• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL WIDYA ANANTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL WIDYA ANANTA"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

WIDYA ANANTA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(2)

Pressure and Cholesterol. Advisory by M. RIZAL M. DAMANIK.

The aim of this study was to analyse food consumption and physical activity on blood pressure and cholesterol. The design of the study was cross sectional study. Data collection was carried out from May to June 2011. The number of samples taken in this research as much as 52 university students aged >18 years. The result of this study showed that the average level of adequacy of energy and protein samples of men and women is included in the category of heavy deficits (76,9% for energy and 69,2% for protein). The adequacy of the level of vitamin C, calcium, sodium, potassium and fiber, most of the total sample have minerals adequacy level less than recommended level. Most samples in this study (86,3%) had light activity such as reading, lecture and task seating as well as searching the internet in front of the computer. Result collected from bloodpressure examination showed that half of the sample (50%) were catagorized as pre hypertension.

(3)

Tekanan Darah dan Kolesterol. dibawah bimbingan M. RIZAL M. DAMANIK Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis konsumsi pangan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol.Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah 1). Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, berat badan, tinggi badan, status gizi, suku); 2). Mengidentifikasi konsumsi pangan contoh;3). Mengidentifikasi tingkat kecukupanenergi dan zat gizi contoh;4). Mengidentifikasi tingkat aktivitas fisik contoh; 5). Mengidentifikasi tekanan darah dan kadar kolesterol contoh; 6). Menganalisis hubungan tingkat kecukupan dan tingkat aktifitas terhadap tekanan darah, kolesterol, dan status gizi.

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni2011 dipemukiman sekitar kampus IPB Baranangsiang Bogor. Jumlahcontoh pada penelitian ini sebanyak 52 orang. Contoh dipilih secara purposive sampling dengan kriteria berusia lebih dari 18 tahun, tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun kolesterol dan tekanan darah, dan bersedia mengisi informed consent.Data primer diperoleh melalui pengukuran dan wawancara dengan bantuan form record. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sampel, tekanan darah, kadar kolesterol sampel, aktifitas fisik dan konsumsi contoh. Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entri, cleaning, dan selanjutnya analisis. Data diolah dengan menggunakan program computer Microsoft Excel dan analisis statistik dengan progam Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows yang menggunakan uji korelasi pearson untuk melihat hubungan antar variabel dan uji beda t-test untuk melihat perbedaan.

Contoh pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi alih jenis IPB. Contoh berada pada kelompok umur dewasa awal (20-40 tahun). Rata-rata berat badan contoh laki-laki dan perempuan adalah 62,5 kg dan 54,3 Kg. Rata-rata tinggi badan contoh laki-laki adalah 167 Cm. Sementara Rata-rata-Rata-rata tinggi badan contoh perempuan adalah 157,2 cm. Sebagian besar contoh penelitian (74,5%) memiliki status gizi normal. Selebihnya memiliki status gizi kurus (11.8%) dan gemuk (13.7%).

Rata-rata tingkat kecukupan energi contoh laki-laki dan perempuan termasuk pada kategori defisit berat (76,5%). Kategori defisit berat pada contoh laki-laki (47,1%) lebih banyak daripada perempuan (29,4%). Rata-rata tingkat kecukupan contoh laki-laki (52%±18%) lebih rendah dibandingkan perempuan (71%±30%). Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara tingkat kecukupan energi laki-laki dan perempuan. Tingkat kecukupan protein contoh secara keseluruhan sebesar 68,6% contoh termasuk pada kategori defisit tingkat berat. Namun demikian, terdapat juga 19,6% contoh yang termasuk pada kategori defisit tingkat sedang. Hanya 5,9% contoh yang memiliki tingkat kecukupan protein dalam karegori cukup.

Sebanyak 78,4% contoh termasuk kategori cukup pada tingkat kecukupan vitamin A. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Briawan (2008) yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi Institut Pertanian Bogor memiliki tingkat kecukupan vitamin A yang cukup. Secara keseluruhan (100%) contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin C kurang. Sama halnya dengan tingkat kecukupan kalsium, natrium, kalium dan serat, sebagian besar total

(4)

dikarenakan waktu sehari-hari contoh banyak digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tergolong ringan seperti membaca, duduk kuliah dan mengerjakan tugas serta searching internet di depan komputer. Contoh lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur 7,48±1,15, kuliah 3,80±1,70 dan mengetik (komputer) 3,92±1,75.

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sistolik diperoleh hasil bahwa sebagian besar contoh (50%) termasuk dalam klasifikasi tekanan darah prehipertensi. Sebanyak 47,1% contoh memiliki tekanan darah dalam klasifikasi normal. Namun, terdapat 3,9% contoh laki-laki yang mempunyai tekanan darah dalam klasifikasi hipertensi tingkat I. Hasil pengukuran tekanan darah diastolik diperoleh hasil bahwa sebanyak 58,8% contoh memiliki tekanan darah diastol dengan klasifikasi normal. Namun sebanyak 31,4% contoh termasuk dalam kalsifikasi tekanan darah diastol prehipertensi. Dengan naiknya tekanan darah diastolik dari 80-89, kejadian kardiovaskular juga meningkat. Kenaikan tekanan diastolik saja telah ditemukan sebagai faktor resiko kuat untuk kondisi seperti serangan jantung dan sroke, terutama pada orang dewasa muda (Braverman 2004).

Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh hasil kadar kolesterol contoh berkisar antara 147 hingga sampai 218mg/dl darah.Kadar kolesterol terendah terdapat pada contoh laki-laki yaitu 147 mg/dl darah. Rata-rata kadar kolesterol contoh laki-laki 163 mg/dl darah cenderung lebih rendah dibandingkan contoh perempuan 172 mg/dl darah. Kenaikan kadar kolesterol, yaitu angkanya lebih dari 200, merupakan faktor resiko tunggal yang paling penting pada penyakit jantung koroner.

Status gizi berpengaruh langsung terhadap tekanan darah. Hasil analisis korelasi pearson menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara status gizi dengan tekanan darah contoh. Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi karbohidrat dan lemak dengan tekanan darah. Konsumsi karbohidrat yang berlebihan akan meningkatkan asupan energi yang selanjutnya disimpan tubuh sebagai cadangan lemak. Penumpukan lemak tubuh pada perut akan menyebabkan obesitas sentral, sedangkan penumpukan pada pembuluh darah akan menyumbat peredaran darah dan membentuk plak (aterosklerosis) yang berdampak pada hipertensi dan jantung koroner.

Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi protein, lemak dan kolesterol dengan kolesterol darah. Konsumsi protein yang berlebihan juga dapat meningkatkan sintesis asam lemak sehingga dapat menyebabkan dislipidemia. Dalam hal ini, sumber karbonnya membentuk asetil menjadi asetoasetil selanjutnya membentuk kolesterol. Lemak pada makanan membuat rasa lebih gurih dan enak. Akan tetapi asupan lemak memberi sumbangan yang besar terhadap peningkatan kolesterol dalam darah. Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05) antara aktifitas fisik dengan tekanan darah dan kolesterol darah.

(5)

WIDYA ANANTA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada mayor ilmu gizi

Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUASIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(6)

Nama : Widya Ananta

NIM : I14096049

Menyetujui, Dosen Pembimbing

drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD NIP. 19640731 199003 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS NIP. 19621218 198703 1 001

(7)

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol”. Terselesaikannya skripsi penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Papa dan mama (Orang tua terbaik) yang telah merawat, membesarkan dan mendidik dengan ketulusan, kesabaran, kasih sayang serta dukungan dan doa yang tiada henti diberikan untuk penulis.

