• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil dan Pembahasan

Pada pengujian validitas dan reliabilitas ini membagikan kuesioner kepada 30 orang responden, dimana kuesioner ini berisikan 15 butir pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pengujian validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang telah didapat dalam penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner.

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kriteria dari validitas yaitu bila koefisien korelasi masing-masing pertanyaan dengan nilai r tabel atau lebih besar dari nilai r tabel maka butir instrumen dinyatakan valid (nilai r tabel dengan responden 30 orang adalah 0,361) dan untuk uji reliabilitas kriteria reliabel adalah apabila nilai cronbach alpha > 0,80.

1. Uji Validitas 1

Tabel 4.1

Item-Total Statistik No Butir

Pertanyaan

Nilai r tabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Q1 0,361 0,984 Valid 2 Q2 0,361 0,402 Valid 3 Q3 0,361 0,984 Valid 4 Q4 0,361 0,984 Valid 5 Q5 0,361 0,172 Tidak Valid 6 Q6 0,361 0,789 Valid 7 Q7 0,361 0,984 Valid 8 Q8 0,361 0,984 Valid 9 Q9 0,361 0,133 Tidak Valid 10 Q10 0,361 0,191 Tidak Valid 11 Q11 0,361 0,984 Valid 12 Q12 0,361 0,000 Tidak Valid 13 Q13 0,361 0,984 Valid 14 Q14 0,361 0,984 Valid 15 Q15 0,361 0,984 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi dari 15 butir pertanyaan yang ada di atas, ada sebanyak 11 butir yang valid dengan skor > 0,361 dan ada 4 butir yang dinyatakan tidak valid dengan skor < 0,361.

2. Uji Validitas 2

Tabel 4.2

Item-Total Statistik No Butir

Pertanyaan

Nilai r tabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan 1 Q1 0,361 0,993 Valid 2 Q2 0,361 0,443 Valid 3 Q3 0,361 0,993 Valid 4 Q4 0,361 0,993 Valid 5 Q6 0,361 0,824 Valid 6 Q7 0,361 0,993 Valid 7 Q8 0,361 0,993 Valid 8 Q11 0,361 0,993 Valid 9 Q13 0,361 0,993 Valid 10 Q14 0,361 0,993 Valid 11 Q15 0,361 0,993 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 12.00 (2009)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan uji validitas kedua kalinya dengan jumlah butir pertanyaan sebanyak 11 butir menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan valid dengan skor > 0,361. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir pertanyaan 1, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 13, 14, dan 15 dengan koefisien korelasi sebesar 0,993 dan butir pertanyaan yang paling rendah adalah butir 2 dengan koefisien korelasi sebesar 0,443.

3. Uji Reliabilitas

Tabel 4.3 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.987 11

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 12.00 (2009)

Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,987. Apabila nilai reliabilitas instrumen (cronbach alpha) diatas 0,80 atau sama dengan 0,080 maka instrimen dinyatakan reliabel. Nilai cronbach alpha sebesar 0,987 lebih besar dari 0,80 yang berarti bahwa instrumen tersebut dinyatakan reliabel.

b. Analisis Deskriptif

Instrumen yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah adalah kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenai suatu hal seperti sikap dan pendapat. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuesioner kepada 75 orang responden. Seluruh responden yang menjawab kuesioner ini seluruh debitur Kreasi Perum Pegadaian Cabang Sunggal-Medan tahun 2008. Adapun jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 11 butir pertanyaan. Kuesioner disebarkan kepada responden yang berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mempengaharui kolektibilitas kredit KREASI pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan. Berikut ini data dari 75 orang responden pada penelitian ini:

1. Identitas Responden a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.4

Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Responden %

Laki-Laki 53 70,67

Perempuan 22 29,33

Total 75 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (dioleh)

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa 53 orang atau sebesar 70,67% dari responden adalah laki-laki dan 22 orang atau sebesar 29,33% dari responden adalah perempuan.

