• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi penelitian ini terletak di perusahaan penangkaran satwa primata yaitu PT Indo Anilab yang bertempat di Jalan Taman Kencana No. 3 Bogor. Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dikandangkan pada kandang individu yang diletakkan pada suatu ruangan tertutup dengan dilengkapi kran air, lampu, termometer, alat-alat kebersihan, dan house fan. Ruang kandang ini terpisah dari kandang hewan lainnya, kondisinya cukup teduh karena dinaungi pohon besar yang terletak di samping kandang. Suhu pada ruangan kandang berkisar 25 - 29⁰C dengan kelembaban antara 40 - 70%. Kondisi suhu ruangan cukup stabil karena adanya house fan kecuali jika terjadi pemadaman aliran listrik, sedangkan kelembaban kandang dapat mengalami peningkatan sampai mencapai kelembaban 90% pada pagi harinya.

Pembersihan kandang dilakukan setiap hari di pagi hari, sedangkan pemeriksaan kesehatan serta penimbangan bobot badan dilakukan secara teratur setiap bulan. Pemeriksaan kesehatan merupakan kegiatan penyuntikan indikator tuberkolosis (TB). Selain itu, di sekitar kandang terdapat anti serangga dan bak desinfektan di depan pintu masuk sebagai salah satu tindakan biosekuriti di perusahaan tersebut.

Ukuran Bagian-bagian Tubuh Monyet Ekor Panjang Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ukuran – ukuran tubuh monyet ekor panjang meliputi lingkar betis, lingkar paha, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, lingkar lengan, lingkar kepala, tebal telapak kaki, tebal telapak tangan, tebal lipatan kulit lengan depan, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, tebal lipatan kulit perut, bobot badan, dan BMI (Body Mass Index) didapat bahwa beberapa peubah secara nyata dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8. Ukuran – ukuran tubuh yang secara nyata dipengaruhi pakan (P<0,01) yaitu lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, tebal lipatan kulit perut, tebal lipatan kulit punggung, bobot badan dan BMI.

19

 

Keterangan : Tanda (**) merupakan peubah yang dipengaruhi sangat nyata oleh perlakuan pakan (P<0,01), nilai yang diikuti oleh huruf superscript yang samapada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (α=0,05)

Tabel 7. Rataan (cm), Simpangan Baku (cm), dan Koefisien Keragaman (%) Peubah Selama Penelitian

No Peubah Pengukuran

(Bulan Ke-)