2. Bapak drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc,PhD selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar meluangkan waktu dan pikirannya, membimbing dan memberikan kritikan dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes selaku dosen pemandu dan dosen pengujiatas saran dan kritikan yang diberikan.

4. Ibu Prof. Dr. drh.Clara M. Kusharto, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dalam pengisian kartu rencana studi selama kuliah. 5. Eka Andriani, M.Si selaku teman penelitian dan teman berdiskusi.

6. Teman-teman pembahas (Tri Wahyuni, AMG, Afriza Faighayanti, AMG, Indang Wijayanti, S.Gz, Yudhit Novi Andrini, S.Gz) yang telah membahas dan memberikan kritik yang baik untuk skripsi ini

7. Adikku tersayang Hafiz Maulana yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa.

8. Teman-teman tersayang (Maysita Sari, AMG, Tri Wahyuni, AMG, Yossi Ramadani, S.Gz, SarlyWidyawati Pratomo,S.Gz, Yudhit Novi Andrini, S.Gz, Widya Indriani, S.Gz, Yoshepin Renny Fibriastuti, S.Gz, Hanna Triana Puspa Hapsari, S.Gz, Indang Wijayanti, S.Gz, MiraRahmawati, S.Gz) terima kasih atas semangat, kasih sayang, perhatian dan kebersamaan.

9. Teman-teman alih jenis Gizi Masyarakat angkatan ke-3.

10. Mba Ryan, mba Inne dan pak Ugan yang telah membantu dalam proses pendaftaran seminar dan sidang skripsi

11. Responden penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti semua prosedur penelitian

(8)

14. Adik-adik kosan M-24 (Winda Hastuti Pamungkas, Vicke Dio Noviela, Yuanita Panuju Restiati, Fitri Erviana, Viona Prilia,Nur Latifah Hanum,AMG, Novita Puji Handayani,AMG, Intan Permatahati,AMG, Soffi Rahmaningtyas, AMG)yang telah memberikan semangat dan kebersamaan

15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua.

Bogor, Maret 2012

(9)

Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Ir. Yos Nasrullah dan Ibu Wiwik Juriah Lubis. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Baiturrahmah, Padang, Sumatera Barat pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan SMP Negeri 2 Padang dan lulus tahun 2003. Pendidikan selanjutnya ditempuh penulis di SMK Negeri 6 Padang dan lulus

tahun 2006.PadabulanFebruari - Agustus

2005penulismengikutiPraktekKerjaLapang (PKL) diThe Cool Point Hotel Cameron High Land Malaysia.

Pada tahun 2006, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) penulis diterima sebagai mahasiswa program Diploma IPB Jurusan Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi. PadabulanAgustus - November

2008penulismengikutiPraktekKerjaLapang (PKL) di

RumahSakitUmumPersahabatan jakarta. Penulis lulus dari program Diploma IPB dengan menulis tugas akhir yang berjudul Produksi dan Kontribusi Hidangan Sayur terhadap Kebutuhan Vitamin, Mineral dan Serat pada Gangguan Kardiovaskuler di Rumah Sakit Umum Persahabatan.

Penulis melanjutkan pendidikan di Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2009. Penulisjugapernahmengikuti Internship Dietetik (ID) padabulan April 2011 di RumahSakitUmum Daerah Cibinong.PadabulanJuli - Agustus 2011penulismelaksanakanKuliahKerjaProfesi (KKP) di Desa Sridadi KecamatanSirampogKabupaten Brebes.

Selama menjadi mahasiswa penulis sempat melaksanakan dan berpartisipasi pada beberapa kegiatan penunjang akademik seperti kegiatan konsultasi gizi di Puskesmas Sempur Bogor pada bulan Juni 2011,

menjadipanitia Seminar Nasional Gizi pada bulan Juni 2011, dan mengikuti kegiatan Seminar Nasional Pangan dan Gizi pada bulan Januari 2012.

(10)

x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiii

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Hipotesis ... 3 Kegunaan Penelitian... 3 TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah ... 4

Masalah Tekanan Darah... 4

Penyebab Tinggi dan Rendahnya Teklanan Darah ... 6

Kolesterol... 6

Dampak Kolesterol... 7

Penyebab Tingginya Kadar Kolesterol ... 7

Aktivitas Fisik ... 8

Konsumsi Pangan...10

KERANGKA PEMIKIRAN ...11

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu...13

Cara Pemilihan Contoh...13

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...13

Pengolahan dan Analisis Data ...14

Definisi Operasional...18

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Alih Jenis ...19

Karakteristik Contoh...20

Umur...20

Berat Badan dan Tinggi Badan ...20

Status Gizi ...21

Konsumsi Pangan...22

Frekuensi, Jumlah dan Jenis Konsumsi pangan ...22

Makanan Pokok ...22

Protein Hewani...23

Protein Nabati ...24

Sayuran ...25

Buah-buahan ...26

Susu dan Olahannya...28

Minyak dan Lemak ...28

Serba-serbi ...29

Asupan energi dan zat gizi...30

Energi ...30

Protein ...31

Lemak ...31

Karbohidrat ...31

(11)

xi

Kolesterol ...33

serat...33

Tingkat kecukupan zat gizi...34

Tingkat kecukupan energi dan protein...34

Tingkat kecukupan vitamin dan mineral ...35

Aktivitas fisik ...36

Tekanan Darah ...37

Kolesterol...39

Hubungan Antar Variabel...39

Hubungan status gizi dan tekanan darah ...39

Hubungan konsumsi pangan dan tekanan darah ...40

Hubungan konsumsi pangan dan kolesterol...41

Hubungan aktivitas fisik, tekanan darah dan kolesterol...42

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...43

Saran...43

DAFTAR PUSTAKA ...44

(12)

xii

1 Klasifikasi tekanan darah ...5

2 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL ...9

3 Data, jenis data dan cara pengumpulan data...14

4 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR ...15

5 Sebaran contoh contoh berdasarkan umur ...20

6 Keragaman berat badan contoh berdasarkan jenis kelamin...21

7 Keragaman tinggi badan contoh berdasarkan jenis kelamin ...21

8 Sebaran contoh berdasarkan status gizi ...22

9 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh ...23

10 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein hewani contoh...24

11 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein nabati contoh ...24

12 Frekuensi dan jumlah konsumsi sayur contoh...26

13 Frekuensi dan jumlah konsumsi buah contoh ...27

14 Frekuensi dan jumlah konsumsi susu contoh)...28

15 Frekuensi dan jumlah konsumsi minyak contoh ...29

16 Frekuensi dan jumlah konsumsi kelompok pangan serba-serbi contoh ...29

17 Rata-rata, nilai minimum dan maksimum asupan energi dan zat gizi ...30

18 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein ...34

19 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin dan mineral...35

20 Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktifitas fisik ...36

21 Rata-rata alokasi waktu per jenis aktivitas dalam sehari ...36

22 Keragaman tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin ...37

23 Klasifikasi tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin ...38

24 Keragaman tekanan darah diastolik contoh berdasarkan jenis kelamin ...38

25 Klasifikasi tekanan darah diastolik contoh berdasarkan jenis kelamin...38

26 Keragaman kadar kolesterol contoh berdasarkan jenis kelamin...39

27 Sebaran contoh menurut status gizi dan tekanan darah (sistol) ...39

(13)

xiii

1. Biodata mahasiswa program ekstensi IPB... 47 2. Record Makanan 24 Jam... 49 3. Kegiatan Sehari-Hari... 50

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usia harapan hidup di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Pada tahun 2006 meningkat menjadi 70,2 tahun. Jumlah ini terus meningkat menjadi 70,4 tahun pada tahun 2007 dan diperkirakan pada tahun 2025 angka harapan hidup penduduk Indonesia akan menjadi 73 tahun (BPS 2007). Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif.

