• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah responden yang diwawancarai pada penelitian ini adalah 105 responden. Dari 105 data yang terkumpul hanya 102 data yang dianalisis. Ketiga data lainnya tidak dimasukan dalam analisis karena tidak layak (jawaban responden yang inkonsistensi) dan termasuk pencilan. Data yang menjadi pencilan adalah data ke-102, 104, dan 105.

Dari hasil analisis data menggunakan SEM, didapat 4 variabel laten yang signifikan, yaitu variabel maqashid syariah poin agama, akal, keturunan, dan harta. Keempat variabel signifikan tersebut, data ke-102 dan 105 menjadi pencilan karena memiliki perbedaan rata-rata nilai variabel akal yang cukup jauh, yaitu sebesar 1.26. Rata-rata nilai variabel poin akal pada data 102 dan 105 sebesar 3.33 dan rata-rata keseluruhan nilai variabel akal 2.07. Kondisi responden ke-102 adalah orang yang aktif mengikuti pelatihan atau seminar dan keadaan responden ke-105 adalah seorang pendidik agama walau ia seorang penjual soto mie di grobak pada siang harinya. Sehingga kedua responden ini memiliki nilai variabel maqashid syariah poin akal yang lebih tinggi dari rata-ratanya. Pada data ke-104 menjadi pencilan karena memiliki rata-rata nilai variabel agama 2, sementara rata-rata nilai variabel agama secara keseluruhan sebesar 3.40. Keadaan responden ke-104 ini hampir tidak pernah melakukan sholat dan tidak suka mengikuti majlis taklim atau pengajian.

Karakteristik Umum Responden

Masyarakat Desa Babakan yang menjadi responden dalam penelitian memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik umum yang membedakannya antara lain : usia, jenis kelamin, pendidikan, kepala rumah tangga, pekerjaan, dan pengeluaran per bulan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner, maka karakteristik responden sebagai berikut:

Usia

Keragaman usia responden pada penelitian ini hampir rata pada jenjang usia 30 samapai 59. Hal ini menunjukkan usia tidak menjadi faktor kemiskinan pada Desa Babakan. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

20-29 12 11.76 30-39 25 24.51 40-49 22 21.57 50-59 22 21.57 60-69 11 10.78 >70 10 9.80 Total 102 100.00 Rata-rata 47

Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 85 orang atau 83.33% dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

Laki-laki 17 16.67

Perempuan 85 83.33

Total 102 100

Tingkat Pendidikan

Responden pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebanyak 35 orang atau 34.31% tidak tamat sekolah dasar dan tidak ada satu pun responden yang melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi. Rata-rata lama pendidikan responden pun hanya 6.76 tahun. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Terakhir

(Lama pendidikan)

Jumlah

(Orang) Persentase (%) Tidak tamat SD (1-5 tahun) 35 34.31

SD (6-8 tahun) 29 28.43

SMP (9-11 tahun) 17 16.67

SMA (12 tahun) 21 20.59

Total 102 100.00

Pekerjaan

Pekerjaan responden didominasi oleh buruh. Buruh disini meliputi buruh bangunan, buruh angkut, dan buruh kebersihan. Mereka bekerja ketika ada yang membutuhkan jasa mereka, sehingga pendapatan setiap bulannya tidak menentu bahkan terkadang tidak ada pemasukan selama berbulan-bulan. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

Buruh 43 42.16 Pegawai 13 12.75 Dagang 25 24.51 Jasa 17 16.67 Pemulung 4 3.92 Total 102 100.00

Pengeluaran Per Bulan

Rata-rata pengeluaran respon untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan sebesar Rp1 386 597. Pengeluaran terbesarnya sebesar Rp3 284 000 dan pengeluaran terkecilnya sebesar Rp200 000. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan Jumlah Pengeluaran per

bulan Jumlah (Orang) Persentase (%)

≤500000 rupiah 13 12.75 510000-1000000 rupiah 18 17.65 1010000-1500000 rupiah 24 23.53 1510000-2000000 rupiah 27 26.47 >2010000 rupiah 20 19.61 Total 102 100.00

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil akhir perhitungan uji validitas untuk semua indikator kuesioner memperlihatkan semua pernyataan valid (sah). Kevalidan ini diperlihatkan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar daripada t tabel sebesar 0.361 untuk �= 5% dengan n= 30 orang. Hasil uji reliabel untuk semua indikator kuesioner juga menunjukkan semua kuesioner reliabel. Hal ini ditunjukan dengan nilai Alpha Cronbach untuk semua kuesioner lebih besar dari nilai r tabel untuk α= 5% dengan n= 30 orang sama dengan nilai t tabel yaitu 0.361. Hasil lengkap uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1.

