• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian

DAS Ciliwung Hulu terletak di Kabupaten Bogor dan hanya sebagian kecil masuk wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Secara geografis DAS Ciliwung Hulu terletak antara 6°37’30’’ - 6°46’20’’LS dan 106°49’15’’ - 107°00’30’’ BT. DAS Ciliwung Hulu memiliki titik tinggi/ketinggian terendah sekitar 320 – 325 meter di atas permukaan laut (m dpl) yang terletak disekitar outlet dan memiliki titik tertinggi sekitar 2.983 – 3.021 meter di atas permukaan laut (m dpl) yang terletak di daerah Gunung Pangrango. Batas DAS Ciliwung Hulu adalah sebagai berikut:

(1) Sebelah Utara berbatasan dengan DAS Ciliwung Tengah (2) Sebelah Selatan berbatasan dengan DAS Cisadane Hulu (3) Sebelah Barat berbatasan dengan DAS Cisadane

(4) Sebelah Timur berbatasan dengan sub DAS Cikeas

DAS Ciliwung Hulu mempunyai luas 15.237,28 Ha, yang terdiri atas 7 (tujuh) subDAS, yaitu : subDAS Tugu (5.027,50 Ha), subDAS Cisarua (2.453,65 Ha), subDAS Cibogo (1.521 Ha), subDAS Cisukabirus (1.843,05 Ha), subDAS Ciesek (2.429,25 Ha), subDAS Ciseuseupan (1.121,75 Ha) dan subDAS Katulampa (568 Ha). Ketujuh subDAS tersebut bermuara di Katulampa.

Iklim

Berdasarkan data curah hujan dari 7 (tujuh) stasiun pengamatan hujan, yaitu Gunung mas, Tugu, Ciesek, Stasiun Katulampa Bogor, wilayah ini mempunyai tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata tahunan 3.500 – 4.550 mm. Berdasarkan klasifikasi zona agroklimat menurut Oldeman (1977) daerah DAS Ciliwung Hulu termasuk dalam Zona A dan B1 dengan karakteristik sebagai berikut :

(1) Zona A : Daerah yang mempunyai periode bulan basah (bulan dengan curah hujan >200 mm) selama 9 bulan dan bulan kering bulan dengan curah hujan < 100 mm) kurang dari 2 bulan secara berturut-turut.

(2) Zona B1 : Daerah yang mempunyai periode bulan basah selama 7-9 bulan dan bulan kering < 2 bulan berturut-turut.

Suhu rata-rata maksimum bulanan (berkisar antara 31,20 – 32,30 C) terjadi di bulan September – Oktober, dan suhu rata-rata mínimum bulanan (antara 17,60 – 21,70 C) terjadi di bulan Januari – Pebruari. Suhu rata-rata bulanan bervariasi antara 21,3 – 25,1ºC dengan kelembaban nisbi berkisar antara 84 – 89%. Berdasarkan data dari stasiun iklim Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Badan Penelitian Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian menyebutkan bahwa persentase penyinaran matahari minimum sebesar 27,36% terjadi pada bulan Januari dan maksimum 81,85% terjadi pada bulan September dengan kecepatan angin rata-rata berkisar antara 1,70 km/jam.

Jenis Tanah

Di DAS Ciliwung hulu terdapat 8 (delapan) jenis tanah yang mengacu pada klasifikasi tanah nasional (Pusat Penelitian Tanah 1983) dan padanannya pada tingkat subgroup menurut sistem Soil Taxonomy (Soil Survey Staff 1997) terdiri atas : (1) aluvial coklat, (2) aluvial kelabu, (3) alluvial coklat kekelabuan, (4) latosol coklat, (5) latosol coklat kekuningan, (6) Latosol coklat kemerahan, (7) Asosiasi latosol coklat dan andosol coklat dan (8) andosol coklat.

(1) Tanah aluvial coklat (Fluventic Dystrudepts) terbentuk dari bahan endapan bahan aluvium muda dengan kedalaman solumn yang dalam (>90 cm), struktur granuler halus, tekstur tanah lempung, kelas drainase sedang, reaksi tanah (pH) agak masam – masam, warna tanah lapisan atas & bawah coklat. Tanah ini terdapat di daerah jalur aliran sungai dan belum mengalami perkembangan struktur. Penyebaran terdapat di wilayah datar sampai agak melandai dan cekungan. Umumnya tanah digunakan untuk kebun campuran/tegalan.