Saat ini masalah kesehatan mulai bergeser dari penyakit-penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Dari penelitian-penelitian terakhir juga diketahui adanya pergeseran kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif, yaitu dari kelompok usia tua ke kelompok usia muda (Depkes 2007). Kebiasaan makan dan gaya hidup sudah berubah, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap epidemi penyakit-penyakit tidak menular. Poin penting dalam catatan WHO tahun 2005 adalah sebanyak 4,4 juta jiwa meninggal dunia dengan kasus kolesterol tinggi dan sebanyak 7,2 juta orang meninggal dunia akibat hipertensi.

Gangguan tekanan darah sering disebut sebagai ‘the silent disease’atau penyakit tersembunyi. Sebutan tersebut berawal dari banyaknya orang yang tidak sadar telah mengidap gangguan tekanan darah sebelum mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah. Gangguan tekanan darah dapat menyerang siapa saja, dari berbagai kelompok umur dan status sosial ekonomi (sutanto 2010). Tekanan darah sering naik dan turun sepanjang hari. Tekanan darah bisa berubah dalam hitungan menit, tergantung pada keadaan psikologis atau aktivitas fisik. Menurut Riskesdas (2007), berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 29,8 %. Penyakit hipertensi mulai banyak dijumpai pada kelompok usia muda 15-17 tahun (8,3%). Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita gangguan tekanan darah tinggi diketahui sebanyak 17,2%.Gangguan tekanan darah tinggi secara umum memiliki kadar kolesterol yang tinggi juga (Braverman 2008). Menurut Balitbangkes (2005) pada Survei

(15)

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%.

Studi WHO menyatakan bahwa gaya hidup kurang aktifitas adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif. Kemajuan teknologi tanpa di sadari telah membuat aktivitas fisik berkurang. Data riskesdas 2007 menunjukkan angka prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia > 10 tahun mencapai angka 48,2% (Balitbangkes 2008).

Selain aktivitas fisik, pola makan sangat mempengaruhi kejadian beberapa penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat termasuk kalangan muda yaitu mahasiswa. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Pola makan yang tinggi natrium dan rendah serat sering dijumpai pada makanan-makanan tersebut. makanan tinggi natirum dan rendah serat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol (Depkes 2007).

Menurut Susantoro (2003) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Mahasiswa berada dalam rentang usia dewasa awal pada umumnya selalu mengikuti setiap adanya perubahan terutama perubahan mengenai gaya hidup. Mahasiswa alih jenis adalah kelompok mahasiswa khusus yang mengikuti perkuliahan dengan bekerja dipagi hari dan mempunyai waktu kuliah khusus yaitu pada malam hari. Padatnya kegiatan membuat mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang bersifat praktis dan cepat saji.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Penelitian ini merupakan penelitian payung dari Andriani (2011) dengan judul Hubungan Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol.

(16)

Tujuan

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsumsi pangan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, berat badan, tinggi badan dab status gizi)

2. Mengidentifikasi konsumsi pangan contoh

3. Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh 4. Mengidentifikasi tingkat aktivitas contoh

5. Mengidentifikasi tekanan darah dan kadar kolesterol contoh

6. Menganalisis hubungan asupan zat gizi dan tingkat aktivitas fisik terhadap tekanan darah, kolesterol, dan status gizi

Hipotesis

1. Konsumsi pangan berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol 2. Aktifitas fisik berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menambah wawasan kepada masyarakat pada umumnya dan bagi para mahasiswa pada khususnya mengenai pengetahuan tentang pengaruh konsumsi pangan dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai konsumsipangan dan aktivitas fisik yang memberikan pengaruh terhadap tekanan darah dan kolesterol tersebut.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan dari darah pada sistem vaskular tubuh. Sistem vaskular membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung menuju pembuluh darah, arteri dan kapiler untuk masuk ke jaringan. Setelah jaringan mendapatkan oksigen, darah masuk ke vena dan dibawa kembali ke jantung dan paru-paru (Braverman 2008). Tekanan darah sistolik merupakan tekanan yang dihasilkan otot jantung yang mendorong darah dari bilik kiri jantung ke aorta (tekanan pada saat jantung berkontraksi). Tekanan darah diastolik merupakan tekanan pada dinding arteri dan pembuluh darah akibat mengendurnya otot jantung (tekanan pada saat jantung berelaksasi). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Pearce 2004).

Menurut Sutanto (2010), tekanan seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibandingkan usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Selain itu menurut Pearce (2004), Tekanan darah mengalami sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan fisiologik, seperti latihan jasmani, perubahan mental karena kecemasan dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.

Masalah Tekanan Darah

Gangguan tekanan darah di bedakan menjadi dua yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Namun, secara umum, seseorang dianggap memiliki hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung dan

(18)

volume sekuncup, maka peningkatan salah satu dari variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi sering dibagi menjadi hipertensi primer atau sekunder, berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat teridentifikasi. Sebagian besar kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya disebut hipertensi primer atau esensial. Apabila penyebabnya jelas dapat diketahui, maka hipertensinya disebut hipertensi sekunder (Corwin 2001). Bentuk hipertensi antara lain hipertensi hanya diastolik, hipertensi campuran (diastolik dan sistolik yang meninggi) dan hipertensi sistolik. Hipertensi diastolik sangat jarang dan hanya terlihat peninggian yang ringan dari tekanan diastolik, misalnya 120/100 mmHg. Bentuk seperti ini biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda sementara itu hipertensi sistolik paling sering dijumpai pada usia lanjut (Depkes 2006).

Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah (sistolik, diastolik, ataupun keduanya) lebih rendah dari nilai normal yang umum ditemukan pada individu normal. Gangguan ini tidak jarang mengarah kepada suatu kondisi patologis (kelainan) tertentu. Meskipun bisa juga ditemukan pada individu tanpa kelainan jantung. Untuk batasan tekanan darah rendah, tidak ada batasan yang baku. Meskipun begitu, penting untuk mendeteksi adanya hipotensi pada individu tertentu. Pada individu dengan riwayat tekanan darah tinggi, penurunan tekanan darah lebih dari 30 mmHg secara mendadak dapat dikatakan hipotensi meskipun nilai tekanan darahnya masih normal. Untuk kelompok individu yang nilai tekanan darahnya tidak pernah tinggi atau cenderung rendah juga tidak memiliki batasan baku. Namun nilai tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg sering dipakai untuk menunjuk ada tidaknya hipotensi pada seseorang. Artinya, bila tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg, atau tekanan darah diastolik kurang dari 60 mmHg, atau kombinasi antara kedua nilai sistolik dan diastolik tersebut (Hutabarat 2010).Klasifikasi tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Pre-Hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg

Hipertensi Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg

Hipertensi Stadium 2 ≥160 mmHg ≥100 mmHg

(19)

Penyebab Tinggi dan Rendahnya Tekanan Darah

Menurut Braverman (2008), pada 90-95% penderita tekanan darah tinggi, tidak ada penyebab fisiologis tunggal. Jenis tekanan darah ini disebut hipertensi essensial atau primer. Walaupun penyebab dari tekanan darah tinggi masih belum diketahui, riset menunjukan hal tersebut merupakan reaksi antara faktor genetis, lingkungan, dan yang berhubungan dengan gaya hidup. Faktor-faktor yang utama adalah : Pola makan yang tidak tepat dengan komposisi tidak seimbang, biasanya tinggi kalori, natrium (garam) dan lemak, serta rendah protein; rasio natrium terhadap kalium yang tidak seimbang; penyalahgunaan alkohol; merokok; kenaikan kadar kolesterol; obesitas dan stress.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipotensi. Akan tetapi tidak semua hipotensi memiliki faktor yang perlu dicemaskan. Meskipun demikian, bila mengalami hipotensi sebaiknya berobat untuk mencari faktor penyebab/predisposisi yang berpeluang mengganggu kesehatan di kemudian hari. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotensi antara lain : dehidrasi yang sering timbul akibat sulit makan, muntah, atau diare yang diikuti kehilangan cairan tubuh bermakna, perdarahan, obat-obatan yang dapat mencetuskan penurunan tekanan darah mendadak atau perlahan, infeksi di dalam tubuh terutama pada infeksi berat, kelainan endokrin, kelainan jantung, reaksi anafilaksis akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu.