Pakan A Pakan B Pakan C

± SB (KK) ± SB (KK) ± SB (KK) 1. Tinggi Duduk 5 43,82±1,89 (4,31)a 43,70±0,82 (1,87) a 44,4±0,65 (1,47)a 6 44,76±2,50 (5,58)a 44,20±1,95 (4,42) a 45,06±1,09 (2,43)a 7 45,36±2,04 (4,49)a 44,42±1,64 (3,69) a 44,40±0,85 (1,90)a 8 45,04±1,77 (3,94)a 45,14±0,87 (1,93) a 45,24±0,86 (1,91)a 2. Lingkar Betis 5 11,22±0,81 (7,20)a 11,30±1,46 (12,90) a 11,26±0,21 (1,84)a 6 11,48±0,43 (3,77)a 11,62±1,83 (15,72) a 11,40±0,36 (3,16)a 7 12,60±1,37 (10,84)a 12,66 ± 1,22 (9,65) a 12,52±1,15 (9,20)a 8 12,28±1,01 (8,25)a 12,06±0,99 (8,20) a 11,68±0,37 (3,17)a 3. Lingkar Paha 5 16,24±1,39 (8,58)a 18,28±1,30 (10,40) a 16,70±0,73 (4,38)a 6 18,56±0,67 (3,59)a 19,16±1,96 (10,24) a 18,56±1,45 (7,81)a 7 19,92±1,45 (7,26)a 19,76±2,65 (13,42) a 17,68±2,08 (11,74)a 8 18,14±0,72 (3,99)a 18,16±0,84 (4,62) a 16,76±1,14 (6,81)a 4. Lingkar Pinggul(**) 5 25,24±2,00 (7,92)a 29,50±6,2 (22,10)b 25,20±1,14 (4,52)a 6 26,54±3,02 (11,39)a 30,04±7,05 (23,47) b 27,32±0,77 (2,83)a 7 25,30±1,68 (6,64)a 28,88±6,36 (22,03) b 25,48±0,83 (3,28)a 8 26,18±2,52 (9,64)a 31,02±7,91 (25,48) b 26,24±1,11 (4,21)a 5. Lingkar Pinggang (**) 5 28,38±2,46 (8,68)a 34,02±3,10 (26,75) b 29,04±1,98 (6,81)a 6 29,74±2,55 (8,56)a 34,50±8,83 (25,60) b 29,48±1,34 (4,53)a 7 27,76±2,65 (9,53)a 32,04±8,28 (25,85) b 28,28±1,72 (6,08)a 8 28,22±2,06 (7,29)a 31,38±3,61 (30,61) b 28,64±2,31 (8,06)a 6. Lingkar Dada (**) 5 31,80±2,46 (7,73)a 33,58±4,58 (13,64) b 31,46±0,81 (2,58)a 6 32,76±2,55 (7,79 )a 34,38±4,27 (12,43) b 32,48±0,97 (2,98)a 7 33,88±2,02 (5,97)a 35,60±5,83 (16,39) b 32,92±1,06 (3,21)a 8 33,12±2,37 (7,16)a 34,76±4,05 (11,66) b 31,00±3,90 (12,59)a 7. Lingkar Lengan 5 13,46±0,62 (4,63)a 14,06±1,81 (12,85) a 13,36±0,54 (4,02)a 6 14,50±0,37 (2,58)a 15,50±1,04 (6,70) a 13,88±1,07 (7,68)a 7 14,84±1,00 (6,71)a 15,34±1,30 (8,44) a 13,70±0,52 (3,79)a 8 14,32±0,67 (4,69)a 14,24±0,75 (5,27) a 14,08±0,61(4,33)a 8. Lingkar Kepala 5 27,64±0,50 (1,82)a 27,86±0,52 (1,88) a 27,68±0,37 (1,34)a 6 28,16±0,99 (3,50)a 28,98±0,44 (1,53) a 28,52±1,18 (4,13)a 7 27,56±0,84 (3,04)a 28,00±1,46 (5,22) a 27,82±1,00 (3,60)a 8 27,14±0,48 (1,78)a 26,88±2,27 (8,43) a 27,16±1,53 (5,64)a

20

 

Keterangan : Tanda (**) merupakan peubah yang dipengaruhi sangat nyata oleh perlakuan pakan (P<0,01), nilai yang diikuti oleh huruf superscript yang samapada kolom yang berbeda menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata (α=0,05)

Tabel 8. Rataan, Simpangan Baku, dan Koefisien Keragaman (%) Peubah Selama Penelitian (Lanjutan)

No Peubah Pengukuran

(Bulan Ke-)

