genus : Clidemia

Spesies : Clidemia hirta (L.) D. Don

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Terpen dan Saponin.

Daun : Daun tunggal berbentuk bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau.

Bunga : Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan. Biji : Biji yang ditemukan berukuran kecil dan

berwarna ungu.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran tunggang.

6. Lang-lang Habungan (Coleus scutellarioides (I). Benth.)

Lang-lang Habungan merupakan tumbuhan bawah. Tanaman Iler, dalam bahasa latin (ilmiah) disebut dengan nama Coleus scutellarioides (L.) Benth., juga disebut Coleus atropurpureus Benth. termasuk kedalam famili tumbuhan Labiatae. Di beberapa daerah tanaman ini juga dikenal dengan nama Si gresing, Miana, Jawer kotok, Saru-saru, Ati-ati, Kentangan atau Majana. Sebenarnya naman tumbuhan ini hanya “Iler” saja, namun karena yang paling sering digunakan adalah daunnya saja maka orang lebih biasa menyebutnya dengan Daun Iler. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Tanaman Iler bisa tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Dapat tumbuh liar di sekitar sungai atau pematang sawah, ladang-ladang, atau di kebun-kebun sebagai tanaman hias. Untuk pengobatan tradisional, yang dimanfaatkan adalah bagian daunnya.

Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Famili : Genus :

Spesies : Coleus scutellarioides (I). Benth

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Terpen dan Saponin.

Daun : Berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka ragam.

Bunga : Berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang.

Biji : Biji tidak ditemukan saat diidentifikasi.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah perakaran serabut.

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan bawah. Nama umum tumbuhan ini adalah Pacing putih atau Pacing tawar. Nama daerah tumbuhan ini di lokasi penelitian Cagar Alam Martelu Purba adalah Tabar-tabar. Pacing tawar merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi 0,5m - 3m dan menyukai tempat lembap dan teduh, terdapat sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Batangnya berwarna kuning kecoklatan, sebesar jari orang dewasa dan banyak mengandung air serta mudah dipatahkan, selaras dengan atang, Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Costus speciosus Sm. Klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Liliopsida Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Costus

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Terpen dan Alkaloid.

Daun : Berwarna hijau, tunggal, tangkainya pendek dan berhelai memanjang sampai bentuk

Bunga : Bunga tidak ditemukan saat identifikasi

Biji : Biji berwarna hitam dengan aril berdaging yang berwarna putih.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran serabut.

8. Andor Hundali(Dioscorea sp.)

AndorHundali merupakan tumbuhan bawah. Tanaman uwi-uwian

(Dioscorea spp.) merupakan tanaman sumber karbohidrat yang banyak tumbuh di Indonesia, namun keberadaannya sekarang ini sudah mulai tersingkir oleh banyaknya tanaman sumber karbohidrat yang berasal dari luar Indonesia. Penanaman uwi-uwian masih cukup luas di pedesaan walaupun juga semakin terancam kelestariannya.. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Dioscorea sp. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Liliales Famili : Genus : Spesies : Dioscorea spp

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah dari golongan Flavanoid, Terpen, Alkaloid dan Saponin.

Daun : Daun majemuk, bertangkai, beranak daun tiga (trifoliolatus), warna hijau, panjang 20-25 cm, lebar 1-12 cm, helaian daun tipis melemas, bentuk lonjong, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan melengkung, permukaan kasap.

Bunga : Bunga majemuk, bentuk bulir, dan muncul dari ketiak daun.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran serabut.

9. Sitorhom (Eugeniasp.)

Tumbuhan ini merupakan pohon. Eugenia adalah genus tanaman berbunga dalam keluarga murad Myrtaceae. Memiliki seluruh dunia, meskipun sangat tidak merata, distribusi di daerah tropis dan subtropis. Sebagian besar dari sekitar 1.000 spesies terjadi di daerah tropis Dunia Baru, terutama di Andes utara, Karibia, dan Hutan Atlantik (hutan pantai) dari timur laut Brazil. Pusat-pusat keanekaragaman termasuk Kaledonia Baru dan Madagaskar. Nama daerah tumbuhan ini di lokasi penelitian Cagar Alam Martelu Purba adalah Sitorhom. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Eugenia sp. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae Genus : Eugenia Spesies : Eugenia sp.

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Flavonoid, Terpen, dan Saponin.

