• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Pengukuran Suhu dan Kelembaban

Selama penelitian dilakukan pengukuran terhadap suhu dan kelembaban kandang tempat pemeliharaan. Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan setiap pagi jam 07.00-08.00, siang jam 12.00-13.00, sore hari jam 16.00-17.00 dan malam jam 21.00-22.00 pada setiap harinya. Rataan suhu pada pagi hari adalah 24,69±8,74 oC, pada siang hari 29,45±11,51oC, pada sore 27±10,25 oC dan pada malam hari 25,28±10,81oC. Menurut Gunawan dan Sihombing (2004) suhu yang nyaman bagi ayam buras belum diketahui, namun diperkirakan berada pada kisaran suhu 18-25 oC. Suhu di kandang pada saat pemeliharaan ayam tidak nyaman pada siang hari, sehingga menyebabkan ayam lebih suka mengkonsumsi air daripada mengkonsumsi pakan.

Kelembaban rata-rata kandang pada pagi, siang, sore dan malam hari masing- masing adalah 71,68±8,48%; 59,48±10,23%; 58,2±8,62%; 90,91±9,14%. Kelembaban ideal menurut Bell dan Weaver (2002) adalah antara 60-70%. Kelembaban yang terlalu tinggi pada kandang disebabkan karena seringnya hujan pada saat penelitian berlangsung. Salah satu cara untuk mengurangi kelembaban adalah dengan menyalakan lampu ruangan, membuka semua jendela yang ada dan lebih sering mengganti alas litter pada kandang.

Mortalitas Ayam

Pada waktu penelitian memasuki minggu ketiga dan keempat penelitian, banyak ayam yang sakit kemudian mati. Jumlah ayam yang mati pada ayam Sentul sebanyak 19%, ayam Kampung 72% dan ayam Kedu 64%. Penyebabnya adalah seringnya hujan yang membuat kandang dan sekitarnya menjadi lembab, selain itu juga ayam belum dewasa sehingga ternak rentan terhadap serangan penyakit. Menurut hasil analisa Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB, penyebab kematian ternak adalah karena serangan gumboro. Gumboro biasanya menyerang pada ayam-ayam muda umur 3-6 minggu (Diwyanto, 2007). Pada ayam yang sakit diberikan antibiotik tetrachlor dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh (tindakan kuratif/penyembuhan).

Hubungan Bobot Badan dengan Ukuran Tubuh

Korelasi antara bobot badan dengan bagian tubuh ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu memberikan hasil yang beragam dari umur 1-12 minggu. Nilai korelasi antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Koefisien Korelasi Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 1-12 Minggu.

Umur Koefisien Korelasi Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan (r) (Minggu) Panjang Shank Panjang Paruh Lebar Dada Panjang Tubuh Lingkar Dada 1 0,084 -0,056 0,188 0,012 0,268* 2 0,049 0,150 0,170 0,138 0,320** 3 0,110 0,218 0,176 0,090 0,349** 4 0,455** 0,338** 0,316** 0,228 0,371** 5 0,669** 0,477** 0,326* 0,159* 0,552** 6 0,705** 0,530** 0,468** -0,025 0,606** 7 0,667** 0,442** 0,508** -0,003 0,661** 8 0,617** 0,444** 0,648** 0,019 0,551** 9 0,750** 0,329* 0,580** -0,002 0,679** 10 0,720** 0,283* 0,506** 0,220 0,665** 11 0,738** 0,319* 0,548** 0,341* 0,4232** 12 0,724** 0,361** 0,544** 0,269* 0,242** Keterangan: ** Sangat nyata (P<0,01)

* Nyata (P<0,05)

Hasil analisis korelasi pada Tabel 1 menunjukkan panjang shank, panjang paruh, lebar dada, panjang tubuh dan lingkar dada merupakan peubah yang bisa digunakan sebagai penduga bobot badan. Sesuai dengan pendapat Mansjoer (1985) bahwa bagian-bagian tubuh tersebut merupakan parameter-parameter pertumbuhan, dan berkorelasi positif dengan produksi daging yang dihasilkan (Mansjoer, 1981).