Pakan A Pakan B Pakan C

± SB (KK) ± SB (KK) ± SB (KK) 9. Tebal Telapak Tangan (cm) 5 0,57±0,10 (17,91)a 0,59±0,07 (11,61) 0,55±0,02 (4,16)a 6 0,74±0,14 (19,21)a 0,81±0,11 (13,67) 0,68±0,05 (7,62)a 7 0,67±0,05 (8,04)a 0,68±0,16 (22,93) 0,58±0,09 (14,86)a 8 0,53±0,19 (35,47)a 0,56±0,07 (12,48) 0,47±0,03 (6,77)a 10. Tebal Telapak Kaki (cm) 5 0,72±0,03 (4,69)a 0,71±0,05 (6,84) 0,68±0,03 (4,65)a 6 0,98±0,15 (15,43)a 1,02±0,24 (23,45) 0,89±0,11 (11,97)a 7 1,02±0,39 (38,19)a 1,13±0,34 (29,94) 0,72±0,13 (18,13)a 8 0,68±0,07 (11,00)a 0,69±0,14 (19,67) 0,61±0,06 (9,26)a 11. Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan (cm) 5 0,16±0,03 (19,57)a 0,18±0,05 (28,12) 0,19±0,02 (11,16)a 6 0,20±0,01 (7,07)a 0,26±0,03 (12,07) 0,23±0,05 (21,07)a 7 0,28±0,02 (8,38)a 0,20±0,07 (33,89) 0,19±0,06 (29,77)a 8 0,18±0,06 (32,61)a 0,21±0,09 (43,23) 0,16±0,03 (20,70)a 12. Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang (cm) 5 0,19±0,02 (11,29)a 0,23±0,04 (19,37) 0,20±0,02 (9,27)a 6 0,22±0,04 (18,75)a 0,27±0,01 (3,70) 0,23±0,03 (13,72)a 7 0,30±0,08 (28,12)a 0,25±0,03 (10,64) 0,25±0,07 (27,69)a 8 0,26±0,05 (17,57)a 0,27±0,05 (19,77) 0,21±0,04 (18,03)a 13. Tebal Lipatan Kulit Punggung (cm)( **) 5 0,41±0,04 (9,45)a 0,59±0,23 (39,07) b 0,39±0,04 (10,09)a 6 0,45±0,05 (11,75)a 0,64±0,15 (22,81) b 0,41±0,04 (11,02)a 7 0,50±0,06 (12,79)a 0,58±0,19 (32,46) b 0,37±0,03 (8,33)a 8 0,43±0,04 (8,41)a 0,47±0,21 (44,40) b 0,33±0,33 (29,70)a 14. Tebal Lipatan Kulit Perut (cm) (**) 5 0,40±0,04 (11,01)a 0,65±0,36 (55,71) b 0,41±0,65 (18,44)a 6 0,50±0,12 (23,71)a 0,64±0,23 (35,97) b 0,46±0,09 (20,72)a 7 0,54±0,10 (18,56)a 0,71±0,24 (33,82) b 0,39±0,07 (17,53)a 8 0,41±0,09 (21,04)a 0,58±0,28 (48,80) b 0,29±0,05 (15,70)a 15. Bobot Badan (kg) (**) 5 4,68±0,68 (14,44)a 5,16±1,08 (20,94) b 4,60±0,24 (5,32)a 6 4,56±0,67 (14,60)a 4,98±0,86 (17,24) b 4,64±0,26 (5,62)a 7 4,46±0,57 (12,84)a 4,98±0,96 (19,33) b 4,68±0,22 (4,63)a 8 4,48±0,60 (13,34)a 5,06±1,04 (20,61) b 4,68±0,31 (6,65)a 16. BMI (kg/m2) (**) 5 24,28±2,32 (9,56)a 26,92 ±4,75 (17,65) b 23,35±1,48 (6,36)a 6 22,72±2,60 (11,44)a 25,55 ±4,40 (17,21) b 22,88±1,53 (6,67)a 7 21,62±1,74 (8,07)a 25,28 ±4,86 (19,23) b 23,77±1,53 (6,45)a 8 22,00±1,71 (7,76)a 24,85 ±5,23 (21,04) b 22,87±1,47 (6,43)a

Adanya perbedaan pengaruh pakan pada setiap peubah disebabkan pakan yang diberikan mengandung energi tinggi dan karakteristik peubah itu sendiri sebagai tempat untuk mendepositkan kelebihan energi. Energi tinggi ini didapat dari kandungan lemak dan karbohidrat dalam pakan. Pakan perlakuan yaitu pakan A dan pakan B mempunyai kandungan energi yang lebih tinggi dari pakan C berdasarkan

21

 

pengukuran bahan kering pakan. Masuknya energi yang berlebih terutama yang berasal dari lemak ke dalam tubuh akan menimbulkan cadangan lemak sehingga tempat deposit lemak dalam tubuh menjadi terisi.

Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan dalam kehidupan suatu ternak. Faktor lingkungan besar pengaruhnya terhadap sifat kuantitatif. Warwick et al. (1995) menyatakan bahwa sifat kuantitatif berperan penting dalam bidang peternakan terutama yang menyangkut sifat produksi. Ciri – ciri sifat kuantitatif dapat diukur pada ukuran-ukuran tubuh yang dalam hal ini dipengaruhi oleh perlakuan pakan.