Daun : Kuncup daunnya di ujung ranting terlindungi oleh sepasang meninggalkan bekas berupa rantingnya. Serta, tulang daun lateral yang pertama cenderung lurus dan menyudut terhadap ibu tulang daun di bagian pangkal daun; membentuk pola tiga-cabang (tri-veined) yang khas. Daun tunggal, bersilang berhadapan, tanpa daun penumpu.

Bunga : Bunga banci. Atinomorf, kelopak dan mahkota 4-5, berlekatan, benang sari banyak, satu putik.

Biji : Biji sedikit atau tanpa endosperm.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah perakaran tunggang.

Rube merupakan pohon. Ficus adalah secara alamiah tumbuh di daerah

zonaFicus ini dapat

berupa familia ara atau kayu arakayu aroki ara;fig trees atau figs). PCommon Fig; Ficus carica) adalah spesies yang banyak ditemukan di daerah Asia Barat Daya, Timur Tengah dan sekitar karena buahnya.

Gambar 14. Ficus lowii King Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Bangsa : Urticales Suku : Moraceae Marga : Ficus

Jenis : Ficuss lowii King

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Flavonoid, Terpen, Alkaloid, dan Saponin.

Daun : Daun berbentuk kerucut memanjang dan meninggalkan bekas serupa cincin.

Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran

tunggang. 11. Rube-rube ( Ficus sinuata Thunb)

Rube-rube merupakan pohon. Ara (Ficus) kebanyakan berupa tumbuhan tropis yang hijau sepanjang tahun dan menghuni berbaga beberapa spesies yang menggugurkan daun tumbu wilayah tropis dan di dataran tinggi. Jenis-jenis ara dikenali

dari

tumbuhan ini di lokasi penelitian Cagar Alam Martelu Purba adalah Rube-rube. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Ficus sinuata Thunb Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Bangsa : Urticales Suku : Moraceae Marga : Ficus

Jenis : Ficus sinuata Thunb

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Flavonoid, Terpen, dan Saponin.

Daun : Kuncup daunnya di ujung ranting terlindungi oleh sepasang meninggalkan bekas berupa rantingnya. Serta, tulang daun lateral yang pertama cenderung lurus dan menyudut terhadap ibu tulang daun di bagian pangkal daun; membentuk pola tiga-cabang (tri-veined) yang khas.

Bunga : Buah ara sebetulnya adalah

peri

bentuknya menyerupai tertutup, di mana pada dinding dalamnya berjejal-jejal kuntum-kuntum bunga ara yang berukuran amat kecil. Jika bunga-bunga ini telah berkembang menjadi buah, dengan ukuran yang sama kecilnya, barulah tepat dapat disebut sebagai buah, meskipun juga hanya

Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini banyak di antaranya yang memiliki

12. Rukam (Flacourtia rukam Zoll. & Mortizi)

Rukam merupakan pohon. Rukam atau Rukem adalah nama pohon penghasil buah yang konon merupakan tanaman asli Indonesia. Rukam yang dalam bahasa latin disebut Flacourtia rukam yang mulai langka di Indonesia. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Flacourtia rukam Zoll. & Mortizi Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Violales Famili : Genus :

Spesies : Flacourtia rukam Zoll.& Mortizi

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah dari golongan Flavanoid, Terpen, dan Saponin.

Daun : Daun Rukam atau Rukem berbentuk bundar telur lonjong atau lonjong melanset dengan panjang antara 10 – 18 cm dan lebar antara 4 – 9 cm. Pinggiran daun bergerigi kasar. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilat. Saat masih muda daun pohon Rukan berwarna merah kecoklatan.

Bunga : Berbentuk tandan dengan sedikit bunga,

berukuran pendek, berada di ketiak daun, berbulu halus; gagang bunga panjangnya 3-4 mm. Bunga Rukam atau Rukem berwarna kuning kehijau-hijauan, umumnya berkelamin tunggal.

Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi. Buah rukam bertipe buah buni, bentuknya bulat gepeng sampai bulat telur sungsang dengan diameter 2-2,5 cm. Buah berwarna hijau muda sampai merah jambu atau hijau-lembayung sampai merah tua.

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran tunggang.

