• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Menengah Atas Kartini adalah salah satu sekolah swasta favorit yang terletak di Jalan Budi Kemuliaan, Kampung Seraya Kota Batam. Sekolah ini terletak di tengah pusat kota, dekat dengan mal, mudah dilalui oleh beragam alat transportasi. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1983 yang diselenggarakan oleh Yayasan Keluarga Batam. Sekolah ini berdiri di atas areal tanah seluas 13.728 m². Jumlah staf pengajar (guru) di SMA kartini adalah 20 orang dan staf Tata usaha sebanyak 2 orang.

Siswa SMA Kartini Batam berjumlah 358 orang, terdiri dari 192 siswa perempuan dan 166 siswa laki-laki. Tiap tingkat memiliki jumlah kelas yang berbeda beda, Kelas X memiliki 3 kelas, kelas XI memiliki 4 kelas dan kelas XII memiliki 4 kelas. Jumlah siswa kelas XI yaitu 129 siswa terdiri atas 58 siswa laki- laki dan 71 siswa perempuan. Waktu belajarnya dimulai dari pukul 07.00-14.00 untuk hari Senin dan Rabu, dari jam 07.00-15.00 untuk hari Kamis, dari jam 07.00-11.30 untuk hari Jum’at dan jam 07.00-11.00 untuk hari Sabtu. Fasilitas yang dimiliki oleh sekolah meliputi fasilitas fisik, lahan, dan non fisik. Fasilitas fisik yang dimiliki meliputi ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, laboratorium, kantin, musholla, aula, gudang, toilet dan UKS. Fasilitas lahan yang ada terdiri dari halaman, lapangan olah raga, kebun, dan lapangan parkir. Fasilitas non fisik/ekstrakurikuler yang ada di sekolah meliputi pramuka, PMR, english club, sains club,geoclub,modelling,vocal, volly, basket, paskibra,dance,cheers, seni tari, marching band, roboting, karate, badminton, futsal, jurnalis, photography, band dan nasyid.

SMA Kartini Batam terletak di daerah yang stategis yaitu terletak di tengah kota yang relatif dekat dengan mall dan tempat-tempat untuk mengkonsumsi fast food.Restoranfast food yang terletak dekat dengan dengan SMA Kartini yaitu Kentucky Fried Chicken (KFC), Mc Donald (McD), Pizza Hut dan J.Co.

Karakteristik Contoh Jenis Kelamin

Siswa SMA Kartini Batam berjumlah 358 orang, terdiri dari 192 siswa perempuan dan 166 siswa laki-laki. Tiap tingkat memiliki jumlah kelas yang berbeda beda, Kelas X memiliki 3 kelas, kelas XI memiliki 4 kelas dan kelas XII memiliki 4 kelas. Jumlah siswa kelas XI yaitu 129 siswa terdiri atas 58 siswa laki- laki dan 71 siswa perempuan. Tabel 4 menunjukkan sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan status gizi khususnya kelas XI SMA Kartini Batam.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin dan status gizi Jenis

Kelamin

Lebih Normal Total

n % n % n %

Laki-laki 19 63.3 13 43.3 32 53.3

Perempuan 11 36.7 17 56.7 28 46.7

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar contoh yang berstatus gizi lebih adalah laki-laki, sedangkan sebagian besar contoh yang berstatus gizi normal adalah perempuan. Contoh yang berstatus gizi lebih sebanyak 63.3% contoh berjenis kelamin laki-laki. Hal tersebut berlawanan dengan jumlah contoh yang berstatus gizi normal yaitu perempuan sebanyak 56.7% contoh. Hasil ini sejalan dengan penelitian Novitasari (2005) dan Risma (2005) pada siswa/siswi SMA yang sama-sama menunjukkan persentase laki-laki obes yaitu 56.7%, sedangkan perempuan yaitu 43.4%. Berdasarkan uji statistik Chi-Squaretidak terdapat hubungan (p>0.05) antar jenis kelamin dengan status gizi contoh.