Kolesterol

Menurut Hartono (2006), kolesterol merupakan salah satu jenis lemak dengan inti sterol berbentuk cincin yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara normal, tubuh mampu memproduksi kolesterol yang dibutuhkan dalam jumlah tepat. Kolesterol yang berlebihan di dalam tubuh akan membentuk suatu timbunan pada dinding pembuluh darah dan menimbulkan kondisi yang disebut ateroklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah yang merupakan indikasi awal seseorang terkena penyakit jantung dan stroke (Sutanto 2011).

Hati memetabolisasi sebagian kolesterol yang terdapat di dalam micelle menjadi garam-garam empedu. Sisa kolesterol lainya disalurkan ke darah, berikatan dengan fosfolipid sebagai lipoprotein. Lipoprotein mengangkut kolesterol ke semua sel tubuh untuk digunakan membentuk membran, struktur-struktur intrasel dan hormon steroid. Tingginya kadar dua jenis lipoprotein, yaitu lipopotein berdensitas rendah (low density lipoprotein,LDL) dan lipopotein

(20)

berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), mengisyaratkan bahwa hati menangani kolesterol dalam jumlah besar. lipopotein berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL) mengangkut kolesterol dari sel ke hati dan bersifat protektif terhadap penyakit arteri (Corwin 2001). Jumlah keseluruhan kolesterol yang ada pada tubuh disebut kolesterol total. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg (Sutanto 2011).

Menurut Barasi (2009), makanan hewani adalah sumber kolesterol dalam diet, dengan sumber terkaya adalah kuning telur. Absorpsi kolesterol berubah – ubah, tetapi biasanya kurang dari 50%. Kadar dalam plasma, terutama yang diangkut sebagai fraksi LDL, merupakan penentu utama resiko aterosklerosis. HDL sering disebut sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol HDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut. Jika kadar HDL tinggi maka akan terlindung dari penyakit jantung. Penyebab hiperkolesterol antara lain obesitas, alkohol, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, pil anti hamil, diuretik, kortikosteroid, dan penyakit tiroid.

Dampak Kolesterol

Menurut Sutanto (2010), jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung koroner karena saluran arteri yang memasok darah ke jantung menyempit dan tersumbat. Kolesterol juga bisa menyebabkan stroke dan kelumpuhan bila terjadi penyumbatan arteri yang memasok darah ke otak. Penyakit lain yang juga dipengaruhi oleh kolesterol adalah hipertensi. Hal ini akan diperparah dengan kebiasaan merokok. Hipertensi dan kebiasaan merokok memang tidak mempengaruhi jumlah kolesterol dalam tubuh, namun bisa berinteraksi dengan kolesterol untuk merusak arteri.

Penyebab Tingginya Kadar Kolesterol

Beberapa faktor yang mempengaruhi total kolesterol, diantaranya asupan lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurangnya aktifitas fisik (sedentary life style). Kadar kolesterol darah bisa dipengaruhi oleh makanan. Daging merah berlemak dan produk susu merupakan sumber utama kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Makanan dan keadaan berikut paling berperan dalam menyebabkan kadar kolesterol yang tinggi : Kekurangan asam amino akibat asupan protein berkualitas rendah; kekurangan antioksidan (vitamin C dan E, selenium, dan seng) akibat rendahnya asupan buah dan sayuran; kekurangan asam lemak esensial akibat asupan lemak berkualitas rendah; asupan alkohol

(21)

yang berlebihan; asupan zat tepung yang berlebihan (jagung, kentang, dan lain-lain); asupan gula secara berlebihan yang ditemukan pada banyak makanan olahan; kekurangan serat akibat kurangnya asupan buah dan sayur; disfungsi hati dan meningkatnya kerusakan jaringan akibat infeksi, radiasi, kerusakan fungsi hati atau aktivitas oksidatif (Braverman 2008).

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah kegiatan yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik seperti berjalan, berlari, berolahraga dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan kerja otot (FKM-UI 2007). Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh (Almatsier 2004).

Aktivitas fisik erat kaitannya dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tubuh yang sehat akan mampu melakukan aktivitas fisik secara optimal, dan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dalam porsi cukup mempunyai dampak yang positif terhadap kesehatan tubuh (Widodo & Syafruddin 1990). Menurut Kusmana (2006) aktivitas yang moderat (sedang) akan melindungi diri dari penyakit jantung koroner (PJK).

Olahraga meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sensitivitas insulin, bisa menurunkan tekanan darah 10-15 angka, dan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida sekaligus meningkatkan kolesterol HDL. Melalui olahraga yang isotonik dan teratur (aktifitas fisik aerobik sekitar 30 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga secara teratur idealnya dilakukan tiga hingga lima kali dalam seminggu dan minimal setengah jam setiap sesi dengan intensitas sedang.

Olahraga yang teratur juga akan membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar LDL. Dianjurkan untuk melakukan olahraga yang bersifat aerobik seperti jalan cepat, lari-lari kecil, sepeda, atau berenang secara teratur 3-5 kali per minggu selama 30-60 menit/hari. Selain efektif untuk mengurangi berat badan, olahraga juga berguna untuk memperkuat otot jantung, menjaga tekanan darah tetap normal serta mampu mengurangi stress.

(22)

Aktivitas orang dewasa biasanya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang, dan berat. Pengeluaran energi beragam antara orang yang satu dengan yang lain (Mardlaw & Hampl 2007). Dalam hal ini, aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi seseorang (Baliwati & Retnaningsih 2004). Pengukuran kebutuhan energi didasarkan pada pengeluaran energi dengan komponen utama angka metabolisme massal (BMR) dan kegiatan fisik sesuai tingkatannya (Hoeger & Hoeger 2005).

FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama, setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Setiap orang memiliki aktivitas atau kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari. Kegiatan wajib tersebut tidak hanya pekerjaan yang mendatangkan penghasilan, namun juga meliputi kegiatan lain seperti kegiatan domestik rumah tangga, bersosialisasi, rekreasi dan lain sebagainya. Pengeluaran energi untuk kegiatan-kegiatan tersebut perlu diperhitungkan agar didapatkan angka pengeluaran energi seseorang. Pengeluaran energi tersebut kemudian dapat menjadi gambaran kebutuhan energi agar seseorang dapat hidup dengan lebih sejahtera dan berkualitas secara keseluruhan. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik.PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : PAL : physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PAR : physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu )

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas. Maka hasil dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu : ringan, sedang dan berat.