2. Deskriptif Variabel

Deskriptif persentase hasil penelitian setiap variabel dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) : skor 4 Setuju (S) : skor 3 Tidak Setuju (TS) : skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : skor 1

a. Variabel Kondisi Keuangan Debitur sebagai Variabel X1 Tabel 4.5

Kondisi Keuangan Debitur

Item SS (4) S (3) TS (2) STS (1) Total

Pertayaan F % F % F % F % F %

1 4 5,33 67 89,33 4 5,33 - - 75 100 2 8 10,67 66 88,00 1 1,33 - - 75 100 3 3 4,00 70 93,33 2 2,67 - - 75 100 Sumber :Pengolahaan Data, 2009 (diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel kondisi keuangan berdasarkan Tabel 4.5 antara lain :

1. Pada item pertanyaan 1 (pendapatan dari usaha saya sudah lebih dari cukup untuk membiayai angsuran kredit) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 4 orang atau sebesar 5,33% dari responden yang menjawab sangat setuju, 67 orang atau sebesar 89,33% dari responden yang menjawab setuju, 4 orang atau sebesar 5,33% dari responden yang menjawab tidak setuju dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab sangat tidak setuju.

2. Pada item pertanyaan 2 (sebagian dari pendapatan usaha saya tiap bulannya dianggarkan untuk membiayai angsuran kredit) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 8 orang atau sebesar 10,67% dari responden yang menjawab sangat setuju, 66 orang atau sebesar 88,00% dari responden yang menjawab setuju, 1 orang atau sebesar 1,33% dari responden yang menjawab tidak setuju dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab sangat tidak setuju.

3. Pada item pertanyaan 3 (dana angsuran kredit tidak pernah terpakai untuk keperluan lain) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 3 orang atau sebesar 4,00% dari responden yang menjawab sangat setuju, 70 orang atau sebesar 93,33% dari responden yang menjawab setuju, 2 orang atau sebesar 2,67% dari responden yang menjawab tidak setuju dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab sangat tidak setuju.

b. Variabel Kegiatan Usaha sebagai Variabel X2 Tabel 4.6 Kegiatan Usaha Item SS (4) S (3) TS (2) STS (1) Total Pertayaan F % F % F % F % F % 4 1 1,33 63 84,00 11 14,67 - - 75 100 5 9 12,00 64 85,33 2 2,67 - - 75 100 Sumber :Pengolahaan Data, 2009 (diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel kegiatan usaha berdasarkan Tabel 4.6 antara lain :

1. Pada item pertanyaan 4 (produk/jasa usaha saya tidak mudah ditiru pesaing) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 1 orang atau sebesar 1,33% dari responden yang menjawab sangat setuju, 63 orang atau sebesar 88,00% dari responden yang menjawab setuju, 11 orang atau sebesar 14,67% dari responden yang menjawab tidak setuju dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab sangat tidak setuju.

2. Pada item pertanyaan 5 (perusahaan saya melakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain demi kemajuan usaha) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 9 orang atau sebesar 12,00% dari responden yang menjawab sangat setuju, 64 orang atau sebesar 85,33% dari responden yang menjawab setuju, 2 orang atau sebesar 2,67% dari responden yang menjawab tidak setuju dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab sangat tidak setuju.

c. Variabel Sikap Debitur sebagai X3

Tabel 4.7 Sikap Debitur Item SS (4) TS (3) S (2) SS (1) Total Pertayaan F % F % F % F % F % 6 12 16,00 63 84,00 - - - - 75 100 7 6 8,00 69 92,00 - - - - 75 100 Sumber :Pengolahaan Data, 2009 (diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel sikap debitur berdasarkan Tabel 4.7 antara lain :