Umur

Masa remaja umumnya disebut pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju arah kedewasaan. Menurut Mar’at (2009) batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir. Umur contoh pada penelitian ini berkisar antara 15-17 tahun. Sebagian besar contoh baik yang berstatus gizi lebih maupun normal berusia 16 tahun. Sebaran contoh berdasarkan umur dan status gizi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan umur dan status gizi

Umur (tahun) Lebih Normal Total

n % n % n % 15 3 10.0 1 3.3 4 6.7 16 23 76.7 26 86.7 49 81.7 17 4 13.3 3 10.0 7 11.7 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0 Uang saku

Menurut Napitu (1994), uang saku merupakan bagian dari pengalokasian pendapatan keluarga yang diberikan kepada anak dalam jangka waktu tertentu. Uang saku contoh dalam penelitian ini merupaka uang saku per hari yang digunakan contoh untuk jajan disekolah. Uang saku tidak termasuk uang transportasi (jemputan,bensin motor dan bensin mobil), uang buku dan uang SPP. Sebaran contoh berdasarkan uang saku dan status gizi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan uang saku dan status gizi

Uang Saku Lebih Normal Total

n % n % n %

10000-14999 0 0.0 2 6.7 2 3.3

15000-20000 24 80.0 22 73.3 46 76.7

20001-25000 6 20.0 6 20.0 12 20.0

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Uang saku per hari contoh dibagi menjadi tiga kategori yaitu Rp 10000- 14999, Rp 15000-20000, dan Rp 20001-25000. Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari separuh contoh yang berstatus gizi lebih yaitu 80% dan contoh berstatus gizi normal yaitu 73.3% mendapatkan uang saku antara Rp 15000- 20000 per hari. Uang saku contoh Rp 10000-14999, hanya terdapat pada contoh berstatus gizi normal yaitu 6.7%. Sedangkan uang saku Rp 20001-25000 pada contoh berstatus gizi lebih dan normal yaitu 20%. Hal ini dikarenakan contoh berasal dari keluarga dengan keadaan sosial ekonomi menengah ke atas, sehingga mempengaruhi besarnya uang saku anak. Uang saku yang semakin besar membuat seorang anak lebih leluasa dalam memilih dan mengkonsumsi makanan yang beragam. Tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>0.05) besar uang saku yang diperoleh anak yang berstatus gizi lebih dan normal. Hasil analisisKorelasi Pearson menunjukkan tidak adanya hubungan (p>0.05) antara besar uang saku dengan status gizi contoh.

Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi adalah kemampuan kognitif serta pemahaman contoh tentang gizi. Pengetahuan gizi diukur dari kemampuan contoh dalam menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan gizi secara umum, fast food, dan obesitas. Terdapat 20 pertanyaan pilihan berganda dengan memilih jawaban yang paling benar (Correct-Answer Multiple Choice). Pertanyaan yang diberikan mencakup gizi secara umum (8 soal),fast food (6 soal) dan obesitas (6 soal).

Berdasarkan Khomsan (2000), tingkat pengetahuan gizi contoh dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu tingkat pengetahuan rendah (< 60%), sedang (60-80%) dan tinggi (80% ). Tabel 7 menunjukkan hasil sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan status gizi.

Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi dan status gizi Pengetahuan Gizi Lebih Normal

Total n % n % n % Kurang (<60) 2 6.67 2 6.67 4 6.67 Sedang (60-80) 24 80.0 19 63.3 43 71.66 Baik (>80) 4 13.3 9 30.0 13 21.67 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa sebanyak 80.0% contoh yang berstatus gizi lebih dan sebanyak 63.3% contoh berstatus gizi normal memiliki tingkat pengetahuan gizi sedang, sebanyak 13.3% contoh yang berstatus gizi lebih dan 30.0% contoh berstatus gizi normal memiliki tingkat pengetahuan gizi baik dan 6.67% contoh yang berstatus gizi lebih maupun normal memiliki tingkat pengetahuan kurang. Secara keseluruhan tingkat pengetahuan contoh sudah baik. Hal ini dapat dilihat sebanyak 71.66% contoh memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 21.67% contoh memiliki tingkat pengetahuan baik. Namun masih terdapat penghetahuan gizi kurang pada contoh berstatus gizi lebih dan normal sebanyak 6.67%.