Bagian tubuh monyet ekor panjang yang tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan berenergi tinggi berdasarkan pengujian statistik (P>0,05) diantaranya lingkar betis, lingkar paha, lingkar lengan, lingkar kepala, tebal telapak kaki, tebal telapak tangan, tebal lipatan kulit lengan depan, dan tebal lipatan kulit lengan belakang. Hal ini menyatakan bahwa pada bagian – bagian tersebut lemak yang didepositkan sedikit dan bukan merupakan tempat spesifik deposit lemak dalam tubuh. Selain itu, adanya aktivitas dari monyet ekor panjang di dalam kandang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan ukuran tubuh di setiap bulan pengukuran selama penelitian.

Ukuran-ukuran Tubuh yang Dipengaruhi Perlakuan Pakan Ukuran Lingkar Pinggul

Lingkar pinggul dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 yang menyajikan rataan perkembangan bagian tubuh selama penelitian. Hasil pengujian statistik menunjukkan perkembangan ukuran lingkar pinggul berbeda sangat nyata (P<0,01) pada setiap perlakuan. Perlakuan pakan B sangat nyata (P < 0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan pakan C. Hal ini disebabkan nutrisi terutama adanya penambahan kuning telur pada pakan B mempengaruhi pendepositan lemak pada tubuh. Perlakuan pakan C juga sangat nyata (P<0,01) bila dibandingkan dengan perlakuan pakan B dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan A.

Nilai koefisien keragaman yang juga dapat dilihat pada Tabel 7 menunjukkan bahwa koefisien keragaman pada perlakuan pakan B lebih besar dari nilai koefisien keragaman perlakuan pakan A dan pakan C. Hal ini berarti bahwa respon perkembangan ukuran lingkar pinggul setiap individu monyet ekor panjang yang

22

 

diberi perlakuan pakan A dan pakan C lebih seragam dibandingkan dengan respon individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B. Gambar 2 dapat memperlihatkan perbedaan perlakuan pakan terhadap perkembangan ukuran lingkar pinggul monyet ekor panjang selama penelitian.

Gambar 2. Rataan Lingkar Pinggul Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan selama Penelitian

Monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan B memiliki lingkar pinggul yang berbeda cukup jauh dengan monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan pakan C. Adanya penurunan dan kenaikan yang terlihat pada Gambar 2 di setiap bulan pengukuran tidak bermakna (P>0,05). Pinggul merupakan salah satu tempat deposit lemak pada tubuh. Lemak pada pinggul diduga sebagian besar berasal merupakan lemak yang menempel pada misenterium dan juga lemak subkutan. Berdasarkan penelitian Caraka I (2008), pakan berenergi tinggi menyebabkan pendepositan lemak yang ditandai dengan perkembangan yang sangat nyata pada lingkar pinggul.

Ukuran Lingkar Pinggang

Perlakuan pakan mempengaruhi lingkar pinggang monyet ekor panjang selama penelitian. Berdasarkan hasil pengujian statistik pemberian perlakuan pakan mempengaruhi perkembangan ukuran lingkar pinggang sangat nyata (P<0,01). Perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan pakan kontrol. Sedangkan perlakuan pakan A dan pakan C tidak berbeda

23

 

nyata. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 yang menyajikan rataan perkembangan bagian tubuh selama penelitian.

Nilai koefisien keragaman dari perlakuan pakan B lebih besar dari nilai koefisien keragaman pakan A dan pakan C. Hal ini menunjukkan bahwa respon individu monyet ekor panjang yang diberi pakan B sangat beragam dan respon individu monyet ekor panjang yang diberi pakan A dan pakan C cukup seragam. Pola perkembangan lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rataan Lingkar Pinggang Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan selama Penelitian

Pola perkembangan lingkar pinggang monyet ekor panjang selama penelitian memperlihatkan kesamaan dari tiap perlakuan di bulan pengukuran ke-5 hingga ke-7, meskipun pada perlakuan pakan B memiliki rataan lingkar pinggang yang jauh lebih besar dan pakan A memiliki kesamaan dengan pakan C. Adanya penurunan dan kenaikan yang terlihat pada Gambar 3 di setiap bulan pengukuran tidak bermakna (P>0,05). Pinggang sama halnya dengan pinggul merupakan salah satu tempat deposit lemak pada tubuh. Lemak pada pinggang ini diduga sebagian besar berasal merupakan lemak yang menempel pada misenterium dan juga lemak subkutan. Berdasarkan penelitian Caraka I (2008), pakan berenergi tinggi menyebabkan pendepositan lemak yang ditandai dengan perkembangan yang sangat nyata pada lingkar pinggang.

