• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan ilmu gizi dan aplikasinya, serta kesadaran akan dampak masalah gizi, baik kekurangan atau kelebihan gizi sejak periode janin (intra uterine) hingga lanjut usia (elderly) terhadap kesehatan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), telah meningkatkan kebutuhan (need) terhadap ahli gizi. Ahli gizi tersebut diperlukan oleh berbagai jenis lapangan kerja, seperti: pemerintahan pusat maupun daerah; rumah sakit; puskesmas; pusat kebugaran; konsultan gizi dan kesehatan; industri dan pemasaran untuk produk makanan dan kesehatan; serta berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terkait dengan penanganan masalah gizi dan kesehatan.

Untuk memperluas kesempatan para tenaga gizi lulusan D3 gizi yang berminat untuk meningkatkan kemampuan akademik dan karier, maka Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB telah menyelenggarakan Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi (Program Alih Jenjang). Gelar Sarjana Gizi (SGz) akan diberikan kepada lulusan program ini. Gelar ini sangat sesuai dengan kompetensi dan jenjang karir lulusan. Penyelenggaraan program ini terlaksana mulai Tahun Ajaran 2007/2008.

Pengelolaan penyelenggaraan perkuliahan di Bogor sepenuhnya dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB. Untuk jaminan mutu, pengelolaan administrasi dan keuangan dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB sesuai ketentuan yang berlaku di IPB. Salah satu tujuan umum diselenggarakannya Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi adalah memberikan kesempatan bagi masyarakat atau calon mahasiswa untuk menggunakan fasilitas belajar di luar waktu penyelenggaraan program regular S1 Mayor Ilmu Gizi IPB.

Beban studi mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi, minimal 50% dari total beban studi mayor, atau 50% dari 148 sks yaitu 74 sks. Beban studi yang diambil per semester minimal 12 sks, atau rata-rata per semester 18 – 24 sks. Dimungkinkan adanya perkuliahan alih semester, 2-3 mata kuliah.

Perkuliahan diselenggarakan setiap hari Senin-Sabtu. Perkuliahan hari Senin-Kamis dilaksanakan pada sore hari mulai jam 16.00- 22.30 di Kampus

Baranangsiang, sedangkan perkuliahan Hari Jum’at dan Sabtu dimulai pukul 08.00-18.00 di Kampus Darmaga. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di Kampus IPB Darmaga. Sistem penilaian dilakukan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), ujian susulan dan ujian perbaikan, ujian praktikum, tugas Individu dan kelompok.

Contoh pada penelitian ini merupakan mahasiswa dan mahasiswi alih jenis semester dua ( 2010/2011) dan semester empat (2009/2010). Perkuliahan dilaksanakan di kampus IPB Baranang siang dan kampus IPB dramaga. Pada hari senin sampai dengan jumat perkuliahan dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB. Namun pada hari sabtu perkuliahan dimulai dari pukul 08.00-17.30 WIB.

Sebagian besar contoh pada penelitian ini merupakan mahasiswa semester empat yang kuliah tiga hari dalam seminggu dengan rata-rata jam perkuliahan terstruktur sebanyak tiga jam. Selain itu, pada semester empat ini mahasiswa lebih banyak belajar mandiri seperti mengerjakan tugas, mencari tinjauan pustaka dan mulai menyusun proposal penelitian.

Karakteristik contoh Umur

Contoh pada penelitian ini adalah mahsiswa dan mahasiswi alih jenis IPB. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa contoh dalam penelitian ini berumur 20-40 tahun yang termasuk dalam kategori kelompok umurdewasa awal.

Tabel 5 sebaran contoh berdasarkan umur Kelompok Umur Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan n % n % n % Dewasa awal 25 49 26 51 51 100

Menurut Riskesdas (2007), berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 29,8 %. Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita gangguan tekanan darah tinggi diketahui sebanyak 17,2%.Menurut Balitbangkes (2005) pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%.

Berat badan dan tinggi badan

Nilai rata-rata berat badan contoh laki-laki dan perempuan adalah 62,5 kg dan 54,3 Kg. Menurut angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004, berat badan ideal yang dimiliki laki-laki berusia 19-29 tahun adalah 56 kg dan usia 30-49

adalah 62, sedangkan untuk berat badan ideal yang dimiliki oleh perempuan berusia 19-29 tahun adalah 52 kg dan usia 30-49 adalah 55.

