• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H (Halaman 39-90)

4.1. Profil Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi komitmen pemerintah untuk mengembangkan ekspor non-migas nasional. PT. ASEI yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki Pemerintah Republik Indonesia (RI), didirikan pada tanggal 30 November 1985 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1982 tentang pelaksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa.

Peranan PT. ASEI diharapkan mendorong peningkatan ekspor non-migas melalui penyediaan fasilitas asuransi ekspor bagi eksportir serta fasilitas asuransi kredit bagi perbankan untuk mendorong perbankan meningkatkan kredit kepada sektor riil termasuk eksportir. Seiring dengan perkembangan dan perubahan lingkungan usaha maka PT. ASEI melakukan modifikasi dan diversifikasi produk-produknya dalam class of business yaitu asuransi ekspor, asuransi kredit dan asuransi kerugian umum.

4.1.2. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan

Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan asuransi dan penjaminan terkemuka berdasarkan sumber daya manusia dan produk yang berdaya saing serta memilki aliansi strategis yang kuat dan jaringan keahlian global.

Misi perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya membantu mendorong peningkatan ekspor non-migas dengan menjalankan kegiatan usaha di bidang asuransi ekspor dan asuransi kredit serta di bidang asuransi kerugian lainnya.

PT. ASEI memiliki tata nilai yang tertuang dalam budaya perusahaan. Budaya perusahaan PT. ASEI meliputi Creativity,

Openess, Morality, Manners, Integrity, Thrustworthiness, Mindfulness, Environment Care, Non-partisan, Teamwork (COMMITMENT).

4.1.3. Jenis Produk Perusahaan

Produk-produk PT. ASEI terdiri dari : 1) Asuransi ekspor

2) Asuransi kredit dan penjaminan kredit a. L/C (letter of credit) Impor b. Kredit modal kerja

c. Jaminan ulang bank garansi 3) Produk penjaminan

a Surety bond (jaminan tender, jaminan pelaksanaan, jaminan pembayaran, jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan) b. Customs bond

4) Asuransi kerugian umum a. Asuransi kebakaran b. Asurasni rekayasa c. Asuransi pengangkutan d. Asuransi rangka kapal e. Asuransi penerbangan

f. Asuransi aneka (asuransi tanggung jawab hukum, asuransi kecelakaan diri, asuransi uang)

4.1.4. Tata Kelola Perusahaan

Komitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) telah dimulai dan dicanangkan sejak tahun 2002. Prinsip-prinsip GCG di PT. ASEI adalah Transparancy, Accountanbility, Responsibility, Independency dan Fairness (TARIF).

4.1.5. Teknologi Perusahaan

PT. ASEI menggunakan hardware dan software sebagai pendukung terlaksananya aktivitas perusahaan. Perusahaan menerapkan penggunaan komputer sebagai perangkat keras pada seluruh unit kerja. Di samping itu perusahaan memiliki aplikasi

bisnis yang disebut AS400 sebagai perangkat lunak pendukung efektifitas dan efesiensi proses kerja. Untuk mempermudah akses transfer data diantara unit kerja, PT. ASEI menggunakan teknologi frame relay. Dalam kaitannya dengan usaha penyebaran informasi kepada masyarakat, perusahaan menggunakan teknologi internet. 4.1.6. Pelanggan Utama Perusahaan

PT. ASEI telah dipercaya untuk turut serta mengembangkan setiap usaha yang dijalankan oleh beberapa nasabahnya yang diantaranya :

a. PT (Persero) Waskita Karya b. PT (Persero) Kertas Leces c. PT (Persero) Sucofindo d. PT (Persero) Garuda Indonesia e. PT (Persero) Telkom Indonesia f. PT (Persero) Bank Mandiri g. PT (Persero) Jamsostek h. PT (Persero) Aneka Tambang i. PT. Bank Central Asia

j. PT. Mulia Keramik Indah Raya

Selain perusahaan-perusahaan diatas, masih banyak perusahaan-perusahaan lainnya yang menjadi klien PT. ASEI. 4.1.7. Mitra Usaha

a. Teknologi : IBM, PT. Lintasarta, Uninet, Microsoft.

b. Eksternal audit : PT. Sucofindo, BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan).

c. Reasurandur : PT. Reasuransi Internasional Indonesia. PT. Tugu Reasuransi Indonseia, PT. Reasuransi Nasional Indonesia, Converium, Sirius International, Best Re, Atradius Re dan Nationale Borg dan lain-lain.