1. Pada item pertanyaan 6 (informasi yang dibutuhkan saya berikan dengan yang sebenar-benarnya) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 12 orang atau sebesar 16,00% dari responden yang menjawab sangat setuju, 63 orang atau sebesar 84,00% dari responden yang menjawab setuju, dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Pada item pertanyaan 7 (angsuran kredit saya bayarkan atas inisiatif sendiri) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 6 orang atau sebesar 8,00% dari responden yang menjawab sangat setuju, 69 orang atau sebesar 92,00% dari responden yang menjawab setuju, dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

d. Variabel Sikap Kreditur sebagai X4

Tabel 4.8 Sikap Kreditur Item SS (4) TS (3) S (2) SS (1) Total Pertayaan F % F % F % F % F % 8 1 1,33 74 98,67 - - - - 75 100 9 8 10,67 67 89,33 - - - - 75 100 Sumber :Pengolahaan Data, 2009 (diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel sikap berdasarkan Tabel 4.8 antara lain :

1. Pada item pertanyaan 8 (petugas bagian kredit sudah cukup sehingga mempercepat pelayanan kredit) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 1 orang atau sebesar 1,33% dari responden yang menjawab sangat setuju, 74 orang atau sebesar 98,67% dari responden yang menjawab setuju, dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

2. Pada item pertanyaan 9 (pembinaan petugas melalui telepon dan surat sangat membantu saya dalam pembayaran angsuran) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 8 orang atau sebesar 10,67% dari responden yang menjawab sangat setuju, 67 orang atau sebesar 89,33% dari responden yang menjawab setuju, dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

e. Variabel Keadaan Lingkungan sebagai X5

Tabel 4.9 Keadaan Lingkungan Item SS (4) TS (3) S (2) SS (1) Total Pertayaan F % F % F % F % F % 10 2 2,67 71 94,67 2 2,67 - - 75 100 11 5 6,67 70 93,33 - - - - 75 100 Sumber :Pengolahaan Data, 2009 (diolah)

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel keadaan lingkungan berdasarkan Tabel 4.9 antara lain :

1. Pada item pertanyaan 10 (krisis ekonomi global sangat berpengaruh terhadap usaha saya sehingga mempengaruhi kelancaran pembayaran angsuran) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 2 orang atau sebesar 2,67% dari responden yang menjawab sangat setuju, 71 orang atau sebesar 94,67% dari responden yang menjawab setuju, 2 orang atau 2,67% dari responden yang menjawab tidak setuju dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab sangat tidak setuju.

2. Pada item pertanyaan 11 (kondisi-kondisi yang tidak diharapkan seperti masalah keluarga, kecelakaan, bencanan alam dan sebagainya sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembayaran angsuran saya) dari kuesioner yang disebarkan ke responden dan dianalisis ternyata 5 orang atau sebesar 6,67% dari responden yang menjawab sangat setuju, 70 orang atau sebesar 93,33% dari responden yang menjawab setuju, dan tidak ada atau sebesar 0% dari responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.

c. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah data disepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorov smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig (2-tailed) > level of significant (α = 5%).

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Std. Deviation .00831457 Most Extreme Differences Absolute .289 Positive .289 Negative -.157 Kolmogorov-Smirnov Z 2.506

Asymp. Sig. (2-tailed) .253

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,253 dimana nilai signifikan > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data residul berdistribusi normal dan memenuhi syarat untuk analisis regresi linear berganda.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Untuk melakukan uji heteroskedastisitas, digunakan uji Glejser, dengan hasil tampilan output SPSS sebagai berikut:

Tabel 4.11 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.059 a.118 -.500 .619 KeadaanKeunga n -.006 .006 -.124 -.975 .333 Kegiatanusaha -.005 .005 -.119 -1.001 .321 Sikapdebitur .015 .008 .265 1.861 .067 Sikapkreditur -.007 .012 -.091 -.622 .536 Keadaanlingkun gan .022 .012 .241 1.780 .079

a Dependent Variable: Absut

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil output SPSS menunjukkan bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengahrui variabel dependen absolut Ut (absut). Hal ini terlihat dari probalitas signifikasinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Hal ini berrati bahwa model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. The Runs Test diperkenalkan oleh Geary sebagai uji nonparametrik dengan tanda positif dan negatif. Kaidah keputusan dari metode ini adalah tidak menolak hipotesis nol jika taksiran R berada pada jarak interval dan menolak hipotesis jika taksiran R diluar batas interval.