(2) Tanah alluvial kelabu (Typic Dystrudepts/Aquic Dystrudepts) terbentuk dari bahan endapan bahan aluvium muda dengan kedalaman solumn yang dalam (>90 cm), struktur granuler halus, tekstur tanah lempung, kelas drainase agak terhambat - sedang, reaksi tanah (pH) agak masam, warna tanah lapisan atas & bawah coklat. Tanah ini terdapat di daerah teras sungai, belum mengalami perkembangan struktur. Penyebaran terdapat di wilayah berombak. Umumnya tanah digunakan untuk areal persawahan

(3) Tanah alluvial coklat kekelabuan (Fluvaquantic Endoaquepts) terbentuk dari bahan endapan bahan aluvium muda dengan kedalaman solumn yang dalam (>90 cm), struktur granuler halus, tekstur tanah lapisan atas lempung – lempung berliat, tekstur lapisan bawah lempung berkerikil, kelas drainase agak terhambat, reaksi tanah (pH) netral - agak masam, warna tanah lapisan atas & bawah coklat kekelabuan. Tanah ini terdapat di daerah jalur aliran sungai besar, belum mengalami perkembangan struktur. Penyebaran terdapat di wilayah datar – agak melandai. Umumnya tanah digunakan untuk areal persawahan

(4) Tanah latosol coklat (Typic Dystrudepts / Typic Endoaquepts / Aquic Dystrudepts) terbentuk dari bahan induk tuf vulkan andesitik dengan kedalaman solumn yang dalam (>90 cm), struktur granuler halus,tekstur tanah lempung berdebu sampai lempung liat berdebu, kelas drainase agak terhambat - cepat, reaksi tanah (pH) agak masam - masam. warna tanah lapisan atas & bawah coklat – coklat tua kemerahan. Tanah ini terdapat mulai dari teras sungai sampai perbukitan volkan. Penyebaran terdapat di wilayah berombak - bergelombang. Umumnya tanah digunakan untuk areal persawahan, lahan kering dan kebun campuran.

(5) Tanah latosol coklat kekuningan (Typic Dystrudepts/Oxyaquic Dystrudepts/ Aquic Eutrudepts) terbentuk dari bahan induk tuf vulkan andesitik dengan kedalaman solumn yang dalam – sangat dalam, tekstur tanah lempung, kelas drainase agak terhambat - sedang, reaksi tanah (pH) agak masam - masam. warna tanah lapisan atas & bawah coklat tua – coklat tua kekuningan. Tanah ini terdapat di perbukitan volkan. Penyebaran terdapat di wilayah berbukit. Umumnya tanah digunakan sebagai lahan kering.

(6) Tanah latosol coklat kemerahan (Typic Dystrudepts) terbentuk dari bahan induk tuf vulkan andesitik dengan kedalaman solumn yang dalam – sangat dalam, tekstur tanah lempung berliat – lempung liat berdebu, kelas drainase sedang, reaksi tanah (pH) masam. warna tanah lapisan atas & bawah coklat – coklat tua kemerahan. Tanah ini terdapat di kaki bukit volkan. Penyebaran terdapat di wilayah bergelombang. Umumnya tanah digunakan sebagai lahan kering.

(7) Tanah asosiasi latosol coklat dan andosol coklat (Typic Dystrudepts & Typic Hapludans) terbentuk dari bahan induk tuf vulkan andesitik dengan kedalaman solumn yang agak dalam – dalam, tekstur tanah lempung, kelas drainase sedang cepat, reaksi tanah (pH) agak masam, warna tanah lapisan atas & bawah coklat– coklat kekuningan. Tanah ini terdapat di tebing sungai, kaki volkan, kaki volkan berlungur memanjang. Penyebaran terdapat di wilayah berombak - bergelombang. Umumnya tanah digunakan sebagai tegalan & kebun campuran.

(8) Tanah andosol coklat (Typic hapludans/Andic Dystrudepts) terbentuk dari bahan induk abu pasir dan tuf vulkan dengan kedalaman solumn agak dalam - dalam, tekstur lempung – lempung berpasir, drainase agak terhambat - cepat, reaksi tanah (pH) agak masam – masam, warna tanah lapisan atas & bawah coklat–coklat muda kekuningan. Tanah ini terdapat di kaki volkan– pegunungan volkan. Penyebaran terdapat di wilayah berombak - bergelombang. Umumnya tanah digunakan sebagai tegalan, kebun campuran, kebun teh dan hutan.