d. Perbankan : PT. Bank Mandiri, PT. BRI, PT. Bank Danamon, PT. Bank Mega, PT. Bank Bukopin, PT. Bank Artha Graha, PT. BPD Jawa Barat dan lain-lain.

e. Broker: Accete Broker, Marga Ins Broker dan lain-lain f. Co-Asuransi : PT. Jasindo, PT. Askrindo

g. Kesejahteraan pegawai : PT. Jamsostek 4.1.8. Struktur Organisasi

Struktur organisasi ditetapkan sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Asuransi Ekspor Indonesia No. 21/081/KEP.DIR/SHK tanggal 27 November 2006 (lihat Lampiran 4). Berikut penjelasan tata kerja struktur organisasi PT. ASEI :

1) Direksi

Direksi PT. ASEI terdiri dari direktur utama, direktur keuangan dan direktur operasional yang memiliki tugas sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengurus perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektifitas perseroan.

b. Menjaga efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan. c. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perseroan. 2) Divisi Sekretari Perusahaan

Sekretari perushaan berfungsi mejalankan dan mengelola bidang perencanaan dan pengembangan, sumber daya manusia serta sekretariat dan hukum untuk mendukung pencapaian target usaha perusahaan.

3) Divisi Satuan Pengawasan Intern

Satuan pengawasan intern berfungsi membantu pelaksanaan kegiatan pengawasan atas sistem pengendalia manajemen dan pelaksanaannya.

4) Divisi Asuransi Ekspor dan Asuransi Kredit

Divisi asuransi ekspor dan asuransi kredit berfungsi menjalankan dan mengelola manajemen risiko asuransi ekspor dan asuransi kredit serta pengembangan produk untuk mendukung target perolehan hasil underwrtting asuransi ekspor dan kredit.

5) Divisi Asuransi Kerugian Umum

Divisi Kerugian Umum berfungsi menjalankan dan mengelola manajemen risiko asuransi kerugian umum serta pengembangan produk

6) Divisi Klaim dan Subrogasi

Divisi klaim dan subrogasi berfungsi menjalankan dan mengelola bidang reasuransi, klaim dan subrogasi untuk mendukung pencapaian target usaha perusahaan.

7) Divisi Keuangan

Divisi keuangan berfungsi menjalankan dan mengelola bidang keuangan, akuntansi dan investasi untuk mendukung pencapaian target usaha perusahaan.

8) Divisi Akuntansi dan Umum

Divisi akuntansi dan umum berfungsi meengkoordinir kegiatan pencatatan, verifikasi dan pelaoran keuangan perusahaan secara akurat dalam mendukung kelancaran usaha perusahaa.

9) Kantor Cabang

Kantor cabang berfungsi mengelola sumber daya kantor cabang utama untuk memperoleh target kantor cabang secara optimal.

4.1.9. Lingkungan Persaingan

Bila ditinjau dari produk utamanya yaitu asuransi ekspor (AE) dan asuransi kredit (AK), PT. ASEI tidak memiliki kompetitor di Indonesia. Hal tersebut disebabkan belum adanya perusahaan asuransi yang menawarkan jaminan ekspor dan jaminan kredit ekspor di Indonesia selain PT. ASEI. Namun demikian, PT. ASEI belum mampu memanfaatkan peluang pasar secara optimal. Sedangkan dari produk sampingannya yaitu asuransi kerugian umum (AKU), PT. ASEI memiliki pesaing utama yaitu PT. Jasindo. Namun bila dilihat dari kinerja produknya, asuransi kerugian umum yang dimiliki PT. ASEI masih jauh tertinggal dengan PT.

Jasindo, hal tersebut dapat terlihat dari perolehan premi AKU yang relatif sangat kecil. Lemahnya produktivitas asuransi kerugian umum PT. ASEI disebabkan oleh beberapa hal yaitu minimnya pengalaman usaha untuk produk AKU, semakin meningkatnya jumlah unit dan pendapatan premi asuransi syariah, belum sempurnanya standard operating procedure (SOP) AKU, dan kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dalam menangani usaha AKU.

