Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu Juli 2008 sampai dengan Oktober 2008 di PT Indo Anilab Taman Kencana, Bogor.
Materi Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dewasa berjenis kelamin jantan sebanyak 15 ekor dengan bobot badan berkisar antara 4–5 kg dan umur 6–8 tahun. Keragaman bobot badan dan umur monyet ekor panjang pada saat memulai penelitian kurang dari 10% (seragam). Semua monyet ekor panjang yang digunakan berasal dari Sumatera dan bebas dari penyakit tuberkulosis dan simian retrovirus (SRV).
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu obat bius (ketamin) dan alkohol. Bahan pakan yang diberikan pada monyet ekor panjang selama penelitian yaitu pakan komersil (pakan C) dan pakan buatan yang telah diformulasi (pakan A dan pakan B). Pakan A berbahan dasar lemak sapi dengan kandungan energi 6,58 Kal/kg dan pakan B berbahan dasar lemak sapi dan kuning telur dengan kandungan energi 6,00 Kal/kg. Monyet ekor panjang dengan perlakuan pakan C menggunakan pakan komersil yang berbentuk biskuit (padat, kering dan agak keras) yang disebut monkey chow dengan kandungan energi 4,67 Kal/kg. Selain pakan di atas monyet ekor panjang juga mendapat pakan tambahan berupa buah pisang dan air minum ad libitum.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tongkat ukur (skala terkecil 1 mm) merk FHK, pita ukur (skala terkecil 1 mm) merk butterfly, jangka sorong (skala terkecil 1 mm), timbangan merk tanita, tulup, alat suntik dan jarum suntik.
Kandang
Kandang yang digunakan adalah kandang individu stainless steel (squeeze back cage) untuk mempermudah pemeliharaan dan pengendalian. Desain kandang dibuat dalam bentuk satu sama lain masih dapat saling melihat dan mendengar.
12 Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum ad libitum. Kandang ditempatkan pada ruang tertutup, bersih dan diberi ventilasi.
Rancangan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola tersarang dengan faktor perlakuan pemberian pakan (A, B, C) dan periode pengambilan data tersarang pada perlakuan. Rancangan ini seolah-olah terdiri dari dua atau lebih rancangan acak lengkap yang responsnya sama kemudian digabung menjadi satu model percobaan. Model persamaan rancangan acak lengkap pola tersarang yaitu:
Yij = µ + τi + βj(i) + εijk Keterangan:
i = 1, 2, 3 dan j = 1, 2, 3, 4.,
Yij = pengamatan faktor τ taraf ke-i, faktor β taraf ke-j dan ulangan ke-k, µ = rataan umum,
τi = pengaruh faktor τ pada taraf ke-i,
βj(i) = pengaruh faktor β pada taraf ke-j pada τi, dan
ε ijk =pengaruh galat faktor τ taraf ke-i, faktor β taraf ke-j dan ulangan ke-k (Gasperz, 1992).
Peubah
Peubah yang diamati antara lain tinggi duduk, lingkar betis, lingkar paha, lingkar pinggul, lingkar pinggang, lingkar dada, lingkar lengan, lingkar kepala, tebal telapak tangan, tebal telapak kaki, tebal lipatan kulit lengan depan, tebal lipatan kulit lengan belakang, tebal lipatan kulit punggung, tebal lipatan kulit perut, bobot badan dan penghitungan BMI (Body Mass Index). Peubah yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji duncan.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola tersarang untuk memperoleh informasi ukuran tubuh yang dipengaruhi perlakuan pakan berenergi tinggi. Selain itu, dilakukan analisis korelasi yang bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan antar peubah, dan analisis regresi linier sederhana yang bertujuan untuk mengkaji hubungan kausal diantara peubah- peubah tersebut serta mendapatkan rumus untuk mencari hubungan peubah BMI (peubah tak bebas) dengan peubah-peubah yang lain (peubah bebas).
13 Rumus koefisien korelasi antara dua peubah :
Keterangan :
r XY = koefisien korelasi, n = jumlah data, xi = peubah x ke i, dan
yi = peubah y ke i (Mattjik dan Sumertajaya, 2002) .
Persamaan regresi linier sederhana :
Keterangan :
Y = BMI (Body Mass Index),
α = intersep/perpotongan dengan sumbu tegak, β = nilai regresi/kemiringan,
X = peubah tak bebas (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).
Prosedur Perlakuan
Monyet ekor panjang diberi pakan yang telah diformulasi (pakan A dan B) masing-masing lima ekor dan pakan komersil (pakan C) sebanyak lima ekor, dua kali sehari yaitu pagi dan siang hari dengan pemberian air minum ad libitum. Selain pakan tersebut di atas monyet ekor panjang juga mendapat pakan tambahan berupa buah pisang. Pagi hari sebelum pemberian pakan, monyet ekor panjang diberikan enrichment berupa potongan buah yang dibekukan dalam es batu yang berfungsi untuk perangsang nafsu makan.Komposisi formula pakan A dan pakan B dapat dilihat pada Tabel 3.