Luasan dari masing-masing jenis tanah di DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Luasan dari Masing-masing Jenis Tanah di DAS Ciliwung Hulu

No. Jenis tanah L u a s

Ha %

1. Aluvial coklat 1.933,59 12,69

2. Aluvial kelabu 230,82 1,51

3. Aluvial coklat kekelabuan 849,08 5,57

4. Latosol coklat 2.332,17 15,31

5. Latosol coklat kekuningan 920,42 6,04

6. Latosol coklat kemerahan 75,88 0,50

7. Asosiasi latosol coklat & andosol coklat 1.325,52 8,70

8. Andosol coklat 7.569,78 49,68

J u m l a h 15.237.28 100,00

Tataguna Lahan

Luas DAS Ciliwung Hulu berdasarkan hasil interpretasi dari peta Iconos tahun 2003 adalah 15.237,28 ha. yang terdiri atas hutan (4.899,39 ha), perkebunan (1. 564,68 ha), kebun campuran (1.988,73 ha), tegalan/lahan kering (2.990,75 ha), sawah (936,90 ha), permukiman (2.656,85 ha), lahan terbuka (161,63 ha) dan Jalan tol & badan sungai (38,35 ha) Komposisi tataguna lahan di DAS Ciliwung Hulu pada tahun 2003 disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Luas Tataguna Lahan di DAS Ciliwung Hulu

No. Tataguna lahan Luas (Ha)

1. Hutan 4.899,39

2. Kebun teh 1.564,68

3. Kebun campuran 1.988,73

4. Tegalan/lahan kering 2.990,75

5. Sawah 936,90

6. Permukiman & pekarangan 2.656,85

7. Lahan terbuka 161,63

8. Jalan tol & badan sungai 38,35

J u m l a h 15.237,28

Sumber : Data Primer Hasil Analis Citra ICONOS TM (2003)

Hutan

Hutan di DAS Ciliwung Hulu merupakan kawasan Perhutani, yang terdiri atas hutan alam/lindung dan hutan produksi. Fungsi hutan di DAS Ciliwung Hulu terbagi dua, yaitu hutan lindung (70%) dan hutan produksi (30%). Penggunaan lahan hutan merupakan kombinasi berbagai pepohonan yang tumbuh secara alami ataupun yang ditanam secara sengaja (hutan pinus, rasamala dan sengon). Di bawah tanaman hutan tertutup oleh serasah, rumput, semak atau belukar sehingga permukaan tanah terlindungi dari tetesan air hujan dan sinar matahari.

Perkebunan Teh

Penggunaan lahan perkebunan teh adalah lahan dalam kawasan konsesi P.T. Perkebunan VIII (Gunung Mas) yang ditanami dengan tanaman teh.

Kebun Campuran

Penggunaan lahan kebun campuran merupakan lahan yang dibudidayakan dan ditanami oleh berbagai jenis tanaman tahunan, baik tanaman hortikultura (antara lain nangka, durian, rambutan, duku, belimbing, lengkng, limus, jeruk, sirsak, sawo, pete, jengkol), tanaman perkebunan (kelapa, kopi, cengkeh) maupun tanaman kehutanan/kayu-kayuan(damar, albizia, afrika, bambu, rasamala). Lahan kebun campuran berada di luar lahan pekarangan.

Tegalan/Lahan Kering

Penggunaan lahan tegalan/lahan kering merupakan lahan yang diusahakan untuk pertanian tanaman pangan lahan kering (ketela pohon, ubi, jagung) yang dirotasikan dengan padi gogo atau tanaman sayuran (cabe, tomat, buncis, kol, sayuran daun) dengan komoditas utama adalah tanaman pangan. Kebutuhan air dipenuhi dari air hujan ataupun secara buatan (menggunakan pompa air). Lahan ini biasanya diolah petani dua kali setahun, setelah itu diberakan (antara Juni- Agustus). Pola pergiliran tanaman yang digunakan antara lain :

