• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanenan mangga merupakan tahap awal dalam penelitian ini, pemanenan sangat menentukan kualitas buah yang dipanen. Buah mangga dipanen dengan kematangan ± 80% dengan ciri-ciri buah telah berwarna hijau tua, sedikit kekuningan dan saat panen getah yang keluar tidak terlalu banyak. Pemanenan dilakukan seperti halnya petani memanen mangga di kebunnya yaitu mengambil buah mangga dengan menggunakan galah yang panjang dengan diberi jaring di bagian bawahnya agar buah mangga yang diambil tidak jatuh ke tanah secara langsung. Mangga yang masih ada tangkainya dipotong tangkainya agar getahnya keluar. Setelah semua mangga terkumpul mangga dimasukkan ke dalam keranjang untuk disortasi.

Gambar 3. Kondisi Mangga Setelah Panen

Pada saat setelah panen kondisi buah mangga sangat kotor, terdapat banyak bintik-bintik hitam dan terdapat getah yang melumuri permukaan kulit buah (Gambar 3). Secara umum dengan adanya pencucian kondisi buah mangga dibandingkan dengan kontrol sangat berbeda nyata lebih bersih dari getah maupun kotoran-kotoran yang menempel dan bintik-bintik hitam yang terdapat pada permukaan buah.

Rekapitulasi Sidik Ragam

Rekapitulasi sidik ragam menunjukkan apakah pencucian buah mangga berpengaruh atau tidak terhadap peubah-peubah yang diamati selama penelitian

berlangsung yaitu dengan menggunakan uji Kruskal walllis pada taraf 5% seperti yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rekapitulasi Sidik Ragam

Peubah Pengamatan F hitung Bahan Pencuci (A) Waktu Pencucian (B) A X B Kebersihan terhadap gatah Setelah Pencucian ** ** ** kebersihaan terhadap cendawan jelaga Setelah Pencucian ** ** ** Luka bakar 3 HSP ** * * 5 HSP ** tn tn 7 HSP ** tn tn 9 HSP ** tn tn 11 HSP ** tn tn Pencokelatan 3 HSP tn tn tn 5 HSP tn tn tn 7 HSP tn tn tn 9 HSP ** * * 11 HSP ** * *

Bintik hitam kecil dengan ujung-ujung yang tidak beraturan

3 HSP tn tn tn

5 HSP tn tn tn

7 HSP tn tn tn

9 HSP tn tn tn

11 HSP tn tn tn

Busuk pangkal buah

3 HSP tn tn tn

5 HSP tn tn tn

7 HSP tn tn tn

9 HSP tn tn tn

11 HSP tn tn tn

Busuk tubuh buah

3 HSP tn tn tn 5 HSP tn tn tn 7 HSP tn tn tn 11 HSP tn tn tn Bintik-bintik hitam pada lentisel 3 HSP tn * tn 5 HSP tn tn tn 7 HSP tn tn tn 9 HSP tn tn tn 11 HSP tn tn tn Kerusakan fisik 3 HSP * * **

5 HSP ** tn ** 7 HSP * tn tn 9 HSP * tn tn 11 HSP * * tn Jamur jelaga 3 HSP * tn ** 5 HSP * tn tn 7 HSP * tn * 9 HSP tn tn tn 11 HSP * tn tn Perubahan warna kuning 3 HSP * ** ** 5 HSP tn ** * 7 HSP tn ** * 9 HSP * tn * 11 HSP tn tn tn Perubahan warna gincu 3 HSP * tn tn 5 HSP tn tn tn 7 HSP tn tn tn 9 HSP * tn tn 11 HSP tn tn tn Kekerasan Buah 3 HSP * ** * 5 HSP tn * * 7 HSP tn tn tn 9 HSP tn tn tn 11 HSP tn tn tn

Keterangan : * = berbeda nyata menurut uji Kruskal wallis pada taraf 5%, ** = berbeda nyata menurut uji Kruskal wallis pada taraf 1%, tn = tidak berbeda nyata

