• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mitra Tani Farm

CV. Mitra Tani Farm (MT Farm) berlokasi di Jl. Baru, Tegal Waru, Ciampea, Bogor, Jawa Barat. MT Farm ini merupakan usaha penggemukan dan pembibitan ternak yang meliputi domba, sapi, kambing dan kelinci. Domba yang dipelihara meliputi domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk. Limbah peternakan dimanfaatkan untuk keperluan sarana kebun, persawahan dan kolam ikan yang juga dimiliki perusahaan. Lahan MT Farm seluas hampir satu ha dengan kapasitas mendekati 1.000 ekor ternak. Ternak didatangkan dari luar Bogor seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gambar 2 menyajikan peta lokasi MT Farm.

Gambar 2. Lokasi MT Farm (A) pada Peta Ciampea, Bogor

Kandang domba dibagi menjadi dua bagian yaitu kandang penggemukan dan pembibitan. Kandang pembibitan terdiri atas empat kandang besar yang masing- masing kandang meliputi 10 kandang koloni. Setiap kandang koloni diisi satu ekor jantan dan 10 ekor betina. Empat kandang beranak dan menyusui ditemukan pada setiap kandang besar pada bagian tengah kandang. Kandang domba dibuat dari bahan bambu dan kayu dengan sistem atap monitor. Domba dikandangkan sepanjang hari (pemeliharaan intensif). Pakan diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore. Pakan yang diberikan hijauan dan konsentrat.

17

(a) Tampak dari Samping (b) Tampak dari Dalam Gambar 3. Kandang Domba Pembibitan di MT Farm

Kandang penggemukan domba terdiri atas empat kandang besar yang meliputi 10 kandang koloni. Satu kandang koloni terdiri atas 10-11 ekor domba. Setiap kandang koloni diisi bangsa domba yang sama. Bahan pembuatan kandang ini adalah kayu dengan sistem atap monitor dan lantai yang dibuat dari bahan bambu. Domba dikandangkan sepanjang hari (pemeliharaan intensif). Pakan diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore. Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat.

Tawakkal Farm

Gambar 4. Lokasi Tawakkal Farm pada Peta Cimande, Bogor

Tawakkal Farm berlokasi Jl. Raya Sukabumi Cimande, Bogor, Jawa Barat. Tawakkal Farm merupakan usaha pembibitan dan penggemukan domba Ekor Tipis dan domba Garut. Gambar 4 menyajikan peta lokasi Tawakkal Farm. Luas lahan Tawakkal Farm yaitu dua ha yang terdiri atas kandang penggemukan, kandang pembibitan, tanaman pakan ternak, perkantoran dan rumah pekerja kandang. Domba

18 dikandangkan sepanjang hari (pemeliharaan intensif). Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari (pakan hijauan atau rumput) dan siang hari (ampas tahu).

Perkandangan di Tawakkal Farm meliputi empat kandang besar. Tiga kandang besar berisi kandang individu, sedangkan satu kandang besar berisi kandang koloni. Kandang individu diisi domba dewasa. Kandang koloni digunakan untuk domba usia muda atau lepas sapih. Sistem atap monitor dengan bahan kandang kayu. Gambar 4 menyajikan perkandangan domba di Tawakkal Farm.

Sumber: Saungdomba (2010)

(a) Kandang Pembibitan (b) Kandang Individu Gambar 5. Perkandangan di Tawakkal Farm, Cimande

Analisis Deskriptif Sifat Kuantitatif Ukuran Linear Tubuh dan Bobot Badan Domba Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk

