• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KATBAR (isni)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KATBAR (isni)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 3 MINASATENE PADA OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KATBAR

ISNI

Abstrak : penelitian ini menggunakan alat peraga KATBAR ( KArTu aljaBAR) untuk membantu siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene yang mengalami kesulitan belajar pada konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian bentuk aljabar. Sabjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa 29 orang. Siklus I dilakukan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali tes, dan siklus II juga dilakukan 2 pertemuan tatap muka, dan 1 kali tes. Penelitian ini menggunaklan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, observasi aktivitas siswa,observasi kemampuan guru melaksanakan tindakan dan angket untuk mengetahui Respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Skor rata-rata hasil belajar matematika pada siklus I sebesar 65,95 berada pada kategori “tinggi” dengan standar deviasi 15,1. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan serbesar 12,8 dengan skor rata-rata hasil belajar 78,25 berada pada kategori “tinggi”. (2) Ketuntasan belajar juga mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 29 siswa sebanyak 16 siswa atau 55,17 % mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pada siklus II sebanyak 27 siswa atau 93,10 % mencapai ketuntasan belajar dan ketuntasan belajar klasikal tercapai. (3) terjadi peningkatan aktivitas siswa memperhatikan penjelasan guru, keaktifan dalam kelompok, menjawab atau merespon pertanyaan, mempresen-tasikan hasil diskusi, siswa yang membantu teman dalam belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri, sedangkan siswa yang melakukan aktifitas lain pada saat pembelajaran semakin berkurang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan konsep operasi bentuk aljabar dengan menggunakan alat peraga KATBAR dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene.

(2)

Sebenarnya setiap guru telah berusaha menciptakan pembelajaran agar siswa lebih aktif, diantaranya: pengamatan objek langsung, diskusi kelompok mengerjakan LKS, menggunakan media yang ada di sekolah, dan mengunakan metode tanya-jawab. Namun hasilnya belum dapat meningkatkan gairah dan aktivitas secara maksimal.

Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba, mengucap, berbuat, mencoba, berfikir, dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar dapat mempertinggi hasil pelajaran.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terjadi interaksi edukatif antara guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode, dan media. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dipilih dan disiapkan secara teliti dapat memenuhi tujuan pembelajaran, yaitu : memotivasi peserta didik, melibatkan siswa dalam pengalaman belajar yang bermakna, melaksanakan pembelajaran individual, menjelaskan dan menggambarkan materi pelajaran dan ketrampilan kinerja, serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis kinerja individual dan perilaku.

Sebelum suatu metode pengajaran diterapkan, terlebih dahulu harus dipertimbangkan keefektifan, keefisienan, dan kecocokan dengan materi yang diberikan. Penggunaan metode mengajar yang tepat merupakan suatu alternatif dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran. Setiap guru sebaiknya mengembangkan metode mengajar yang tepat guna mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Intake siswa yang meliputi kemampuan, kecepatan belajar, minat, waktu yang dimiliki serta keadaan sosial ekonominya juga menjadi pertimbangan khusus.

(3)

pelajaran lain. Upaya dalam mengatasi keadaan ini adalah mengajak siswa untuk memahami pelajaran yang diberikan dan tidak merasa terbebani jika belajar matematika, memiliki semangat untuk belajar matematika serta menanamkan dalam diri siswa bahwa matematika bukan pelajaran yang sulit.

Sebagian besar siswa SMP Negeri 3 Minasatene masih menganggap bahwa pelajaran matematika susah, membosankan sehingga beberapa diantara mereka hanya datang, duduk dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Mereka masih membawa kebiasaannya dari SD yang masih banyak bermain ketimbang serius memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh gurunya, terlebih lagi jika Sang Guru lebih banyak menerapkan metode pembelajaran konvensional.