Tabel 6 Keragaman berat badan contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Berat Badan

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 48 87 62,5±7,8

Perempuan 37 76 54,3±9,1

Rata-rata tinggi badan laki-laki adalah 167 cm dengan tinggi badan maksimal 177 cm dan tinggi badan minimal 155 cm. Sementara rata-rata tinggi badan perempuan adalah 157,23 cm dengan tinggi badan maksimal 170 cm dan tinggi badan minimal 145 cm. Menurut AKG (2004), tinggi badan ideal laki-laki berusia 19-49 tahun adalah 165 cm, sedangkan untuk tinggi badan ideal perempuan berusia 19-49 tahun adalah 156 cm. Rata-rata tinggi badan contohsudah mencapai ideal.

Tabel 7 Keragaman tinggi badan contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Tinggi Badan

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 155 177 167±4,6

Perempuan 145 170 157±6,3

Berat badan dan tinggi badan diperlukan untuk menentukan status gizi contoh serta mengetahui kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Menurut Jeliffe Jeliffe (1989), berat badan merupakan gambaran massa tubuh seperti otot dan lemak. Berat badan merupakan gambaran umum indikator status gizi yang mudah dilihat dan mudah dipengaruhi oleh keadaan yang mendadak seperti sakit atau konsumsi makan yang menurun (Abunain et al 1990). Sedangkan tinggi badan merupakan indicator status gizi di masa lampau karena tidak mudah berubah. Tinggi badan merupakan hasil pengukuran terhadap jaringan tulang tubuh dan merupakan gabungan dari pengukuran komponen-komponen tubuh seperti kaki, pelvis, punggung, dan kelapa (Jeliffe & Jeliffe 1989).

Status gizi

Menurut Almatsier (2003), status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi pangan dan penggunaan zat-zat gizi. Ada beberapa indikator antropometri yang dapat digunakan untuk mengukur status gizi, diantaranya usia, berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa et al 2001).

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan status gizi

Status Gizi Laki-lakin % Perempuann % Totaln %

Kurus 0 0 6 11.8 6 11.8

Normal 23 45.1 15 29.4 38 74.5

Gemuk 2 3.9 5 9.8 7 13.7

Berdasarkan Tabel 8dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh penelitian (74,5%) memiliki status gizi normal. Selebihnya memiliki status gizi kurus (11,8%) dan gemuk (13.7%). Menurut Depkes (2006), status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan tekanan darah maupun kolesterol.

Konsumsi Pangan

Menurut Khomsan (2002), pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan pangan perlu diupayakan ketersediannya dalam jumlah yang cukup, layak dan aman dikonsumsi dan mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau. Selanjutnya menurut Hardinsyah dan Martianto (1988) Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi.

Frekuensi, Jumlah dan Jenis Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan seseorang atau sekelompok orang tertentu dengan jumlah tertentu. Konsumsi pangan dikelompokkan menjadi makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran, buah, susu dan olahannya, minyak dan serba-serbi. Pangan yang disajikan dibawah ini merupakan pangan yang dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini.

Makanan Pokok.Bahanmakanan pokok dianggap yang terpenting didalam suatu susunan hidangan di Indonesia dan biasanya dapat segera terlihat diatas piring, karena merupakan kwantum terbesar diantara bahan makanan yang sedang dikonsumsi (Sediaoetama 2006).Karbohidrat memegang peranan penting, karena merupakan sumber energi utama bagi penduduk didunia karena banyak didapat dari alam dan harganya relatif murah. Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian dan kacang-kacangan kering. Hasil olahan nya adalah bihun, mie, roti dan tepung-tepungan (Almatsier 2004).