Berdasarkan hasil uji statistik (Independent Sample t-Test), dapat diketahui terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) antara tingkat pengetahuan gizi contoh yang berstatus gizi lebih dan normal. Hal ini dikarenakan 80.0% contoh berstatus gizi lebih memiliki pengetahuan sedang dan 13.3% memiliki pengetahuan baik sedangkan 63.3% contoh normal memiliki pengetahuan sedang dan 30% contoh normal memiliki pengetahuan baik. Hasil

analisis KorelasiPearsonmenunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan status gizi contoh (p<0.05).

Berdasarkan 20 pertanyaan semua contoh dapat menjawab benar yaitu dengan menyebutkan susunan menu gizi seimbang, sebanyak 98.3% contoh dapat menjawab dengan benar pangan yang perlu dikonsumsi untuk mengimbangi dalamfast food, sebanyak 41.7% contoh dapat menjawab dengan benar jenis minyak yang mengandung lemak sehat. Selain itu juga diketahui total nilai tertinggi pada contoh gizi lebih dan normal yaitu 95, nilai terendah pada status gizi lebih (55) dan normal (50), dan nilai rata-rata pada contoh gizi lebih (71.7) dan normal (79).

Kebiasaan MengkonsumsiFast Food JenisFast Foodyang Paling Sering Dikonsumsi

Jenis fast food yang paling disukai oleh contoh adalah fried chicken. Sebanyak 76,7% contoh memilihfried chicken, sebanyak 10.0% contoh memilih french fries dan burger, sebanyak 1.7% contoh memilih donat dan pizza. Sebaran jenisfast foodyang paling disukai dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan jenisfast foodyang paling disukai dan status gizi

JenisFast Foodyang Paling Disukai Lebih Normal Total

n % n % n % Fried chicken 25 83.3 21 70.0 46 76.7 French fries 2 6.7 4 13.3 6 10.0 Burger 2 6.7 4 13.3 6 10.0 Donat 1 3.3 0 0.0 1 1.7 Pizza 0 0.0 1 3.3 1 1.7 Spageti 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Total 30 100.0 30 100 60 100.0

Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar contoh yang berstatus gizi lebih yaitu 83.3% dan 70.0% contoh berstatus gizi normal menyukai jenis fast food fried chicken. Sementara hanya 3.3% contoh berstatus gizi lebih memilih donat, dan hanya 3.3% contoh berstatus gizi normal memilihpizzasebagai jenis fast food yang paling disukai. Kedua responden sama-sama tidak memilih spaghettisebagai jenisfast foodyang paling disukai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmadi (2003) dan Novitasari (2005) yang menyatakan bahwa jenis fast food fried chickenyang biasa banyak dikonsumsi konsumen.

Dipilihnya fried chicken sebagai jenis fast food yang paling sering dikonsumsi kemungkinan disebabkan oleh bahan baku dan proses pengolahannya. Jenis fast food ini diolah dengan cara digoreng ini akan lebih banyak menyerap minyak, dengan penambahan tepung terigu dan bumbu- bumbu membuat cita rasa yang lebih gurih dan renyah. Kalori darifried chicken (KFC) yaitu 460 kkal dan lemak 43.9 g, sedangkanfried chicken(McD) yaitu 369 kkal dan lemak 15.2 g.

JenisFast Foodyang Paling Tidak Disukai

Seluruh contoh yang berstatus gizi normal dan gizi lebih tidak ada yang tidak menyukai donat. Persentase tertinggi pertama untuk jenis fast food yang paling tidak disukai oleh contoh yaitu pizza. Sebanyak 43.3% contoh yang berstatus gizi lebih dan 46.7% contoh yang berstatus gizi normal memilihpizza untuk jenis fast foodyang paling tidak disukai. Persentase tertinggi kedua untuk jenisfast foodyang paling tidak disukai oleh contoh yang berstatus gizi lebih dan gizi normal yaitu spaghetti. Sebanyak 33.3% contoh berstatus gizi lebih 40% contoh yang berstatus gizi normal memilih spaghetti sebagai fast food yang paling tidak disukai. Sebaran contoh berdasarkan jenis fast food yang paling tidak disukai dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan jenisfast foodyang paling tidak disukai dan status gizi