Pembelajaran matematika, khususnya di kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene dengan materi Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar, masih ditemukan kendala yang serius, seperti kurangnya kemampuan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, dan operasi bentuk aljabar bentuk aljabar. Hal ini dikarenakan rendahnya pemahaman siswa terhadap materi aljabar yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1) lemahnya siswa dalam operasi hitung bilangan bulat dan pecahan yang telah dipelajari pada materi sebelumnya, 2) pelaksanaan pembelajaran tidak kontekstual sehingga siswa kurang dapat memaknai hakikat simbol-simbol aljabar dan makna dari operasinya, 3) kurang tepat dalam memilih dan mengelola media pembelajaran yang sesuai.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba mengadakan penelitian tindakan kelas dalam sub pokok bahasan tersebut dengan cara melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KatBar

(4)

Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika sebagai wujud tercapainya tujuan pengajaran matematika.perubahan tingkah laku adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap aktivitas belajar, maka perubaha tingkah laku dapat menjadi salah satu indikator sebagai pedoman untuk mengetahui kemajuan siswa dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah, kemudian untuk mengetahui kemajuan berupa penguasaan dari siswa terhadap bidang studi tertentu, maka dilakukan evaluasi atau penilaian dengan memberikan tes.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, “hasil” diartikan sebagai sesuatu yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan sebelumnya. (Poerwadarminta, 1984), selanjutnya dikemukakan oleh Bahri (1994) bahwa :

“Hasil adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun secara berkelompok. Hasil tersebut tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Hanya dengan keuletan dan optimisme dari yang dapat membantu untuk mencapainya, oleh karena itu wajarlah pencapaian hasil yang optimal harus dengan jalan keuletan.”

Selanjutnya menurut Abdul Azis, (2012) bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran matematika setelah memperolah pengalaman belajar matematika dalam suatu kurung waktu tertentu.

Menurut (Sardiman ,2001:172) Langkah-langkah yang harus dilakukan guru untuk menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data hasil belajar siswa :

1) Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung.

2) Pada akhir pelajaran

b. Menganalisa data hasil belajar siswa. Dengan langkah ini guru akan mengetahui :

(5)

c. Menggunakan data hasil belajar siswa, dalam hal ini menyangkut : 1) Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu

diketahui guru.

2) Adanya feed back itu maka guru akan menganalisa dengan tepat follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.

Dari ungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar pada penguasaan bahan pelajaran matematika dalam kurang waktu tertentu.

Alat Peraga Matematika

Alat peraga sangat berguna untuk menanamkan konsep atau melatih ketrampilan konsep. Semua bermuara untuk mencapai kompetensi yang akan dicapai. Seperti yang diungkapkan Didi Suryadi (1998: 7.5), bahwa media ataupun alat peraga mempunyai tiga peranan yaitu :

(1) Untuk membantu proses pemahaman konsep

(2) Untuk membantu menguatkan daya ingat siswa tentang konsep yang dipelajari

(3) Untuk meningkatkan minat serta apresiasi siswa terhadap konsep yang dipelajari khususnya serta terhadap matematika pada umumya.

Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari .Alat peraga adalah alat bantu, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas yang bersifat kongkrit.

Pemilihan alat peraga untuk belajar dan mengajar sangat penting peranannya, karena itu patut diadakan dan dimanfaatkan. Penggunaan alat peraga yang tepat akan melipat gandakan hasil belajar dan membuat proses belajar menjadi menarik dan menyenangkan.

(6)

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Alat peraga adalah suatu sarana atau media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kulitas mengajar guru, dan dalam penggunaannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dengan demikian alat peraga sebagai media mempunyai arti yang sangat penting dalam pembelajaran matematika terutama untuk lebih menjelaskan masalah-masalah komplek pada peserta didik serta memusatkan perhatian mereka.

KatBar

KatBar adalah istilah untuk KATBAR. KATBAR yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan model geometri yang digunakan untuk mengkonkritkan pengertian variabel dan konstanta dalam aljabar yang bersifat konsep abstrak. Merupakan model geometri karena alat ini berupa kartu yang berbentuk bangun geometri, yaitu: persegi dan persegipanjang, dan penggunaan alat ini juga mengacu pada prinsip-prinsip yang ada dalam geometri, yaitu konsep panjang, lebar dan luas.

Alat peraga KATBAR terdiri dari 3 jenis kartu, yaitu:

Ketentuan

1. Kartu satuan, berupa persegi dengan panjang sisinya satu satuan

panjang atau dengan 1 cm x 1 cm. Pada kartu satuan ini ada dua jenis,

yaitu yang berwarna menunjukkan positif satu (1) dan tidak berwarna

(putih) menunjukkan negatif satu (-1).

X

2

X

1

-X

-X

-1

(7)

2. Kartu x, berupa persegi panjang dengan ukuran 2 cm x 1 cm. Pada kartu

ini juga menggunakan dua jenis yaitu yang berwarna menunjukkan

positif x (x) dan tidak berwarna (putih) menunjukkan negatif x (-x).