Statistik deskriptif meliputi rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman masing-masing variabel yang diamati. Tabel 6 menyajikan hasil pengukuran variabel yang diamati pada jantan dan betina domba Garut. Koefisien keragaman variabel linear permukaan tubuh pada betina berkisar antara 4,18-9,80%; sedangkan jantan antara 5,65-9,15%. Koefisien keragaman tersebut di bawah 10%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ukuran variabel linear permukaan tubuh domba Garut memiliki keseragaman yang tinggi. Hal yang tidak demikian ditemukan pada variabel bobot badan. Koefisien keragaman bobot badan domba Garut jantan dan betina di atas 10%. Keragaman yang tinggi pada variabel bobot badan kemungkinan disebabkan keragaman lingkungan yang tinggi. Menurut Janssens dan Vandepitte (2003) heritabilitas bobot badan ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan

19 heritabilitas ukuran linear permukaan tubuh. Dijelaskan lebih lanjut bahwa heritabilitas bobot badan pada domba Suffolk adalah 0,49; sedangkan heritabilitas ukuran linear permukaan tubuh adalah 0,35-0,57 pada domba Suffolk.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Variabel yang Diamati pada Domba Garut Variabel Pengukuran Satuan Jenis Kelamin ♂ (32 ekor) ♀ (33 ekor) Tinggi Pundak cm 74,14±4,43 (5,98%) 63,26±3,14 (4,96%) Tinggi Pinggul cm 73,76±4,36 (5,91%) 64,18±3,58 (5,58%) Panjang Badan cm 73,70±5,10 (6,90%) 63,23±2,64 (4,18%) Lebar Dada cm 19,19±1,18 (6,16%) 14,84±0,88 (5,92%) Dalam Dada cm 33,13±2,55 (7,71%) 27,33±2,38 (8,72%) Lebar Pinggul cm 15,53±1,28 (8,26%) 13,96±1,37 (9,80%) Lebar Kelangkang cm 17,23±1,54 (8,92%) 15,50±0,83 (5,33%) Panjang Kelangkang cm 22,77±2,08 (9,15%) 18,42±1,20 (6,51%) Lingkar Dada cm 88,88±5,02 (5,65%) 72,09±4,04 (5,61%) Lingkar Kanon cm 8,73±0,59 (6,80%) 6,74±0,50 (7,44%) Bobot Badan kg 49,28±7,12 (14,45%) 27,41±4,51 (16,46%)

Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman

Ukuran variabel lebar dada pada domba Garut betina pada penelitian ini tidak jauh dengan yang ditemukan oleh Mulliadi (1996). Mulliadi (1996) menyatakan bahwa lebar dada pada domba Garut Daging adalah 15,04±2,18 cm. Ukuran lingkar dada domba Garut ditemukan paling tinggi pada penelitian ini. Hal tersebut bersesuaian dengan Mulliadi (1996) bahwa lingkar dada merupakan variabel ukuran linear permukaan tubuh yang ditemukan paling tinggi pada domba Garut Daging. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ukuran lingkar dada pada Garut Daging jantan dan betina masing-masing sebesar 72,34±7,16 cm dan 68,83±6,07 cm.

Hasil pengukuran variabel dan bobot badan pada jantan dan betina domba Ekor Tipis disajikan pada Tabel 7. Koefisien keragaman variabel linear permukaan tubuh jantan antara 3,90-10,34%; sedangkan pada betina berkisar antara 4,88- 11,82%. Koefisien keragaman tersebut di bawah koefisien keragaman bobot badan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ukuran variabel linear permukaan tubuh domba Ekor Tipis memiliki keseragaman yang tinggi. Sebaliknya, hal yang tidak demikian ditemukan pada variabel bobot badan. Koefisien keragaman bobot badan domba Ekor Tipis jantan dan betina berada di atas koefisien ukuran variabel linear

20 permukaan tubuh. Keragaman yang tinggi pada variabel bobot badan kemungkinan disebabkan keragaman lingkungan yang tinggi. Ukuran lingkar dada domba Ekor Tipis ditemukan paling tinggi pada penelitian ini. Hal tersebut bersesuaian dengan Prahadian (2011) bahwa lingkar dada merupakan variabel ukuran linear permukaan tubuh yang ditemukan paling tinggi pada domba Ekor Tipis di Tawakkal Farm. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ukuran lingkar dada pada Ekor Tipis sebesar 63,54±4,23 cm.