(1) Sayuran-sayuran-bera (2) Palawija-sayuran-bera (3) Padi gogo-palawija-bera Sawah

Tipe penggunaan lahan sawah penyebarannya banyak bercampur dengan bangunan pemukiman (vila). Tipe penggunaan lahan sawah dibedakan menjadi sawah berpengairan setengah teknis, sawah pengairan perdesaan/sederhana, dan sawah tadah hujan. Pergiliran tanaman yang umum dilakukan adalah setelah dua kali panen padi kemudian dilanjutkan dengan tanaman palawija atau sayuran, atau tiga kali padi sawah dalam setahun dengan rotasi sebagai berikut :

(b) padi – padi – palawija (c) padi – padi – sayuran

Tanaman palawija yang umum diusahakan adalah jagung, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan singkong. Tanaman sayuran antara lain kubis, wortel, ketimun, kacang ijo, kacang panjang, cabe dan tomat.

Sawah tadah hujan umumnya mempunyai pergiliran tanaman yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :

(a) padi – tanaman palawija (jagung, ubi jalar, kacang jogo)

(b) padi – tanaman sayuran (kubis, wortel, bawang daun, sawi, tomat) Permukiman dan Pekarangan

Penggunaan lahan permukiman dan pekarangan merupakan lahan yang digunakan untuk perumahan (perumahan padat, vila dan perkampungan), bangunan untuk usaha (pertokoan, hotel, kios usaha), dan bangunan tidak permanen (plastic house, peternakan). Penyebarannya sering bercampur dengan kebun campuran. Pada tanaman pekarangan biasanya ditanamai tanaman tahunan berupa tanaman buah-buahan dan tanaman peneduh, antara lain cengkeh, bambu, sengon dan kaliandra.

Jalan Raya dan Badan Sungai

Penggunaan lahan untuk jalan tol dan sungai merupakan areal jalan raya (termasuk jalan tol) dan sungai, baik sungai ciliwung maupun sungai-sungai lainnya yang berinduk ke sungai Ciliwung.

Kebijakan Pengembangan Kawasan

Pemerintah sejak lama telah memberikan perhatian pada pengelolaan daerah Bogor-Puncak-Cianjur (Bopunjur), yang mencakup DAS Ciliwung Hulu. Berbagai peraturan telah dikeluarkan untuk menata pemanfaatan ruang dan kawasan di daerah Bopunjur. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, kawasan Bogor- Puncak-Cianjur telah ditetapkan sebagai kawasan tertentu yang memerlukan penanganan khusus dan merupakan kawasan yang mempunyai nilai strategis sebagai kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya yaitu

wilayah Daerah Propinsi Jawa Barat dan wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kawasan Bopunjur selanjutnya ditetapkan sebagai kawasan konservasi air dan tanah seperti yang diatur dalam Keppres 114 tahun 1999 tentang Penataan Ruang Kawasan Bopunjur. Tujuan dari diterbitkannya Keppres ini adalah :

(1) Menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah yang merupakan fungsi utama kawasan

(2) Menjamin tersedianya air tanah, air permukaan dan penanggulangan banjir bagi kawasan Bopunjur dan daerah hilirnya.

Kawasan Bopunjur selanjutnya dibagi dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri atas kawasan hutan lindung, kawasan cagar alam, kawasan taman nasional, kawasan taman wisata alam, sempadan sungai, kawasan sekitar mata air dan kawasan sekitar waduk/situ/danau. Kawasan budidaya terdiri atas kawasan pertanian lahan basah dan kawasan lainnya yang terdiri atas kawasan permukiman, kawasan pertanian lahan kering, kawasan perkebunan dan lain-lain.

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya hutan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya pertanian lahan basah adalah kawasan budidaya pertanian yangmemiliki sistem pengairan tetap yang memberikan air secara terus menerus sepanjang tahun, musiman atau bergilir dengan tanaman utama padi. Penetapan lokasi kawasan pertanian lahan basah dilakukan guna memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan usaha peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura lahan basah serta perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kawasan budidaya pertanian tanaman pangan lahan kering adalah areal lahan kering yang keadaan dan sifat fisiknya sesuai bagi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kawasan ini berupa areal pertanian dengan system pengelolaan lahan kering dengan kegiatan utama pertanian

tanaman pangan, dan dapat dikombinasikan dengan perkebunan tanaman hortikultura dan atau usaha tani peternakan.