24

 

Ukuran Lingkar Dada

Perlakuan pakan mempengaruhi lingkar dada. Berdasarkan hasil pengujian statistik, pemberian perlakuan pakan mempengaruhi lingkar dada sangat nyata (P<0,01) sebagaimana halnya perlakuan pakan ini mempengaruhi lingkar pinggul dan lingkar pinggang. Hal ini terlihat pada Tabel 7 yang menyajikan perkembangan bagian tubuh monyet ekor panjang selama penelitian.

Perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) mempengaruhi ukuran lingkar dada bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan pakan C. Sedangkan perlakuan pakan A dan pakan C tidak berbeda nyata. Nilai koefisien keragaman yang juga terdapat pada Tabel 7 pada masing-masing perlakuan cenderung berbeda. Pakan C memperlihatkan koefisien keragaman yang semakin besar di setiap bulan pengukuran. Hal ini dapat diartikan bahwa respon perkembangan ukuran lingkar dada setiap individu monyet ekor panjang yang diberi pakan C semakin lama semakin beragam. Pakan A nilai koefisienan keragamannya tidak terlalu memperlihatkan banyak perubahan tetapi respon individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A ini memperlihatkan adanya keseragaman. Berbeda dengan pakan A, pakan B menunjukkan respon individu monyet yang cukup beragam.

Pola perkembangan lingkar dada monyet ekor panjang selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rataan Lingkar Dada Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan selama Penelitian

25

 

Adanya kenaikan dan penurunan yang terlihat pada Gambar 4 di setiap bulan pengukuran tidak bermakna (P>0,05). Dada yang merupakan bagian terdekat dengan abdomen merupakan salah satu tempat deposit lemak pada tubuh. Lemak pada dada diduga sebagian besar berasal merupakan lemak yang menempel pada misenterium dan juga lemak subkutan. Berdasarkan penelitian Caraka I (2008), pakan berenergi tinggi menyebabkan pendepositan lemak yang ditandai dengan perkembangan yang sangat nyata pada lingkar dada.

Ukuran Tebal Lipatan Kulit Punggung

Hasil analisis statistik menunjukkan tebal lipatan kulit punggung dipengaruhi sangat nyata (P<0,01) oleh perlakuan pakan. Perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) lebih besar jika dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan pakan C, sedangkan perlakuan pakan A tidak berbeda nyata dengan perlakuan pakan C. Rataan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit punggung monyet ekor panjang disajikan pada Tabel 8.

Rataan yang paling tinggi ada pada perlakuan pakan B jika dibandingkan rataan perlakuan pakan A dan pakan C. Pakan B yang diberikan pada monyet ekor panjang dapat meningkatkan perkembangan ukuran tebal lipatan kulit punggung. Palatabilitas yang lebih baik dari pakan B berasal dari penambahan kuning telur, sehingga dapat meningkatkan konsumsi pakan dan memungkinkan untuk mendepositkan lemak pada kulit punggung. Nilai koefisien keragaman yang juga terdapat pada Tabel 8 memperlihatkan pada perlakuan pakan C dan pakan B memiliki koefisien keragaman yang cukup tinggi. Hal ini berarti respon setiap individu monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan C dan pakan B memberikan respon yang beragam daripada monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A. Pola perkembangan tebal lipatan kulit punggung monyet ekor panjang selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

26

 

Gambar 5. Rataan Tebal Lipatan Kulit Punggung Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan selama Penelitian

Perlakuan pakan B memberikan rataan yang lebih besar pada tebal lipatan kulit punggung monyet ekor panjang dari pada perlakuan pakan A dan pakan C. Adanya kenaikan dan penurunan yang terlihat pada Gambar 5 di setiap bulan pengukuran tidak bermakna. Punggung diduga merupakan salah satu tempat deposit lemak pada tubuh. Lemak pada punggung diduga sebagian besar berasal merupakan lemak subkutan. Berdasarkan penelitian Caraka I (2008), pakan berenergi tinggi menyebabkan pendepositan lemak yang ditandai dengan perkembangan yang sangat nyata pada tebal lipatan kulit punggung.