Tabel 7. Hasil Pengukuran Variabel yang Diamati pada Domba Ekor Tipis Variabel Pengukuran Satuan Jenis Kelamin ♂ (33 ekor) ♀ (33 ekor) Tinggi Pundak cm 61,39±3,90 (6,35%) 59,70±4,10 (6,86%) Tinggi Pinggul cm 60,44±3,02 (5,00%) 60,11±3,80 (6,31%) Panjang Badan cm 61,21±3,39 (5,53%) 60,42±4,09 (6,78%) Lebar Dada cm 16,42±1,26 (7,69%) 14,69±1,15 (7,81%) Dalam Dada cm 27,85±2,88 (10,34%) 25,22±2,85 (11,29%) Lebar Pinggul cm 13,42±0,79 (5,90%) 13,86±1,09 (7,84%) Lebar Kelangkang cm 16,24±1,26 (7,78%) 15,38±0,82 (5,33%) Panjang Kelangkang cm 18,06±0,70 (3,90%) 17,82±1,62 (9,11%) Lingkar Dada cm 73,52±3,73 (5,07%) 70,23±3,43 (4,88%) Lingkar Kanon cm 7,58±0,42 (5,50%) 6,50±0,77 (11,82%) Bobot Badan kg 32,82±4,77 (14,54%) 24,09±2,88 (11,97%)

Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman

Tabel 8 menyajikan hasil pengukuran variabel serta bobot badan pada jantan dan betina domba Ekor Gemuk. Koefisien keragaman variabel linear permukaan tubuh pada betina berkisar antara 3,24-7,82%; sedangkan jantan antara 4,39-14,81%. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa ukuran variabel linear permukaan tubuh domba Ekor Gemuk memiliki keseragaman yang tinggi. Sebaliknya, koefisien keragaman bobot badan domba Ekor Gemuk jantan dan betina secara umum berada di atas koefisien ukuran variabel linear permukaan tubuh sehingga dapat dinyatakan memiliki tingkat keragaman yang tinggi, meskipun koefisien keragaman pada panjang kelangkang jantan ditemukan di atas keragaman bobot badan. Ukuran panjang kelangkang domba Ekor Gemuk dengan keragaman yang tinggi memungkinkan program seleksi ukuran panjang kelangkang dilaksanakan. Keragaman yang tinggi pada variabel bobot badan kemungkinan disebabkan

21 keragaman lingkungan yang tinggi, yang meliputi pemberian pakan, kualitas pakan, perkandangan dan manajemen pemeliharaan.

Tabel 8. Hasil Pengukuran Variabel yang Diamati pada Domba Ekor Gemuk Variabel Pengukuran Satuan Jenis Kelamin ♂ (10 ekor) ♀ (22 ekor) Tinggi Pundak cm 59,84±4,13 (6,90%) 57,56±2,86 (4,97%) Tinggi Pinggul cm 61,17±5,87 (9,59%) 59,34±2,34 (3,94%) Panjang Badan cm 59,36±4,53 (7,63%) 58,19±1,96 (3,37%) Lebar Dada cm 15,05±0,76 (5,06%) 14,27±1,01 (7,07%) Dalam Dada cm 25,44±2,91 (11,42%) 25,06±1,96 (7,82%) Lebar Pinggul cm 13,40±0,88 (6,53%) 13,58±0,85 (6,22%) Lebar Kelangkang cm 14,81±0,90 (6,07%) 15,50±0,60 (3,86%) Panjang Kelangkang cm 18,30±2,71 (14,81%) 17,50±1,01 (5,78%) Lingkar Dada cm 70,85±3,11 (4,39%) 66,27±2,15 (3,24%) Lingkar Kanon cm 7,00±0,33 (4,76%) 6,41±0,37 (5,72%) Bobot Badan kg 27,93±3,81 (13,65%) 22,85±3,11 (13,59%)