Tabel 4.12 Runs Test

Unstandardized Residual

Test Value(a) .00303

Cases < Test Value 17

Cases >= Test Value 58

Total Cases 75

Number of Runs 21

Z -2.099

Asymp. Sig. (2-tailed) .036

a Median

Tabel 4.12 dapat dilihat nilai test sebesar 0,00303 dengan probabilitas 0,036 signifikan pada 0,05 yang berarti hipotesisnya nol ditolak, sehingga disimpulkan bahwa residual tidak random atau terjadi autokorelasi antar nilai residual.

4. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk menguji apakah variabel terkena multikol atau tidak maka nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 5 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Tabel 4.13 Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .029 .031 .931 .355 KondisiKeuangan .004 .002 .334 2.648 .010 .789 1.268 Kagiatanusaha .002 .001 .131 1.110 .091 .899 1.112 Sikapdebitur .002 .002 .158 1.915 .026 .626 1.597 Sikapkreditur .001 .003 .042 .289 .773 .596 1.677 Keadaanlingkungan .003 .003 .129 .957 .342 .694 1.442

a Dependent Variable: Kolektibilitas

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai Tolerance >0,10 dan VIF < 5 sebagai berikut:

1. Nilai Tolerance kondisi keuangan debitur sebesar 0,789 atau > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,268 atau < 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda

2. Nilai Tolerance kegiatan usaha sebesar 0,899 atau > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,112 atau < 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda.

3. Nilai Tolerance sikap debitur sebesar 0,626 atau > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,597 atau < 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda

4. Nilai Tolerance sikap kreditur sebesar 0596 atau > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,677 atau < 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda

5. Nilai Tolerance keadaan lingkungan sebesar 0,694 atau > 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,442 atau < 5, berarti tidak terkena multikolineritas. Maka memenuhi syarat uji regresi linear berganda.

d. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi Software SPSS 12.00 for

Windows.

Tabel 4.14 Regresi Berganda

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error 1 (Constant) .029 .031 KondisiKeuangan .004 .002 Kagiatanusaha .002 .001 Sikapdebitur .002 .002 Sikapkreditur .001 .003 Keadaanlingkungan .003 .003

a Dependent Variable: Kolektibilitas

Formulasi yang digunakan adalah : Y = a + b1X1 + b 2X2 +b3X3 + b4X4 + b5X5 + e e X X X X X Y =0,029+0,004 1+0,002 2 +0,002 3 +0,001 4 +0,003 5 + Dimana:

1. Konstanta sebesar 0,029 berarti bahwa variabel kondisi keuangan debitur, kegiatan usaha, sikap debitur, sikap kreditur dan keadaan lingkungan dianggap konstan maka tingkat kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan sebesar 0,029.

2. Variabel kondisi keuangan debitur mempunyai pengaruh yang positif terhadap kolektibitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,004 yang berarti apabila faktor kondisi keuangan debitur meningkat sebesar 1% dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan kolektibilitas Kreasi sebesar 0,004%.

3. Variabel kegiatan usaha mempunyai pengaruh yang positif terhadap kolektibitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,002 yang berarti apabila faktor kegiatan usaha meningkat sebesar 1% dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan kolektibilitas Kreasi sebesar 0,002%.

4. Variabel sikap debitur mempunyai pengaruh yang positif terhadap kolektibitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,002 yang berarti apabila faktor sikap debitur meningkat sebesar 1% dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan kolektibilitas Kreasi sebesar 0,002%.