Ukuran Tebal Lipatan Kulit Perut

Tebal lipatan kulit perut dipengaruhi sangat nyata (P<0,01) oleh perlakuan pakan. Hasil analisis statistik menunjukkan perlakuan pakan B sangat nyata (P<0,01) lebih besar dari perlakuan pakan A dan pakan C. Perlakuan pakan A dan pakan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Perkembangan ukuran tebal lipatan kulit perut monyet ekor panjang selama penelitian ditunjukkan pada Tabel 8.

Nilai koefisien keragaman pada ukuran tebal lipatan kulit perut yang juga terdapat pada Tabel 8 di setiap perlakuan pakan menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa respon individu monyet ekor yang diberi perlakuan pakan A, pakan B, maupun pakan C sangat beragam. Pola perkembangan dari rataan tebal lipatan kulit perut ini dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 6.

27

 

Gambar 6. Rataan Tebal Lipatan Kulit Perut Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan Selama Penelitian

Perlakuan pakan B diduga dapat meningkatkan ukuran tebal lipatan kulit perut dengan pengujian statistik dengan hasil sangat nyata (P<0,01). Berbeda dengan perlakuan pakan A dan pakan C tidak berbeda nyata. Adanya kenaikan dan penurunan yang terlihat pada Gambar 6 di setiap bulan pengukuran tidak bermakna (P>0,05). Perut atau bagian dari abdomen merupakan salah satu tempat deposit lemak pada tubuh. Lemak pada perut diduga sebagian besar berasal merupakan lemak subkutan dan lemak dari misenterium.

Keberadaan lemak yang berlebih di lipatan kulit perut berhubungan erat dengan lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Selain itu lemak yang berada di sekitar perut memberikan resiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan lemak di daerah paha atau bagian tubuh yang lain (Roche Indonesia, 2008). Lemak tubuh pada pria banyak didistribusikan di bagian atas tubuh yaitu bagian perut (Adam, 2006). Monyet ekor panjang memiliki kemiripan pola obesitas dengan manusia yang ditunjukkan dengan adanya penimbunan lemak di sekitar perut (Putra et al., 2006). Bobot Badan

Bobot badan berdasarkan hasil pengujian statistik dipengaruhi oleh perlakuan pakan dengan sangat nyata (P<0,01). Perlakuan B sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan pakan C, sedangkan perlakuan pakan A dan pakan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Penyajian rataan bobot badan monyet ekor panjang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

28

 

Perlakuan pemberian pakan B terbukti dapat meningkatkan rataan bobot badan dengan nilai koefisien keragaman yang cukup besar. Nilai koefisien keragaman pada perlakuan pakan A dan pakan B cukup besar berarti respon individu monyet ekor panjang terhadap perlakuan pakan ini cukup beragam sedangkan perlakuan pakan C lebih seragam. Pakan B yang disukai dengan palatabilitas yang tinggi disebabkan kandungan kuning telur yang dapat memberikan rasa yang lain (gurih) pada pakan, dan hal ini tidak terdapat pada pakan yang lain. Pola perkembangan rataan bobot badan monyet ekor panjang selama penelitian ada pada Gambar 7.

Gambar 7. Rataan Bobot Badan Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan selama Penelitian

Rataan bobot badan mulai pada bulan ke-6 di setiap perlakuan pakan yaitu pakan A, pakan B, dan pakan C relatif memiliki bobot badan yang stabil. Adanya kenaikan dan penurunan yang terlihat pada Gambar 7 di setiap bulan pengukuran tidak bermakna (P>0,05). Adanya pendepositan lemak di beberapa tempat dalam tubuh menyebabkan peningkatan bobot badan. Berdasarkan penelitian Caraka I (2008), pakan berenergi tinggi menyebabkan pendepositan lemak yang ditandai dengan perkembangan yang sangat nyata pada bobot badan.