Tabel 9 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh Makanan pokok Laki-Laki Perempuan Frekuensi konsumsi (kali/hari) Jumlah konsumsi (gram/hari) Frekuensi konsumsi (kali/hari) Jumlah konsumsi (gram/hari) Beras 1,6 115,7 1,4 108,2 Bihun 0,1 4,86 0,1 4,12 Mie 0,5 42,76 0,4 30,28 Kentang 0,1 1,83 0,1 1,79 Singkong 0,1 4,86 0,1 3,24 Kwetiau 0,1 5,57 0,0 2,61 Roti Tawar 0 1,94 0,1 5,49 Biskuit 0,1 6,53 0,1 3,93

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa frekuensi konsumsi beras pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 1,6 dan 1,4 kali per hari. Secara kuantitatif, rata-rata konsumsi beras pada contoh laki-laki (115,7 gram/hari) lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumsi beras contoh perempuan (108,2 gram/hari). Anjuran makanan rata-rata satu hari untuk orang dewasa menurut golongan umur untuk nasi adalah 9½ xpenukar untuk laki-laki golongan umur 20-45 tahun sedangkan untuk perempuan dengan golongan umur 20-20-45 tahun adalah 6½ x penukar (Almatsier 2006). Bila dibandingkan dengan rata-rata anjuran makan nasi yang dianjurkan untuk kelopok umur tersebut, maka konsumsi nasi pada contoh penelitian ini baik laki-laki maupun perempuan masih tergolong sangat kurang.Di dalam 100 gram nasi mengandung 180 kkal energi, 3 gram protein, 0.3 gram lemak, 39.8 gram karbohidrat dan mengandung mineral kalsium 25 mg , 27 mg fosfor dan 38 mg kalium.Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Mengonsumsi nasi dengan tambahan lauk pauk serta sayur dapat membantu memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi tubuh. Selain beras, mie merupakan bahan pangan kedua terbanyak yang dikonsumsi contoh bila dibandingkan dengan bahan pangan lainnya yang juga merupakan sumber karbohidrat. Mie instant dikonsumsi dua sampai tiga kali seminggu dengan konsumsi sebesar 80 gram dengan rata-rata konsumsi sebesar 42.76 gram/hari dan 30.28 gram/hari.

Protein Hewani. Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting dalam makanan sebagai sumber asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein tubuh dan senyawa lain yang mengandung protein (Gibson 2005). Protein menurut sumbernya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu protein hewani (berasal dari hewan) dan protein nabati (berasal dari tumbuhan). Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, daging, unggas, ikan dan kerang (Almatsier 2004)

Tabel 10 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein hewani contoh Protein Hewani Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Ayam 0,9 64,23 0,8 50,77 Ikan 0,3 13,84 0,3 13,76 Hati Ayam 0,04 1,71 0,04 2,25 Rempela Ayam 0,02 0,86 0,01 0,27 Telur 0,6 33,49 0,6 25,99 Daging Sapi 0,17 7,54 0,19 7,12 Hati sapi 0,01 0,57 0,01 0,27 Udang 0,01 0,34 0,2 1,65 Cumi 0,01 0,11 0,04 1,21 Usus 0,03 1,54 0,02 0,60 Sosis 0,5 1,31 0,03 0,88

Pada kelompok bahan pangan sumber protein hewani, sebagian besar contoh mengonsumsi ayam dan telur. frekuensi konsumsi ayam pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 0,9 dan 0,8 kali per hari. Untuk frekuensi konsumsi telur, baik contoh laki-laki maupun perempuan mempunyai frekuensi yang sama yaitu 0,6 kali per hari. Jumlah konsumsi ayam sebanyak 64.23 gram pada contoh laki-laki sedangkan pada contoh perempuan 50.77 gram. Konsumsi telur pada contoh laki-laki sebesar 33.49 gram dan 25.99 gram pada contoh perempuan. Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan manusia. Namun harga protein hewani lebih mahal dibandingkan dengan protein nabati sehingga banyak yang mengonsumsi protein nabati sebagai sumber protein. Konsumsi protein yang berlebihan tidak baik untuk tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas (almatsier 2002).

