memiliki profil yang serupa. Plot kolom
yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).
BAHAN DAN METODE
BahanData yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.
Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan
Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)
2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)
Metode
Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling
(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara
acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut
(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.
Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat
Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.
2. Analisis Korespondensi.
Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik RespondenTabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.
Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.
Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.
Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.
No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%
memiliki profil yang serupa. Plot kolom
yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).
BAHAN DAN METODE
BahanData yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.
Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan
Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)
2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)
Metode
Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling
(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara
acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut
(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.
Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat
Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.
2. Analisis Korespondensi.
Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik RespondenTabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.
Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.
Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.
Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.
No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%
memiliki profil yang serupa. Plot kolom
yang berdekatan menunjukkan kategori kolom yang memiliki profil yang serupa (Johnson & Wichern, 2002).
BAHAN DAN METODE
BahanData yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang di peroleh dari hasil survey terhadap masyarakat kota Bogor selama tiga minggu pada bulan Februari 2008 dengan menggunakan alat kuisioner.
Survey dilakukan terhadap 6 kecamatan di kota Bogor dengan total jumlah responden sebanyak 600 responden dengan jumlah yang bervariasi pada masing – masing kecamatan. Jumlah responden pada tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah responden tiap kecamatan
Adapun peubah – peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah :
1. Peubah karakteristik masyarakat kota Bogor yang akan memberikan hak pilihnya pada pilkada kota Bogor 2008(Lampiran 3)
2. Preferensi masyarakat kota Bogor terhadap calon walikota Bogor yang meliputi alasan utama memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor (Lampiran 4)
Metode
Metode yang dilakukan untuk melakukan penarikan contoh dalam penelitian ini adalah metode Multi Stage Random Sampling
(Metode Penarikan Contoh Acak Beberapa Tahap). Tahap pertama dilakukan dengan membagi populasi ke dalam beberapa sub populasi yang lebih homogen (Stratified Random Sampling), dalam hal ini populasi di bagi menjadi 6 kecamatan (sub populasi) . Tahap kedua mengambil gerombol secara
acak dari masing – masing 6 kecamatan tersebut
(Cluster Random Sampling), dalam hal ini diambil beberapa kelurahan secara acak dari tiap kecamatan. Tahap ketiga menentukan banyaknya contoh yang diambil pada group yang berbeda (Quota Sampling), dalam hal ini dibagi menjadi 3 group berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan responden.
Adapun metode analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Uji Kebebasan Khi – Khuadrat
Uji Khi-Kuadrat dilakukan untuk melihat hubungan antara peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor pada Pilkada kota Bogor 2008.
2. Analisis Korespondensi.
Analisis korespondensi digunakan untuk melihat kedekatan antara kategori-kategori pada peubah karakteristik masyarakat kota Bogor dengan kategori-kategori pada peubah alasan memilih calon walikota Bogor dan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik RespondenTabel 2 memperlihatkan bahwa jumlah responden laki – laki sebanyak 56% dan responden perempuan sebanyak 44%.
Untuk kategori usia, dibagi menjadi tiga. Responden yang usianya 15 – 30 tahun sebanyak 39,6%, usia 31 – 45 tahun sebanyak 37,7% dan yang usianya > 45 tahun sebanyak 22,7%.
Jika dilihat dari pekerjaannya, terdapat sebanyak 26,8% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, 19,8% responden bekerja sebagai karyawan swasta, 26% responden bekerja sebagai wiraswasta, 5,4% responden merupakan pelajar dan mahasiswa, 12,3% responden tidak bekerja, dan lainnya sebanyak 9,7% responden.
Berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 4% responden tidak sekolah, 25,2% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Dasar (SD), 22,8% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 38,5% responden mengikuti pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan 9,5% responden mengikuti pendidikan sampai tingkat Perguruan Tinggi.
No Kecamatan Frekuensi Persentase 1 Bogor Barat 138 23% 2 Bogor Selatan 111 18.50% 3 Bogor Tengah 78 13% 4 Bogor Timur 61 10.10% 5 Bogor Utara 100 16.70% 6 Tanah Sareal 112 18.70% Total 600 100%
Tabel 2. Karakteristik Responden
Peubah Frekuensi Persen Jenis Kelamin Laki - Laki 336 56 Perempuan 264 44 Usia (tahun) 15 – 30 238 39,6 31 – 45 226 37,7 > 45 136 22,7 Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 161 26,8
Karyawan Swasta 119 19,8 Wiraswasta 156 26 Pelajar dan Mahasiswa 32 5,4 Tidak Bekerja 74 12,3 Lainnya 58 9,7 Pendidkan Tidak Sekolah 24 4 SD 151 25,2 SMP 137 22,8 SMA 231 38,5 PT 57 9,5
Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Alasan Memilih Calon
Walikota Bogor
Alasan memilih calon walikota Bogor dapat dijelaskan dalam Gambar 1. Pada Gambar tersebut dapat dilihat bahwa ada sebesar 30,2% responden memilih belum tahu. Hal ini dikarenakan responden belum mengetahui calon walikotanya sehingga belum menentukan pilihan. Selain itu, alasan responden memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 21,2 %, sudah dikenal baik sebesar 18,5%, berpengalaman sebesar 13,5 %, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 6 %, dari kalangan generasi muda sebesar 3,8 %, ganteng, cakep, kasep sebesar 2,9 %, orang sunda asli sebesar 1,3 %, tidak terlibat korupsi sebesar 1,3 %, dan program yang ditawarkan sebesar 1,3%.