Adapun sasaran penetapan Kawasan Bopunjur sebagai wilayah konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut :

(1) Terwujudnya peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora dan fauna

(2) Tercapainya optimalisasi fungsi budidaya

Dengan mengacu pada Keputusan Presiden nomor 114/1999, Kecamatan Ciawi, Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Cisarua di Kabupaten Bogor telah ditetapkan sebagai wilayah prioritas rehabilitasi fungsi kawasan untuk memulihkan fungsi lindung dan fungsi budidaya di kawasan tersebut. Ke tiga wilayah ini secara geologis merupakan daerah resapan air dan daerah tangkapan air. Karakteristik kawasan ini adalah sebagai berikut (Pramono 2006) :

(1) Sebagai wilayah hulu DAS Ciliwung yang berpengaruh terhadap system hidrologi Kawasan Bopunjur

(2) Cakupan wilayahnya cukup besar

(3) Perkembangannya cukup pesat, khususnya pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan social ekonominya

(4) Merupakan bagian dari Kawasan Puncak di mana dalam kebijakan nasional diarahkan sebagai Kawasan Andalan dengan sektor unggulan pariwisata dan pertanian tanaman pangan serta sebagai kawasan konservasi tanah dan air (Peraturan Pemerintah nomor 47/1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)

Identifikasi Satuan Unit Lahan

Berdasarkan hasil identifikasi fisiografi, bentuk wilayah, posisi lereng, kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah, drainase, kedalaman solumn, tekstur dan reaksi tanah di wilayah dengan ketinggian di atas 700 m dpl dan di bawah 700 m dpl, diperoleh satuan unit lahan sebanyak 51 unit, yang terdiri atas 30 satuan unit lahan tersebar di wilayah di atas ketinggian 700 m. dpl (zona A) dan 21satuan unit lahan tersebar di bawah ketinggian 700 m. dpl (zona B). Hutapea (2005) dengan dasar peta topografi dan peta tataguna lahan telah

membagi DAS Ciliwung Hulu menjadi 3 (tiga) zona, yaitu zona A dengan ketinggian > 900 m dpl, zona B dengan ketinggian antara 700 m – 900 m dpl (700 > x < 900 m dpl), dan zona C dibawah dan sama dengan 700 m dpl (x< 700 m dpl). Zona A terdiri atas 6 (enam) satuan unit lahan, zona B terdiri atas 8 (delapan) satuan unit lahan, dan zona C terdiri atas 12 (dua belas) satuan unit lahan. Penggunaan skala yang lebih besar, khususnya dengan penggunaan peta ICONOS memungkinkan pendeliniasian yang lebih rinci dari satuan unit lahan sampai tingkat faset. Faset adalah bagian dari sistem lahan yang homogen, yang merupakan unit topografi dengan struktur vegetasi yang sama, kondisi geologi yang seragam serta karakteristik tanah yang hampir sama dengan perbedaan yang kecil (Balsem and Sukma 1990). Rincian lengkap satuan unit lahan di DAS Ciliwung Hulu disajikan pada Gambar 4. Satuan unit lahan A tersebar di 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung degan total luasan 11.242,41ha (7,78% dari total luasan DAS Ciliwung Hulu). Rincian satuan unit lahan A disajikan pada Tabel 6. Satuan unit lahan B tersebar di 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung dengan total luasan 3.996,86 ha (28,72% dari total luasan DAS Ciliwung Hulu). Rincian satuan unit lahan B. disajikan pada Tabel 7. Sebaran dan luasan dari masing-masing tataguna lahan pada setiap satuan unit lahan berdasarkan hasil deliniasi dari peta ICONOS disajikan pada Lampiran 1.