Pengaruh Pencucian Terhadap Kebersihan

Kebersihan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kebersihan terhadap hilangnya getah yang menempel pada permukaan kulit buah dan kebersihan terhadap hilangnya cendawan. Pengaruh pencucian terhadap kebersihan hilangnya getah terlihat pada Tabel 3 bahwa semua perlakuan pencucian nyata lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil uji Kruskal wallis terlihat bahwa mangga yang dicuci dengan KOH 1% + detergen 1% atau detergen 1% lebih baik dibandingkan dengan pencucian dengan yang lainnya hal ini dilihat dari peringkat yang rendah dan rata-rata skoring yang rendah. Dari hasil uji Dunn terlihat bahwa mangga yang dicuci dengan KOH 1% + detergen 1% atau

detergen 1% berbeda dan tampa pencucia menggunakan KOH 1%

Pencucian ma permukaan kulit bua dibandingkan tanpa pe KOH 1%, KOH 2% d mangga yang dicuci skoring pengamatan ( yang lebih efektif ya permukaan kulit bua pengamatan dan peri dicuci dengan KOH 1% yang paling rendah di

(A) a (B) a Gambar 4. Pada Gambar + detergen 1% dan

da nyata dengan mangga yangdicuci menguna ucian, namun tidak berbeda nyata pada penc

1% dan air biasa.

mangga terhadap hilangnya cendawan yang buah pada semua perlakuan pencucian ny

pencucian. Dari hasil uji Dunn mangga yang dan KOH 1% + detergen 1% lebih baik dibandi

dengan air biasa. Dari hasil uji Kruskal wal n (Tabel 3), KOH 1% + detergen 1% merupaka yang dapat menghilangkan cendawan yang buah mangga, hal ini dikarenakan dari ra peringkat cendawan yang masih menempel pad 1% + detergen 1% merupakan rata-rata skorin h dibandingkan dengan pencuci yang lainnya.

b c d

b c d . Kondisi Mangga (A) Sebelum Dicuci da

Dicuci. a) KOH 1%, b) KOH 2%, c) KOH 1%, d) Detergen 1%, e) Air

bar 4 terlihat bahwa buah mangga yang dicuci de n detergen 1% lebih bersih dibandingkan de

unakan KOH 2% encucian dengan

g menempel pada nyata lebih baik ang dicuci dengan bandingkan dengan allis dan rata-rata kan bahan pencuci g menempel pada rata-rata skoring pada mangga yang koring dan peringkat

e e dan (B) Setelah H 1% + detergen i dengan KOH 1% dengan perlakuan

lainnya. Pada perlakuan air biasa terlihat bersih namun pada saat diraba pada permukaan kulit buah masih terasa fraksi minyak yang menempel.

Tabel 3. Pengaruh Pencucian terhadap Hilangnya Getah dan Cendawan

Perlakuan Getah Cendawan Rata-rata skoring peringkat Rata-rata skoring Peringkat

KOH 1% 0.22 44.6ab 0.11 41.6a

KOH 2% 0.56 56.3cb 0.11 41.6a

KOH 1%+ Detergen 0.17 42.1a 0.06 39.0a

Detergen 0.17 42.1a 0.33 49.8ab

Air 0.33 46.2ab 1.00 57.3b

Kontrol 1.17 82.3d 1.83 88.3c

Keterangan : Peringkat didapat dengan menggunakan uji Kruskal wallis. Huruf yang berbeda dalam satu kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada uji Dunn 5%. Peubah nyata apabila pengurangan antar peringkat di atas standar. Standar getah= 12.87 dan cendawan=11.63