Alasan responden memilih calon walikota Bogor dikarenakan diusung oleh partai pilihannya, menempati persentase terbesar kedua. Hal ini menunjukan bahwa disamping dilihat dari sosok figur calon walikotanya, faktor yang sangat penting dalam menentukan pilihan masyarakat adalah partai pengusungnya.
Gambar 1. Alasan Memilih Calon Walikota Bogor
Untuk melihat hubungan karakteristik responden dengan alasan responden memilih calon walikota Bogor dapat menggunakan Analisa Khi-Kuadrat (Chi-Square Analysis).
Uji Khi-Kuadrat untuk peubah karakteristik responden dengan alasan memilih calon walikota Bogor dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Peubah Alasan Memilih Calon Walikota Bogor.
Alasan memilih calon walikota Peubah Responden 2
Nilai-P Jenis Kelamin 31,873 0,000 Usia 22,179 0,224 Pekerjaan 64,102 0,032 Pendidikan 72,752 0,000Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai-p untuk peubah karakteristik responden (jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan) lebih kecil dari taraf α = 5% yang berarti tolak H0 atau dengan kata lain peubah alasan memilih calon walikota berasosiasi dengan jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan responden. Sedangkan dengan usia tidak berasosiasi karena nilai-p nya lebih besar dari taraf α = 5% yang berarti terima H0.
Alasan memilih calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin dengan nilai-p 0,000. Pada lampiran 5 terlihat bahwa persentase terbesar responden laki – laki maupun perempuan menjawab belum tahu dengan persentase masing – masing sebesar 30,40% dan 29,90%.
Setelah itu, alasan responden laki - laki memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 21,40%,
Alasan Memilih Calon Walikota Bogor
18.5 1.3 13.5 21.2 3.8 6 2.9 1.3 1.3 30.2 0 5 10 15 20 25 30 35 Persentase belum tahu
program yang ditawarkan
tidak terlibat korupsi
ganteng, cakep, kasep
(orang baru) menjanjikan perubahan dari kalangan generasi muda
didukung partai pilihan saya
berpengalaman
orang sunda asli
sudah dikenal baik (populer) sebesar
17,30%, berpengalaman sebesar 13,40%, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 8,00%, dari kalangan generasi muda sebesar 4,50%, program yang ditawarkan sebesar 2,10%, orang sunda asli 1,50%, tidak terlibat korupsi sebesar 1,50%.
Alasan responden perempuan memilih calon walikota Bogor dikarenakan didukung partai pilihannya sebesar 20,80%, sudah dikenal baik (populer) sebesar 20,10%, berpengalaman sebesar 13,60%, ganteng, cakep, kasep sebesar 6,40%, (orang baru) menjanjikan perubahan sebesar 3,40%, dari kalangan generasi muda sebesar 3,00%, orang sunda asli sebesar 1,10%, tidak terlibat korupsi sebesar 1,10%, dan program yang ditawarkan sebesar 0,40%.
Pada Gambar 2 menunjukkan hubungan antara peubah pekerjaan dengan alasan memilih calon walikota Bogor. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu utama adalah sebesar 57,18%.
Bidang pekerjaan wiraswasta, karyawan swasta, tidak bekerja, dan ibu rumah tangga berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai alasan memilih calon walikota Bogor. Sedangkan Pelajar dan Mahasiswa berada pada plot yang berjauhan dengan bidang pekerjaan lainnya dan tidak bekerja. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang berbeda mengenai alasan memilih calon walikota Bogor.
Gambar 2.Plot Korespondensi Pekerjaan dengan Alasan Memilih Calon Walikota Bogor
Peubah pendidikan memiliki hubungan dengan alasan memilih calon walikota Bogor dengan nilai-p 0,000. Gambar 3 menunjukkan plot korespondensi antara peubah pendidikan dengan alasan memilih calon walikota Bogor. Total keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu utama adalah sebesar 82,02%.
Plot yang berdekatan antara pendidikan PT dan SMA menunjukkan bahwa responden pada kedua kelompok tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang sama tentang alasan memilih calon walikota Bogor.
Pendidikan SMP, SD, dan Tidak sekolah berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang sama tentang alasan memilih calon walikota Bogor.