JenisFast Foodyang Paling Tidak Disukai Lebih Normal Total

n % n % n % Fried chicken 1 3.3 1 3.3 2 3.3 French fries 1 3.3 0 0.0 1 1.7 Burger 5 16.7 3 10.0 8 13.3 Donat 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Pizza 13 43.3 14 46.7 27 45.0 Spaghetti 10 33.3 12 40.0 22 36.7 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa pizza merupakan jenis fast food yang paling tidak disukai oleh contoh, kemungkinan disebabkan pizza merupakan makanan yang tidak mengenyangkan. Hal ini disebabkan bahan utama pizza yaitu tepung terigu yang ditambah dengan bumbu-bumbu, sedikit daging dan sayuran. Selain itu harga pizza juga relatif mahal bagi seorang pelajar.

Cara PengolahanFast Food

Cara pengolahan fast fooddalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu digoreng dan sdipanggang. Cara pengolahan sangat menentukan cita rasa yang gurih dalam fast food. Cara pengolahan dengan digoreng lebih menghasilkan cita rasa yang gurih, sehingga lebih banyak dipilih oleh sebagian besar konsumen fast food. Selain itu, cita rasa yang dihasilkan oleh cara pengolahan fast food dengan digoreng lebih sesuai dengan selera orang indonesia. Cara pengolahan dengan digoreng mengandung energi lebih tinggi daripada cara pengolahan dengan dipanggang karena pengolahan dengan digoreng lebih banyak menyerap minyak daripada yang dipanggang. Sebaran contoh berdasarkan carapengolahan fast food yang paling disukai dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan cara pengolahanfast foodyang paling disukai dan status gizi

Cara pengolahan Fast Food yang paling

disukai Lebih Normal Total

n % n % n %

Digoreng 27 90.0 25 83.3 52 86.7

Dipanggang 3 10.0 5 16.7 8 13.3

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Tabel 10 menunjukkan bahwa sebanyak 86.7% contoh menyukai pengolahan dengan digoreng. Sebanyak 90% contoh yang berstatus gizi lebih dan 83.3% contoh berstatus gizi normal menyukai cara pengolahan fast food dengan digoreng. Jenis fast foodyang digoreng lebih banyak menyerap minyak daripada yang dipanggang. Hal ini akan mempengaruhi cita rasa pada makanan, sehingga menyebabkan contoh lebih banyak memilih pengolahan dengan cara digoreng.

RestoranFast Foodyang Paling Sering Dikunjungi

Semakin menjamurnya restoran-restoran fast food yang yang letaknya strategis dan dekat dengan sekolah dapat mengakibatkan perilaku makan remaja menjadi terbiasa dengan mengkonsumsi fast food secara rutin dan terus menerus. Sebaran contoh restoran yang paling sering dikunjungi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran contoh restoran yang paling sering dikunjungi dan status gizi Tempat yang paling sering dikunjungi Lebih Normal Total

n % n % n % KFC 21 70.0 19 63.3 40 66.7 MCD 7 23.3 10 33.3 17 28.3 PIZZAHUT 1 3.3 1 3.3 2 3.3 JCO 1 3.3 0 0.0 1 1.7 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Tabel 11 menunjukkan tempat yang dipilih contoh untuk mengkonsumsi fast food yang paling sering dikunjungi contoh yaitu KFC. Sebanyak 66.7% contoh yang berstatus gizi normal dan lebih memilih KFC sebagai restoran fast foodyang paling sering dikunjungi. Selain itu jenisfast foodyang disukai remaja pada penelitian ini jenisfast foodyang diolah dengan cara digoreng sepertifried chicken.

Pada penelitian ini sebanyak 70.0% contoh berstatus gizi lebih dan 63.3% contoh berstatus gizi normal memilih KFC sebagai restoran yang paling sering dikunjungi. Hal ini diduga selain di KFC memiliki menu-menu cukup beragam dan sesuai selera remaja, KFC juga menyediakan suasana yang nyaman dengan menghadirkan program music. Saat ini dunia yang sangat dekat dengan remaja yaitu musik, sehingga sebagian remaja mengakui lebih nyaman berada di restoran KFC dibandingkan restoranfast foodyang lain.