Kebersihan buah mangga dari getah sangatlah diperhatikan, getah mangga secara alami memiliki sifat asam (John et al., 2003) minyak dan gula (O’Hare dan Prasad, 1991). Efek yang merusak dari tingginya tingkat keasaman getah (pH = 4.3) pada kulit buah mangga dapat diatasi melalui manajemen atau penanganan pascapanen melalui pencelupan atau pencucian buah dengan cairan pencuci tertentu seperti senyawa yang bersifat basa. Senyawa ini akan menetralisasi keasaman getah sebelum getah memasuki lentisel kulit buah mangga. Dari hasil pengamatan pengaruh pencucian yang lebih baik terhadap hilangnya getah mangga dan cendawan yang menempel pada kulit buah adalah dengan perlakuan KOH 1% + detergen 1% atau detergen 1%. Hal ini karena sifat KOH yang menetralisir fungsi fenol (asam) yang ada digetah mangga (Sutrisno, 2010) dan detergen yang mengandung bahan surfaktan yang mampu mengikat minyak dan mempu mengangkat kotoran yang menempel pada permukaan kulit buah (Holmberg et al.,2003).

Pengaruh waktu aplikasi pencucian terhadap kebersihan hilangnya getah dan cendawan yang menempel menunjukkan semua mangga yang dicuci nyata

lebih baik dibandingkan dengan kontrol (Tabel 4). Waktu pencucian 0 jam setelah panen terhadap kebersihan hilangnya getah lebih baik dibandingkan dengan pencucian 6 jam setelah panen namun tidak berbeda nyata terhadap pencucian 24 jam setelah panen, sedangkan terhadap kebersihan hilangnya cendawan yang menempel tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan pencucian.

Tabel 4. Pengaruh Waktu Pencucian terhadap Hilangnya Getah dan Cendawan Perlakuan Getah Cendawan Rata-rata skoring Peringkat Rata-rata skoring Peringkat

0 jam setelah panen 0.13 40.6a 0.22 44.1a

6 jam setelah panen 0.53 55.6b 0.17 42.9a

24 jam setelah panen 0.20 42.6a 0.33 50.5a

Kontrol 1.17 82.3c 1.83 88.3b

Keterangan : Peringkat didapat menggunakan uji Kruskal wallis. Huruf yang berbeda dalam satu kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada uji Dunn 5%. Peubah nyata apabila pengurangan antar peringkat diatas standar. Standar getah = 12.87 dan cendawan =11.63

Dari rata-rata skoring pengamatan dan peringkat hasil uji Kruskal wallis, pencucian pada waktu 0 jam setelah panen merupakan pencucian yang memiliki nilai peringkat dan nilai rata-rata skoring terkecil yang dapat menghilangkan getah mangga dan pencucian mangga pada waktu 6 jam setelah panen merupakan pencucian yang memiliki nilai rata-rata dan nilai peringkat terendah yang dapat menghilangkan cendawan yang menempel pada permukaan kulit buah namun dari analisis statistik hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan. Pada Gambar 5 juga terlihat mangga yang dicuci pada waktu 24 jam setelah panen telah terbentuk sedikit pencokelatan pada lokasi aliran getah sedangkan pada pencucian 0 jam dan 6 jam setelah panen tidak terjadi pencokelatan.

(A) a (B) a Gambar 5. Kondi de Se Terdapat interaks kebersihan hilangnya permukaan kulit bua menghilangkan getah saja pada waktu pencuc waktu 6 jam setelah waktu 24 jam setelah segera setelah panen cukup dengan deterg getah sudah sedikit ke untuk menetralisir fr pada saat dicuci getah yang berfungsi untuk (Sutrisno, 2010). Pada dan fraksi minyak pa

b

b

Kondisi Mangga (A) Sebelum Dicuci dan (B) dengan waktu pencucian a) 0 Jam Setelah P Setelah Panen, dan c) 24 Jam Setelah Panen.