Keterangan: Persen dalam tanda kurung menunjukkan koefisien keragaman

Ukuran variabel panjang badan dan tinggi pundak pada domba Ekor Gemuk betina pada penelitian ini tidak jauh dengan yang ditemukan oleh Djajanegara et al. (1992). Djajanegara et al. (1992) menyatakan bahwa panjang badan dan tinggi pundak pada domba Ekor Gemuk adalah 58,4±2,85 cm dan 57,9±3,48 cm. Ukuranlingkar dada domba Ekor Gemuk ditemukan paling tinggi pada penelitian ini. Hal tersebut bersesuaian dengan Wijonarko (2007) bahwa lingkar dada merupakan variabel ukuran linear permukaan tubuh yang ditemukan paling tinggi pada domba Ekor Gemuk di Pulau Rote. Dijelaskan lebih lanjut bahwa ukuran lingkar dada pada Ekor Gemuk jantan dan betina sebesar 75,80±10,10 cm dan 63,68±5,90 cm. Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan yang ditemukan pada penelitian ini.

Statistik T2-Hotelling pada Domba yang Diamati

Statistik T2-Hotelling dapat digunakan membandingkan ukuran-ukuran tubuh secara bersamaan atau sekaligus pada dua kelompok ternak yang berbeda sehingga dapat ditemukan persamaan atau perbedaan diantara keduanya. Tabel 9 merupakan rekapitulasi hasil statistik T2-Hotelling pada domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk baik pada jantan maupun betina. Perhitungan T2-Hotelling tidak memasukkan variabel bobot badan karena bobot badan banyak dipengaruhi faktor

22 lingkungan. Variabel ukuran-ukuran linear tubuh banyak dipengaruhi faktor genetik. Hasil statistik T2-Hotelling menunjukkan bahwa domba yang diamati sangat nyata berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan sangat nyata ditemukan pada setiap dua kelompok ternak yang diamati (P<0,01) sedangkan nyata berbeda ditemukan pada jantan domba Ekor Tipis terhadap jantan domba Ekor Gemuk (P<0,05).

Tabel 9. Rekapitulasi Hasil T2-Hotelling Jantan dan Betina pada Domba Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk

Domba Statistik T2-Hotelling P Kesimpulan

Garut x DET 1,08 0,000 ** Garut x DEG 0,96 0,000 ** DET x DEG 0,43 0,000 ** ♂ Garut x ♂ DET 6,08 0,000 ** ♂ Garut x ♂ DEG 3,88 0,000 ** ♂ DET x ♂ DEG 0,91 0,011 * ♀ Garut x ♀ DET 0,57 0,003 ** ♀ Garut x ♀ DEG 2,41 0,000 ** ♀ DET x ♀ DEG 0,78 0,002 ** ♂ Garut x ♀ Garut 6,11 0,000 ** ♂ DET x ♀ DET 1,68 0,000 ** ♂ DEG x ♀ DEG 5,36 0,000 **

Keterangan: DET = Domba Ekor Tipis; DEG = Domba Ekor Gemuk; ** = sangat nyata (P<0,01), * = nyata (P<0,05)

Secara umum, hasil statistik T2-Hotelling menyatakan perbedaan ukuran- ukuran linear tubuh diantara dua kelompok domba yang diamati. Hal tersebut terjadi karena perbedaan kelompok domba yang diamati. Domba Garut berbeda dengan domba Ekor Tipis karena domba Garut dibentuk dari berbagai bangsa domba seperti domba Kaapstad yang berasal dari Afrika, domba Merino dan domba Lokal menurut Merkens dan Soemirat (1926) yang diterjemahkan Food and Agricuture Organization (FAO, 2004). Domba Ekor Gemuk berbeda dengan domba Ekor Tipis karena domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Asia Barat Daya yang telah beradaptasi lama dengan lingkungan di Indonesia menurut FAO (2004). Domba Ekor Tipis merupakan domba Lokal yang disebut juga domba pribumi atau domba asli Indonesia (FAO, 2004).