Analisis korelasi pada Tabel 1 untuk umur 1-3 minggu tidak menunjukkan hubungan yang nyata antara panjang shank, panjang paruh, lebar dada dan panjang tubuh dengan bobot badan. Lingkar dada menunjukkan hubungan yang nyata dengan bobot badan pada umur 1-3 minggu. Pada umur 1, 2, 3 minggu nilai korelasi yang tertinggi dan nyata yaitu lingkar dada dengan panjang shank, panjang paruh, lebar dada dan panjang tubuh. Adapun nilai korelasi lingkar dada dengan bobot badan pada minggu 1, 2, 3 masing-masing 0,268; 0,320 dan 0,349.

Pada umur empat minggu untuk panjang tubuh tidak menunjukkan hubungan yang nyata dengan bobot badan. Panjang shank, panjang paruh, lebar dada dan lingkar dada menunjukkan hubungan yang nyata dengan bobot badan dari umur 4 minggu. Nilai korelasi yang tertinggi pada umur 4 minggu yaitu panjang shank dengan bobot badan (r= 0,455) dibandingkan ukuran tubuh yang lain dengan bobot badan yaitu lingkar dada, panjang paruh, lebar dada dan panjang tubuh.

Pada umur 4-12 minggu ukuran tubuh yang mempunyai korelasi positif dan nyata dengan bobot badan adalah panjang shank, panjang paruh, lebar dada dan lingkar dada. Panjang shank mempunyai nilai korelasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan peubah lainnya dengan bobot badan. Panjang punggung mempunyai nilai korelasi positif dengan bobot badan pada umur 5, 11 dan 12 minggu.

Berdasarkan hasil analisis korelasi ukuran tubuh dengan bobot badan maka untuk menduga bobot badan dari ukuran tubuh dapat dilakukan dengan mengukur salah satu dari panjang shank, panjang paruh, lebar dada maupun lingkar dada. Adapun panjang shank merupakan penduga yang paling cocok dibandingkan dengan panjang paruh, lebar dada dan lingkar dada karena mempunyai korelasi yang tinggi dan nyata dengan bobot badan pada umur 4-12 minggu.

Hasil analisis regresi berganda antara bobot badan dan ukuran tubuh pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu dari umur 1-12 minggu memberikan hasil yang beragam. Nilai koefisien determinasi untuk regresi linier berganda antara bobot badan dan ukuran tubuh dari umur 1-4 minggu ditampilkan pada Tabel 2a, sedangkan umur 5-12 minggu ditampilkan pada Tabel 2b.

Pada Tabel 2a menunjukkan hasil analisis linier ganda pada ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada umur 1-4 minggu. Ayam Kampung mempunyai nilai koefisien determinasi paling tinggi dibandingkan dengan ayam Sentul dan Kedu yaitu sebesar 54,7%. Persamaan regresi untuk bobot badan dengan ukuran tubuh ayam Kampung adalah Y = - 569 + 6,84 PS – 5,26 PPrh + 7,97 LeD + 27,5 PP + 13,2 LD.

Tabel 2b menunjukkan hasil analisis linier ganda pada ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada umur 5-12 minggu. Dari hasil analisis regresi ganda menunjukkan panjang shank, panjang paruh, lebar dada, panjang punggung dan lingkar dada pada

umur tujuh minggu merupakan peubah terbaik sebagai penduga terhadap bobot badan dibandingkan pada umur lainnya. Nilai koefisien determinasi ayam Kampung jantan yaitu sebesar 99,9% dengan persamaan Y = - 381 + 13,1 PS + 0,32 PPrh + 7,30 LeD + 29,1 PP - 38,2 LD. Pada ayam Sentul betina, ukuran tubuh umur tujuh minggu merupakan peubah terbaik sebagai penduga bobot badan dibanding pada umur lainnya. Panjang shank, panjang paruh, lebar dada, panjang punggung dan lingkar dada adalah peubah terbaik pada ayam Sentul betina untuk menduga bobot badan. Nilai determinasi untuk ayam Sentul betina sebesar 92,7% dengan persamaan Y = - 376 + 3,18 PS + 9,97 PPrh + 4,28 LeD – 8,16 PP + 17,7 LD.

Tabel 2a. Persamaan Regresi Ganda Antara Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Ayam Sentul, Kampung dan Ayam pada Umur 1-4 Minggu.