3. Kartu x2, berupa persegi dengan panjang sisi 2 cm. Pada kartu ini juga

menggunakan dua jenis warna, yaitu berwarna menunjukkan positif x2

(x2) dan tidak berwarna (putih) menunjukkan negatif x2 (-x2).

Berikut ini contoh penggunakan KATBAR dalam penyajian materi Operasi

Hitung pada Bentuk Aljabar :

Soal 1. Sederhanakanlah bentuk 2x - 3 – 3x + 1 dengan menggunakan KATBAR !

Pembahasan :

Bentuk 2x - 3 – 3x + 1 dapat dimodelkan sebagai berikut :

Model tersebut di atas dapat disederhanakan dengancara mengelompokkan

model-model sejenis. Jika pada pengelompokan itu terdapat pasangan nol,

maka semua pasangan nol yang ada dihapus.

2x

– 3x

1

Pasangan nol DIHAPUS

Pasangan nol DIHAPUS

(8)

–1

–1

–1

x

1 1

x

x

1 1

x

Yang tinggal hanya atau

– x – 2

Jadi bentuk sederhan dari 2x - 3 – 3x + 1 adalah

– x – 2.

Soal 2. Tentukan hasil dari (x + 2)(x

3) !

Pembahasan :

Langkah I :

Bentuk (x + 2)(x

3) dapat dimodelkan sebagai persegi panjang dengan

panjang (x + 2) dan lebarnya (x

3) sebagai berikut :

Langkah II :

Lengkapi kartu sehingga membentuk persegi panjang.

Hasilnya adalah :

x

2

– x

– 6

–1

–1

–1

Pasangan nol DIHAPUS

(9)

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan empat tahapan pelaksanaan meliputi : (a). perencanaan tindakan, (b). pelaksanaan tindakan, (c). pengamatan (observasi) dan (d). refleksi. Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 3 Minasatene dengan subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII A dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri atas 14 orang laki – laki dan 15 orang perempuan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Perencanaan Tindakan

Penelitian tindakan ini di rencanakan terdiri atas dua siklus. Kedua siklus ini merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali untuk tes, sedangkan siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali untuk tes. Perencanaan : Merencanakan pembelajaran yang akan dilaksanakan, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk setiap pertemuan, membuat pedoman observasi untuk melihat bagaimana kondisi siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas berlangsung, menyiapkan contoh alat peraga yang akan di gunakan kemudian meminta siswa membuat sendiri alat peraga secara berkelompok.

Observasi dan Evaluasi

Selama tindakan siklus I dan siklus II berlangsung, guru dan kolaboran melakukan observasi Mendokumentasikan pengaruh tindakan yang diberikan selama pembelajaran berupa pengamatan terhadap kondisi selama pelaksanaan tindakan berlangsung

Hasil Tes Akhir Siklus I

(10)

Tabel 1. Statistik Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri

Jika nilai hasil belajar siswa di atas dikelompokkan dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuansi dan Proporsi Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada Siklus I

(11)

Tabel 3. Deskripsi ketuntasan belajar siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada Siklus I

Nilai Kategori Frekuensi Persentase

(%)

0 – 64 Tidak Tuntas 13 44,83

65 – 100 Tuntas 16 55,17

Dari tabel 3 di atas menunjukkan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal (dengan nilai KKM 65) adalah 55,17 %, yaitu 16 orang dari 29 orang siswa di Kelas VIII A telah mencapai ketuntasan belajar individual, sedangkan 13 siswa yang lain belum tuntas.

Hasil Tes Akhir Siklus II

Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 78,25 dengan rentang nilai 38,4. Nilai diperoleh tersebar dengan nilai tertinggi 100 nilai terendah 61,6. Data nilai hasil tes dan analisis selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut.

TABEL 4. Statistik Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subjek Nilai Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rentang Nilai Nilai Rata-rata Standar Deviasi

29 100 100

61,6 38,4 78,25 12,1

Jika nilai hasil belajar siswa di atas dikelompokkan dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi nilai seperti yang disajikan pada tabel berikut :

(12)

No penelitian, diperoleh bahwa pada umumnya siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 62,07 % mengalami peningkatan dari siklus I sekitar 37,93 %, dan sudah tidak ada siswa yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Apabila hasil belajar pada siklus I dianalisis maka persentase ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KATBAR dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Deskripsi ketuntasan belajar siswa Kelas VIII A SMP Negeri Minasatene telah mencapai ketuntasan belajar individual, sedangkan 2 siswa yang lain belum tuntas.