Tabel 2 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL

Kategori Nilai PAL

Ringan (sedentary lifestyle) 1.40-1.69

Sedang (active or moderately active lifestyle) 1.70-1.99 Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) 2.00-2.40

Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa kategori tingkat aktivitas fisik mengarah kepada jenis pekerjaan. Orang-orang yang termasuk dalam kategori tingkat aktifitas fisik ringan

(sedentary lifestyle) adalah orang-orang yang tidak

(23)

banyak melakukan kegiatan fisik, tidak banyak berjalan kaki dalam jarak jauh, menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara teratur dan lebih banyak menghabiskan kegiatan dalam posisi duduk diam dan berdiri dengan sedikit bergerak misalnya staf dan karyawan kantor. Pada kategori sedang adalah orang yang tidak terlalu banyak menggunakan energi, namun lebih banyak mengeluarkan energi bila dibandingkan dengan yang beraktivitas ringan. Pada umumnya orang-orang tersebut melakukan suatu pekerjaan berat namun dalam satu jangka waktu tertentu, misalnya kegiatan harian yang dilakukan selama satu jam (langsung atau bertahap dalam hari yang sama). Orang-orang yang termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat bila orang tersebut dalam kesehariannya melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak energi seperti menari, berenang, bekerja sebagai buruh tani yang melakukan pekerjaan mencangkul, berjalan kaki dalam jarak yang jauh dengan beban berat.

Konsumsi Pangan

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia agar dapat hidup sehat karena pangan merupakan sumber utama zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses metabolisme dalam tubuh, memperbaiki jaringan tubuh serta pertumbuhan (Harper et al. 1986).

Konsumsi pangan secara garis besar adalah kuantitas pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang dengan tujuan tertentu dengan jenis tunggal atau beragam.Survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Survei konsumsi pangan secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan atau makanan yang dikonsumsi (Suhardjo et al 1988). Metode kuantitatif juga dapat menghitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), daftar konversi mentah masak (DKMM) dan daftar penyerapan minyak (DPM). Metode food record atau diary records, digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi (Supriasa et al 2001). Pada metode ini responden diminta untuk mencatat jenis dan jumlah makanan dan minuman dalam satu periode waktu, biasanya satu sampai tujuh hari. Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu.

(24)

KERANGKA PEMIKIRAN

Gangguan tekanan darah dan kolesterol dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Gangguan tekanan darah dan kolesterol yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah diantaranya seperti hipertensi dan hiperkoleterolemia. Hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi. Selain diderita oleh usia lanjut, hipertensi dan hiperkolesterolemia bahkan sudah mulai diderita oleh kalangan remaja yang berusia 15-17 tahun.

Tekanan darah dan Kolesterol dipengaruhi oleh konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Mengonsumsi makanan yang tinggi natriun, lemak dan kolesterol serta kurangnya konsumsi serat tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol. Makanan yang tidak sehat dan bersifat praktis seperti aneka makanan siap saji banyak dikonsumsi oleh kalangan muda. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Selain konsumsi pangan, aktivitas fisik juga ikut mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol. Rendahnya aktivitas fisik akibat sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif.

Faktor aktivitas fisik dan konsumsi pangan secara tidak langsung dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing sampel sepertijenis kelamin, sosial ekonomi, dan gaya hidup. Ada beberapa hal lain yang mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol, salah satunya adalah faktor keturunan dan genetik, stress juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Namun hal tersebut tidak diamati pada penelitian ini.

(25)

Keterangan :

: variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti

Gambar 1 Hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol Karakteristik mahasiswa  Jenis Kelamin  Umur  Status gizi  Pengetahuan gizi  Daya beli  Uang saku Konsumsi Pangan Aktivitas Fisik Tekanan Darah Kolesterold arah  Penyakit Keturunan  Stres

(26)

METODOLOGI

Desain, Tempat dan Waktu

Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di pemukiman sekitar kampus IPB Baranangsiang Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2011.

Jumlah dan Cara Penarikan Sampel

Populasi penelitian adalah mahasiswa program alih jenis IPB yang memiliki kecenderungan pola makan yang tidak teratur akibat jadwal perkuliahan yang didominasi pada sore hari (14.00) hingga malam hari (23.00 WIB). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive.Jumlah yang digunakan berjumlah 52 orang diambil dengan kriteria inklusi yaitu : berusia lebih dari 18 tahun,tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun kolesterol dan tekanan darah,dan bersedia mengisi informed consent. Adapun kriteria ekslusi bagi sampel pada penelitian ini adalah: menderita sakit dan harus mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, dalam keadaan hamil, pindah atau berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol pada saat penelitian.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer diperoleh melalui pengukuran dan wawancara dengan bantuan form record. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sampel, tekanan darah, kadar kolesterol sampel, riwayat penyakit, aktifitas fisik dan konsumsi contoh.

Data karakteristik contoh berupa nama, umur, dan riwayat penyakit didapat dengan menggunakan kuesioner. Data konsumsi pangan diperoleh dengan menggunakan food recordmeliputi waktu makan, jenis makanan, bahan makanan dan jumlah konsumsi pangan. Record konsumsi pangan dilakukan selama tujuh hari. Data status gizi diperoleh dengan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menggunakan timbangan berat badan dan microtoise. Data aktivitas fisik diperoleh dengan recordaktivitas fisik 1 x 24 jam selama tujuh hari. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan berupa jenis aktivitas yang dilakukan dan

(27)

durasi waktu melakukan aktivitas dalam sehari. Data, jenis data dan cara pengumpulan data disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Data, jenis data dan cara pengumpulan data

No Data Jenis Data Cara Pengumpulan dan pengukuran data

1 Nama Primer Kuesioner

2 Jenis kelamin Primer Kuesioner

3 Umur Primer Kuesioner

4 Etnis Primer Kuesioner, wawancara

5 Berat badan (kg) Primer Pengukuran

6 Tinggi badan (cm) Primer Pengukuran

7 Frekuensi dan jumlah konsumsi Primer Recall dan FFQ

8 Aktivitas fisik Primer Kuesioner, wawancara

9 Tekanan darah dan kolesteroldarah Primer Pengukuran

Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entry, cleaning, dan selanjutnya analisis. Coding dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entry data dan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data diolah dengan menggunakan program computer Microsoft Excel dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows.Analisis tentang hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal akan dianalisa dengan menggunakan chi-square, variabel data ordinal akan dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio akan dianalisa dengan uji Pearson.

Data karakteristik sampel seperti jenis kelamin, usia sampel, berat badan dan tinggi badan dan status gizi ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan dinyatakan dalam persen. Data umurdikelompokkan menjadi empat kelompok menurut Papalia dan Old (2008) yaitu remaja (< 20 tahun), dewasa awal (20-40 tahun), dewasa tengah (41-65 tahun), dan dewasa akhir (> 65 tahun).Status gizi sampel ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) contoh dengan kuadrat dari tinggi badan (m2) sampel. Kemudian IMT diklasifikasikan berdasarkan kategori Depkes (2005).

Pengukuran aktivitas fisik dilakukan dengan melakukan metode record jenis aktivitas yang dilakukan sampel dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL ( Physical Activity Level) atau

(28)

tingkat aktivitas fisik yang didapat dengan menggunakan rumus PAL sebagai berikut :

PAL = ∑(PAR x alokasi waktu setiap kegiatan)24 jam Keterangan :

PAL : physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PAR : physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu )

Setiap aktivitas mempunyai nilai PAR yang berbeda dalam kilokalori permenitnya. Jenis aktivitas yang dilakukan contoh pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Setelah nilai PAL didapatkan, maka nilai tersebut akan di kategorikan menjadi tiga kategori yaitu ringan (1,40 ≤ PAL ≤ 1,69), sedang (1,70 ≤ PAL ≤ 1,99)dan berat (2,0 ≤ PAL ≤ 2,40).