23

Persamaan Ukuran dan Bentuk dari Variabel-Variabel Linear Pengukuran Tubuh Domba yang Diamati

Persamaan ukuran dan bentuk tubuh pada masing-masing kelompok domba yang diamati berikut penciri disajikan terlebih dahulu sebelum kemudian dibahas. Kelompok domba Garut dibahas terlebih dahulu kemudian domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk.

Domba Garut

Tabel 10 menyajikan persamaan ukuran dan bentuk, akar ciri serta keragaman total pada domba Garut berdasarkan Analisis Komponen Utama. Keragaman total 87,0% merupakan keragaman total tertinggi sehingga komponen utama pertama dapat mewakili persamaan ukuran. Nilai ciri yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah 220,15. Lingkar dada memiliki vektor ciri tertinggi yaitu 0,63 sehingga lingkar dada (X9) memberikan pengaruh yang besar terhadap skor ukuran tubuh domba Garut. Lingkar dada dapat dijadikan sebagai penciri ukuran tubuh pada domba Garut. Keragaman total 4,7% diperoleh pada persamaan komponen utama kedua atau persamaan bentuk. Keragaman total tersebut ditemukan terbesar setelah keragaman total komponen utama pertama. Nilai ciri yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah 12,00.Vektor ciri tertinggi pada persamaan bentuk adalah tinggi pinggul (X2) yaitu 0,66 sehingga tinggi pinggul memberikan pengaruh yang besar terhadap skor bentuk pada domba Garut. Tinggi pinggul dapat dijadikan sebagai penciri bentuk tubuh domba Garut.

Tabel 10. Persamaan Ukuran dan Bentuk serta Akar Ciri dan Keragaman Total pada Domba Garut Persamaan Ukuran Y1 = 0,43X1 + 0,38X2 + 0,41X3 + 0,15X4 + 0,22X5 + 0,07X6 + 0,07X7 + 0,16X8 + 0,63X9 + 0,07X10 λ 220,15 KT 87,0% Persamaan Bentuk Y2 = 0,44X1 + 0,66X2 − 0,50X3 − 0,03X4 − 0,07X5 + 0,03X6 − 0,01X7 − 0,02X8 − 0,34X9 − 0,04X10 λ 12,00 KT 4,7%

Keterangan: X1= Tinggi Pundak, X2 = Tinggi Pinggul, X3= Panjang Badan, X4= Lebar Dada,

X5= Dalam Dada, X6= Lebar Pinggul, X7= Lebar Kelangkang, X8= Panjang

Kelangkang, X9= Lingkar Dada, X10= Lingkar Kanon, λ = Akar Ciri, Y1= Skor

24

Domba Ekor Tipis

Tabel 11 menyajikan persamaan ukuran dan bentuk, akar ciri serta keragaman total pada domba Ekor Tipis berdasarkan Analisis Komponen Utama. Keragaman total 52,0% merupakan keragaman total tertinggi sehingga komponen utama pertama dapat mewakili persamaan ukuran. Nilai ciri yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah 38,52. Tinggi pundak (X1) memiliki vektor ciri tertinggi pada persamaan ukuran yaitu 0,55 sehingga tinggi pundak memberikan pengaruh yang besar terhadap skor ukuran tubuh domba Ekor Tipis. Tinggi pundak dapat dijadikan sebagai penciri ukuran tubuh pada domba Ekor Tipis. Keragaman total 16,8% diperoleh pada persamaan komponen utama kedua atau persamaan bentuk. Keragaman total tersebut ditemukan terbesar setelah keragaman total komponen utama pertama. Nilai ciri yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah 12,42. Vektor ciri tertinggi pada persamaan bentuk adalah lingkar dada (X9) yaitu −0,62 sehingga lingkar dada memberikan pengaruh yang besar terhadap skor bentuk pada domba Ekor Tipis. Lingkar dada dapat dijadikan sebagai penciri bentuk tubuh domba Ekor Tipis.