Gambaran Umum Variabel Maqashid Syariah dan Karakter Miskin Ada lima variabel maqashid syariah dalam penelitian ini, yaitu maqashid syariah: poin agama (MA), poin jiwa (MJ), poin akal (MP), poin keturunan (MK), dan poin harta (MH). Kelima variabel tersebut masing-masing memiliki indikator penilaian yang menggambarkan variabel maqashid syariah. Adapun karakter miskin mengacu pada penelitian Oscar Lewis mengenai Budaya Miskin. Karakter miskin yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sikap ekonomi tidak berpikir panjang, kehamilan muda atau diluar nikah, sikap hidup pasif, dan aspirasi rendah. Berikut hasil penilaian variabel maqashid syariah dan karakter miskin masyarakat Desa Babakan.

Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Agama

Penelitian ini menggunakan 4 variabel keagamaan untuk menilai maqashid syariah poin agama, yaitu: manjalankan sholat 5 waktu (MA1), membaca Al-Qur’an (MA2), mempelajari ilmu agama (MA3), dan berdakwah (MA4). Penilaian terhadap sholat 5 waktu dilihat dari ada atau tidaknya responden meninggalkan kewajiban sholat 5 waktu. Membaca Al-Qur’an dilihat dari kelancaran responden dalam membaca Al-Qur’an. Mempelajari ilmu agama dilihat dari usaha responden dalam mencari ilmu agama, baik melalui mendengarkan dari radio atau menonton televiasi, membaca buku, dan pergi ke majlis taklim.

Gambar 4 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Agama Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden belum memperhatikan sholat 5 waktu dengan baik, bahkan masih sering meninggalkan sholat wajib. Sebesar 42% responden meninggalkan sholat 1-2 kali dalam sehari, 7% responden meninggalkan sholat 3 kali dalam sehari, dan 2% meninggalkan sholat 4 kali dalam sehari. Responden juga masih banyak yang terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an sebesar 36%. Sebesar 47% responden rutin mengikuti majlis ilmu keagamaan (pengajian) minimal 1 kali dalam seminggu dan sebesar 49% responden suka memberikan nasihat terkait keagamaan (berdakwah) ke keluarganya. Masyarakat miskin di Desa Babakan memiliki semangat menuntut ilmu agama yang tinggi namun kurang dalam pengamalannya, terutama ibadah sholat.

Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Jiwa

Maqashid syariah poin jiwa disini lebih melihat pada sisi pemenuhan kebutuhan pangan keluarga responden. Hal ini dimaksudkan jiwa (nyawa) mereka tidak terancam karena kelaparan. Pemenuhan kebutuhan jiwa responden tidak hanya dilihat apakah terpenuhi atau tidak, namun juga bagaimana mereka memenuhinya.

Pada variabel maqashid syariah poin jiwa terdapat 3 indikator yang menjadi penilaian yaitu: terpenuhinya kebutuhan pokok pribadi (MJ1), mengonsumsi makanan bergizi (MJ2), dan frekuensi makan di restoran (MJ3). Kebutuhan pokok pribadi, dilihat dari bagaimana kebutuhan pokok individu di keluarga responden terpenuhi, apakah pas-pasan, cukup, lebih dari cukup, atau merasa kurang terpenuhi kebutuhan pokoknya. Makanan bergizi dilihat dari menu makanan sehari-hari yang dimakan oleh keluarga responden. Melihat menu makanannya apakah ada sayur, daging, buah-buahan, atau lebih banyak mengonsumsi makanan instan seperti mie. Poin ketiga, frekuensi makan di restoran dilihat dari seberapa banyak responden bersama keluarganya pergi ke restoran. Hal ini untuk melihat cara pemenuhan jiwa responden pada tingkat tahsiniyat atau tersier.