Identifikasi Tanaman Hortikultura Tahunan Eksisting

Hasil penelitian Hutapea (2005) menunjukkan bahwa masyarakat di DAS Ciliwung Hulu mempunyai preferensi yang tinggi terhadap pengembangan tanaman hortikultura tahunan, khususnya buah-buahan. Untuk itu identifikasi terhadap sebaran tanaman hortikultura tahunan di DAS Ciliwung Hulu mengindikasikan tingkat penerimaan masyarakat di DAS Ciliwung Hulu terhadap pengembangan jenis tanaman tersebut. Identifikasi tanaman hortikultura tahunan eksisting ini dinilai penting karena untuk membangun perdesaan dengan tidak merusak sumberdaya yang berharga sudah selayaknya secara sistematis tidak hanya mengembangkan spesies yang secara universal diakui cepat tumbuh dan

ZONA A (>700 m dpl) (30 Satuan Unit Lahan) ZONA B ( < 700 mdpl)

(21 Satuan Unit Lahan)

Nomor Satuan Lahan Unit Fisiografi Bentuk Wilayah Posisi Lereng Tingkat kemiringan Lereng (%) Penggunaan Lahan Subgroup Tanah (USDA, 1998) Jenis Tanah (DS, 1967) Kelas Drainase Solum

Warna Lapisan Atas

Warna Lapisan Bawah Tekstur Reaksi Tanah Luas Matrik Karatan/ Campuran Matrik Karatan/ Campuran Lapisan Atas Lapisan

Bawah Lapisan Atas

Lapisan Bawah Ha % A1 Jalur aliran sungai besar Datar - Datar 0 - 3 Tegalan, kebun campuran Fluventic

Dystrudepts Aluvial coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat Kelabu, coklat kekuningan Lempung Lempung berbatu Agak masam Agak masam 27.20 0.18 A2 Jalur aliran

sungai kecil - - Agak melandai 3 - 8 Tegalan, kebun campuran

Fluventic

Dystrudepts Aluvial coklat Sedang Dalam Coklat Kelabu Coklat - Lempung

Lempung

berbatu Masam Masam 1906,39 10.04 A3 Teras sungai Berombak - Agak

melandai

3 - 8 Sawah Aquic Dystrudepts Aluvial kelabu Agak terhambat Dalam Coklat kekelabuan Coklat Coklat Coklat kekelabuan Lempung Lempung berbatu Masam Masam 127.39 0.83

A4 Teras sungai Berombak - Agak melandai

3 - 8 Tegalan, kebun

Typic

Dystrudepts Aluvial kelabu Sedang Dalam Coklat - Coklat Hitam Lempung

Lempung

berbatu Masam Masam 103,43 2.40

A5 Tebing sungai - - Curam 30 - 45 Kebun campuran Typic Dystrudepts Latosol coklat Cepat Agak dalam Coklat tua - Coklat - Lempung Lempung Masam Masam 62.15 0.40

A6 Tebing sungai - - Terjal > 45 Kebun campuran Typic Dystrudepts, Typic Hapludans Latosol coklat, Andosol coklat Cepat Agak

dalam Coklat tua - Coklat - Lempung Lempung Masam Masam 341.91 2.22

A7 Kaki volkan Berombak Bawah Agak

curam 15 - 30 Tegalan, kebun campuran Typic Dystrudepts, Typic Hapludans Latosol coklat, Andosol coklat Sedang Dalam Coklat tua kekuning an - Coklat kekuning an - Lempung Lempung

berkerikil Masam Masam 296.32 1.92

A8 Kaki volkan Berombak Atas Datar 0 - 3 Sawah Aquic Eutrudepts Latosol coklat kekuningan Agak terhambat Dalam Coklat tua kekuning an Kelabu, coklat kekuningan Coklat tua kekuning an

Hitam, kelabu Lempung Lempung Agak masam Agak masam 86.60 0.56

A9 Kaki volkan Berombak Atas Agak melandai 3 - 8 Sawah Aquic Eutrudepts Latosol coklat kekuningan Agak terhambat Dalam

Coklat tua kekuning an Kelabu, coklat kekuningan Coklat tua kekuning an

Hitam, kelabu Lempung Lempung Agak masam Agak masam 95.39 0.62

A10 Kaki volkan Berombak Atas Datar 0 - 3 Tegalan, kebun campuran

Typic

Dystrudepts Latosol coklat Sedang

Sangat

dalam Coklat - Coklat -

Lempung berdebu

Lempung liat

berdebu Masam Masam 78.22 0.51

A11 Kaki volkan Bergelom-bang Bawah, tengah Agak melandai 3 - 8 Tegalan, kebun campuran Typic