BMI (Body Mass Index) Monyet Ekor Panjang

BMI merupakan cara yang paling mudah secara medis untuk menentukan keadaan obesitas (Adam, 2006). BMI pada monyet ekor panjang merupakan BMI

29

 

yang sudah dimodifikasi (Angeloni et al. 2004). Indeks ini ditentukan oleh berat badan dan tinggi duduk, sedangkan pada manusia indeks ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan. Dengan demikian, adanya perubahan pada kedua komponen itu akan menyebabkan perubahan pada BMI. Berdasarkan hasil pengujian statistik BMI berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan. Perlakuan B sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan pakan A dan pakan C sedangkan perlakuan pakan A dan pakan C tidak berbeda nyata secara statistik. Tabel 9 menyajikan hasil perhitungan BMI serta pengelompokannya berdasarkan BMI Asia (pada manusia) menurut WHO (2008).

Tabel 9. Rataan BMI dan Pengelompokannya berdasarkan BMI Asia pada Monyet Ekor Panjang selama Penelitian

Pengukuran (Bulan ke-)

Perlakuan

Pakan A Pakan B Pakan C

± SB ± SB ± SB …..………….………(kg/m2)……… 5 24,28±2,32 Pra-obes 26,92 ±4,75 Obes 23,35±1,48 Pra-obes 6 22,72±2,60 normal 25,55 ±4,40 Obes 22,88±1,53 normal 7 21,62±1,74 normal 25,28 ±4,86 Obes 23,77±1,53 Pra-obes 8 22,00±1,71 normal 24,85 ±5,23 Pra-obes 22,87±1,47 normal

Monyet ekor panjang yang mendapatkan perlakuan pakan B memiliki nilai rata-rata BMI (Body Mass Index) yang lebih tinggi dari monyet ekor panjang yang diberi perlakuan pakan A dan pakan C. Menurut The World Health Organization (2006) bahwa standar BMI untuk orang Eropa yang bobot badannya di atas normal adalah lebih dari sama dengan 25 kg/m2 dan BMI untuk obesitas adalah lebih dari sama dengan 30 kg/m2. Standar BMI untuk orang Asia yang bobot badannya di atas normal adalah lebih dari sama dengan 23 kg/m2, pra-obes adalah 23-24,9 kg/m2; dan BMI untuk obesitas adalah lebih dari sama dengan 25 kg/m2.

Rataan BMI yang tercantum pada Tabel 9, pemberian perlakuan pakan B hingga pengukuran bulan ke-7 telah menyebabkan terjadinya obesitas pada monyet ekor panjang berdasarkan pada WHO untuk orang Asia, dan masuk kategori pra-obes berdasarkan pada WHO untuk orang Eropa. BMI pada perlakuan pakan B ini menurun pada bulan ke-8 sehingga monyet ekor panjang masuk ke dalam kategori

30

 

pra-obes. Hal ini dapat disebabkan terjadinya penurunan atau ketidakstabilan bobot badan dan tinggi duduk. Berbeda dengan pakan A dan pakan C ini memiliki BMI yang cenderung normal.

Gambar 8. Rataan BMI Monyet Ekor Panjang yang Diberi Perlakuan selama Penelitian

Pola rataan BMI monyet ekor panjang yang terlihat pada Gambar 8 menunjukkan pada perlakuan pakan B lebih tinggi dari perlakuan pakan A dan pakan C. Penurunan dan kenaikan yang terlihat pada Gambar 8 tidak bermakna (P>0,05). Hal tersebut di atas menegaskan bahwa proses obesitas pada monyet ekor panjang selama penelitian dapat terjadi jika mengkonsumsi perlakuan pakan B dengan jangka waktu yang lebih lama.

Analisis Korelasi dan Regresi Bagian Tubuh Monyet Ekor Panjang Penelitian Korelasi adalah suatu ukuran derajat bervariasinya dua peubah atau lebih secara bersama-sama atau ukuran keeratan hubungan antara peubah-peubah tersebut. Tabel 10 memperlihatkan hasil korelasi perkembangan bagian-bagian tubuh monyet ekor panjang yang berpengaruh nyata terhadap perlakuan pakan. Dapat dilihat pada tabel tersebut bahwa setiap peubah memiliki korelasi yang berbeda-beda.

Lingkar pinggul (LPgl) memiliki korelasi sangat nyata (P<0,01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi tertinggi yaitu dengan lingkar pinggang

31

 

(P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar pinggul memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkar pinggang.