Tabel 11. Persamaan Ukuran dan Bentuk serta Akar Ciri dan Keragaman Total pada Domba Ekor Tipis

Persamaan Ukuran Y1 = 0,55X1 + 0,37X2 + 0,45X3 + 0,14X4 + 0,31X5 + 0,05X6 + 0,09X7 + 0,08X8 + 0,48X9 + 0,05X10 λ 38,52 KT 52,0% Persamaan Bentuk Y2 = 0,32X1 + 0,51X2 + 0,21X3 – 0,18X4 – 0,40X5 + 0,03X6 – 0,06X7 – 0,07X8 – 0,62X9 – 0,10X10 λ 12,42 KT 16,8%

Keterangan: X1= Tinggi Pundak, X2 = Tinggi Pinggul, X3= Panjang Badan, X4= Lebar Dada,

X5= Dalam Dada, X6= Lebar Pinggul, X7= Lebar Kelangkang, X8= Panjang

Kelangkang, X9= Lingkar Dada, X10= Lingkar Kanon, λ = Akar Ciri, Y1= Skor

Ukuran, Y2= Skor Bentuk dan KT = Keragaman Total

Domba Ekor Gemuk

Tabel 12 menyajikan persamaan ukuran dan bentuk, akar ciri serta keragaman total pada domba Ekor Gemuk berdasarkan Analisis Komponen Utama. Keragaman total 63,0% merupakan keragaman total tertinggi sehingga komponen utama pertama dapat mewakili persamaan ukuran. Nilai ciri yang diperoleh pada persamaan tersebut

25 adalah 35,33. Tinggi pinggul (X2) memiliki vektor ciri tertinggi pada persamaan ukuran yaitu 0,59 sehingga tinggi pinggul memberikan pengaruh yang besar terhadap skor ukuran tubuh domba Ekor Gemuk. Tinggi pinggul dapat dijadikan sebagai penciri ukuran tubuh pada domba Ekor Gemuk. Keragaman total 14,1% diperoleh pada persamaan komponen utama kedua atau persamaan bentuk. Keragaman total tersebut ditemukan terbesar setelah keragaman total komponen utama pertama. Nilai ciri yang diperoleh pada persamaan tersebut adalah 7,92. Vektor ciri tertinggi pada persamaan bentuk adalah lingkar dada (X9) yaitu 0,81 sehingga lingkar dada memberikan pengaruh yang besar terhadap skor bentuk pada domba Gemuk. Lingkar dada dapat dijadikan sebagai penciri bentuk tubuh domba Ekor Gemuk.

Tabel 12. Persamaan Ukuran dan Bentuk serta Akar Ciri dan Keragaman Total pada Domba Ekor Gemuk

Persamaan Ukuran Y1 = 0,47X1 + 0,59X2 + 0,41X3 + 0,06X4 + 0,25X5 + 0,05X6 + 0,03X7 + 0,23X8 + 0,37X9 + 0,02X10 λ 35,33 KT 63,0% Persamaan Bentuk Y2 = 0,11X1 – 0,29X2 – 0,45X3 + 0,16X4 + 0,02X5 + 0,04X6 – 0,04X7 – 0,08X8 + 0,81X9 + 0,06X10 λ 7,92 KT 14,1%

Keterangan: X1= Tinggi Pundak, X2 = Tinggi Pinggul, X3= Panjang Badan, X4= Lebar Dada,

X5= Dalam Dada, X6= Lebar Pinggul, X7= Lebar Kelangkang, X8= Panjang

Kelangkang, X9= Lingkar Dada, X10= Lingkar Kanon, λ = Akar Ciri, Y1= Skor

Ukuran, Y2= Skor Bentuk dan KT = Keragaman Total

Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Bentuk Tubuh pada Domba Garut, Domba Ekor Tipis, Domba Ekor Gemuk dan Pembentukan