Tabel 4 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR

Keterangan Laki-laki PARPerempuan

Tidur (tidur siang dan tidur malam) 1 1

Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam dan membaca 1.2 1.2

Duduk sambil menonton TV 1.64 1.72

Beribadah 2.3 2.3

Makan dan minum 1.4 1.6

Jalan santai 2.1 2.5

Mandi 2.3 2.3

Mengendarai kendaraan 2.7 2.7

Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih dan lain-lain) 2.75 2.8 Office worker (duduk didepan meja, menulis dan

mengetik) 1.8 1.8

Olahraga (jongging, lari jarak jauh) 6.34 6.55 Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Data konsumsi pangan dan gizi yang diperoleh melalui metode food recordselama tujuh hari meliputi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga (URT) atau dalam satuan gram, kemudian dikonversi dalam satuan energi (kkal), protein (g), lemak (g), karbohidrat (g), natrium (mg), kalium (mg), kolesterol (mg) dan serat (g). dengan merujuk pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM 2004). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut :

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan :

Kgij : kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj : berat makanan j yang dikonsumsi

Gij : kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj : bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

(29)

Selanjutnya, tingkat kecukupan zat gizi yang diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus tingkat kecukupan zat gizi yang digunakan (Hardinsyah & Briawan 1994) :

TKG = (K/AKG) x 100% Keterangan :

TKG : tingkat kecukupan zat gizi K : konsumsi pangan

AKG : kecukupan zat gizi yang dianjurkan

Hasil perhitungan tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi lima kategori untuk tingkat kecukupan energi, protein dan lemak yaitu: defisit tingkat berat : <70% AKG, defisit tingkat sedang : 70-79% AKG, defisit ringan : 80-89% AKG, cukup : 90-119% AKG dan lebih : ≥120% AKG(Hardinsyah et al 2002).

Pengkategorian tingkat kecukupan vitamin dan mineral menurut Gibson (2005) yaitu kurang (<77% AKG) dan cukup (≥ 77% AKG). Asupan serat sampel

dibandingkan dengan kebutuhanserat orang dewasa dan dilakukan penggolongan tingkat konsumsi serat berdasarkan anjuran asupan serat per hari yaitu 25 g/hari (Muchtadi 2000) yaitu kurang (<20 g/hari), cukup (20-30 g/hari) dan lebih (>30 g/hari).

Pengukuran tekanan darah dan kolesterol dilakukan dengan menggunakan alat pengukuran digital. Kalibrasi alat pengukur tekanan darah dilakukan dengan cara di terra (di nol-kan). Posisi yang disarankan untuk pengukuran tekanan darah adalah duduk di kursi dengan sandaran punggung untuk menyangga, kaki menapak di lantai, lengan dijulurkan setinggi jantung di atas meja. Posisi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih baik dari pada berbaring atau duduk di depan pemeriksaan atau dengan lengan ditekuk ke samping. Jika hasil pengukuran pertama dan kedua tidak jauh berbeda (5-10 mmHg), maka angka tekanan darah akan dirata-ratakan. Sedangkan bila hasil pengukuran pertama dan kedua berbeda nyata (>10 mmHg), maka akan diulang dengan posisi pengukuran yang benar.

Kolesterol darah puasa juga diperiksa dari darah perifer dengan alat Accutrend GC dan strip kolesterol serta strip kalibrasi. Untuk pembacaannya membutuhkan waktu 180 detik. Hasil pengukuran kolesterol darah minimal – maksimal adalah 150 mg/dl sampai dengan 300 mg/dl (Siswanto dan Handayani 2004). Data kolesterol berasal dari contoh yang berpuasa selama 8 jam sebelum pengambilan darah yang diambil sebanyak 1-2 ul (2 tetes). contoh disarankan

(30)

berpuasa selama kurang 8 jam agar hasil pemeriksaan kolesterol lebih akurat. Untuk pengukuran tekanan darah dan kolesterol dilakukan oleh paramedis dari RS. PMI Bogor.

Data tekanan darah yang diperoleh dikategorikan menjadi menjadi empat kategori berdasarkan JNC VII yang diacu dalam Depkes (2006) yaitu : normal (tekanan darah sistolik< 120 mmhg;tekanan darah diastolik <80mmhg), prehipertensi (tekanan darah sistolik 120-139 mmhg; tekanan darah diastolik 80-89 mmhg), hipertensi tingkat I (tekanan darah sistolik 140-159 mmhg; tekanan darah diastolik 90-99 mmhg), hipertensi tingkat II (tekanan darah sistolik ≥ 160

mmhg; tekanan darah diastolik ≥ 160 mmhg).Untukdata kolesterol dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu normal (<200mg/dl), batas tinggi (200-239 mg/dl) dan tinggi (≥ 240 mg/dl).

(31)

Definisi Operasional

Populasiadalah seluruh mahasiswa/i alih jenis Institut Pertanian Bogor.

Contoh adalah mahasiswa/i alih jenis Institut Pertanian Bogor yang memenuhi kriteria penelitian dan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Karakteristik contoh adalah identitas pribadi contoh yang meliputi nama lengkap, jenis kelamin, umur, berat badan dan tinggi badan.

Umur adalah jangka waktu hidup biologis yang dinyatakan dalam satuan tahun Aktivitas fisik adalah seluruh jenis dan lama kegiatan yang melibatkan fisik

(tubuh) dan diperoleh dari recall1x24 jam.

Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar didalam darah, diproduksi oleh hati.

Tekanan darahadalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Penyakit Keturunan adalahpenyakit yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya

Status gizi adalah cerminan indeks massa tubuh (IMT) yang dinyatakan oleh rasio berat badan (Kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2).

Konsumsi panganadalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan seseorang dengan jumlah tertentu

Tingkkat kecukupanadalah konsumsi contoh yang dibandingkan dengan angka kecukupan gizi

(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Alih Jenis

Perkembangan ilmu gizi dan aplikasinya, serta kesadaran akan dampak masalah gizi, baik kekurangan atau kelebihan gizi sejak periode janin (intra uterine) hingga lanjut usia (elderly) terhadap kesehatan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), telah meningkatkan kebutuhan (need) terhadap ahli gizi. Ahli gizi tersebut diperlukan oleh berbagai jenis lapangan kerja, seperti: pemerintahan pusat maupun daerah; rumah sakit; puskesmas; pusat kebugaran; konsultan gizi dan kesehatan; industri dan pemasaran untuk produk makanan dan kesehatan; serta berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang terkait dengan penanganan masalah gizi dan kesehatan.

Untuk memperluas kesempatan para tenaga gizi lulusan D3 gizi yang berminat untuk meningkatkan kemampuan akademik dan karier, maka Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB telah menyelenggarakan Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi (Program Alih Jenjang). Gelar Sarjana Gizi (SGz) akan diberikan kepada lulusan program ini. Gelar ini sangat sesuai dengan kompetensi dan jenjang karir lulusan. Penyelenggaraan program ini terlaksana mulai Tahun Ajaran 2007/2008.

Pengelolaan penyelenggaraan perkuliahan di Bogor sepenuhnya dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB. Untuk jaminan mutu, pengelolaan administrasi dan keuangan dilakukan oleh Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB sesuai ketentuan yang berlaku di IPB. Salah satu tujuan umum diselenggarakannya Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi adalah memberikan kesempatan bagi masyarakat atau calon mahasiswa untuk menggunakan fasilitas belajar di luar waktu penyelenggaraan program regular S1 Mayor Ilmu Gizi IPB.

Beban studi mahasiswa Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi, minimal 50% dari total beban studi mayor, atau 50% dari 148 sks yaitu 74 sks. Beban studi yang diambil per semester minimal 12 sks, atau rata-rata per semester 18 – 24 sks. Dimungkinkan adanya perkuliahan alih semester, 2-3 mata kuliah.

Perkuliahan diselenggarakan setiap hari Senin-Sabtu. Perkuliahan hari Senin-Kamis dilaksanakan pada sore hari mulai jam 16.00- 22.30 di Kampus

(33)

Baranangsiang, sedangkan perkuliahan Hari Jum’at dan Sabtu dimulai pukul 08.00-18.00 di Kampus Darmaga. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di Kampus IPB Darmaga. Sistem penilaian dilakukan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), ujian susulan dan ujian perbaikan, ujian praktikum, tugas Individu dan kelompok.