Protein Nabati. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lainnya. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki mutu atau nilai biologi tertinggi. Tabel 11 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein nabati contoh Protein Nabati Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Tahu 0,3 13,82 0,3 11,76 Tempe 0,4 12,55 0,4 8,52 Kacang tanah 0,3 2,34 0,2 1,87 Kacang hijau 0.01 0,25 0.02 0,28 Oncom 0.03 0,69 0.03 0,60

Konsumsi pangan sumber protein nabati relatif sama. Pangan olahan kacang kedelai yaitu tahu dan tempe merupakan pangan yang paling sering dikonsumsi. Contoh laki-laki dan perempuan mengkonsumsi tahu dan tempe dengan frekuensi yang sama yaitu 0,3 kali per hari dan 0,4 kali per hari. Secara kuantitatif, contoh laki-laki mengkonsumsi tahu (13,82 gram/hari) dan tempe (12,55 gram/hari) lebih banyak dibandingkan dengan contoh perempuan yaitu 11,76 gram/hari (tahu) dan 8,52 gram/hari (tempe). Hal ini sejalan dengan penelitian Prabandari (2010) yang menyatakan tahu dan tempe menjadi sumber protein nabati yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa IPB.

Protein mempunyai manfaat yang sangat besar untuk menurunkan tekanan darah. Menurut Almatsier (2002), protein nabati merupakan salah satu jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pangan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan banyak mengandung serat yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol yang secara tidak langsung akan menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yang et al (2005), konsumsi kedelai (bahan pembuatan tahu dan tempe) ≥ 25 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 1.9 mmHg dan diastolik 0.9 mmHg dibandingkan dengan penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi kedelai. Selain itu, tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Dalam kedelai terkandung zat yang disebut sitosterol beta yang mempunyai efek hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol). Disamping itu, penggunaan ragi dalam proses fermentasi kacang kedelai menjadi tempe juga akan menekan kadar kolesterol. Hal ini disebabkan proses peragian tersebut meningkatkan niasin dari 9 mg dalam kacang kedelai menjadi 60 mg dalam tempe per 100 gram bahan makanan. Niasin ini dapat menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL serta menaikkan kolesterol HDL (Khomsan 2002).

Sayuran. Sayuranmerupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan. Seseorang yang mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis yang bervariasi akan mendapatkan kecukupan sebagian besar mineral mikro dan serat yang dapat mencegah terjadinya kegemukan (khomsan et al. 2009). Sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat makanan yang paling mudah dijumpai dalam menu masyarakat. Sayuran bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses melalui

perebusan. Hasil penelitian Rahayu (1990) menunjukkan bahwa serat makanan dalam sayuran yang dimasak justru meningkat dibandingkan sayuran mentah. Tabel 12 Frekuensi dan jumlah konsumsi sayur contoh

Sayur Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Bayam 0,03 0,63 0,1 1,92 Kangkung 0,6 3,71 0,04 2,20 Sawi 0,2 3,77 0,1 2,97 Kacang panjang 0,02 0,57 0,1 2,20 Buncis 0,02 0,29 0,02 0,71 Labu siam 0,02 0,23 0,02 0,47 Wortel 0,3 3,83 0,3 4,83 Tauge 0,02 0,27 0,05 0,60 Daun singkong 0,03 2,14 0,03 1,87 Kol 0,1 0,66 0,2 2,01

Sayuran yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah kangkung, sawi dan wortel. Konsumsi sayur contoh pada penelitian ini tergolong kurang. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi sayur contoh yang tidak lebih dari 5 gram sehari. Anjuran mengkonsumsi sayur menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah 2 – 3 porsi dalam sehari (Depkes 2005). Menurut Khomsan (2004), konsumsi sayur yang dianjurkan adalah 200 gram setiap hari. Sayuran banyak mengandung vitamin, mineral dan serat yang bermanfaat bagi tubuh. Serat pada sayuran dapat mengikat asam empedu sehingga dapat menurunkan absorbsi lemak dan kolesterol darah, sehingga menurunkan risiko, mencegah atau meringankan penyakit jantung koroner, hipertensi dan dislipidemia (almatsier 2004). Konsumsi serat 7 gram per hari dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 5 poin. Konsumsi serat juga dapat memperlancar buang air dan mengurangi asupan natrium (Sustrani et al 2004).