Jenis Ayam

Persamaan Regresi Berganda R-Sq (Adj) (%) Kampung Sentul Kedu Y = - 569 + 6,84 PS – 5,26 PPrh + 7,97 LeD + 27,5 PP + 13,2 LD Y = - 406 + 2,23 PS + 12,1 PPrh + 8,12 LeD + 6,2 PP + 9,05 LD Y = - 679 + 1,74 PS + 6,0 PPrh + 10,9 LeD + 25,7 PP + 19,0 LD 54,7% 42,3% 37,7%

Keterangan: Y = Bobot Badan; PS = Panjang Shank; PPrh = Panjang Paruh Led = Lebar Dada; PP = Panjang Punggung; Ld = Lingkar dada.

Tabel 2b. Persamaan Regresi Ganda Antara Bobot Badan dan Ukuran Tubuh Ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada Umur 5-12 Minggu.

Jenis Ayam

Jenis Kelamin

Persamaan Regresi Berganda R-Sq (Adj) (%) Kampung Kedu Sentul Betina Betina Betina Jantan Y = - 643 + 4,64 PS – 2,23 PPrh + 4,11 LeD + 33,2 PP 5+ 19,8 LD Y = - 603 + 7,21 PS + 4,6 PPrh – 1,79 LeD – 5,87 PP + 32,9 LD Y = - 376 + 3,18 PS + 9,97 PPrh + 4,28 LeD – 8,16 PP + 17,7 LD Y = - 381 + 13,1 PS + 0,32 PPrh + 7,30 LeD + 29,1 PP - 38,2 LD 82,7% 87,9% 92,7% 99,9%

Keterangan: Y = Bobot Badan; PS = Panjang Shank; PPrh = Panjang Paruh Led = Lebar Dada; PP = Panjang Punggung; Ld = Lingkar dada

Bobot Badan

Rataan bobot badan ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu dari umur 1-4 minggu ditampilkan pada Tabel 3. Adapun rataan bobot badan ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu umur 5-12 minggu pada Tabel 4.

Tabel 3. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Bobot Badan pada Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 1-4 Minggu.

Umur (minggu)

Bobot Badan

Sentul (n = 25) Kampung (n = 25) Kedu (n = 25)

--- (g) --- 1 93,25±3,58 92,65±4,07 91,82±4,99 (6%) (4,4%) (5,4%) 2 136,46±3,95a 154,59±29,58b 139,26±21,25a (1,21%) (1,91%) (1,53%) 3 179,03±4,25A 216,55±10,17B 184,89±39,77A (2%) (1,86%) (2,15%) 4 241,10±4,52 260,62±45,49 236.62±48,38 (1,76%) (1,75%) (2,05%)

Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada baris yang sama menyatakan sangat berbeda nyata (P<0,01), huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Pertumbuhan ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu pada umur satu minggu menunjukkan tidak berbeda nyata. Artinya bobot badan antara ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu sama pada umur satu minggu. Ayam Sentul menunjukkan rataan bobot badan lebih tinggi dibandingkan ayam Kampung dan ayam Kedu. Pada saat ayam berumur dua minggu, hasil sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05). Rataan bobot badan ayam Kampung lebih tinggi dibanding ayam Kedu dan ayam Sentul.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) antara ayam Kampung dengan ayam Sentul dan Kedu pada umur tiga minggu, tetapi ayam Sentul dan ayam Kedu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pada umur tersebut rataan bobot badan ayam Kampung lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Kedu dan ayam Sentul. Pada umur empat minggu hasil analisis ragam menunjukkan tidak berbeda nyata antar ketiga jenis ayam.

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai koefisien keragaman bobot badan paling tinggi yaitu ayam Sentul pada minggu pertama. Artinya tingkat keragaman

pada ayam Sentul tinggi, sedangkan nilai koefisien keragaman bobot badan rendah yaitu ayam Sentul pada minggu kedua. Artinya ayam Sentul pada minggu kedua tingkat keragamannya rendah. Gambar 6 menunjukkan pertumbuhan pada ayam Kampung, Sentul dan Kedu dari umur 1-4 minggu

Gambar 6. Grafik Bobot Badan Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Dari Umur 1-4 Minggu.