(13)

perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran

Data tentang sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga , diperoleh melalui lembar partisipasi yang ditulis siswa. Adapun deskripsi tentang sikap siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus I dan siklus II ditunjukkan dalam tabel 7 berikut:

TABEL 7. Lembar Partisipasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

kelompok 18 27 22,5 77,59 20 28 24 82,76

(14)

7.

Siswa yang memberi respon pada saat diajukan pertanyaan tentang materi pelajaran

6 12 9 31,03 15 25 20 68,97

8.

Siswa yang

menerima tanggapan atau masukan dari

kelompok lain 12 18 15 51,72 20 22 21 72,41

9.

Siswa yang mencatat hasil keputusan (kesimpulan kelas)

19 25 22 75,86 25 25 25 86,21

10.

Siswa yang

mengerjakan latihan mandiri atau

tugas/PR 19 27 23 79,31 27 28 27,5 94,83

Berdasarkan hasil analisis deskriftif mengenai perubahan sikap siswa pada awal siklus I sampai pada akhir siklus II diatas menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan sikap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran setiap pertemuan. Perubahan tersebut meliputi semakin meningkatnya persentase siswa yang memperhatikan penjelasan guru, aktif kerjasama dalam kelompok, siswa yang membantu temannya dalam belajar dan mengerjakan latihan dengan mandiri. Selain itu jumlah siswa yang merespon terhadap pertanyaan guru tentang materi yang belum dipahami mengalami peningkatan.

Aktivitas guru dalam pembelajaran selama pemberian tindakan

Aktivitas guru dalam proses mengajar dan menyajikan materi diamati melalui lembar observasi seperti yang terlampir. Lembar observasi tersebut terdiri atas 19 item aktivitas guru yang dibagi dalam lima kategori penilaian yaitu tidak terlaksana, terlaksana tidak baik, terlaksana kurang baik, terlaksana baik dan terlaksana sangat baik

(15)

dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir sudah berlangsung dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Aspek umum pembelajaran juga sudah terlaksana dengan baik. siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Rencana Pelajaran yang di buat juga sudah terlaksana dengan baik.

Tanggapan

Pada akhir penelitian penulis memberikan lembar kuesioner siswa terhadap pembelajaran bentuk aljabar. Hasil tanggapan siswa berdasarkan lembar kuesioner yang diberikan kepada siswa menunjukkan bahwa pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga KATBAR yang diberikan. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KATBAR membantu siswa lebih memahami pelajaran sehingga mereka dapat menyelesaikan soal yang diberikan dan merasa yakin bahwa jawaban yang diberikan adalah benar. Nilai ulangan mereka juga menjadi lebih baik. disamping itu juga dengan menggunakan alat peraga KATBAR minat siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat.

Pembahasan

(16)

Hasil analisis secara kualitatif juga menunjukkan bahwa persentase siswa yang memperhatikan penjelasan guru, keaktifan dalam kelompok, menjawab pertanyaan, mempresentasekan hasil diskusi, siswa yang membantu teman dalam belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri siklus I sampai siklus II terus mengalami peningkatan. Demikian pula siswa yang merespon pertanyaan guru tentang materi yang diajarkan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Di samping itu juga siswa yang memerlukan bimbingan guru juga mengalami penurunan. Dengan demikian, secara kualitatif selama siklus I hingga siklus II hasil belajar matematika siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene melalui pembelajaran dengan alat peraga KATBAR dapat meningkat. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa Kelas VIII A SMP Negeri 3 Minasatene secara kualitatif dan secara kuantitatif menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga KATBAR efektif digunakan dalam pembelajaran. Ini disebabkan oleh karena penggunaan alat peraga KATBAR dalam pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi dan minat siswa untuk belajar matematika. Siswa menganggap dengan adanya alat peraga belajar matematika seperti bermain, konsep pembelajaran mudah dipahami. Selain itu, siswa lebih mudah memecahkan masalah-masalah matematika yang diberikan kepada siswa melaui Lembar Kerja yang dikerja secara berkelompok maupun latihan mandiri.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah :

1. Menggunaan alat peraga KATBAR atau KatBar dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan skor rata-rata hasil belajar matematika pada siklus I sebesar 65,95 ber ada pada kategori “tinggi” dengan standar deviasi 15,1. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan serbesar 12,8 dengan skor rata-rata hasil belajar 78,25 berada pada kategori “tinggi”.