18 9 28 3 31 33 47 26 42 36 7 49 7 13 9 12 2 9 9 10 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

MA1 MA2 MA3 MA4

Variabel Maqashid Syariah Poin Agama

STS TS RR S SS

Gambar 5 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Jiwa Gambar 5 menunjukkan bahwa pada MJ1, sebanyak 40% responden hidup dalam keadaan pas-pasan atau pendapatan hanya cukup untuk kebutuhan pokok pribadi keluarga. Menurut penuturan beberapa responden, mereka tidak sampai kekurangan makanan dimana tidak ada makanan sama sekali dalam sehari, namun mereka menghemat dan menerima kondisi makan seadanya. Walau demikian, pada MJ2 dapat dilihat makanan yang dikonsumsi responden justru makanan yang bergizi. Sebesar 41% atau 42 orang menu makanan sehari-harinya minimal sayur dan daging (ikan asin dan ayam). Responden jarang mengonsumsi mie instan atau menu siap saji lainnya karena harga yang mahal. Pada MJ3, sebanyak 49% atau 50 responden tidak pernah makan di restoran sama sekali. Selain karena para responden terbiasa memasak sendiri makanan untuk keluarganya, mereka beranggapan bahwa dengan makan di luar akan membuat boros anggaran pengeluaran keluarga.

Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Akal

Maqashid syariah poin akal disini untuk melihat pendidikan responden. Pada poin akal ini, terdapat 3 indikator yang menjadi penilaian, yaitu: tingkat pendidikan formal (MP1), minat membaca buku (MP2), dan pendidikan informal (MP3). Pendidikan formal dilihat dari lamanya responden menempuh pendidikan formal dan ijazah terakhir yang diperoleh responden. Minat membaca buku dilihat dari intensitas responden membaca buku yang dihitung dengan satuan hari. Sedangkan pendidikan informal dilihat dari banyaknya program pelatihan softskill yang diikuti responden seperti kursus keterampilan, seminar-seminar, workshop, dan lain-lain.

21 15 6 26 41 9 40 34 9 13 8 27 0 2 49 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% MJ1 MJ2 MJ3

Variabel Maqashid Syariah Poin Jiwa

STS TS RR S SS

Gambar 6 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Akal Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat pada gambar 6, bahwa tingkat pendidikan responden sangat rendah. Sebanyak 35% atau 36 orang tidak tamat sekolah dasar. Mereka hanya bersekolah formal paling lama 5 tahun bahkan ada yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali. Menurut penuturan responden, dikehidupan semasa kecilnya, sekolah-sekolah jarang dan walaupun ada harus menempuh jarak yang jauh. Mereka yang tidak mendapat pendidikan formal dengan baik, rata-rata berasal dari keluarga yang orang tuanya tidak mampu. Rendahnya variabel akal juga dapat dilihat pada MP2, yaitu sebesar 71% atau 72 orang yang jarang membaca buku. Pada MP3, dapat diketahui bahwa 45% atau 46 orang tidak pernah mengikuti pendidikan informal sama sekali, baik pelatihan maupun kursus.

Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Keturunan

Maqashid syariah poin keturunan ini untuk melihat karakteristik warga miskin Desa Babkan dalam hal pernikahan. Hal ini penting untuk diteliti, karena pada teori budaya kemiskinan disebutkan bahwa salah satu karakter miskin adalah hamil muda atau di luar nikah.

Pada variabel maqashid syariah poin keturunan ini, terdapat 3 indikator yang menjadi penilaian, yaitu proses menuju pernikahan yang baik (MK1), keharmonisan keluarga (MK2), dan acara pernikahan (MK3). Proses menuju pernikahan ini untuk melihat apakah proses yang dijalankan sesuai dengan aturan Islam atau tidak. Keharmonisan keluarga dilihat dari intensitas pertengkaran anggota keluarga dan ada tidaknya kekerasan dalam rumah tangga. Acara pernikahan dinilai dari bagaimana pesta pernikahan (walimah) diadakan. Pesta pernikahan menunjukan pemenuhan maqashid syariah poin keturunan responden pada tingkat tersier.

0 3 6 24 8 9 13 9 18 28 10 45 35 71 23 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% MP1 MP2 MP3

Indikator Maqashid Syariah Poin Akal

STS TS RR S SS

Gambar 7 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Keturunan Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa sebanyak 59% atau 60 responden berpacaran sebelum menikah dengan waktu lebih dari 3 bulan. Keadaan keluarga responden cenderung kepada keluarga yang harmonis, walau terkadang suka terjadi pertengkaran keluarga sebanyak 45% (MK2). Data MK3 menunjukkan bahwa diadakan pesta pernikahan yang besar-besaran, yaitu sebanyak 37% atau 38 orang. Hasil keseluruhan penelitian pada poin keturunan ini menunjukan bahwa aturan Islam dalam berketurunan kurang diindahkan pada budaya di masyarakat miskin Desa Babakan.

Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Harta

Maqashid syariah poin Harta disini untuk melihat keadaan ekonomi responden. Penilaian terhadap poin harta menjadi sangat penting dalam meneliti ini karena menyangkut kemiskinan yang sesungguhnya, yaitu miskin dalam hal harta. Namun demikian, sesungguhnya penilaian poin harta bukan hanya semata seberapa banyak harta yang dimiliki oleh responden, namun bagaimana responden dalam menerima dan mengelola keadaan hartanya.

Pada variabel maqashid syariah poin harta, terdapat 4 indikator yang menjadi penilaian, yaitu: memiliki penghasilan yang layak (MH1), frekuensi infak (MH2), frekuensi menabung (MH3), dan barang mewah yang dimiliki (MH4). Penghasilan yang layak dilihat dari kecukupan penghasilan per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup satu keluarga responden. Infak dilihat untuk bagaimana responden dalam menyisihkan sebagian rezekinya di jalan Allah, yang dinilai dari intensitas pengeluaran infaknya bukan besarnya infak. Frekuensi menabung dinilai dari intensitas responden dalam menabung yang dihitung dengan satuan hari. Pada MH4, yaitu kepemilikan barang mewah, yang dilihat dalam hal ini adalah barang-barang canggih dan mahal yang dimiliki oleh responden seperti handphone yang dilihat berdasarkan tipenya, laptop, tablet, dan perhiasan dari emas.

8 28 37 24 17 31 2 45 20 8 4 8 59 6 4 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% MK1 MK2 MK3

Variabel Maqashid Syariah Poin Keturunan

STS TS RR S SS

Gambar 8 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Harta Berdasarkan gambar 8, variabel maqashid syariah poin harta pada masyarakat Desa Babakan cenderung menengah ke bawah. Pada indikator MH1, sebanyak 39% atau 40 orang merasa pendapatan keluarga per bulan pas-pasan dengan kebutuhan keluarga, hal ini dikarenakan pekerjaan kepala rumah tangga mereka yang buruh dan kerja serabutan, sehingga pendapatan mereka rendah dan tidak menentu. Pada MH2 juga menunjukkan sebesar 43% frekuensi infak yang jarang, dan 38% pada MH4 menunjukkan responden tidak memiliki barang mewah berupa handphone. Indikator MH3 menunjukkan sebesar 32% respon memiliki frekuensi menabung yang cukup sering. Kebanyakan dari responden yang menabung adalah menabung di arisan atau sekolah anak.

Hasil Penilaian terhadap Karakter Miskin Masyarakat Desa Babakan

Variabel yang digunakan dalam menilai karakter miskin masyarakat ada 4, yaitu sikap ekonomi yang tidak berpikir panjang (KM1), terjadi kehamilan muda atau di luar nikah (KM2), sikap hidup yang pasif (KM3), dan aspirasi masyarakat yang rendah (KM4).

Gambar 9 menunjakan bahwa masyarakat Babakan memiliki karakter miskin yang kuat pada sikap ekonomi yang tidak berpikir panjang (KM1) dan terjadi kehamilan dini atau diluar nikah (KM2). Pada KM3, hasil penilaian terhadap sikap hidup masyarakat adalah masyarakat masih suka ikut dalam kegiatan kemasyarakatan walaupun tidak menjadi pengurus organisasi di desanya dan di KM4 menunjukkan bahwa masyarakat kurang memiliki aspirasi dalam hidupnya atau hidup mengalir saja tanpa memiliki tujuan atau cita-cita. Responden yang memiliki cita-cita pun, banyak yang putus asa dalam menggapai impiannya, dikarenakan tidak dapat menempuh pendidikan formal yang tinggi.

Indikator jawaban dari setiap penilaian dapat dilihat pada kuesioner responden, Lampiran 5. 12 10 25 6 25 30 32 5 39 43 6 32 16 14 16 19 9 3 21 38 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% MH1 MH2 MH3 MH4

Variabel Maqashid Syariah Poin Harta

STS TS RR S SS

Gambar 9 Hasil Penilaian terhadap Karakter Miskin Masyarakat Babakan Pencapaian Maqashid Syariah Pada Masyarakat Miskin di Desa Babakan

Persentase hasil pencapaian maqashid syariah diperoleh dari skor variabel yang diperoleh berdasarkan kuesioner dibagi total maksimal skor variabel. Berdasarkan penilaian ini diperoleh hasil pencapaian maqashid syariah tertinggi berturut-turut adalah harta, agama, keturunan, jiwa, dan akal. Harta mendapat nilai pencapaian tertinggi yaitu 79.6%. Pencapaian tertinggi poin harta tidak berarti pendapatan masyarakat Desa Babakan yang tinggi, karena rata-rata pengeluaran per bulan masyarakat miskin Desa Babakan hanya Rp1 386 597 bahkan ada yang pengeluarannya hanya Rp200 000 per bulan. Namun disebabkan oleh sikap masyarakat Desa Babakan yang menerima keadaan hartanya.