Pada saat ternak berumur 4 minggu mendapat serangan penyakit gumboro. Keadaan tersebut memungkinkan ayam tumbuh pada kondisi tidak optimal dan dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan pada umur selanjutnya.

Hasil sidik ragam pada Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan bobot badan ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu umur 5-12 minggu tidak berbeda nyata. Artinya bobot badan antara ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu sama pada umur 5-12 minggu. Tidak ada interaksi jenis ayam dengan jenis kelamin terhadap bobot badan karena rataan bobot badan pada jenis ayam dan jenis kelamin sama.

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa umur pertumbuhan (bobot badan) ayam Kampung, Sentul dan Kedu terus mengalami peningkatan atau pertumbuhan dengan cepat pada umur 5-12 minggu. Hal ini seperti dikemukakan oleh Asnawi (1997) bahwa saat pertumbuhan dipercepat terjadi perbanyakan (hyperplasia) dan

pembesaran (hypertropy) dari se-sel tubuh. Hasil penelitian yang telah dilakukan Tabel 4 menunjukkan bahwa rataan bobot badan ayam Kampung umur 12 minggu lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Kusuma (2002) dan Suryaman (2001). Rataan bobot badan ayam Kampung hasil penelitian Suryaman (2001) pada jantan sebesar 1067,60 g dan pada betina sebesar 899,50 g, sedangkan rataan bobot badan ayam Kampung hasil penelitian Kusuma (2002) pada jantan sebesar 967,7 g dan pada betina sebesar 783,9 g. Penyebab terjadinya perbedaan bobot ayam Kampung hasil penelitian adalah genetik dari ayam Kampung, kualitas pakan dan lingkungan sekitar. Soeparno (1994) menyatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi laju pertumbuhan. Selanjutnya menurut Parakkasi 1978) perbedaan laju pertumbuhan antar individu ternak di dalam suatu bangsa terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran dewasa tubuh walaupun pakan yang baik dapat menunjang pertumbuhan yang optimal.

Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Bobot Badan pada Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 5-12 Minggu.

Bobot Badan

Umur

(Minggu) Sentul Kampung Kedu

Jantan n=8 Betina n=12 Jantan n=3 Betina n=14 Jantan n=2 Betina n=14

---(g)--- 5 314,1±29,76 268,4±47,17 339,6±27,00 297,5±49,42 264,5±1,84 288,8±56,25 (2,22%) (1,76%) (8,00%) (1,66%) (2,90%) (1,95%) 6 344,5±76,83 288,4±45,39 391,3±44,12 326,4±61,76 297,9±1,20 328,2±69,81 (2,23%) (1,57%) (1,13%) (1,89%) (1,80%) (2,13%) 7 359±74,34 302,4±43,86 408,6±25,67 341,5±63,94 343,2±0,76 359,9±68,96 (2,07%) (1,45%) (6,30%) (1,87%) (1,10%) (1,92%) 8 367,7±112,05 331,0±46,85 472,9±67,73 389,1±81,94 342,8±0,30 387,5±64,78 (3,05%) (1,42%) (1.43%) (2,11%) (4,00%) (1,67%) 9 425,9±83,09 369,5±52,34 506,5±68,97 423,6±95,87 394,7±0.20 417,9±67,69 (1,95%) (1,42%) (1,36%) (2,26%) (3,00%) (1,62%) 10 457,6±74,31 401,7±55,74 533±86,06 455,8±98,85 424,8±1,68 436,6±60,65 (1,62%) (1,39%) (1,61%) (2,17%) (2,20%) (1,39%) 11 492,5±86,04 416,9±57,83 553±64,55 490,3±110,09 438,2±0,64 466,3±53,53 (1,75%) (1,39%) (1,17%) (2,25%) (8,00%) (1,15%) 12 532,1±84,78 459,2±53,19 629,3±92,74 538,3±123,50 509±1,00 514±61,30 (1,59%) (1,16%) (1,47%) (2,29%) (1,30%) (1,19%)

Nilai koefisien keragaman bobot badan tertinggi umur 5-12 minggu yaitu ayam Kampung jantan sebesar 8% pada umur 5 minggu dan ayam Kedu jantan sebesar 8% pada umur 11 minggu. Artinya tingkat keragaman ayam Kampung jantan umur lima minggu dan ayam Kedu jantan umur sebelas minggu tinggi. Nilai koefisien keragaman bobot badan terkecil yaitu ayam Kampung jantan sebesar 1,13% umur enam minggu dan ayam Kedu jantan sebesar 1,1% umur 7 minggu. Artinya tingkat keragaman ayam Kampung jantan umur 6 minggu dan ayam Kedu jantan umur 7 minggu memiliki keragaman yang rendah.