Gambar 3. Plot Korespondensi Pendidikan dengan Alasan Memilih Calon
Walikota Bogor
Hubungan Antara Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang
Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor
Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor dapat dijelaskan dalam Gambar 4. Pada Gambar tersebut dapat dilihat bahwa persentase terbesar masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah ekonomi dengan persentase sebesar 72%.
Setelah itu, masalah pembangunan dengan persentase sebesar 10%, pendidikan sebesar 7%, politik sebesar 5%, sosial sebesar 4%, dan lainnya sebesar 2%. Dimensi1(31,16%) D im e n s i 2 (2 6 ,0 2 % ) 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 BelumTahu Program TidakTerlibatKorupsi Ganteng,Cakep,Kasep MenjanjikanPerubahan GenerasiMuda DidukungPartaiPilihanSaya Berpengalaman SundaAsli KenalBaik Lainnya TidakBekerja PelajardanMahasiswa Wiraswasta KaryawanSwasta IbuRumahTangga SymmetricPlot Dimensi1(61,42%) D im e n s i 2 (2 0 ,6 1 % ) 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 1.25 1.00 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 BelumTahu Program TidakTerlibatKorupsi Ganteng,Cakep,Kasep MenjanjikanPerubahan GenerasiMuda DidukungPartaiPilihanSaya Berpengalaman SundaAsli KenalBaik PT SMA SMP SD TidakSekolah SymmetricPlot
Gambar 4. Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai-p untuk peubah karakteristik responden (jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan) lebih kecil dari taraf α = 5% yang berarti tolak H0 atau dengan kata lain peubah masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan responden. Sedangkan dengan usia tidak berasosiasi karena nilai-p nya lebih besar dari taraf α = 5% yang berarti terima H0.
Tabel 4. Uji Khi Kuadrat Peubah Karakteristik Responden dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor
Masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor berasosiasi dengan jenis kelamin dengan nilai-p 0,014. Pada lampiran 6 menunjukkan bahwa persentase terbesar masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor ádalah masalah ekonomi, yaitu dengan persentase laki – laki sebesar 69,60% dan perempuan sebesar 76,50%.
Selain itu, terlihat pula bahwa responden laki – laki memilih masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah pembangunan sebesar 12,80%, politik sebesar 6,50 %, pendidikan 6,50%, sosial sebesar 2,70%, dan lainnya sebesar 1,80%.
Sedangkan responden perempuan memilih masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor adalah masalah pembangunan sebesar 7,60%, pendidikan 6,80%, sosial sebesar 5,70%, politik sebesar 2,30%, dan lainnya sebesar 1,10%.
Pada Gambar 5 menunjukkan hubungan antara peubah pekerjaan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh kedua sumbu utama adalah sebesar 85,91%.
Bidang pekerjaan wiraswasta dan karyawan swasta berada pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor. Bidang pekerjaan ibu rumah tangga dan tidak bekerja juga berada pada plot yang berdekatan sehingga bidang pekerjaan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Sedangkan Pelajar dan Mahasiswa berada pada plot yang berjauhan dari dari semua bidang pekerjaan yang lain sehingga memiliki profil yang berbeda tentang masalah utama yang harus diperhatikan oleh calon walikota Bogor.
Gambar 5. Plot Korespondensi Pekerjaan
dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor
Peubah pendidikan memiliki hubungan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor dengan nilai-p 0,001. Gambar 6 menunjukkan plot korespondensi antara peubah pendidikan dengan masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Total keragaman yang dapat diterangkan kedua sumbu utama adalah sebesar 89,22%. Masalah Utama Peubah Responden
2 Nilai-P Jenis Kelamin 14.355 0,014 Usia 9.719 0,466 Pekerjaan 60.966 0,000 Pendidikan 45.272 0,001 ekonomi, 436, 72% politik, 28, 5% sosial, 24, 4% pendidikan, 40, 7% pembangunan , 63, 10% lainnya, 9, 2% Dimensi1(60,46%) D im e n s i 2 (2 5 ,4 5 % ) 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 -1.00 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 -1.00 Lainnya Pembangunan Pendidikan Sosial Politik Ekonomi Wiraswasta Tidak Bekerja Pelajar danMahasiswa Lainnya KaryawanSwasta IbuRumahTangga SymmetricPlotPendidikan PT dengan SMA berada
pada plot yang berdekatan. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Pendidikan SMP dan SD juga berada pada plot yang berdekatan, sehingga tingkat pendidikan tersebut memiliki profil yang serupa mengenai masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor. Sedangkan antara PT dan Tidak Sekolah berada pada plot yang berjauhan sehingga memiliki profil yang berbeda tentang masalah utama yang harus diperhatikan calon walikota Bogor.
Gambar 6. Plot Korespondensi Pendidikan dengan Masalah Utama Yang Harus Diperhatikan Calon Walikota Bogor