4.2. Uraian Fakta Perusahaan Berdasarkan Kriteria Baldrige

Uraian penilaian kinerja yang digunakan perusahaan dijelaskan pada kriteria empat. Berikut uraian fakta mengenai perusahaan berdasarkan Kriteria Baldrige atau MBCfPE 2007:

4.2.1. Kepemimpinan

Item kepemimpinan senior menguji bagaimana para pimpinan senior memimpin. Approach atau pendekatan yang digunakan oleh pimpinan senior dalam memimpin perusahaan sudah cukup sistematis. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya visi dan misi perusahaan yang digunakan sebagai acuan untuk meraih target perusahaan. Dalam rangka mencapai target usaha, perusahaan melakukan aktivitas berdasarkan rencana kerja dimana segala aktivitas perusahaan tersebut dilaksanakan sesuai surat keputusan (SK) direksi. Para pimpinan perusahaan selalu mejaga proses komunikasi dalam menyampaikan informasi penting kepada bawahannya melalui rapat-rapat yang dilakukan secara teratur. Proses komunikasi tersebut dilakukan guna melibatkan tenaga kerja dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

Perusahaan telah melakukan deployment atau penerapan secara konsisten dan digunakan oleh unit yang sesuai dalam menjaga peran kepemimpinan. Indikasi mengenai hal ini ditunjukkan dengan adanya pemahaman mengenai visi dan misi perusahaan pada unit kerja perusahaan. Pemahaman mengenai visi dan misi perusahaan dicerminkan melalui pelaksanaan rencana kerja dan sasaran strategi

perusahaan pada unit kerja perusahaan. Dalam menjalankan rencana kerja, seluruh unit kerja perusahaan senantiasa menggunakan surat keputusan (SK) direksi sebagai ketentuan beraktivitas. Berkas SK direksi dimiliki oleh setiap bagian perusahaan sesuai dengan jenis fungsi dari masing-masing bagian. Proses komunikasi formal seperti rapat biasanya terjadi minimal pada area antar kepala bagian. Kemudian hasil rapat tersebut diterjemahkan menjadi rencana kerja kepada staf perusahaan.

Proses learning atau evaluasi terhadap visi dan misi serta SK direksi perusahaan dilakukan oleh para direksi, dewan komisaris dan pemegang saham saat adanya pergantian masa jabatan pegawai perusahaan. Dalam kenyataannya, evaluasi yang telah dilakukan belum memberikan peranan yang cukup berarti bagi pencapaian target perusahaan. Integration terhadap kepemimpinan senior terindikasi dari adanya proses penyampaian hasil penyusunan rencana kerja yang dimulai dari tingkat direksi hingga ke staf perusahaan serta terindikasi dari adanya penggunaan SK direksi pada seluruh area unit kerja. Porses integrasi yang ada pada area kepemimpinan masih membutuhkan pembenahan dimana hal ini disebabkan pendekatan yang digunakan dalam menjalankan proses kepemimpinan masih dalam tahap penyelarasan terhadap kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

Item Governance dan tanggung jawab sosial menguji bagaimana perusahaan mengelola dan menunjukkan tanggung jawab sosial. PT. ASEI menerapkan prinsip Good Corporate Governance (GCG) sebagai sistem tata kelola perusahaan. Perusahaan menggunakan fungsi divisi satuan pengawasan intern (SPI) sebagai auditor internal dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai auditor eksternal untuk menilai penerapan GCG. Hasil penerapan GCG biasanya dilaporkan melalui annual report perusahaan di setiap tahunnya. Di samping itu, perusahaan menerapkan program Corporate Social Responsibility

(CSR) melalui PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan. Indikasi di atas menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki approach yang sistematis dan efektif.

Perusahaan telah menerapkan sistem tata kelola dan pendekatan dalam menunjukkan tanggung jawab sosial. Salah satu penerapan dari GCG perusahaan adalah diterapkannya sertifikasi ISO (International Standardization of Organization) 9001:2000. Tujuan dari penerapan sertifikasi ini sudah dipahami oleh berbagai unit kerja perusahaan yang terindikasi adanya penyusunan rencana kerja di setiap bagian perusahaan dengan tujuan inti yaitu meningkatkan kualitas kinerja produk utama perusahaan. Sedangkan untuk program CSR, perusahaan sering melibatkan unit kerja hingga tingkatan terendah untuk berperan aktif secara langsung dalam pelaksanaan PKBL.

Proses learning atau evaluasi terhadap penerapan GCG ditunjukkan oleh adanya pemeriksaan GCG baik oleh auditor internal maupun auditor eksternal perusahaan yang dilakukan setiap dua tahun sekali. Perusahaan juga telah melakukan up dating terhadap ISO 9002:1994 menjadi ISO 9001:2000. Di sisi lain integrasi dari dari realisasi sistem tata kelola perusahaan masih dalam tahap awal penyelarasan dengan kebutuhan perusahaan di mana hal ini diindikasikan oleh belum optimalnya fungsi tata kelola perusahaan dalam mendukung penyelesaian permasalahan inti perusahaan.