Pada penelitian ini sebanyak 3.3% contoh berstatus gizi lebih memilih JCO sebagai restoran yang paling sering dikunjungi. Hal ini diduga donut bukan merupakan makanan yang mengenyangkan dan memiliki harga yang cukup mahal, sehingga contoh jarang memilih JCO sebagai restoran yang dikunjungi. Alasan MengkonsumsiFast Food

Tidak satupun dari 60 contoh memilih gengsi, mengenyangkan, dan penyajian menarik sebagai alasan mengkonsumsi fast food. Sebanyak 13.3% contoh berstatus gizi normal memilih rasa lapar, 3.3% contoh memilih ajakan teman, 10.0% contoh memilih harga terjangkau, 3.3% contoh memilih mudah ditemui, 6.7% contoh memilih tempat nyaman dan 10.0% contoh memilih penyajian menarik. Sedangkan contoh berstatus gizi lebih memilih rasa lapar sebanyak 13.3%, 3.3% contoh memilih harga terjangkau. Sebanyak 53.3% contoh berstatus gizi normal dan sebanyak 73.3% contoh berstatus gizi lebih

memilih rasa enak sebagai alasan mengkonsumsi fast food. Sebaran contoh berdasarkan alasan mengkonsumsifast fooddapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran contoh alasan mengkonsumsifast fooddan status gizi Alasan Yang Paling Mewakili Dalam

MengkonsumsiFast Food Lebih Normal Total

n % n % n % Rasa lapar 4 13.3 4 13.3 8 13.3 Penyajian menarik 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Mengenyangkan 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Ajakan Teman 0 0.0 1 3.3 1 1.7 Rasa Enak 22 73.3 16 53.3 38 63.3 Harga terjangkau 1 3.3 3 10.0 4 12.5 Mudah ditemui 0 0.0 1 3.3 1 1.7 Gengsi 0 0.0 0 0.0 0 0.0 Tempatnya nyaman 0 0.0 2 6.7 2 3.3 Penyajian cepat 3 10.0 3 10.0 6 10.0 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Dari Tabel 12 diketahui alasan yang paling banyak dipilih kedua contoh dalam mengkonsumsi fast food adalah rasanya enak. Sebanyak 73.3% contoh berstatus gizi lebih dan sebanyak 53.3% contoh berstatus gizi normal memilih rasa enak sebagai alasan mengkonsumsi fast food. Sama halnya dengan penelitian Suryaalamsyah (2009) yaitu alasan contoh memilih makan di restoran fast foodkarena cita rasa makanannya.

Waktu Yang Paling Sering Dipilih Untuk MengkonsumsiFast Food

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebanyak 83.3% contoh berstatus gizi normal dan 73.3% contoh berstatus gizi lebih mengkonsumsi fast food pada waktu yang tidak tentu, contoh mengkonsumsi fast foodtidak terbatas pada hari sekolah atau hari libur. Konsumsi fast food dengan waktu yang tidak tentu ini, menggambarkan bahwafast foodtidak hanya dikonsumsi pada waktu libur saja, akan tetapi pada sebagian contoh kemungkinan fast food telah menjadi bagian dari menu harian dan frekuensi konsumsinya cenderung meningkat. Tabel 13 menunjukkan waktu yang paling sering dipilih contoh untuk mengkonsumsi fast fooddan status gizi.

Tabel 13 Waktu yang paling sering dipilih contoh untuk mengkonsumsi fast fooddan status gizi

Waktu Yang Paling Sering Dipilih Untuk

MengkonsumsiFast Food Lebih Normal Total

n % n % n %

Hari Sekolah 5 16.7 2 6.7 7 11.7

Hari Libur 3 10.0 3 10.0 6 10.0

Hari Sekolah dan Hari Libur 22 73.3 25 83.3 47 78.3

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Sebanyak 16.7% contoh berstatus gizi lebih memilih hari sekolah, sebanyak 10.0% contoh memilih hari libur dan sebanyak 73.3% contoh memilih hari sekolah dan hari libur sebagai waktu mengkonsumsi fast food. Sedangkan sebanyak 6.7% contoh berstatus gizi normal memilih hari sekolah, 10.0% contoh memilih hari libur, dan 83.3% contoh memilih hari sekolah dan hari libur sebagai waktu mengkonsumsifast food.