ksi perlakuan bahan pencuci dengan waktu penc ya getah dan hilangnya cendawan yang m buah. Kombinasi perlakuan pencucian yang le

ah adalah pencucian mangga dengan menggun ncucian segera setelah panen, pencucian dengan h panen, dan pencucian dengan KOH 1% + de lah panen (Tabel 5). Hal ini diduga pada penc n getah belum menempel pada permukaan kuli

rgen 1% saja untuk mencucinya. Pada 6 jam t kering dan menempel pada kulit buah sehingg

raksi minyak pada getah yang sifatnya sang tah pada kulit dapat hilang yaitu dengan membe untuk menetralisir fungsi fenol (asam) yang

ada 24 jam setelah panen getah sudah mengala k pada getah sudah melekat pada kulit buah,

c c B) Setelah Dicuci; h Panen, b) 6 Jam encucian terhadap menempel pada lebih baik untuk ggunakan detergen an KOH 1% pada etergen 1% pada encucian mangga kulit buah sehingga jam setelah panen hingga perlu usaha ngat lengket agar berikan KOH 1% ada pada getah alami pengeringan h, sehingga untuk

menghilangkan getah pada permukaan kulit mangga perlu adanya campuran bahan pencuci yang dapat menurunkan tegangan permukaan dan menetralisir fungsi getah agar getah dapat hilang saat dicuci yaitu dengan KOH 1% + detergen 1%. Detergen berfungsi untuk mengikat minyak dan menurunkan tegangan permukaan pada bahan pencuci dan KOH 1% yang berfungsi menetralisir fungsi fenol (asam) pada getah.

Tabel 5. Interaksi antara Bahan Pencuci dengan Waktu Pencucian terhadap Hilangnya Getah Mangga

Bahan Pencuci

Waktu Pencucian

0 jam 6 jam 24 jam

R Per. R Per. R Per.

KOH 1% 0.33 49.7bcd 0.00 24.5a 0.33 49.7bcd

KOH 2% 0.17 42.1ab 0.83 67.2de 0.67 59.6c

KOH 1% + detergen 0.17 42.1b 0.33 49.7bcd 0.00 24.5a

Detergen 0.00 24.6a 0.50 57.3cd 0.17 34.5ab

Air 0.17 34.5ab 1.00 69.5de 0.17 34.5ab

Kontrol 1.17 82.3e 1.17 82.3e 1.17 82.3e

Keterangan: R : Rata-rata skoring, Per.: Peringkat. Peringkat didapat dengan menggunkan uji Kruskal wallis. Huruf yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan beda nyata pada uji Dunn 5%. Peubah nyata apabila pengurangan antar perlakuan di atas peringkat standar. Standar = 21.01

Pengaruh Pencucian terhadap Terjadinya Luka Bakar dan Terjadinya

Defect (kerusakan karena beberapa sebab) selama Penyimpanan Getah pada kulit mangga apabila tidak dibersihkan dapat mengakibatkan kerusakan seperti luka bakar, pencokelatan, tanpak kotor dan dapat menurunkan kualitas buah. O’Hare dan Prasad (1992) menyatakan bahwa fraksi minyak dapat menimbulkan kerusakan pada kulit buah, sedangkan fraksi PPO (protein polisakarida) yang merupakan bagian dari fraksi air hanya meninggalkan bekas seperti lapisan kaca yang tidak menimbulkan kerusakan pada permukaan kulit. Menurut Robinson et al. (1993) menguapnya terpenoid pada fraksi minyak menyebabkan terpisahnya membran sel. Hal ini menyebabkan PPO bereaksi dengan substrat fenolik dan merangsang terjadinya pencokelatan (Browning) karena reaksi enzimatik dan menyebabkan luka bakar (sapburn).