Soeparno (1998) menyatakan bahwa pada fase pertumbuhan terjadi perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen-komponen tubuh seperti otot lemak, tulang dan organ serta komponen-komponen kimia, terutama air, lemak, protein dan abu pada karkas. Herren (2000) menyatakan bahwa tubuh hewan akan mengalami pertumbuhan yang cepat sejak hewan lahir sampai dewasa kelamin.

Gambar 7. Grafik Bobot Badan Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 5-12 Minggu

Panjang Shank

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang shank ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu pada umur 1-2 minggu tidak berbeda nyata (Tabel 5). Rataan panjang shank ayam Sentul umur satu minggu adalah 32,17±2,19 mm, ayam Kampung 33,01±2,03 mm dan ayam Kedu 33,09±1,38 mm. Pada ayam umur dua minggu rataan panjang shank ayam Sentul adalah 38,50±3,86 mm, ayam Kampung 37,07±1,57 mm dan ayam Kedu 37,59±1,20 mm. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman panjang shank umur 1-4 minggu disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman panjang Shank pada

Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 1-4 Minggu. Umur

(Minggu)

Panjang Shank

Sentul (n=25) Kampung (n=25) Kedu (n=25)

--- (mm) --- 1 32,17±2,19 33,01±2,03 33,09±1,38 (6,8%) (6,2%) (4,2%) 2 38,50±3,86 37,07±1,57 37,59±1,20 (1%) (4,2%) (3,2%) 3 44,38±3,19a 42,66±2,24b 44,51±2,03a (7,2%) (5,2%) (4,6%) 4 49,85±5,80 49,50±3,52 50,34±4,17 (1,2%) (7,1%) (8,3%)

Keterangan: Huruf kecil yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa panjang shank ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada umur tiga minggu berbeda nyata (P<0,05) karena pada umur 3 minggu masih dalam fase pertumbuhan. Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa rataan panjang shank ayam Kedu lebih tinggi dibandingkan dengan rataan panjang shank pada ayam Sentul dan ayam Kampung. Rataan panjang shank ayam Kedu adalah 44,51±2,03 mm, ayam Sentul 44,38±3,19 mm dan ayam Kampung 44,38±3,19 mm. Panjang shank umur empat minggu pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu berdasarkan analisis ragam tidak berbeda nyata seperti disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik Panjang Shank pada Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 1-4 Minggu.

Nilai koefisien keragaman panjang shank tertinggi umur 1-4 minggu yaitu ayam Kedu sebesar 8,3% pada umur 4 minggu. Artinya keragaman ayam Kedu umur 4 minggu lebih tinggi dibandingkan ayam Sentul dan Kampung. Nilai koefisien karagaman panjang shank terendah yaitu ayam Sentul sebesar 1% pada umur 1 minggu. Artinya keragaman panjang shank ayam Sentul pada umur satu minggu rendah.

Hasil analisis sidik ragam pada Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang shank ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu pada umur 5-12 minggu tidak berbeda nyata, tetapi antara ayam jantan dan betina mempunyai perbedaan pertumbuhan shank yang sangat nyata (P<0,01). Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman panjang shank pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu umur 5-12 minggu disajikan pada Tabel 6.