Buah-buahan.Konsumsi buah-buahan yang cukup dapat mengurangi resiko terjadinya kegemukan pada seseorang. Kegemukan dan obesitas mempunyai korelasi yang positif dengan hipertensi. Beberapa jenis buah mampu menurunkan kolesterol darah, kadar gula darah, mencegah penyebaran sel kanker, sebagai antibiotik dan lain-lain. Vitamin yang banyak terdapat pada buah-buahan adalah vitamin C dan vitamin B kompleks. Dibandingkan dengan sumber serat pangan (dietary fiber) lainnya, buah-buahan merupakan sumber yang sangat baik. Serat pangan bermanfaat mencegah berbagai penyakit degeneratif.

Tabel 13 Frekuensi dan jumlah konsumsi buah contoh Buah-Buahan Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Pisang 1,2 7,29 1,2 13,05 Jeruk 0,04 3,14 0,04 4,95 Semangka 0,3 1,14 0,3 0,27 Apel 0,03 1,51 0,03 1,46 Melon 0,02 0,71 0,02 0,82 Mangga 0,03 1,29 0,03 3,98 Pepaya 0,01 0,57 0,01 1,10 Durian 0,5 0,57 0,5 0,55

Tabel 13 menunjukkan bahwa konsumsi buah contoh relatif rendah. Jenis buah yang banyak dikonsumsi oleh contoh adalah buah pisang dan jeruk. Rata-rata konsumsi buah pisang pada contoh laki-laki 7.29 gram/hari dan 13.05 gram/hari pada contoh perempuan, sedangkan konsumsi buah jeruk pada contoh laki-laki 3.02 gram/hari dan 4.95 gram/hari pada contoh perempuan. Salah satu sumber bahan pangan yang baik untuk memperoleh zat gizi adalah buah dan sayur (Hardinsyah dan Martianto 1992). Anjuran mengkonsumsi buah menurut PUGS adalah 3 – 5 porsi dalam sehari (Depkes 2005). Menurut Bogi (2007), buah banyak mengandung kalium yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kalium (potasium) merupakan ion utama dalam cairan intraseluler. Kalium dapat menurunkan tekanan darah. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Salah satu sumber kalium adalah buah pisang.

Rata-rata sebuah pisang ukuran sedang dapat menyumbangkan kalium sebesar 440 mg. Berbeda dengan kalium, kadar natrium pada pisang sangat rendah. Suatu makanan digolongkan sebagai makanan sehat untuk jantung dan pembuluh darah apabila mengandung rasio kalium terhadap natrium minimal 5:1. Rasio yang tinggi antara kalium dan natrium pada pisang sangat menguntungkan untuk pengobatan tekanan darah tinggi dan untuk mendukung proses relaksasi otot. Buah pisang yang belum matang mengandung komponen serat pangan cukup tinggi, sehingga bermanfaat menurunkan kadar kolesterol darah dan melindungi jantung (Astawan 2008). Selain mengandung kalium, buah juga mengandung vitamin C yang dibutuhkan tubuh. Vitamin C dikenal sebagai senyawa ampuh untuk menangkal radikal bebas. Selain itu, vitamin C juga bermanfaat untuk meningkatkan laju pembuangan kolesterol dalam bentuk asam empedu melalui usus. Vitamin C juga bermanfaat untuk meningkatkan kadar

HDL sehingga memperkecil peluang terjadinya Aterosklerosis yang kemudian dapat menurunkan tekanan darah (Khomsan 2002).

Susu dan olahannya.Menurut Khomsan (2002), minum susu dipagi hari sangat baik karena susu selain sebagai sumber vitamin dan mineral juga kaya akan lemak sehingga akan relatif lebih tahan lapar. Sebagai alternatif susu yang tidak diminum pagi hari, sangat dianjurkan minum susu pada malam hari menjelang tidur. Bagi orang dewasa, minum susu 1 – 2 gelas sehari adalah cukup. Segelas susu umumnya mengandung kurang lebih 400 gram kalsium, sementara kebutuhan kalsium sehari adalah 800 gram.