Diagram Kerumunan Ukuran dan Bentuk

Tabel 13 menyajikan rekapitulasi penciri ukuran dan bentuk pada domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk yang diamati; berdasarkan persamaan ukuran dan bentuk. Gambar 6 menyajikan diagram kerumunan data domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk, berdasarkan skor ukuran dan bentuk. Pengelompokan data pada diagram kerumunan memperlihatkan perbedaan ukuran dan bentuk pada domba yang diamati. Hal tersebut bersesuaian

26 dengan hasil statistik T2-Hotelling yang menunjukkan perbedaan diantara data ukuran-ukuran tubuh jenis domba yang diamati.

Gambar 6. Diagram Ukuran dan Bentuk Tubuh Jantan dan Betina pada Domba Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk

Berdasarkan skor ukuran, data domba Garut berkerumun di sebelah kanan kerumunan data domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ukuran tubuh domba Garut lebih besar dibandingkan domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk. Hal ini bersesuaian dengan Tabel 6. Skor ukuran domba Ekor Tipis melingkupi skor ukuran domba Ekor Gemuk yang mengindikasikan bahwa kisaran skor ukuran domba Ekor Tipis lebih besar. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa ukuran tubuh domba Garut secara umum lebih besar dibandingkan domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk meskipun ditemukan beberapa ekor domba Garut memiliki ukuran tubuh yang sama dengan domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk; tetapi tidak ditemukan ukuran tubuh domba Garut yang berukuran lebih kecil daripada kelompok domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk.

Berdasarkan diagram kerumunan data masing-masing jenis domba yang diamati, kerumunan data domba Garut berada diantara kerumunan data domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk berdasarkan perolehan skor bentuk. Skor bentuk domba Garut ditemukan diantara skor bentuk domba Ekor Tipis dan domba Ekor

27 Gemuk. Everitt dan Dunn (1998) menyatakan bahwa bentuk suatu kelompok ternak berhubungan erat dengan karakteristik suatu bangsa. Domba Garut merupakan hasil persilangan antara domba Merino, domba Kaapstad dan domba Lokal menurut Merkens dan Soemirat (1926) yang diterjemahkan FAO atau Food and Agriculture Organization (2004). Domba Lokal yang dimaksud Merkens dan Soemirat (1926) merupakan domba Ekor Tipis yang diamati pada penelitian ini. Pada Gambar 6, irisan diagram kerumunan data domba Ekor Tipis dan domba Garut lebih besar dibandingkan dengan irisan diagram kerumunan data domba Ekor Gemuk dan domba Garut. Hal tersebut mengindikasikan tingkat kekerabatan domba Garut dengan domba Ekor Tipis lebih tinggi.

Tabel 13. Rekapitulasi Penciri Ukuran dan Penciri Bentuk pada Domba Garut, Domba Ekor Tipis dan Domba Ekor Gemuk

Domba Penciri Ukuran Penciri Bentuk

Garut X9 (Lingkar dada) (+) X2 (Tinggi pinggul) (+) DET X1 (Tinggi pundak) (+) X9 (Lingkar dada) (−) DEG X2 (Tinggi pinggul) (+) X9 (Lingkar dada) (+)

Keterangan: DET= Domba Ekor Tipis; DEG= Domba Ekor Gemuk; Tanda (+) menunjukkan korelasi positif antara penciri dan skor; Tanda (−) menunjukkan korelasi negatif antara penciri dan skor