Analisis ragam yang tidak berbeda nyata pada ayam Sentul, Kampung dan Kedu mengindikasikan bahwa rataan panjang shank pada ayam-ayam tersebut memiliki panjang shank yang sama. Pertumbuhan shank ketiga jenis ayam ini masih berlanjut hingga ayam berumur 12 minggu seperti terlihat pada Gambar 8. Kemungkinan pertumbuhan shank masih akan terus tumbuh pada minggu-minggu berikutnya. Menurut Jull (1979) rataan petumbuhan tulang pada unggas cenderung

naik pada umur 4-12 minggu, kemudian mulai umur 12-20 minggu laju pertumbuhan mengalami penurunan. Bertambahnya ukuran tubuh ditentukan oleh besarnya ukuran dari ukuran-ukuran tubuh, otot dan pertumbuhan tulang (Hutt, 1949).

Hasil penelitian rataan pertumbuhan shank ayam Kampung pada umur 11 minggu hampir sama bila dibandingkan dengan hasil penelitian Kusuma (2002). Rataan panjang shank pada ayam Kampung hasil penelitian Kusuma (2002) untuk jantan 7,96 cm dan betina 7,35 cm.

Tabel 6. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Shank pada Ayam Sentul, Ayam Kampung dan Ayam Kedu Umur 5-12 Minggu.

Panjang Shank

Umur

(Minggu) Sentul Kampung Kedu

Jantan n=8 Betina n=12 Jantan n=3 Betina n=14 Jantan n=2 Betina n=14 ---(mm)--- 5 60,13±6,00A 55,17±4,00B 62,07±2,10A 56,56±5,40B 64,41±1,80A 58,3±4,13B (1,01%) (8,2%) (3,4) (9,7%) (2,9%) (7,1%) 6 63,89±5,20A 59,31±4,00B 65,77±2,90A 59,96±5,00B 66,47±1,20A 60,39±4,10B (8,2%) (6,8%) (4,4%) (8,4%) (1,8%) (6,9%) 7 66,79±5,60A 61,32±5,00B 67,61±2,90A 61,47±5,00B 67,35±0,70A 61,85±4,10B (8,4%) (8,6%) (4,3%) (8,3%) (1,1%) (6,7%) 8 69,51±4,80A 64,76±6,00B 69,75±1,10A 63,79±6,70B 68,78±0,30A 64,21±4,30B (6,9%) (7,2%) (1,6%) (1,06%) (4%) (6,8%) 9 71,35±4,60A 67,04±4,00B 72,52±2,00A 67,01±6,10B 70,3±0,300A 66,92±4,00B (6,6%) (6,9%) (2,8%) (9,2%) -3% (6,1%) 10 73,63±3,80A 69,28±5,00B 75,44±3,10A 69,23±5,90B 74,5±1,68A 69,18±3,90B (5,2%) (7,2%) (4,2%) (8,6%) (2,2%) (5,7%) 11 74,85±3,40A 70,06±4,00B 76,92±3,20A 71,39±6,20B 75,84±0,60A 71,36±3,80B (4,6%) (7,0%) (4,3%) (8,7%) (8%) (5,4%) 12 76,51±3,06A 71,98±4,00B 81,56±2,90A 73,19±5,70B 77,15±1,00A 73,51±4,20B (4,0%) (6,6%) (3,6%) (7,9%) (1,3%) (5,8%) Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada baris yang sama menyatakan sangat berbeda nyata

(P<0,01).

Pada Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang shank jantan dan betina pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu umur 5-12 minggu sangat berbeda nyata (P<0,01). Panjang shank ayam jantan pada setiap jenis ayam rataan pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan panjang shank betina. Menurut Mufti (2003) selain umur ternak, laju pertumbuhan tulang antara ayam jantan dan betina berbeda. Selanjutnya

dinyatakan pula bahwa ayam Kampung jantan memiliki ukuran-ukuran tubuh lebih besar dibandingkan ayam Kampung betina.

Rataan panjang shank ayam Kampung paling tinggi yaitu sebesar 81,56±2,93 mm, ayam Kedu 77,15±1,00 mm dan Sentul 76,51±3,06 mm. Rataan panjang shank pada betina paling tinggi adalah ayam Kedu sebesar 73,51±4,27 mm, ayam Kampung 73,19±5,76 mm dan ayam Sentul 71,98±4,73 mm. Menurut Hutt (1949) bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap pertumbuhan, ayam jantan cenderung lebih cepat dibanding ayam betina.