Orang Yang Paling Sering Diajak Untuk MengkonsumsiFast Food

Menurut Arisman (2002), banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan konsumsi pada remaja yaitu keluarga dan teman. Teman sebaya berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih makanan. Selain itu kebiasaan makan keluarga menjadi contoh bagi generasi dalam keluarga tersebut. Kebiasaan keluarga makan berlebihan, frekuensi makan yang sering, kebiasaan makan snack, dan makan di luar waktu makan akan ditiru oleh anak. Orang yang paling sering diajak untuk mengkonsumsifast fooddapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Orang yang paling sering diajak untuk mengkonsumsifast fooddan status gizi

Orang Yang Paling Sering Diajak Untuk

MengkonsumsiFast Food Lebih Normal Total

n % n % n % Keluarga 7 23.3 14 46.7 21 35.0 Saudara/kerabat 0 0.0 1 3.3 1 1.7 Teman sekolah 2 6.7 3 10.0 5 8.3 Teman dekat 21 70.0 12 40.0 33 55.0 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak 55% contoh mengkonsumsi fast food bersama teman dekatnya, 35.0% contoh bersama keluarga, 1.7% contoh bersama saudara/kerabat, dan 8.3% contoh bersama teman sekolah.

Frekuensi MengkonsumsiFast Food

Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh seseorang adalah rasa lapar atau kenyang, selera, atau reaksi cita rasa, motivasi, ketersediaan pangan, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi, dan pendidikan (Riyadi 1996). Data frekuensi konsumsi fast food dikumpulkan dengan menggunakanFood Frequency Questioner (Gibson 1990). Frekuensi konsumsi dikelompokkan menjadi tidak pernah, 1-3 kali/bulan, 1-2 kali per minggu, 3-5 kali per minggu, dan 6-7 kali per minggu. Sedangkan data ukuran di kelompokkan menjadi kecil, sedang, dan besar.

Fast foodadalah makanan yang penyajiannya cepat dan singkat. Secara umum, fast food mengandung lemak yang tinggi (terutama yang digoreng dengan kulitnya). Umumnya fast food disukai anak-anak, remaja maupun orang dewasa karena rasanya sesuai selera dan harganya terjangkau. Berdasarkan data frekuensi fast food diketahui bahwa frekuensi fast food selama 1 bulan terakhir pada Tabel 15.

Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsifast fooddan status gizi

Frekuensi Konsumsi Fast Food Lebih Normal Total

n % n % n % Tidak Pernah 0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 1-3 kali sebulan 14 46.7 19 63.4 33.0 55.0 1-2 kali seminggu 10 33.3 7 23.3 17.0 28.3 3-5 kali seminggu 6 20.0 4 13.3 10.0 33.3 6-7 kali seminggu 0 0.0 0 0.0 0.0 0.0 Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Berdasarkan data frekuensi konsumsi fast food selama 1 bulan pada Tabel 15, diketahui bahwa sebanyak 20.0% contoh berstatus gizi lebih mengkonsumsi fast food dengan frekuensi 3-5 kali seminggu sedangkan hanya sebanyak 13.3% contoh berstatus gizi normal yang mengkonsumsi fast food dengan frekuensi 3-5 kali seminggu. Sedangkan frekuensi 1-2 kali seminggu, sebanyak 33.3% contoh dengan status gizi lebih dan 23.3% contoh berstatus gizi normal dan frekuensi 1-3 kali sebulan pada contoh berstatus gizi lebih sebanyak 46.7% dan 63.4% contoh berstatus gizi normal. Sesuai dengan pernyataan Khomsan (2006) banyak fast food yang mengandung tinggi kalori sehingga konsumsi berlebihan akan menimbulkan masalah kegemukan.