Dari hasil uji Dunn, pengaruh pencucian terhadap terbentuknya luka bakar yang disebabkan oleh getah terlihat pada Tabel 6 bahwa semua pencucian mangga nyata lebih baik dibandingkan dengan kontrol pada 3-7 HSP, pada 9 HSP pencucian mangga menggunakan KOH 1% dan KOH 2% tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kontrol, dan pada 11 HSP pencucian mangga menggunakan KOH 1%, KOH 2% dan air saja tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kontrol. Dilihat dari rata-rata skoring pengamatan dan hasil uji Kruskal wallis bahwa mangga yang dicuci dengan manggunakan KOH 1% + detergen 1% merupakan pencucian yang memiliki nilai rata-rata skoring dan peringkat yang paling rendah hingga 11 HSP. Hal ini menunjukkan bahwa pencucian mangga menggunakan KOH 1% + detergen 1% merupakan perlakuan pencucian yang menimbulkan luka bakar yang paling sedikit selama penyimpanan. Hal ini setara dengan hasil pencucian terhadap kebersihan bahwa dengan menggunkan KOH 1% + detergen 1% merupakan pencucian yang dapat menghilangkan getah dengan baik.

Tabel 6. Pengaruh Pencucian terhadap Terjadinya Luka Bakar

Perlakuan 3 HSP 5 HSP 7 HSP 9 HSP 11 HSP

R P R P R P R P R P

KOH 1% 1.39 79.2a 1.67 53.9a 1.67 56.8a 1.94 57.7ab 2.01 55.1ab KOH 2% 1.56 75.3a 1.51 52.0a 1.63 49.4a 1.87 57.9ab 1.78 55.1ab KOH 1%

+ detergen 1.11 65.8a 1.28 46.1a 1.28 45.3a 1.39 43.4a 1.72 42.0a Detergen 1.06 72.7a 1.33 48.5a 1.41 48.9a 1.48 54.3a 1.71 47.7a Air 1.39 80.3a 1.45 54.5a 1.45 50.6a 1.55 52.5a 1.94 56.5ab Kontrol 2.00 97.6b 2.17 76.9b 2.17 75.1b 1.83 71.3b 2.4 70.3b

Standar 15.6 15.6 15.5 15.5 15.8

Keterangan : R : Rata-rata skoring, P : Peringkat (uji Kruskal wallis). Huruf yang berbeda dalam satu kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Dunn 5%. Peubah nyata apabila pengurangan peringkat antar perlakuan diatas nilai standar.

KOH 1%

Detergen

Gambar 6. Kondi Ba Luka bakar ya kualitas buah mangga dan pringkat terkena pencucian mangga de 1%, dan berbeda ny bakar yang disebabka namun tidak berbeda ini karena pencucian detergen 1% merupa yang menempel pada fungsi fenol (asam) y mengandung surfakta kotoran pada permuka

Pencucian juga kerusakan karena be (browning) pada buah mangga (physical) aki buah saat dicuci, d menurunkan kualitas

KOH 2% KOH1%

Air Kontrol

ondisi Mangga Pada 3HSP terhadap Terbentukn akar yang Disebabkan oleh Getah

yang disebabkan oleh getah dapat menyebabk gga (Gambar 6). Dari tabel 6 terlihat bahwa r na luka bakar selama penyimpanan yang t engan menggunakan KOH 1% + detergen 1% nyata lebih baik yang dapat menghambat ter bkan oleh getah dibandingkan dengan kontrol

da nyata dengan perlakuan bahan pencuci mangga an mangga dengan perlakuan KOH 1% + de upakan pembersih yang baik yang dapat meng

da permukaan kulit buah. Karena sifat KOH y yang ada di getah mangga (Sutrisno, 2010) da ktan yang mampu mengikat minyak dan mem ukaan kulit buah (Holmberg et al., 2003).