Nilai koefisien keragaman panjang shank tertinggi pada umur 5-12 minggu yaitu ayam Sentul jantan sebesar 8,4%, ayam Kampung 4,4% dan ayam Kedu 8%. Artinya keragaman panjang shank ayam Sentul jantan lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Kampung dan ayam Kedu. Nilai koefisien keragaman tertinggi pada umur 5-12 minggu yaitu ayam Kampung betina sebesar 9,7%, ayam Sentul 8,6% dan ayam Kedu 7,1%. Artinya keragaman ayam Kampung betina lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Sentul dan ayam Kedu sehingga masih mungkin dilakukan seleksi. Gambar 8 menunjukkan pertumbuhan panjang shank pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu. Pola grafik pada Gambar 9 berikut menunjukkan bahwa panjang shank terus tumbuh hingga ayam berumur 12 minggu.

Gambar 9. Grafik Panjang Shank pada Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 5-12 Minggu

Panjang Paruh

Hasil analisis ragam panjang paruh pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu pada umur satu minggu menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Ayam Kedu menunjukkan rataan panjang paruh yang lebih tinggi dibanding ayam Kampung dan ayam Sentul (Gambar 10). Panjang paruh ayam Kedu adalah sebesar 7,99±0,55 mm, ayam Kampung 7,90±0,51 mm dan ayam Sentul 7,44±0,47 mm. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman panjang paruh pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu umur 1-4 minggu dapat dilihat pada Tabel 7. Panjang paruh pada umur 1-4 minggu tidak dapat digunakan untuk menentukan ketiga jenis ayam yang memiliki paruh lebih panjang, karena pada umur ini merupakan periode pertumbuhan.

Tabel 7. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Paruh pada Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 1-4 Minggu.

Umur (Minggu) Panjang Paruh Sentul (n=25) Kampung (n=25) Kedu (n=25) --- (mm) --- 1 7,44±0,47B 7,90±0,51A 7,99±0,55A (6,4%) (6,5) (6,9%) 2 8,43±0,63b 8,84±0,67a 8,83±0,62a (7,5%) (7,6) (7%) 3 9,25±0,63B 9,77±0,68A 9,77±0,66A (6,8%) (9,5) (6,7%) 4 10,27±0,51a 10,76±70b 10,54±0,76b (5%) (1,07) (7,2%)

Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada baris yang sama menyatakan sangat berbeda nyata (P<0,01), huruf kecil yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05).

Pada saat ayam umur dua minggu, hasil sidik ragam menunjukkan rataan panjang paruh berbeda nyata (P<0,05). Rataan panjang paruh ayam Kedu hampir sama dengan ayam Kampung dan lebih tinggi dibandingkan ayam Sentul. Rataan panjang paruh ayam Kedu adalah sebesar 8,83±0,62 mm, ayam Kampung 8,84±0,67 mm dan ayam Sentul 8,43±0,63 mm. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pada umur tiga minggu rataan panjang paruh berbeda sangat nyata (P<0,01). Rataan panjang paruh ayam Kedu dan ayam Kampung sama pada minggu ini (Gambar 10).

Rataan panjang paruh pada ayam Kedu adalah sebesar 9,77±0,66 mm, ayam Kampung 9,77±0,68 mm dan ayam Sentul 9,25±0,63 mm pada umur tiga minggu.

Rataan panjang paruh ayam Sentul, Kampung dan Kedu pada minggu keempat menunjukkan berbeda nyata (P<0,05). Pada minggu ini rataan panjang paruh ayam Kampung lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Kedu dan ayam Sentul. Rataan panjang paruh ayam Kampung adalah sebesar 10,76±70 mm, ayam Kedu 10,54±0,76 mm dan ayam Sentul 10,27±0,51 mm.

Gambar 10. Grafik Panjang Paruh pada Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 1-4 Minggu.

Nilai koefisien keragaman panjang paruh tertinggi pada umur 1-4 minggu yaitu ayam Kampung 9,5%, ayam Kedu 7,2% dan ayam Sentul 7,5%. Artinya keragaman panjang paruh ayam Kampung lebih tinggi dibanding dengan ayam Kedu dan ayam Sentul sehingga masih mungkin dilakukan seleksi. Gambar 10 menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang paruh meningkat pesat pada umur 1-4 minggu. Panjang paruh ayam Kampung pada minggu keempat lebih tinggi dibandingkan dengan ayam Kedu dan ayam Sentul.

Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman panjang paruh ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu dari umur 5-12 minggu dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan sidik ragam panjang paruh pada umur 5-7 minggu menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata pada ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu.

Panjang paruh jantan dan betina antara jenis ayam juga tidak berbeda nyata, selain itu tidak ada interaksi antara jenis ayam dengan jenis kelamin terhadap panjang paruh.

Tabel 8. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman Panjang Paruh Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 5-12 Minggu.

Panjang Paruh

Umur

(Minggu) Sentul Kampung Kedu

Jantan n=8 Betina n=12 Jantan n=3 Betina n=14 Jantan n=2 Betina n=14 ---(mm)--- 5 11,11±0,64 11,21±0,59 11,88±0,55 11,67±0,75 10,45±2,62 11,33±0,76 (5,8%) (5,2%) (4,6%) (6,4%) (2,51%) (6,7%) 6 12,02±0,58 11,69±0,49 12,41±0,57 12,19±1,03 10,55±2,23 11,77±0,90 (4,8%) (4,2%) (4,6%) (8,5%) (2,12%) (7,6%) 7 12,58±0,60 12,26±0,49 12,88±0,75 12,63±1,00 11,06±2,08 12,16±0,85 (4,8%) (4,0%) (5,8%) (7,9%) (1,88%) (7,0%) 8 12,9±0,69AB 12,9±0,53AB 13,66±0,08A 13,35±0,99A 11,65±1,71B 12,72±0,60B (5,3%) (4,1%) (6,0%) (7,4%) (1,47%) (5,4%) 9 13,37±0,65AB 13,34±0,61AB 14,08±0,14A 13,78±0,75A 12,34±1,44B 13,08±0,70B (4,9%) (4,6%) (1,0%) (5,5%) (1,16%) (5,6%) 10 13,61±0,59AB 13,74±0,71AB 14,60±0,37A 14,09±0,69A 13,17±0,34B 13,49±0,71B (4,3%) (5,2%) (2,6%) (4,9%) (2,6%) (5,2%) 11 13,87±0,56ab 13,87±0,70ab 15,13±0,69A 14,(34±0,67A 13,92±1,80b 13,89±0,70b (4,1%) (5%) (4,5%) (4,7%) (1,8%) (5,1%) 12 14,31±0,54AB 14,27±0,75AB 15,75±0,08A 14,78±0,50A 14,58±0,36B 14,28±0,80B (3,8%) (5,2%) (5,0%) (3,4%) (2,5%) (5,6%) Keterangan: Huruf besar yang berbeda pada baris yang sama menyatakan sangat berbeda nyata

(P<0,01).

Pada saat ayam berumur 8-12 minggu panjang paruh ayam jantan dan betina tidak berbeda nyata, hasil sidik ragam menunjukkan pada ketiga jenis ayam tidak ada interaksi antara jenis ayam dengan jenis kelamin terhadap panjang paruh. Pada Tabel 8 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) antara ayam Sentul, ayam Kampung dan ayam Kedu, namun pada umur 11 minggu ayam Kedu dengan ayam Sentul menunjukkan perbedaan yang nyata. Gambar 11 menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang paruh dari umur 5-12 minggu masih terlihat adanya peningkatan pada setiap ayam, baik antar jenis ayam maupun jenis kelamin.

Rataan panjang paruh tertinggi pada ayam jantan yaitu ayam Kampung 15,75±0,08 mm, Kedu 14,58±0,36 mm dan Sentul 14,31±0,54 mm. Rataan panjang

paruh tertinggi pada betina yaitu ayam Kampung 14,78±0,50 mm, ayam Sentul 14,27±0,75 mm dan ayam Kedu 14,28±0,81 mm.

Gambar 11. Grafik Panjang Paruh Ayam Sentul, Kampung dan Kedu Umur 5- 12 Minggu.

Nilai koefisien keragaman panjang paruh ayam jantan tertinggi pada ayam Sentul sebesar 5,8%, ayam Kampung 5,8% dan ayam Kedu 2,51%. Artinya ayam

Dokumen terkait