Dalam penelitian ini jenis fast food yang diteliti meliputi fried chicken, french fries, donat, hamburger, pizza, dan spaghetti. Pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa fast food dengan jenis French fries adalah jenis fast food terbanyak yang pernah dikonsumsi satu bulan yang lalu oleh contoh. Seluruh contoh yang berstatus gizi lebih dan 93.3% contoh berstatus gizi normal pernah mengkonsumsi french fries dalam satu bulan terakhir. Frekuensi konsumsi terbanyak 1-3x/bulan pada status gizi lebih yaitu 76.7% dan 60.0% contoh berstatus gizi normal. French fries dikonsumsi contoh berstatus gizi lebih sebanyak 40% dan contoh berstatus gizi normal sebanyak 33.3% dengan ukuran sedang.

Fried chicken merupakan jenis fast food kedua terbanyak yang dikonsumsi satu bulan terakhir oleh contoh berstatus gizi lebih dan normal. Seluruh contoh yaitu contoh berstatus gizi lebih dan normal pernah mengkonsumsi fried chicken dalam waktu sebulan terakhir. Sebanyak 46.7% contoh yang berstatus gizi lebih mengkonsumsifried chicken 1-2 kali seminggu sedangkan sebanyak 63.3% contoh dengan status gizi normal mengkonsumsi fried chicken 1-3 kali sebulan. Sebanyak 6.7% contoh dengan status gizi lebih dan 3.3% contoh berstatus gizi normal mengkonsumsi fried chicken 3-5 kali seminggu. Kandungan energi dan lemak fried chicken per porsi pada bagian dada bermerekKentucky Fried Chicken(KFC), masing-masing sebesar 346 kkal dan 22.97 gram (Khomsan et al. 1998). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kandungan energi dan lemak yang disumbangkan fried chicken bagian dada per porsi yaitu dengan frekuensi 1-3 x per bulan yaitu 346-1038 Kkal dan 22.87-68.91 gram. Frekuensifast foodselama 1 bulan terakhir dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi jenisfast foodyang paling banyak dikonsumsi dan status gizi

Kategori

Status Gizi

Total Lebih Normal

n % n % n %

Fried Chicken Tidak pernah 2 6.7 2 6.7 4 6.7

1-3x/bulan 12 40.0 19 63.3 31 51.7 1-2x/minggu 14 46.7 8 26.7 22 36.7

3-5x/minggu 2 6.7 1 3.3 3 5.0

6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

French Fries Tidak pernah 0 0.0 2 6.7 2 3.3

1-3x/bulan 23 76.7 18 60.0 41 68.3 1-2x/minggu 7 23.3 10 33.3 17 28.3

3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Donat Tidak pernah 7 23.3 10 33.3 17 28.3

1-3x/bulan 20 66.7 18 60.0 38 63.3

1-2x/minggu 3 10.0 2 6.7 5 8.3

3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

Total 30 100.0 30 100,0 60 100.0

Hamburger Tidak pernah 10 33.3 15 50.0 25 41.7

1-3x/bulan 17 56.7 13 43.3 30 50.0

1-2x/minggu 3 10.0 2 6.7 5 8.3

3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Pizza Tidak pernah 20 66.7 20 66.7 40 66.7

1-3x/bulan 10 33.3 8 26.6 18 20.0

1-2x/minggu 0 0.0 2 6.7 2 3.3

3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0

Spagheti Tidak pernah 15 50.0 22 73.3 37 61.7

1-3x/bulan 15 50.0 8 26.7 23 38.3

1-2x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

3-5x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

6-7x/minggu 0 0.0 0 0.0 0 0.0

Total 30 100.0 30 100.0 60 100.0 Sebanyak 23.3% contoh berstatus gizi lebih dan 33.3% contoh berstatus gizi normal tidak pernah mengkonsumsi donutserta 1-3x/bulan sebanyak 63.3% contoh mengkonsumsi donut dengan ukuran sedang. Sebanyak 33.3% contoh berstatus gizi lebih dan 50.0% contoh berstatus gizi normal tidak pernah mengkonsumsi hamburger serta 1-3x/bulan sebanyak 50.0% contoh

Dokumen terkait