Tabel 14 Frekuensi dan jumlah konsumsi susu contoh Susu dan Olahannya Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Susu cair (ml) 0,3 32,76 0,3 33,52 Susu bubuk 0,1 3,66 0,03 1,32

Susu full cream 0,03 1,37 0,03 1,10

Susu kental manis 0,01 0,11 0,01 0,11

Keju 0,01 0,17 0,05 1,48

Jenis susu yang paling banyak dikonsumsi oleh contoh adalah susu segar. Contoh laki-laki dan perempuan mengkonsumsi susu dengan frekuensi yang sama yaitu 0,3 kali per hari. Secara kuantitatif, Rata-rata konsumsi susu segar pada contoh laki-laki 32,76 ml/hari dan 33,52 ml/hari pada contoh perempuan. Menurut Astawan (2008), susu banyak mengandung kalsium yang mempunyai manfaat besar bagi tubuh. Kalsium dalam susu dapat mengatur tekanan darah (blood pressure modulator). Pada penderita tekanan darah tinggi, kalsium yang masuk ke dalam darah akan menurunkan viskositas darah. Pada tekanan darah normal, kalsium dapat membantu mencegah stres dan menimbulkan perasaan rileks sehingga memudahkan tubuh beristirahat.

Produk olahan susu banyak memberikan manfaat terhadap kesehatan seseorang, tetapi konsumsi produk ini harus dibatasi. Menurut beberapa penelitian sus selain mengandung kalsium juga banyak mengandung lemak. Salah satu jenis susu yang kandungan lemaknya tergolong tinggi adalah susu bubuk. Menurut Khomsan (2003), susu bubuk mempunyai kandungan lemak yang tinggi. Menurut Wirahkusuma (2001), konsumsi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah sistolik maupun diastolik.

Minyak dan lemak.Lemak menyediakan energi bagi tubuh yang relatif lebih besar daripada karbohidrat dan protein, selain itu lemak berfungsi untuk pengangkut vitamin A,D, E, K. Minyak goreng yang beredar dipasaran umumnya terbuat dari bahan nabati seperti minyak sawit, minyak jagung, minyak biji matahari dan sebagainya. Oleh karena itu minyak goreng ini tidak mengandung kolesterol karena kolesterol hanya terdapat dalam bahan makanan yang berasal dari hewan.

Tabel 15 Frekuensi dan jumlah konsumsi minyak contoh Minyak dan Lemak Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Minyak kelapa 1,1 10,66 1,0 9,73 Santan 0,1 3,09 0,5 4,12

Jenis minyak yang dipakai dalam mengolah makanan adalah minyak kelapa. Konsumsi minyak kelapa contoh laki-laki sebesar 10,66 gram dan contoh perempuan sebesar 9,73 gram. Selain minyak kelapa, santan juga dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini. Namun kuantitas konsumsinya tidak sebanyak minyak kelapa. Lemak jenuh dalam jumlah berapa pun tidak baik bagi kesehatan jantung dan arteri. Kolesterol darah akan meningkat bila mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kolesterol atau mengandung asam lemak jenuh. Pada umumnya minyak goreng mengandung asam lemak jenuh yang bervariasi. Asam lemak jenuh berpotensi meningkatkan kolesterol darah, sedangkan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kolesterol darah.

Serba-serbi. Pangan yang termasuk kedalam kelompok serba-serbi diantaranya adalah gula pasir, kecap manis dan gula merah. Frekuensi konsumsi gula contoh yaitu 0,4 kali per hari dan 0,5 kali per hari, sedangkan frekuensi konsumsi kecap contoh laki-laki dan perempuan sama yaitu 0,3 kali per hari. Secara kuantitatif, Konsumsi gula pada contoh laki-laki sebanyak 7,91 gram/hari dan 9,23 gram/hari pada contoh perempuan. Konsumsi kecap lebih banyak pada contoh laki-laki yaitu 10 ml/hari sedangkan pada contoh perempuan hanya mengkonsumsi 8,90 ml/hari.

Tabel 16 Frekuensi dan jumlah konsumsi kelompok pangan serba-serbi contoh Serba-Serbi Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Gula 0,4 8,11 0,4 9,23 Kecap 0,3 10 0,3 8,90 Gula merah 0,02 0,34 0,02 0,88

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebihan dan disimpan dalam jaringan lemak (Depkes 2005). Menurut Braverman (2008), dalam beberapa tahun terakhir gula telah dianggap sebagai penyebab utama berkembangnya penyakit kardiovaskular. Mengkonsumsi makanan bergula dan karbohidrat olahan dalam jumlah banyak memicu pankreas untuk melepaskan

Dokumen terkait