4.2.2. Perencanaan Strategis

Item pengembangan strategis menguji bagaimana perusahaan mengembangkan strategi. Perusahaan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Thread), BCG (Boston Consulting Group) Matrix, dan The Industry Attractiveness-Business Strength Matrix dalam menentukan tantangan dan mengembangan strategi perusahaan. Proses penyusunan strategi

tersebut dilakukan oleh sebuah tim yang dibentuk atas kebijakan direksi dan hasil penyusunan strategi tersebut akan diperiksa serta disetujui oleh dewan direksi, dewan komisaris dan pemegang saham. Strategi yang sudah terbentuk selanjutnya akan diterjemahkan menjadi rencana kerja oleh setiap bagian perusahaan. Hasil penyusunan strategi hingga rencana kerja dilaksanakan setiap tahun dimana hasilnya dituangkan dalam RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan).

Hasil pengembangan strategi perusahaan sudah diterapkan secara konsisten dan digunakan oleh unit kerja yang sesuai. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya proses penyusunan rencana kerja untuk setiap bagian perusahaan sebagai terjemahan dari hasil pengembangan strategi. Rencana kerja secara umum disajikan dalam bentuk matriks rencana kerja yang kemudian setiap bagian perusahaan akan membuat rencana kerja secara lebih detail untuk digunakan sebagai panduan melaksanakan program kerja perusahaan.

Evaluasi mengenai cara pengembangan strategis sangat jarang dilakukan oleh perusahaan. Jarangnya evaluasi yang dilakukan menunjukkan masih lemahnya proses learning atau pembelajaran dari pengembangan strategis yang dimiliki perusahaan. Integrasi yang dimiliki perusahaan dalam mengembangkan strategisnya masih dalam tahap awal penyelarasan dengan kebutuhan perusahan. Hal ini dikarenakan strategi yang ada belum cukup tangguh dalam menyelesaikan persoalan pokok perusahaan.

Item penjabaran strategis menguji bagaimana perusahaan menjabarkan strateginya. Strategi perusahaan setiap tahun dijabarkan melalui RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan). Selain itu perusahaan juga menjabarkan sasaran strategi jangka panjangnya melalui RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan). Strategi perusahaan secara umum ditentukan oleh para pimpinan perusahaan. Sedangkan strategi dengan lingkup yang lebih

sempit disusun oleh sebuah tim yang dibentuk atas kebijakan direksi. Kemudian strategi yang sudah tersusun selanjutnya dikonversi menjadi rencana kerja setiap bagian perusahaan. Seluruh strategi dan rencana kerja yang telah tersusun kemudian disetujui oleh direksi setelah dilakukan pemeriksaan oleh dewan komisaris dan pemegang saham.

Seluruh bagian perusahaan memiliki dokumen RKAP yang digunakan sebagai penuntun dalam melakukan aktivitas perusahaan. Bahkan setiap bagian perusahaan membuat suatu rencana kerja yang lebih terperinci sesuai fungsi dari bagian tersebut. Rencana kerja ini disusun sebagai terjemahan dari RKAP. Dengan demikian, maka perusahaan sudah menerapkan pendekatan dalam menjabarkan strateginya secara konsisten dan telah digunakan oleh unit kerja yang sesuai.

Perusahaan sangat jarang melakukan evaluasi terhadap pendekatan yang digunakan untuk menjabarkan strateginya. Berdasarkan hal ini maka proses pembelajaran yang dimiliki perusahaan terhadap cara penjabaran strategi masih lemah. Pendekatan yang digunakan oleh perusahaan dalam menjabarkan strategi telah selaras dengan kebutuhan perusahaan namun proses saling melengkapi di antara proses kerja dan unit kerja masih dikatakan butuh peningkatan.

4.2.3. Fokus pada Pelanggan dan Pasar

Item pengetahuan pelanggan dan pasar menguji bagaimana perusahaan menggunakan pengetahuan pelanggan dan pasar. Guna mengetahui kebutuhan pelanggan, PT. ASEI menerima keluhan yang disampaikan oleh pelanggan. Perusahaan senantiasa melakukan penampungan keluhan pelanggan yang dilakukan oleh bagian pemasaran baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Dalam menampung keluhan pelanggan, perusahaan tidak menggunakan pendekatan khusus. Namun demikian, pendekatan

yang diterapkan hingga saat ini sudah berjalan secara sistematis bagi kepentingan perusahaan.