Contoh pada penelitian ini merupakan mahasiswa dan mahasiswi alih jenis semester dua ( 2010/2011) dan semester empat (2009/2010). Perkuliahan dilaksanakan di kampus IPB Baranang siang dan kampus IPB dramaga. Pada hari senin sampai dengan jumat perkuliahan dimulai dari pukul 14.00-21.00 WIB. Namun pada hari sabtu perkuliahan dimulai dari pukul 08.00-17.30 WIB.

Sebagian besar contoh pada penelitian ini merupakan mahasiswa semester empat yang kuliah tiga hari dalam seminggu dengan rata-rata jam perkuliahan terstruktur sebanyak tiga jam. Selain itu, pada semester empat ini mahasiswa lebih banyak belajar mandiri seperti mengerjakan tugas, mencari tinjauan pustaka dan mulai menyusun proposal penelitian.

Karakteristik contoh Umur

Contoh pada penelitian ini adalah mahsiswa dan mahasiswi alih jenis IPB. Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa contoh dalam penelitian ini berumur 20-40 tahun yang termasuk dalam kategori kelompok umurdewasa awal.

Tabel 5 sebaran contoh berdasarkan umur Kelompok Umur Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan n % n % n % Dewasa awal 25 49 26 51 51 100

Menurut Riskesdas (2007), berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 29,8 %. Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita gangguan tekanan darah tinggi diketahui sebanyak 17,2%.Menurut Balitbangkes (2005) pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia 25-34 tahun sebesar 9,3%.

Berat badan dan tinggi badan

Nilai rata-rata berat badan contoh laki-laki dan perempuan adalah 62,5 kg dan 54,3 Kg. Menurut angka kecukupan gizi (AKG) tahun 2004, berat badan ideal yang dimiliki laki-laki berusia 19-29 tahun adalah 56 kg dan usia 30-49

(34)

adalah 62, sedangkan untuk berat badan ideal yang dimiliki oleh perempuan berusia 19-29 tahun adalah 52 kg dan usia 30-49 adalah 55.

Tabel 6 Keragaman berat badan contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Berat Badan

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 48 87 62,5±7,8

Perempuan 37 76 54,3±9,1

Rata-rata tinggi badan laki-laki adalah 167 cm dengan tinggi badan maksimal 177 cm dan tinggi badan minimal 155 cm. Sementara rata-rata tinggi badan perempuan adalah 157,23 cm dengan tinggi badan maksimal 170 cm dan tinggi badan minimal 145 cm. Menurut AKG (2004), tinggi badan ideal laki-laki berusia 19-49 tahun adalah 165 cm, sedangkan untuk tinggi badan ideal perempuan berusia 19-49 tahun adalah 156 cm. Rata-rata tinggi badan contohsudah mencapai ideal.

Tabel 7 Keragaman tinggi badan contoh berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Tinggi Badan

Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-Rata±Sd

Laki-laki 155 177 167±4,6

Perempuan 145 170 157±6,3

Berat badan dan tinggi badan diperlukan untuk menentukan status gizi contoh serta mengetahui kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Menurut Jeliffe Jeliffe (1989), berat badan merupakan gambaran massa tubuh seperti otot dan lemak. Berat badan merupakan gambaran umum indikator status gizi yang mudah dilihat dan mudah dipengaruhi oleh keadaan yang mendadak seperti sakit atau konsumsi makan yang menurun (Abunain et al 1990). Sedangkan tinggi badan merupakan indicator status gizi di masa lampau karena tidak mudah berubah. Tinggi badan merupakan hasil pengukuran terhadap jaringan tulang tubuh dan merupakan gabungan dari pengukuran komponen-komponen tubuh seperti kaki, pelvis, punggung, dan kelapa (Jeliffe & Jeliffe 1989).

Status gizi

Menurut Almatsier (2003), status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi pangan dan penggunaan zat-zat gizi. Ada beberapa indikator antropometri yang dapat digunakan untuk mengukur status gizi, diantaranya usia, berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa et al2001).

(35)

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan status gizi

Status Gizi Laki-lakin % Perempuann % Totaln %

Kurus 0 0 6 11.8 6 11.8

Normal 23 45.1 15 29.4 38 74.5

Gemuk 2 3.9 5 9.8 7 13.7

Berdasarkan Tabel 8dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh penelitian (74,5%) memiliki status gizi normal. Selebihnya memiliki status gizi kurus (11,8%) dan gemuk (13.7%). Menurut Depkes (2006), status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan tekanan darah maupun kolesterol.

Konsumsi Pangan

Menurut Khomsan (2002), pangan merupakan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan pangan perlu diupayakan ketersediannya dalam jumlah yang cukup, layak dan aman dikonsumsi dan mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau. Selanjutnya menurut Hardinsyah dan Martianto (1988) Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi pangan dapat ditinjau dari aspek jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi.

Frekuensi, Jumlah dan Jenis Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah jumlah pangan (tunggal atau beragam) yang dimakan seseorang atau sekelompok orang tertentu dengan jumlah tertentu. Konsumsi pangan dikelompokkan menjadi makanan pokok, protein hewani, protein nabati, sayuran, buah, susu dan olahannya, minyak dan serba-serbi. Pangan yang disajikan dibawah ini merupakan pangan yang dikonsumsi oleh contoh pada penelitian ini.

Makanan Pokok.Bahanmakanan pokok dianggap yang terpenting didalam suatu susunan hidangan di Indonesia dan biasanya dapat segera terlihat diatas piring, karena merupakan kwantum terbesar diantara bahan makanan yang sedang dikonsumsi (Sediaoetama 2006).Karbohidrat memegang peranan penting, karena merupakan sumber energi utama bagi penduduk didunia karena banyak didapat dari alam dan harganya relatif murah. Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian dan kacang-kacangan kering. Hasil olahan nya adalah bihun, mie, roti dan tepung-tepungan (Almatsier 2004).

(36)

Tabel 9 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh Makanan pokok Laki-Laki Perempuan Frekuensi konsumsi (kali/hari) Jumlah konsumsi (gram/hari) Frekuensi konsumsi (kali/hari) Jumlah konsumsi (gram/hari) Beras 1,6 115,7 1,4 108,2 Bihun 0,1 4,86 0,1 4,12 Mie 0,5 42,76 0,4 30,28 Kentang 0,1 1,83 0,1 1,79 Singkong 0,1 4,86 0,1 3,24 Kwetiau 0,1 5,57 0,0 2,61 Roti Tawar 0 1,94 0,1 5,49 Biskuit 0,1 6,53 0,1 3,93

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa frekuensi konsumsi beras pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 1,6 dan 1,4 kali per hari. Secara kuantitatif, rata-rata konsumsi beras pada contoh laki-laki (115,7 gram/hari) lebih banyak bila dibandingkan dengan konsumsi beras contoh perempuan (108,2 gram/hari). Anjuran makanan rata-rata satu hari untuk orang dewasa menurut golongan umur untuk nasi adalah 9½ xpenukar untuk laki-laki golongan umur 20-45 tahun sedangkan untuk perempuan dengan golongan umur 20-20-45 tahun adalah 6½ x penukar (Almatsier 2006). Bila dibandingkan dengan rata-rata anjuran makan nasi yang dianjurkan untuk kelopok umur tersebut, maka konsumsi nasi pada contoh penelitian ini baik laki-laki maupun perempuan masih tergolong sangat kurang.Di dalam 100 gram nasi mengandung 180 kkal energi, 3 gram protein, 0.3 gram lemak, 39.8 gram karbohidrat dan mengandung mineral kalsium 25 mg , 27 mg fosfor dan 38 mg kalium.Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Mengonsumsi nasi dengan tambahan lauk pauk serta sayur dapat membantu memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi tubuh. Selain beras, mie merupakan bahan pangan kedua terbanyak yang dikonsumsi contoh bila dibandingkan dengan bahan pangan lainnya yang juga merupakan sumber karbohidrat. Mie instant dikonsumsi dua sampai tiga kali seminggu dengan konsumsi sebesar 80 gram dengan rata-rata konsumsi sebesar 42.76 gram/hari dan 30.28 gram/hari.