13. Langge (Homalonema propinqua Ridl. )

Langge merupakan tumbuhan bawah dan tumbuhan ini merupakan jenis talas-talasan.. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Homalonema propinqua Ridl. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Kelas : Ordo : Famili : Genus :

Spesies : Homalonema propinqua Ridl.

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung adalah dari golongan Flavanoid, Terpen, Alkaloid, dan Saponin.

Daun : Daun tunggal, tangkai panjangnya 50-60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70-90 cm, lebar 20-35 cm, dan berwarna hijau tua.

Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi. Akar : Tipe perakarannya merupakan tipe perakaran

14. Latong Anduri ( Litsea sp.)

Latong Anduri merupakan jenis pohon. Litsea adalah marga tumbuhan anggota suku Lauraceae yang kebanyakan berupa pohon atau semak. Anggotanya sekitar 200 sampai 400 Kebanyakan anggota berasal dari dari dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Litsea sp. Klasifikasi Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Bangsa : Laurales Suku : Lauraceae Marga : Litsea Spesies : Litsea sp.

Kandungan kimia : Kandungan tidak ditemukan pada saat dilakukan uji skrining.

Daun : Daun tunggal, lonjong, tepi rata ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 10-14 cm, Lebar 7-9 cm, hijau.

Bunga : Bunga tidak ditemukan saat diidentifikasi. Biji : Biji berbentuk bulat dan berwarna putih kotor. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe

perakaran tunggang. 15. Dosih (Rubus moluccanus eelkek)

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan bawah. Ditemukan pada ketinggian sampai dengan 2100 meter di Himalaya. Rentang E. Asia - Himalaya ke Sri Lanka. Australia - New South Wales, Queensland, Victoria. . Bunga merah muda merah atau putih. Buah merah lebar 1,2 cm. Rubus moluccanus adalah semak gugur. Bunga-bunga hermaprodit (memiliki baik laki-laki dan organ kewanitaan) dan diserbuki oleh serangga. Nama daerah tumbuhan ini di lokasi penelitian Cagar Alam Martelu Purba adalah Dosih. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Rubus moluccanus (eelkek) Klasifikasi Kingdom : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Family Genus : Rubus L

Species : Rubus moluccanus L.

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Flavanoid, Terpen, Alkaloid dan Saponin

Daun : Berdaun tunggal, helai daun berbentuk bulat telur, pertulangan daun menyirip, pangkal tangkai bersayap dengan ujung daun runcing, pangkal daun berbentuk jantung dan permukaan daun licin berwarna hijau, sisi bawah daun berambut.

Bunga : Bunga tunggal, titik tumbuh bunga di ujung cabang.

Biji : Biji bulat, keras, kecil berwarna putih kelabu. Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran

serabut.

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan bawah. Saurauia pendula adalah jenis tumbuhan dikotil dijelaskan oleh Carl Ludwig von Blume . Saurauia pendula termasuk dalam genus Saurauia dan keluarga Actinidiaceae. Nama lokal Indonesia adalah kileho. Nama daerah tumbuhan ini di lokasi penelitian Cagar Alam Martelu Purba adalah Tomu ring-ring. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Saurauia pendula Blume Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Theales

Famli : Artinidiaceae

Genus : Saurauia

Spesies : Saurauia pendula Blume

Kandungan kimia : Kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini adalah golongan Terpen, Alkaloid dan Saponin.

Daun : Posisi daun bersilangan dengan tepi daun yang bergerigi. Terdapat bintil-bintil khas di kuncup daun dan daunnya.

Bunga : Buah tidak ditemukan pada saat diidentifikasi Biji : Biji tidak ditemukan pada saat diidentifikasi

Akar : Tipe perakaran tumbuhan ini adalah tipe perakaran serabut.

Tingkat Keanekaragaman Tumbuhan Beracun di Cagar Alam Martelu Purba

Tumbuhan beracun yang ditemukan di Cagar Alam Martelu Purba ada enam belas jenis tumbuhan. Data analisis tumbuhan beracun dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Hasil analisis vegetasi tumbuhan beracun (tumbuhan bawah) di Cagar Alam Martelu Purba

Jenis tumbuhan K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP H’ Alocasia arifolia 360 8,78 0,24 9,71 18,49 2,04 Clidemia hirta 740 18,04 0,42 17,01 35,05