Pencapaian tertinggi maqashid syariah selanjutnya adalah agama. Agak mirisnya, responden yang 100% agamanya Islam, hanya 36.3% yang sudah menjalankan sholat wajib 5 waktu dengan penuh, selebihnya masih ada yang meninggalkan sholat mulai dari yang hanya 1 kali meninggalkan sholat dalam sehari sampai ada yang tidak sholat sama sekali seharinya. Selebihnya kemampuan membaca Al-Qur’an dan kemauan berdakwah atau memberikan nasehat terkait keagamaan mengikuti usaha mereka dalam menjaga sholatnya. Namun pada mereka terdapat budaya pengajian yang baik, sebesar 75.5% masyarakat aktif mengikuti pengajian rutin minimal sekali dalam seminggu.

Aspek keturunan dilihat dari kualitas keluarganya. Kualitas keluarga ini dilihat mulai dari proses menuju pernikahan, seperti berpacaran atau tidak sebelum menikah, lalu proses pernikahannya, dan keharmonisan keluarga. Berdasarkan hasil kuesioner didapati banyak keluarga yang mengadakan pesta pernikahan besar-besaran dan sebagian besar memiliki keluarga yang harmonis.

Rankin keempat pencapaian maqashid syariah adalah jiwa. Aspek jiwa dilihat dari pencapaian kebutuhan badan atau kesehatan tubuh. Hal yang menjadi perhatian disini adalah tercukupinya kebutuhan pokok responden, kemampuan responden dalam memenuhi makanan bergizi, dan kemampuan responden dalam mempertersierkan perolehan makanan atau frekuensi makan di restoran. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa tidak ada yang tidak terpenuhinya

6 5 13 7 15 24 28 14 17 12 25 35 29 26 18 11 33 33 17 33 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% KM1 KM2 KM3 KM4

Variabel Karakter Miskin

STS TS RR S SS

kebutuhan pokok pribadi, lauk yang dimakan sebagian besar keluarga responden adalah sayur mayur dan daging. Kebanyakan daging yang dimakan adalah ikan asin dan ayam.

Pencapaian terendah maqashid syariah adalah akal atau aspek pendidikan. Sesuai dengan kenyataan lapangan, pada masyarakat miskin Desa Babakan banyak yang putus sekolah. Sebanyak 55.9% responden tidak pernah mengenyam sekolah sama sekali dan tidak tamat sekolah dasar,juga tidak ada satu pun responden yang mencapai pendidikan perguruan tinggi. Ditambah kemauan membaca buku yang rendah dan jarang yang pernah mengikuti pendidikan informal, maka aspek pemenuhan akal mereka sangat memprihatinkan.

Gambar 10 Hasil Pencapaian Maqashid Syariah

Faktor Maqashid Syariah Yang Menjadi Pengaruh Karakter Miskin Analisis SEM PLS ini bertujuan untuk melihat variabel maqashid syariah apa sajakah yang mempengruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan . Ada 2 sub model dalam analisis SEM PLS, yaitu model pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural (structural model) atau disebut juga inner model. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya sedangkan inner model menggambarkan hubungan variabel laten.

Pada penelitian ini terdapat 6 buah variabel laten, yaitu Maqashid Syariah poin Agama (MA), Maqashid Syariah poin Jiwa (MJ), Maqashid Syariah poin Akal (MP), Maqashid Syariah poin Keturunan (MK), Maqashid Syariah poin Harta (MH), dan Karakter Miskin (KM). Masing-masing variabel laten memiliki beberapa variabel manifest (indikator) seperti yang sudah dijalaskan pada bab sebelumnya. 79.6 0% 67.6 5% 64.1 0% 60.6 0% 41.4 0% H A R T A A G A M A K E T U R U N A N J I W A A K A L

Analisis Outer Model

Sebelum melakukan analisis outer model terlebih dahulu dilakukan uji terhadap quality criteria model reflektif. Kriteria yang digunakan sebagai parameter antara lain : loading factor, Average Variance Extracted (AVE), cross loading, akar kuadrat AVE, Cronbach’s Alpha, dan Composite Reliability. Hasil uji pada tabel 9 menunjukkan bahwa model ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