Seluruh penciri ukuran berkorelasi positif terhadap skor ukuran, sedangkan penciri bentuk pada domba Ekor Tipis berkorelasi negatif terhadap skor bentuk. Korelasi positif antara penciri bentuk terhadap skor bentuk ditemukan pada domba Garut dan domba Ekor Gemuk. Lingkar dada merupakan penciri ukuran tubuh domba Garut pada pengamatan ini yang berkorelasi positif terhadap skor ukuran. Gunawan et al. (2006) menyatakan bahwa lingkar dada berkorelasi positif terhadap skor ukuran pada domba Garut Pedaging Cinagara. Hanibal (2008) melaporkan bahwa bobot badan berkorelasi positif terhadap skor ukuran. Penciri ukuran domba Garut yaitu lingkar dada berkorelasi positif dengan skor ukuran. Secara tidak langsung, lingkar dada berkorelasi positif terhadap bobot badan. Domba Garut yang dipelihara di CV. Mitra Tani Farm merupakan domba penggemukan dengan pemeliharaan intensif. Pada pemeliharaan intensif, pengaruh lingkungan (pemberian pakan, kualitas pakan, perkandangan, manajemen pemeliharaan) berperanan besar.

28 Mulliadi (1996) melaporkan bahwa bobot badan dipengaruhi kondisi pemeliharaan dan pengaruh pemberian pakan. Perolehan lingkar dada sebagai penciri ukuran domba Garut mengindikasikan bahwa domba Garut dipelihara untuk digemukkan. Pengaruh pemberian pakan penggemukan berdampak pada perolehan ukuran lingkar dada yang tinggi; yang pada pengamatan ini, lingkar dada ditemukan sebagai penciri ukuran domba Garut.

Tinggi pundak merupakan penciri ukuran tubuh domba Ekor Tipis yang berkorelasi positif dengan skor ukuran. Domba Ekor Tipis yang diamati berasal dari Mitra Tani Farm dan Tawakkal Farm dengan pemeliharaan intensif. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan Prahadian (2011) pada domba Ekor Tipis yang dipelihara di UP3J atau Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol dengan pemeliharaan semi intensif. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pemeliharaan baik intensif maupun ekstensif tidak berpengaruh terhadap perolehan penciri dan skor ukuran tubuh domba Ekor Tipis. Tinggi pinggul merupakan penciri ukuran tubuh domba Ekor Gemuk yang berkorelasi positif dengan skor ukuran. Domba Ekor Gemuk yang diamati berasal dari Mitra Tani Farm dengan pemeliharaan intensif. Penciri ukuran tinggi pinggul pada domba Ekor Gemuk seperti halnya penciri ukuran tinggi pundak pada domba Ekor Tipis banyak dipengaruhi genetik. Kedua penciri tersebut merupakan ukuran panjang tulang yang memiliki heritabilitas tinggi. Janssens dan Vandepitte (2003) menyatakan bahwa ukuran-ukuran tulang pada domba Suffolk seperti tinggi pundak, panjang badan, dalam dada, lebar pinggul dan lingkar kanon memiliki heritabilitas berkisar antara 0,35-0,57. Secara genetik ukuran domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk berbeda yang diperlihatkan dengan penciri ukuran yang berbeda, meskipun pemisahan kerumunan data domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk lebih banyak disebabkan bentuk yang berbeda.

Perolehan tinggi pinggul sebagai penciri bentuk tubuh domba Garut mengindikasikan bahwa secara genetik tinggi pinggul berpengaruh terhadap bentuk tubuh. Hal yang berbeda ditemukan pada domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk. Penciri bentuk kedua jenis domba ini sama, yaitu lingkar dada. Hal yang membedakan adalah korelasi penciri bentuk dengan skor bentuk. Pada domba Ekor Tipis korelasi negatif ditemukan antara lingkar dada dan skor bentuk, sedangkan korelasi positif ditemukan pada domba Ekor Gemuk. Penciri bentuk yang ditemukan

29 pada domba Garut, domba Ekor Tipis dan domba Ekor Gemuk pada penelitian ini memberikan karakteristik genetik yang berbeda satu sama lain. Penciri bentuk yang spesifik pada setiap kelompok domba yang diamati membentuk kerumunan yang memberikan pemisahan masing-masing kelompok domba. Data domba Ekor Tipis berkerumun di bawah kerumunan data domba Ekor Gemuk. Kerumunan data domba

Dokumen terkait