juga berpengaruh nyata terhadap terjadinya beberapa sebab) diantaranya adalah terjadiny buah yang dapat menyebabkan pembusukan, rusa akibat bahan pencuci atau kotoran yang mene , dan terbentuknya cendawan (black mildew

tas buah mangga dan dapat menyebabkan

1%+Detergen ontrol ntuknya Luka bkan menurunnya a rata-rata skoring terendah adalah 1% atau detergen terbentuknya luka ol hingga 11 HSP, ngga lainnya. Hal detergen 1% atau nghilangkan getah yang menetralisil dan detergen yang empu mengangkat

a defect (adanya dinya pencokelatan usaknya fisik buah nempel pada kulit dew) yang dapat n kerusakan pada

daging buah. Pencucian tidak berpengaruh nyata terhadap terbentuknya bintik hitam kecil yang tidak beraturan pada kulit buah (dendritic spot), busuk tubuh buah (body rots) yang berwarna abu-abu hingga hitam yang terdapat pada bagian tubuh buah dan busuk pangkal buah (stem end rots), lunak dan berair yang dimulai dari pangkal dan masuk ke dalam daging buah. Dari hasil uji lanjut Dunn pengaruh pencucian terlihat pada Tabel 7 dan 8.

Selain sapburn getah juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit buah karena beberapa sebab yang dapat menyebabkan buah cepat busuk dan rusak. Semua perlakuan pencucian mangga nyata lebih baik untuk menghambat terjadinya pencokelatan dibandingkan dengan kontrol. Terdapat interaksi bahan pencuci dengan waktu aplikasi pencucian mangga pada 9 dan 11 HSP, kombinasi untuk menghambat terjadinya pencokelatan yaitu pencucian mangga dengan menggunakan bahan pencuci KOH 1% pada waktu pencucian 6 jam setelah panen dengan nilai 54.08 diatas peringkat standar terjadinya pencokelatan pada buah mangga (Lampiran 1). Dari rata-rata skoring pengamatan, peringkat yang didapat dari uji Kruskal wallis, dan uji lanjut Dunn pencucian dengan KOH 1% memiliki nilai yang cukup rendah dan berbeda nyata dengan pencucian yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pencucian dengan KOH 1% dapat menghambat terjadinya pencokelatan pada 9 dan 11 HSP.

Pengaruh pencucian terhadap terjadinya cendawan (black mildew) terlihat pada Tabel 7 bahwa pada 3-9 HSP pencucian mangga dengan menggunakan KOH 2% nyata lebih baik dibandingkan dengan kontrol, namun tidak berbeda nyata pada 11 HSP. Pencucian mangga dengan menggunakan KOH 1% berbeda nyata lebih baik dibandingkan dengan kontrol hingga 7 HSP dan lebih baik dibandingkan dengan air hingga 9 HSP. Black mildew merupakan cendawan yang menempel pada permukaan kulit buah yang dibawa dari lapang yang tumbuh kembali setelah pencucian. Mangga yang dicuci dengan menggunakan air paling cepat terserang cendawan ini. Hal ini sesuai yang disampaikan Nagi et al. (2002) bahwa getah mangga bila terkena air dapat menyebabkan serangan cendawan Fusarium moniliforme dan Penicilium spp, yang menyebabkan buah mangga cepat membusuk.

Perlakuan

Cendawan (Black mildew) Pencokelatan (Browning) 3 HSP 5 HSP 7 HSP 9 HSP 11 HSP 9 HSP 11 HSP R P R P R P R P R P R P R P KOH 1% 0.33 29.1a 0.56 35.4a 0.78 37.9a 1.11 44.7ab 1.39 44.9ab 0.12 26.5a 0.12 26.5a KOH 2% 0.72 44.4b 0.72 39.7ab 0.78 38.9a 0.83 41.2a 0.94 38.1a 0.33 59.0b 0.33 59.0b KOH 1%+ Detergen 1.00 55.6bc 1.00 52.5bc 1.22 49.5ab 1.22 48.0ab 2.05 59.4b 0.61 47.3b 0.61 47.3b Detergen 0.88 51.6bc 0.94 50.1ac 1.17 50.2ab 0.83 41.0a 1.00 38.8a 0.87 53.5b 0.87 53.5b Air 1.11 58.3bc 1.28 61.9c 1.83 64.4b 1.89 64.4c 2.05 60.5b 0.73 45.7b 0.73 45.7b Kontrol 1.17 59.3c 1.17 57.2c 1.33 53.2b 1.50 58.1bc 1.50 50.9ab 2.33 80.0c 2.33 80.0c Standar 14.8 15.4 15.5 15.5 15.7 15.4 15.3