(17)

3. Keaktifan siswa dalam pelaksanaan tindakan juga semakin meningkat hal ini dapat dilihat bahwa siswa yang memperhatikan penjelasan guru, keaktifan dalam kelompok, menjawab atau merespon pertanyaan, mempresentasikan hasil diskusi, siswa yang membantu teman dalam belajar dan mengerjakan soal latihan dengan mandiri semakin meningkat sedangkan siswa yang melakukan aktifitas lain pada saat pembelajaran semakin berkurang.

4. Menggunaan alat peraga KatBar dapat menumbuhkan minat dan memotifasi siswa untuk lebih giat lagi belajar, meningkatkan pemahaman materi dan bermakna bagi siswa. Hal ini sesuai dengan hasil refleksi siswa yang pada umumnya bersikap dan beranggapan positif terhadap pelajaran matematika

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran matematika akan lebih baik dalam membantu siswa untuk memudahkan memahami dan mengerti dari materi yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa menganggap bahwa pelajaran matematika bukan merupakan pelajaran yang menakutkan (unearthly) melainkan pelajaran yang dapat disesuaikan dengan suasana bermain.

2. Guru matematika hendaknya mamilki keterampilan yang lebih baik dalam memilih strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang relevan agar siswa tidak merasa jenuh (surfieted) dan bosan (bored) untuk mengikuti pelajaran matematika.

3. Kepada pihak sekolah agar menyediakan sarana dan prasarana belajar yang memadai guna peningkatan kualitas dan kuantitas hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka

(18)

Bahri, 1994. Studi Analisis Fakts Penyebab Rendahnya Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Soal-Soal Fisika Unit Fisika Inti. Skripsi . Gorongtalo : STKIP Gorongtalo

Haling. 2004. Belajar dan Pembelajaran (Suatu Ringkasan).Makassar. Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

Hudoyo, Herman. 1988. Strategi Belajar mengajar Matematika. Malang : IKIP Malang.

Sardiman . A.M., 2001. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : CV. Rajawali Pers

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sriwahyuni, Andi. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas V (Studi pada SDN Mallengkeri Bertingkat I Makassar). Skripsi FMIPA UNM Makassar

Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Gambar

Tabel 1.  Statistik Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A SMP Negeri
TABEL 4. Statistik Nilai Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII A         SMP
Tabel  6. Deskripsi   ketuntasan  belajar  siswa Kelas  VIII  A  SMP  Negeri

Referensi

Dokumen terkait

berbagai daerah di Indonesia dan memiliki karakteristik sosial budaya yang sangat heterogen, yang tentu saja berbeda dengan sosial budaya kota Solo. Perbedaan-perbedaan antara

Sementara strategi pemasaran untuk produk merek Choco.Dol diarahkan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk secara terintegrasi, perluasan distribusi mengikuti pola

1) Pemberian bantuan kredit untuk membentuk usaha rumah tangga dapat dilakukan, hal ini digunakan dengan tujuan memberdayakan rumah tangga dalam

Semua zat ini dicirikan oleh rantai samping poliisoprenoid.di dalam mitokondria, Q terdapat dalam jumlah stoikiometrik berlebihan yang jauhlebuh besar dibandingkan

Pasien dinilai Instruksi Pengobatan dibuat Instruksi Pengobatan diterima dan diproses Obat disiapkan Obat diberikan kepada pasien Respons pasien dievaluasi Tindak lanjut

Seperti pada manfaat umum dari hypnobirthing untuk ibu, antara lain: (1) Cara alami mengurangi rasa sakit dan keluhan saat hamil dan bersalin; (2) Mengurangi

Analisis kebutuhan sistem meliputi analisis terhadap segala kebutuhan yang terkait dengan perangkat lunak yang akan dikembangkan, termasuk di dalamnya kegunaan dan batasan

Analisis situasi memiliki manfaat yang dapat mempermudah sebuah perencanaan yang dapat mempermudah sebuah perencanaan yang akan dibuat antara lain , dapat memberikan sebuah cara