Coleus scutellarioides 600 14,63 0,37 14,97 29,6 Costus speciosus 380 9,26 0,20 8,09 17,35 Dioscopera sp. 440 10,73 0,33 13,36 24,09 Homalonema propinqua 680 16,58 0,44 17,81 34,39 Rubus moluccanus 360 8,78 0,21 8,5 17,28 Saurauia pendula 540 13,17 0,26 10,52 23,69 Total 4100 100 2,47 100 200

Tabel 2. Hasil analisis vegetasi tumbuhan beracun (pohon) di Cagar Alam Martelu Purba Jenis tumbuhan K (ind/ha) KR (%) F FR (%) INP H’ Alstonia scholaris 480 12,97 0,28 10,48 23,45 2,03 Baringtonia sp. 420 11,35 0,3 11,23 22,58 Canarium album 320 8,64 0,25 9,36 18 Eugenia sp. 380 10,27 0,34 12,73 23 Ficus lowii 340 9,18 0,23 8,61 17,79 Ficus sinuate 400 10,81 0,32 11,98 22,79 Flacourtia rukam 700 18,91 0,48 17,97 36,88 Litsea sp. 660 17,83 0,47 17,6 35,43 Total 3700 100 2,67 100 200

Jenis Silambau (Clidemia hirta) merupakan jenis tumbuhan dengan nilai KR yang paling tinggi dari kelompok tumbuhan bawah yaitu 18, 04 % seperti yang terlihat pada Tabel 2 dan jenis Flacourtia rukam dari kelompok semai pohon memiliki nilai KR yang tertinggi yaitu 18,91 % seperti yang terlihat pada Tabel 3. Nilai ini menunjukkan bahwa jenis Clidemia hirta dan Flacourtia rukam banyak tumbuh di Cagar Alam Martelu Purba. Sedangkan nilai KR terendah adalah pada jenis Alocasia arifolia dan Rubus moluccanus dari kelompok tumbuhan bawah dengan nilai KR yang sama sebesar 8,78 %. Sedangkan dari kelompok semai pohon, nilai KR terendah adalah jenis Canarium album sebesar 8,64 %. Beragamnya nilai KR dapat disebabkan oleh kondisi hutan yang memiliki beragam kondisi lingkungan dan kemampuan adaptasi tumbuhan yang berbeda juga. Sehingga jenis-jenis tersebut yang mampu beradaptasi cenderung banyak tumbuh. Sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan

yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut cenderung tersebar luas (Loveless, 1989).

Frekuensi relatif (FR) yang paling tinggi dari kelompok tumbuhan bawah terdapat pada jenis Homalonema propinqua sebesar 17,81% dan jenis Flacourtia rukam dari kelompok semai pohon sebesar 17,97 %. Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis ini merupakan jenis yang penyebarannya paling luas. Frekuensi jenis

Homalonema propinqua terdapat banyak pada petak contoh yaitu didapat pada 35 petak contoh. Sedangkan Flacourtia rukam ditemukan di 38 petak contoh. Frekuensi relatif yang terkecil didapat pada jenis Rubus moluccanus dari kelompok tumbuhan bawah sebesar 8,5% yang ditemukan di 17 petak contoh. Jenis yang terkecil frekuensi relatifnya dari kelompok semai pohon adalah jenis

Ficus lowii sebesar 8,61% terdapat di 18 petak contoh. Hal ini menunjukkan kedua jenis dengan FR terkecil merupakan jenis tumbuhan yang jarang dijumpai pada lokasi penelitian. Suin (2002) menyatakan bahwa konstansi atau frekuensi kehadiran organism dapat dikelompokkan atas empat kelompok yaitu jenis aksidental (frekuensi 0-25%), jenis aksesori (25-50%), jenis konstan (50-75%) dan jenis absolut (diatas 75%). Data dalam tabel 2 dan tabel 3 menunjukkan bahwa 16 jenis tumbuhan beracun yang ditemukan pada Cagar Alam Martelu Purba tergolong ke dalam kategori jenis aksidental (0-25%). Jenis tumbuhan ini hanya menyebar terbatas pada daerah tempat tumbuhnya.

Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi yang ditunjukkan pada tabel 2 dan tabel 3 masing-masing adalah jenis Clidemia hirta sebesar 35,05 dan jenis

Flacourtia rukam sebesar 36,88. Besarnya nilai INP ini menunjukkan kepentingan jenis tumbuhan dan peranannya terhadap komunitasnya. Besarnya nilai INP jenis

Dokumen terkait