Tabel 9 Hasil Uji Quality Criteria Model Reflektif

No Parameter Keterangan Rule of Thumb Hasil Estimasi

1 Loading Factor Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten (Validitas konvergen untuk indikator) ≥ 0.7 untuk confirmatory research 0.5 – 0.6 masih diterima untuk exploratory research Lihat Gambar 10 atau Lampiran 3 2 Average Variance Extracted (AVE) Validitas konvergen untuk konstruk ≥ 0.5 MA = 0.4441 MJ = 0.6289 MP = 0.5381 MK = 0.5921 MH = 0.4638 KM = 0.5834 3 Cross Loading Validitas diskriminan Indikator loading > seluruh cross loading Semua indikator MA, MJ, MP, MK, MH, dan KM memiliki nilai loading > seluruh cross loading 4 Akar kuadrat AVE Validitas diskriminan Akar AVE > kuadrat korelasi antar variabel laten

Semua nilai akar kuadrat AVE dari variabel laten > korelasi variabel laten lainnya 5 Cronbach’s Alpha Reliabilitas ≥ 0.6 masih diterima untuk exploratory research MA = 0.6028 MJ = 0.5197 MP = 0.5735 MK = 0.3158 MH = 0.6408

≥ 0.7 untuk confirmatory research KM = 0.6430 6 Composite Reliability Reliabilitas ≥ 0.6 masih diterima untuk exploratory research MA = 0.7611 MJ = 0.7594 MP = 0.7759 MK = 0.7426 MH = 0.7752 KM = 0.8077

Gambar 11 Model Awal Penelitian

Gambar 11 di atas menunjukkan model awal penelitian. pada model ini terdapat 21 indikator dari keseluruhan variabel laten, dengan rincian MA, MH, dan KM masing-masing memiliki 4 buah indikator dan indikator MJ, MP, MK berjumlah masing-masing 3 buah. Setelah dilakukan estimasi dengan kriteria

loading factor dengan nonimal sebesar 0.5 didapat 3 buah indikator yang nilainya kurang dari 0.5, yaitu MJ1 pada variabel maqashid syariah poin jiwa, MK3 pada variabel maqashid syariah poin keturunan, dan KM2 pada variabel karakter miskin. Pada ketiga indikator tersebut dilakukan dropping dan menghasilkan model akhir yang memiliki indikator dari keseluruhan variabel laten sebanyak 18 buah. Bagan model akhir dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Model Akhir Penelitian

Nilai loading factor menunjukkan kekuatan indikator dalam merefleksikan variabel latennya. Pada variabel maqashid syariah poin agama, indikator berdakwah (MA4) memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.73. Hal ini menunjukkan indikator berdakwah pada masyarakat Desa Babakan yang paling dominan menyumbang karakter atau budaya miskin mereka pada variabel laten maqashid syariah poin agama. Dimensi dakwah ini secara sederhananya dalam kehidupan adalah saling nasehat-manasehati antar sesama, terutama dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua ke anak.

Pada variabel maqashid syariah poin jiwa, frekuensi makan di restoran memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.97. Hal ini menegaskan bahwasanya salah satu karakter atau budaya miskin yang berkembang pada masyarakat Desa Babakan adalah jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali makan di restoran. Mereka cenderung berhemat dalam pemenuhan kebutuhan jiwanya dengan mencukupkan diri mengonsumsi masakan rumah dan tidak berhasrat memperindah perolehan makanannya di restoran Kenyataan ini sesuai fakta di lapangan bahwa masyarakat miskin di Desa Babakan banyak yang belum pernah makan di restoran. Taraf pemenuhan kebutuhan akan jiwa mereka belum sampai mencapai pemenuhan tersier. Namun hal ini dapat dinilai bagus dalam agama dan dapat menjadi tidak bagus dalam perekonomian bidang perkembangan bisnis makanan.

Pada variabel maqaih syariah poin akal, indikator frekuensi membaca buku (MP2) memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.83. Artinya, frekuensi membaca buku ini mendominasi variabel maqashid syariah poin akal dalam menyumbang karakter miskin masyarakat Desa Babakan. Berdasarkan kuesioner didapat data bahwa sebanyak 71% responden jarang membaca buku. Frekuensi membaca buku yang jarang menjadi budaya yang berkembang pada warga miskin di Desa Babakan.

Indikator keluarga harmonis (MK2) pada variabel maqashid syariah poin

Dokumen terkait