Lingkar pinggang (LPg) memiliki korelasi sangat nyata (P<0,01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi tertinggi yaitu dengan lingkar pinggul (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar pinggang memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkar pinggul.

Lingkar dada (LD) memiliki korelasi sangat nyata (P<0,01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi tertinggi yaitu dengan lingkar pinggul (P<0,01). Hal ini diartikan bahwa lingkar dada memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkar pinggul.

Tabel 10. Nilai Korelasi dan Nilai - P Bagian Tubuh Monyet Ekor Panjang yang Berpengaruh Nyata terhadap Perlakuan Pakan

Peubah TLKP TLKPg LPgl LD LPg BB TLKPg 0,851 0,000 LPgl 0,804 0,000 0,757 0,000 LD 0,794 0,000 0,667 0,000 0,817 0,000 LPg 0,817 0,000 0,806 0,000 0,930 0,000 0,792 0,000 BB 0,717 0,000 0,701 0,000 0,868 0,000 0,715 0,000 0,886 0,000 BMI 0,750 0,000 0,716 0,000 0,868 0,000 0,715 0,000 0,886 0,000 0,891 0,000

Tebal lipatan kulit punggung (TLKPg) memiliki korelasi yang sangat nyata (P<0.01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi yang tertinggi yaitu dengan tebal lipatan kulit perut. Hal ini diartikan bahwa tebal lipatan kulit punggung memiliki hubungan yang sangat erat dengan tebal lipatan kulit perut.

Tebal lipatan kulit perut (TLKP) memiliki korelasi yang sangat nyata (P<0.01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi yang tertinggi yaitu dengan tebal lipatan kulit punggung. Hal ini diartikan bahwa tebal lipatan kulit perut memiliki hubungan yang sangat erat dengan tebal lipatan kulit punggung.

32

 

Bobot badan (BB) memiliki korelasi yang sangat nyata (P<0,01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi tertinggi yaitu BMI. Hal ini diartikan bahwa bobot badan memiliki hubungan yang sangat erat dengan BMI.

BMI memiliki korelasi yang sangat nyata (P<0,01) dengan semua peubah dengan nilai korelasi tertinggi yaitu dengan bobot badan dan lingkar pinggang. Hal ini diartikan bahwa BMI memiliki hubungan yang sangat erat dengan lingkar pinggang.

Dari analisis regresi, didapatkan bahwa BMI monyet ekor panjang yang menghasilkan monyet dengan kategori pra-obes dapat diduga dengan beberapa rumus persamaan regresi yang terdapat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rumus regresi untuk menduga BMI monyet ekor panjang

Peubah Rumus Regresi Nilai P

Analisis R 2

(%) Tebal lipatan kulit perut (TLKP) BMI = 17,8 + 12,0 TLKP P<0,01 56,2 Tebal lipatan kulit punggung (TLKPg) BMI = 16,3 + 16,1 TLKPg P<0,01 51,3

Lingkar pinggul (LPgl) BMI = 6,31 + 0,64 LPgl P<0,01 75,4

Lingkar dada (LD) BMI = 0,27 + 0,71 LD P<0,01 51,1

Lingkar pinggang (LPg) BMI = 7,93 + 0,53 LPg P<0,01 78,4

Bobot badan (BB) BMI = 3,31 + 4,32 BB P<0,01 79,3

Dari beberapa rumus regresi pendugaan BMI monyet ekor panjang, peubah yang memiliki R2 (R determinasi) yang paling besar yaitu peubah bobot badan, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul. Peubah-peubah tersebut dapat digunakan untuk menduga BMI monyet ekor panjang. Rumus dugaan BMI yang diduga dari peubah bobot badan berarti kenaikan satu satuan dari bobot badan akan diikuti dengan kenaikan 4,32 satuan BMI. Rumus dugaan BMI yang diduga dari peubah lingkar pinggang berarti kenaikan satu satuan dari lingkar pinggang akan diikuti dengan kenaikan 0,53 satuan BMI. Rumus dugaan BMI yang diduga dari peubah lingkar pinggul berarti kenaikan satu satuan dari lingkar pinggul akan diikuti dengan kenaikan 0,64 satuan BMI.

Dokumen terkait