5. Variabel sikap kreditur mempunyai pengaruh yang positif terhadap kolektibitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,001 yang berarti apabila faktor sikap kreditur meningkat sebesar 1% dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan kolektibilitas Kreasi sebesar 0,001%.

6. Variabel keadaan lingkungan mempunyai pengaruh yang positif terhadap kolektibitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan dengan koefisien menunjukkan sebesar 0,003 yang berarti apabila faktor keadaan lingkungan meningkat sebesar 1% dengan menganggap faktor lain tetap maka akan dapat meningkatkan kolektibilitas Kreasi sebesar 0,003%.

Dalam analisis regresi linear berganda ada 3 cara pengujian hipotesis yaitu: 1. Uji Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) dipakai untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika (R²) semakin besar nilainya (mendekati satu) menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Apabila (R²) semakin kecil nilainya (mendekati nol) menunjukkan adanya pengaruh yang lemah antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

Tabel 4.17 Uji Determinan Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .564(a) .393 .370 .00861

a Predictors: (Constant), Keadaanlingkungan, Kagiatanusaha, Sikapdebitur, KondisiKeuangan, Sikapkreditur

b Dependent Variable: Kolektibilitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 12.00 (2009) Dari tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa :

a. R = 0,564, berarti hubungan variabel kondisi keuangan debitur, kegiatan usaha, sikap debitur, sikap kreditur, dan keadaan lingkungan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan cukup erat.

b. Adjusted R Square sebesar 0,370 berarti 37,20% faktor yang mempengaruhi kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan dapat dijelaskan oleh faktor kondisi keuangan debtor, kegiatan usaha, sikap debitur, sikap kreditur dan keadaan lingkungan sedangkan sisanya 62,80% (100%-37,20%) dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

2. Uji F

Uji F (simultan) digunakan untuk menunjukkan apakah secara serentak variabel bebas bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.

H0 : b1=b2 =b3 =b4 =b5 = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan

nilai Ftabel.

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel. pada α = 5 % H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel. pada α = 5 % Ftabel dapat dilihat pada α = 0,05

Derajat bebas pembilang = k-1 = 5-1 = 4

Derajat bebas penyebut = n-k = 75-5 = 70 maka Ftabel 0,05(4:70) = 2,50

Tabel 4.16 Hasil Uji F hitung

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .001 5 37.423 6.791 .000(a)

Residual .005 69 5.511

Total .006 74

a Predictors: (Constant), Keadaanlingkungan, Kagiatanusaha, Sikapdebitur, KondisiKeuangan, Sikapkreditur

b Dependent Variable: Kolektibilitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 12.00 (2009)

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai Fhitung (6,791) > Ftabel (2,50) dan nilai

signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Artinya variabel kondisi keuangan debitur, kegiatan usaha, sikap debitur, sikap kreditur dan keadaan lingkungan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan. Hal ini disebabkan karena usaha yang dimiliki debitur tidak mudah ditiru pesaing sehinga pendapatan yang diperoleh debitur dari usahanya cukup dan dapat dianggarkan setiap bulan untuk membiayai angsuran kredit. Dalam pembayaran angsuran, debitur menunjukkan sikap inisiatif sendiri untuk membayar angsurannya tanpa ada paksaan dan apabila debitur tidak bisa untuk membayar maka debitur langsung mengkonfirmasikannya kepada kreditur sehingga debitur berada dalam kolektibilitas golongan lancar.

3. Uji t

Uji signifikan parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variable dependen.