Tabel 8. Pengaruh Pencucian terhadap Terjadinya Kerusakan Fisik

Perlakuan

Kerusakan fisik (Physical)

5 HSP 7 HSP 9 HSP 11 HSP

R P R P R P R P

KOH 1% 1.39 55.4ac 1.39 51.1bc 1.56 50.2ab 2.05 52.9bc

KOH 2% 1.89 65.9c 2.00 65.3c 2.22 64.1b 2.56 63.7c

KOH 1%+ Detergen 0.78 44.5ab 1.06 47.7ab 1.33 51.2ab 1.78 49.0bc

Detergen 0.78 43.7ab 1.06 46.0ab 1.16 42.9a 1.67 46.2b

Air 0.50 34.4a 0.67 33.5a 0.80 36.6a 1.33 37.1a

Kontrol 0.83 44.5ab 1.00 45.2ab 1.00 41.0a 1.00 30.0a

Standar 15.3 15.3 15.5 15.6

Keterangan: R : Rata-rata skoring, P : Peringkat. Peringkat didapat dari uji Kruskal wallis, dan huruf yang berbeda dalam satu kolom pada tabel 7 dan 8 menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Dunn 5%. Peubah nyata apabila pengurangan peringkat antar perlakuan diatas nilai standar.

Pengaruh pencucian terhadap kerusakan fisik buah (Physical) terlihat pada Tabel 8 bahwa pencucian mangga dengan bahan KOH menyebabkan kerusakan pada kulit buah. Pada saat pencucian mangga terjadinya interaksi bahan pencuci KOH (basa kuat) dengan getah yang bersifat asam yang menyebabkan terjadinya kerutan pada kulit dan goresan-goresan kecil yang merusak kulit buah (Gambar 6). Pada 5 dan 7 HSP, mangga yang dicuci dengan KOH 2% menunjukkan terjadinya kerusakan fisik yang lebih besar dibandingkan mangga yang dicuci dengan bahan lainnya kecuali KOH 1%. Pada 9 dan 11 HSP, mangga yang dicuci dengan KOH 2% menunjukkan terjadinya kerusakan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan pencucian dengan detergen 1%, air dan kontrol, namun tidak berbeda nyata dengan KOH 1% dan KOH 1% + detergen 1%. Hal ini dikarenakan KOH 2% terlalu tinggi konsentrasinya untuk pencucian mangga yaitu memiliki tingkat basa pH ±14. Karena sifat getah mangga yang asam terkena basa yang sangat kuat menyebabkan kulit buah rusak mengkerut dan luka serta menyebabkan terjadinya pembusukan.

Pengaruh Pencucian terhadap Kekerasan Buah selama Penyimpanan Kekerasan kulit buah pada mangga merupakan salah satu indikator mutu buah dan menandakan terjadinya proses pematangan. Proses pematangan buah akan membuat daging buah semakin lunak atau menurunnya kekerasan daging buah. Pengaruh pencucian mangga pada semua perlakuan bahan pencuci secara umum tidak berbeda nyata terhadap kekerasan buah, namun pada 3 HSP (Tabel 9) terlihat bahwa semua perlakuan berbeda nyata dengan kontrol. Pada kontrol terlihat mangga masih keras pada 3 HSP sementara pada pencucian mangga pada semua bahan pencuci terlihat buah lebih lunak. Pencucian mangga menggunakan KOH 1% + detergen 1% berbeda nyata lebih lunak dibandingkan dengan pencucian dengan detergen 1% saja. Pada perlakuan waktu aplikasi pencucian, pencucian mangga segera setelah panen menunjukkan buah lebih lunak dibandingkan pencucian 6 jam, 24 jam setelah panen dan kontrol. Kontrol terlihat lebih keras dibandingkan dengan pencucian mangga 6 jam dan 24 jam setelah panen. Pada hari berikutnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan.