Protein Hewani. Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting dalam makanan sebagai sumber asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein tubuh dan senyawa lain yang mengandung protein (Gibson 2005). Protein menurut sumbernya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu protein hewani (berasal dari hewan) dan protein nabati (berasal dari tumbuhan). Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, daging, unggas, ikan dan kerang (Almatsier 2004)

(37)

Tabel 10 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein hewani contoh Protein Hewani Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Ayam 0,9 64,23 0,8 50,77 Ikan 0,3 13,84 0,3 13,76 Hati Ayam 0,04 1,71 0,04 2,25 Rempela Ayam 0,02 0,86 0,01 0,27 Telur 0,6 33,49 0,6 25,99 Daging Sapi 0,17 7,54 0,19 7,12 Hati sapi 0,01 0,57 0,01 0,27 Udang 0,01 0,34 0,2 1,65 Cumi 0,01 0,11 0,04 1,21 Usus 0,03 1,54 0,02 0,60 Sosis 0,5 1,31 0,03 0,88

Pada kelompok bahan pangan sumber protein hewani, sebagian besar contoh mengonsumsi ayam dan telur. frekuensi konsumsi ayam pada contoh laki-laki dan perempuan adalah 0,9 dan 0,8 kali per hari. Untuk frekuensi konsumsi telur, baik contoh laki-laki maupun perempuan mempunyai frekuensi yang sama yaitu 0,6 kali per hari. Jumlah konsumsi ayam sebanyak 64.23 gram pada contoh laki-laki sedangkan pada contoh perempuan 50.77 gram. Konsumsi telur pada contoh laki-laki sebesar 33.49 gram dan 25.99 gram pada contoh perempuan. Protein hewani pada umumnya mempunyai susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan manusia. Namun harga protein hewani lebih mahal dibandingkan dengan protein nabati sehingga banyak yang mengonsumsi protein nabati sebagai sumber protein. Konsumsi protein yang berlebihan tidak baik untuk tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas (almatsier 2002).

Protein Nabati. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tahu dan tempe serta kacang-kacangan lainnya. Kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki mutu atau nilai biologi tertinggi. Tabel 11 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein nabati contoh Protein Nabati Laki-Laki Perempuan Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Frekuensi Konsumsi (Kali/Hari) Jumlah Konsumsi (Gram/Hari) Tahu 0,3 13,82 0,3 11,76 Tempe 0,4 12,55 0,4 8,52 Kacang tanah 0,3 2,34 0,2 1,87 Kacang hijau 0.01 0,25 0.02 0,28 Oncom 0.03 0,69 0.03 0,60

(38)

Konsumsi pangan sumber protein nabati relatif sama. Pangan olahan kacang kedelai yaitu tahu dan tempe merupakan pangan yang paling sering dikonsumsi. Contoh laki-laki dan perempuan mengkonsumsi tahu dan tempe dengan frekuensi yang sama yaitu 0,3 kali per hari dan 0,4 kali per hari. Secara kuantitatif, contoh laki-laki mengkonsumsi tahu (13,82 gram/hari) dan tempe (12,55 gram/hari) lebih banyak dibandingkan dengan contoh perempuan yaitu 11,76 gram/hari (tahu) dan 8,52 gram/hari (tempe). Hal ini sejalan dengan penelitian Prabandari (2010) yang menyatakan tahu dan tempe menjadi sumber protein nabati yang paling banyak dikonsumsi oleh mahasiswa IPB.

Protein mempunyai manfaat yang sangat besar untuk menurunkan tekanan darah. Menurut Almatsier (2002), protein nabati merupakan salah satu jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan pangan nabati yang kaya akan protein adalah kacang-kacangan. Kacang-kacangan banyak mengandung serat yang berguna untuk menurunkan kadar kolesterol yang secara tidak langsung akan menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yang et al(2005), konsumsi kedelai (bahan pembuatan tahu dan tempe) ≥ 25 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik 1.9 mmHg dan

diastolik 0.9 mmHg dibandingkan dengan penderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi kedelai. Selain itu, tempe juga dapat menurunkan kadar kolesterol. Dalam kedelai terkandung zat yang disebut sitosterol beta yang mempunyai efek hipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol). Disamping itu, penggunaan ragi dalam proses fermentasi kacang kedelai menjadi tempe juga akan menekan kadar kolesterol. Hal ini disebabkan proses peragian tersebut meningkatkan niasin dari 9 mg dalam kacang kedelai menjadi 60 mg dalam tempe per 100 gram bahan makanan. Niasin ini dapat menurunkan kolesterol total dan kolesterol LDL serta menaikkan kolesterol HDL (Khomsan 2002).

Sayuran. Sayuranmerupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan. Seseorang yang mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis yang bervariasi akan mendapatkan kecukupan sebagian besar mineral mikro dan serat yang dapat mencegah terjadinya kegemukan (khomsan et al. 2009). Sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat makanan yang paling mudah dijumpai dalam menu masyarakat. Sayuran bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses melalui

Gambar

Gambar 1 Hubungan tingkat konsumsi dan  aktivitas fisik terhadap tekanan darah  dan kolesterol Karakteristik mahasiswa Jenis Kelamin Umur Status gizi  Pengetahuan gizi Daya beli Uang sakuKonsumsi PanganAktivitas FisikTekanan DarahKolesteroldarah Pen
Tabel 9 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh Makanan  pokok Laki-Laki PerempuanFrekuensi  konsumsi  (kali/hari) Jumlah  konsumsi (gram/hari) Frekuensi konsumsi (kali/hari)  Jumlah  konsumsi (gram/hari) Beras 1,6 115,7 1,4 108,2 Bi
Tabel 11 Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein nabati contoh
Tabel 12 Frekuensi dan jumlah konsumsi sayur contoh
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah: (1) Motivasi berwirausaha siswa kelas XI Program Keahlian Jasa Boga SMK Negeri 6 Yogyakarta yang berada pada kategori tinggi

Pada pelaksanaan kegiatan PPL ini, dapat dikatakan cukup lancar. Namun tetap saja pada sebuah pelaksanaan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi.

Sebagian besar siswa SMP Negeri 3 Minasatene masih menganggap bahwa pelajaran matematika susah, membosankan sehingga beberapa diantara mereka hanya datang, duduk

Pengelolaan pembayaran yang masih dilakukan secara manual rentan akan ketidak konsistenan data serta penyampaian informasi kepada siswa masih belum merata menyebabkan

[r]

Bagi peserta yang lulus verifikasi tetapi TIDAK HADIR Uji Kesehatan dan Psikotest sesuai jadwal yang sudah ditentukan, maka peserta dinyatakan GUGUR.. Bagi peserta yang TIDAK

Penelitian dengan judul ” Pengaruh Metode Discovery Dalam Pembelajaran Matematika Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VIII MTsN Kanigoro Kras Kediri ”

Berdasarkan Rencana Struktur Ruang di RTRW Kota Padang Tahun 2010 – 2030 Koridor Ampang termasuk kedalam Pusat Kota bagian tengah yaitu Pusat Kota Lama