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 diterima jika Thitung

<

Ttabel. pada α = 5 % H0 ditolak jika Thitung > Ttabel. pada α = 5 % t-tabel diperoleh dengan derajat bebas = n-k n= jumlah sampel 75 orang

k= jumlah variabel yang digunakan 5 variabel Derajat bebas = n-k = 75-5= 70

Tabel 4.15 Hasil Uji t hitung

Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .029 .031 .931 .355 KondisiKeuangan .004 .002 .334 2.648 .010 Kagiatanusaha .002 .001 .131 1.110 .091 Sikapdebitur .002 .002 .158 1.915 . 026 Sikapkreditur .001 .003 .042 .289 .773 Keadaanlingkungan .003 .003 .129 .957 .342

a Dependent Variable: Kolektibilitas

sumber:Hasil Pengolahan Data SPSS 12.00 (2009) Tabel 4.15 menunjukkan bahwa:

a. Variabel kondisi keuangan debitur memiliki t-hitung sebesar 2,648 , t-tabel 1,671 dan nilai sigifikan sebesar 0,010, maka dapat disimpulkan

bahwa variabel kondisi keuangan debitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan karena nilai t-hitung > t-tabel atau nilai signifikannya di bawah 0,05. Hal ini disebabkan pendapatan debitur dari usaha yang dimilikinya sudah cukup, pendapatan yang diperoleh setiap bulannya bisa dianggarkan dan dana kredit tidak pernah terpakai oleh debitur untuk keperluan lain sehingga debitur mampu untuk membiayai angsuran kreditnya dan kredit debitur berada dalam kolektibilitas golongan lancar.

b. Variabel kegiatan usaha memiliki t-hitung sebesar 1,110, t-tabel 1,671 dan nilai signifikan sebesar 0,091, maka dapat disimpulkan bahwa variabel kegiatan usaha berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan karena nilai t-hitung < t-tabel atau nilai signifikannya di atas 0,05. Hal ini disebabkan karena kegiatan usaha yang dimiliki debitur mudah ditiru pesaing sehingga banyak pesaing yang menirunya sehingga dana yang tersedia untuk membiayai angsuran kurang maka angsuran kredit debitur berada dalam kolektibilitas dalam perhatian khusus.

c. Variabel sikap debitur memiliki t-hitung sebesar 1,915, t-tabel 1,671 dan nilai sigifikan sebesar 0,026, maka dapat disimpulkan bahwa variabel sikap debitur berpengaruh positif dan signifikan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan karena nilai t-hitung > t-tabel atau nilai signifikannya di bawah 0,05. Hal ini disebabkan karena informasi yang dibutuhkan debitur diberikan kreditur dengan sebenar-benarnya sehingga debitur membayar angsuran dengan inisiatif sendiri tanpa ada desakan dari kreditur dan apabila debitur mengalami masalah dalam pembayaran angsuran maka debitur langsung mengkomfirmasikan kepada kriditur sehingga debitur tidak ada masalah dalam pembayaran angsuran maka kolektibilitas kredit angsuran debitur berada dalam golongan lancar.

d. Variabel sikap kreditur memiliki t-hitung sebesar 0,289, t-tabel 1,671 dan nilai sigifikan sebesar 0,773, maka dapat disimpulkan bahwa variabel sikap kreditur berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan karena nilai t-hitung < t-tabel atau nilai signifikannya di atas 0,05. Hal ini disebabkan karena sikap kreditur kurang transparan, tidak mudah diajak kerja sama, petugas bagian kredit kurang sehingga memperlambat pelayanan kredit dan tingkat suku bunga dan denda yang ditawarkan cukup berat sehingga membuat debitur sulit untuk memdapatkan kredit dan dalam membiayai kredit sehingga kredit debitur berada dalam kolektibilitas golongan dalam perhatian khusus.

e. Variabel keadaan lingkungan memiliki t-hitung sebesar 0,957, t-tabel 1,671 nilai sigifikan sebesar 0,342, maka dapat disimpulkan bahwa variabel keadaan lingkungan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kolektibilitas Kreasi pada Perum Pegadaian Cabang Sunggal Medan karena nilai t-hitung < t-tabel atau nilai signifikannya di atas 0,05. Hal ini disebabkan krisis ekonomi global yang dirasakan saat ini sangat

Dokumen terkait