Dystrudepts Latosol coklat Sedang

Sangat

dalam Coklat tua - Coklat tua - Lempung

Lempung

berliat Masam Masam 42.76 0.28

A12 Kaki volkan berlungur memanjang Bergelom- bang Atas/ punggu ng Agak curam 15 - 30 Tegalan, kebun campuran Typic Dystrudepts, Typic Hapludans Latosol coklat, Andosol coklat

Sedang Dalam Coklat tua - Coklat - Lempung Lempung liat

berdebu Masam Masam 687.29 4.46

A13 Kaki volkan berlungur memanjang Bergelom- bang Bawah, tengah Agak melandai 3 - 8 Tegalan Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat -

Lempung berpasir

Lempung

berpasir Masam Masam 303.18 1.97 A14 Perbukitan Volkan Bergelom-bang Bawah, tengah Melandai 8 - 15 Sawah Oxiaquic Eutrudepts Latosol coklat Agak terhambat Dalam Coklat Kelabu, coklat kekuningan

Coklat tua kekuning an

Kelabu, hitam Lempung Lempung berliat

Agak masam Agak masam 77.63 0.50 Tabel 6 Satuan Unit Lahan A di DAS Ciliwung Hulu (ketinggian di atas 700 m dpl)

Tabel 6 Satuan Unit Lahan A di DAS Ciliwung Hulu (ketinggian di atas 700 m dpl) (Lanjutan) Nomor Satuan Lahan Unit Fisiografi Bentuk Wilayah Posisi Lereng Tingkat kemiringan Lereng (%) Penggunaan Lahan Subgroup Tanah (USDA, 1998) Jenis Tanah (DS, 1967) Kelas Drainase Solum

Warna Lapisan Atas

Warna Lapisan Bawah Tekstur Reaksi Tanah Luas Matrik Karatan/ Campuran Matrik Karatan/ Campuran Lapisan Atas Lapisan

Bawah Lapisan Atas Lapisan

Bawah Ha % A15 Perbukitan Volkan Bergelom-bang Bawah, tengah Melandai 8 - 15

Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat - Lempung

Lempung liat

berdebu Masam Masam 156.81 1.02

A16 Perbukitan Volkan Berbukit Bawah,

tengah Agak curam 15 - 30 Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat - Lempung

Lempung liat

berdebu Masam Masam 374.39 2.43

A17 Perbukitan Volkan Berbukit Bawah,

tengah Curam 30 - 45 Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Agak cepat Dalam Coklat - Coklat - Lempung Lempung Agak masam Agak masam 223.83 1.45

A18 Perbukitan Volkan Berbukit Bawah, tengah Terjal > 45

Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Cepat Dalam Coklat - Coklat - Lempung Lempung Agak masam Agak masam 199.12 1.29 A19 Perbukitan Volkan

Atas Agak melandai 3 - 8 Sawah Oxiaquic Eutrudepts Andosol coklat Agak terhambat Dalam Coklat Kelabu, merah tua Coklat Kelabu, hitam Lempung Lempung liat berdebu Agak masam Agak masam 27.00 0.18

A20 Perbukitan Volkan Atas Agak melandai 3 - 8 Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat - Lempung Lempung Agak masam Agak masam 388,28 2.45

A21 Perbukitan Volkan Atas Melandai 8 - 15 Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat - Lempung Lempung Agak masam Agak masam 103.69 0.67

A22 Perbukitan Volkan

Atas Agak curam 15 - 30

Tegalan, kebun campuran Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat - Coklat - Lempung

Lempung liat

berdebu Agak masam Agak masam 66.13 0.43

A23 Pegunungan Volkan Bawah, tengah Melandai 8 - 15 Kebun teh, hutan Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat tua - Coklat

Coklat muda

kekuningan Lempung Lempung Agak masam Agak masam 240.40 1.25

A24 Pegunungan Volkan Bawah, tengah Agak curam 15 - 30 Kebun teh, hutan Typic Hapludans Andosol

coklat Sedang Dalam Coklat tua - Coklat

Coklat muda

kekuningan Lempung Lempung Agak masam Agak masam 772,77 5.00 A25 Pegunungan Volkan

Bawah, tengah Curam 30 - 45 Kebun teh, hutan Typic Hapludans Andosol

coklat Cepat Dalam Coklat tua - Coklat

Coklat muda

kekuningan Lempung Lempung Agak masam Agak masam 1019.00 6.61 A26 Pegunungan Volkan

Bawah, tengah Terjal > 45

Dokumen terkait