Tabel 9. Pengaruh Pencucian terhadap Kekerasan Buah

Perlakuan 3 HSP

Rata-rata skoring Peringkat

KOH 1% 2.50 52.2bc KOH 2% 2.44 48.9bc KOH 1%+ Detergen 2.61 59.7c Detergen 2.17 40.0b Air 2.50 53.4bc Kontrol 1.33 13.3a

Perlakuan Rata-rata skoring Peringkat

0 jam 2.77 64.0c

6 jam 2.37 47.7b

24 jam 2.23 40.9b

Kontrol 1.33 13.3a

Keterangan: Peringkat didapat dengan uji Kruskal wallis dan huruf yang berbeda dalam satu kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata pada uji Dunn 5%. Peubah nyata apabila pengurangan antar peringkat diatas nilai standar. Standar kekerasan buah = 8.91

Pengaruh pencucian terhadap kekerasan buah juga diamati pada akhir pengamatan (12 HSP) dengan menggunakan penetrometer. Hasil uji sidik ragam perlakuan pencucian mangga dengan bahan pencuci dan perlakuan waktu pencucian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan pencucian mangga maupun dengan kontrol seperti yang terlihat pada Tabel 11.

Pengaruh Pencucian terhadap Perubahan Warna Buah selama Penyimpanan

Pengaruh pencuci terhadap perubahan warna kuning pada mangga menunjukkan pada 3 HSP kontrol nyata lebih lambat perubahan warna kuningnya dibandingkan dengan perakuan lainya (Gambar 6). Namun setelah 9 HSP kontrol menunjukkan perubahan warna yang signifikan lebih cepat dibandingkan dengan pencucian mangga menggunakan KOH 1%. Perubahan warna kuning yang paling lambat selama penyimpanan adalah pencucian mangga menggunakan KOH 1% (Tabel 10).

a b Gambar 7. P sel 2% Kont Pengaruh wak perubahan warna kuni dibandingkan dengan (Tabel 10). Hal ini berpengaruh nyata te pencucian segera sete 3 HSP

5 HSP

7 HSP

9 HSP

b c d e

. Pengaruh Pencucian terhadap Perubahan selama penyimpanan. a) Pencucian dengan KO 2%, c) KOH 1% + detergen, d) Detergen, e Kontrol

aktu aplikasi pencucian mangga segera setelah kuning selama penyimpanan terlihat lebih cepa

gan pencucian 6 jam, 24 jam setelah pane ini menunjukkan pencucian mangga segera terhadap perubahan warna buah mangga, de

telah panen terlihat bahwa buah lebih bagus.

f n Warna Kuning OH 1%, b) KOH n, e) Air , dan d) ah panen terhadap pat pada 3-5 HSP anen dan kontrol

ra setelah panen dengan perlakuan

Tabel 10. Pengaruh Pencucian terhadap Perubahan Warna Kuning selama Penyimpanan

perlakuan

Perubahan warna kuning 3 HSP

Perubahan warna kuning 9 HSP Rata-rata skoring Peringkat Rata-rata skoring Peringkat ---Bahan Pencuci ---

KOH1% 2.22 48.2a 4.11 32.5a

KOH2% 1.94 41.3a 5.61 48.4bc

KOH1%+ Detergen 2.44 53.2ab 5.89 58.3b

Detergen 1.83 42.6a 5.44 45.3ac

Air 3.33 66.0b 5.78 55.4bc

Kontrol 1.00 22.0c 5.83 56.0bc

Perubahan warna kuning

3 HSP

Perubahan warna kuning 5 HSP

---Waktu Pencucian---

Dokumen terkait