14 Tabel 3. Komposisi Formula Pakan A dan Pakan B
Bahan Pakan Pakan A Pakan B
…….…….…… (%)……….. Gandum 42,0 42,0 Gula 10,0 8,0 Minyak goreng 10,0 10,0 Tepung ikan 6,5 4,0 Tepung Maizena 8,0 8,0 Bungkil kedelai 5,0 4,0 Dedak padi 4,0 4,0 Agar-agar 1,5 1,0 CMC (carboxymethyl cellulose) 1,0 1,0 Mineral mix 2,0 2,0 Kuning Telur - 10,0 Lemak sapi 10,0 6,0
Tabel 4. Hasil Analisis Proksimat Kandungan Nutrisi Pakan Perlakuan
No Nutrisi
Pakan A Pakan B Pakan C
(lemak sapi) (lemak sapi dan
kuning telur) (monkey chow) 1 Bahan Kering (%) 68,09 100 70,18 100 92,75 100 2 Kadar abu (%) 4,73 6,95 3,89 5,54 7,65 8,25 3 Protein Kasar (%) 14,42 21,18 15,01 21,39 29,39 31,69 4 Serat Kasar (%) 1,81 2,66 1,14 1,62 6,02 6,49 5 Lemak Kasar (%) 19,62 28,81 19,62 27,96 5,55 5,98 6 BETN (%) 59,62 87,56 60,34 85,98 51,38 55,40 7 Ca (%) 1,41 2,07 1,25 1,78 1,66 1,79 8 P (%) 0,65 0,95 0,58 0,83 1,55 1,67
9 Gross energi (Kal/kg) 4,48 6,58 4,21 6,00 4,33 4,67 Keterangan : Hasil analisis proksimat Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Pengukuran
Pengukuran morfometri dilakukan pada minggu ke-20, 24, 28, 32, atau bulan ke-5, 6, 7, 8 setelah perlakuan pakan seperti yang tertera pada Gambar 1. Monyet ekor panjang yang akan diukur tersebut dibius terlebih dahulu untuk memudahkan pengukuran.
15 Tinggi Duduk (TD); Tinggi duduk diukur dari anterior os atlas sampai posterior tuber ischii dengan menggunakan alat tongkat ukur. Satuan menggunakan sentimeter (cm).
Lingkar Betis (LB); Lingkar betis diukur melingkar pada bagian tengah os tibia dengan menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Lingkar Paha (LPh); Lingkar paha diukur melingkar pada bagian tengah os femur dengan menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Lingkar Pinggul (LPgl); Lingkar pinggul diukur melingkar berpadanan dengan os coxae kanan dengan os coxae kiri menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Lingkar Pinggang (LPg); Lingkar pinggang diukur melingkar pada bagian antara os costae terakhir dengan os tuber coxae dengan menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Lingkar Dada (LD); Lingkar dada diukur melingkar berpadanan dengan procecus xiphoidea os sternum dengan menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Lingkar Lengan (LL); Lingkar lengan diukur melingkar pada bagian tengah os humerus dengan menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Lingkar Kepala (LK); Lingkar kepala diukur melingkar berpadanan dengan os occipitalis dengan anterior orbital mata menggunakan pita ukur bersatuan sentimeter (cm).
Tebal Telapak Tangan (TTT); Tebal telapak tangan diukur pada bagian tengah meta carpale dengan menggunakan alat jangka sorong bersatuan sentimeter (cm).
Tebal Telapak Kaki (TTK); Tebal telapak kaki diukur pada bagian tengah os meta tarsale dengan menggunakan alat jangka sorong bersatuan sentimeter (cm).
Tebal Lipatan Kulit Lengan Depan (TLKLD); Tebal lipatan kulit lengan depan diukur pada bagian kulit bicep dengan meggunakan alat jangka sorong bersatuan sentimeter (cm).
Tebal Lipatan Kulit Lengan Belakang (TLKLB); Tebal lipatan kulit lengan belakang diukur pada bagian kulit tricep dengan meggunakan alat jangka sorong bersatuan sentimeter (cm).
16 Tebal Lipatan Kulit Punggung (TLKPg); Tebal lipatan kulit punggung diukur pada bagian subscapular dengan menggunakan jangka sorong bersatuan sentimeter (cm).
Tebal Lipatan Kulit Perut (TLKP); Tebal lipatan kulit perut diukur persis diatas os iliac dengan menggunakan alat jangka sorong bersatuan sentimeter (cm).
Bobot Badan (BB); Bobot badan diukur menggunakan penimbang berat badan. Satuan menggunakan kilogram (kg).
BMI (Body Mass Index)
BMI pada monyet ekor panjang merupakan BMI yang sudah dimodifikasi (Angeloni et al. 2004). Indeks ini ditentukan oleh berat badan dan tinggi duduk, sedangkan pada manusia indeks ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan. BMI dihitung dengan menggunakan rumus :
BMI = Bobot badan (kg) Tinggi duduk2 (m2)
dengan kategori seperti yang tercantum pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut ini. Tabel 5. Pengelompokkan berdasarkan BMI Eropa (pada Manusia)
Kategori BMI
...(kg/m2)...
Bobot dibawah normal < 18,5
Batas normal 18,5 – 24,9
Bobot diatas normal : ≥ 25
Pra - obes 25,0 – 29,9
Obes I 30,0 – 34,9
Obes II 35,0 – 39,9
Obes III ≥ 40,0
17 Tabel 6. Pengelompokkan berdasarkan BMI Asia (pada manusia)
Kategori BMI
...(kg/m2)...
Bobot dibawah normal < 18,5
Batas normal 18,5 – 22,9
Bobot diatas normal : ≥ 23
Pra- obes 23,0 – 24,9
Obes ≥ 25
Sumber : The World Health Organization (2008)
Gambar 1. Bagian-bagian tubuh yang diukur Keterangan: TD = tinggi duduk, LB = lingkar betis, LPh = lingkar paha, LPgl = lingkar pinggul, LPg = lingkar pinggang, LD = lingkar dada, LL = lingkar lengan, LK = lingkar kepala, TTT = tebal telapak tangan, TTK = tebal telapak kaki,
TLKLD = tebal lipatan kulit lengan depan, TLKLB = tebal lipatan kulit lengan belakang, TLKPg = tebal lipatan kulit punggung, dan TLKP = tebal lipatan kulit perut.
HASIL DAN PEMBAHASAN