Keluhan pelanggan yang ditampung oleh bagian pemasaran selanjutnya disampaikan ke bagian–bagian lain yang berkepentingan guna meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap produk perusahaan. Selanjutnya akan terjadi proses komunikasi dan diskusi antar unit kerja guna memperbaiki proses kerja perusahaan. Setelah terjadi transfer informasi maka beberapa bagian yang diperlukan untuk melakukan perbaikan akan memberikan umpan balik terhadap keluhan pelanggan. Umpan balik ini dapat terjadi di berbagai bagian. Misalnya, bagian sumber daya manusia (SDM) akan menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi pegawai di mana diklat ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam memperbaiki kinerja perusahaan.

Perusahaan sangatlah jarang melakukan evaluasi terhadap pendekatan yang digunakan untuk menampung keluhan pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan masih memiliki proses pembelajaran yang kurang sistematis. Belum optimalnya proses penyaluran informasi mengenai keluhan pelanggan dan umpan balik di antara unit kerja menunjukkan kurangnya integrasi yang matang dalam memberikan langkah perbaikan terhadap proses utama perusahaan.

Item tata hubungan dan kepuasan pelanggan menguji bagaimana perusahaan membangun hubungan dan menumbuhkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Harapan dan preferensi pelanggan PT. ASEI diidentifikasi melalu survei kepuasan pelanggan. Survei kepuasan pelanggan yang dilakukan perusahaan mengacu pada setiap produk perusahaan secara umum yaitu asuransi ekspor, asuransi kredit dan asuransi kerugian umum. Berdasarkan hasil survei, kemudian perusahaan melakukan pengukuran kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode serqual.

Hasil pengukuran kepuasan pelanggan memberikan informasi mengenai hal-hal yang perlu dibenahi oleh perusahaan. Bagian P2 (perencanaan dan pengembangan) yang merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap pengukuran kepuasan pelanggan kemudian menyalurkan berbagai informasi mengenai hasil pengukuran ke bagian lain. Setelah informasi tersebut tersalurkan maka berbagai bagian akan memberikan umpan balik berupa usaha perbaikan guna menciptakan kepuasan pelanggan yang lebih baik.

Proses pembelajaran dari cara pengukuran kepuasan pelanggan masih kurang sebagaimana ditunjukkan dari jarangnya evaluasi yang dilakukan perusahaan terhadap cara mengukur kepuasan pelanggan. Di samping itu, integrasi yang dimiliki perusahaan dari penggunaan hasil pengukuran pelanggan masih belum barada pada titik yang optimal. Hal ini disebabkan belum sempurnanya proses umpan balik yang dilakukan oleh berbagai unit terhadap hasil pengukuran kepuasan pelanggan.

4.2.4. Pengukuran, Analisis dan Manajemen Pengetahuan

Item pengukuran, analisis, dan perbaikan kinerja perusahaan menguji bagaimana perusahaan mengukur, menganalisis, dan kemudian memperbaiki kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan diukur melalui penggunaan Key Performance Indicators (KPI), indikator penilaian kinerja perusahaan berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan (SK Menkeu) No.826/KMK.013/1992 dan ISO 9001:2000. Sedangkan dalam mengukur kinerja pegawai, PT. ASEI menyelenggarakan program P2K (Penilaian Prestasi Kerja) berdasarkan SK direksi PT. ASEI No:18/045/KepDer/HKS. Review hasil pengukuran kinerja dilakukan melalui rapat tahunan. Sedangkan langkah perbaikan kinerja dilaksanakan oleh berbagai unit kerja sesuai hasil penyusunan strategi dan rencana kerja pada setiap tahun.

Berbagai hasil pengukuran kinerja perusahaan selanjutnya dilaporkan dan digunakan sebagai review melalui rapat tahunan.

Rapat tersebut melibatkan kepala divisi, dewan direksi, dewan komisaris dan pemegang saham. Sebagai tindak lanjut dari review hasil kinerja maka perusahaan kemudian melakukan penyusunan strategi dan rencana kerja yang dilakukan oleh sebuah tim bentukan pimpinan perusahaan guna menentukan langkah perbaikan kinerja dalam bentuk rencana kerja yang ditujukan ke berbagai unit kerja perusahaan. Kemudian setiap unit kerja akan menggunakan rencana kerja tersebut sebagai landasan beraktivitas dan memperbaiki kinerja perusahaan.

Evaluasi terhadap pendekatan pengukuran kinerja perusahaan dilakukan oleh bagian P2 di setiap tahun yang terlihat dari adanya rencana perluasan ruang lingkup KPI ke seluruh divisi namun rencana tersebut belum dapat direalisasikan. Namun evaluasi yang telah dilakukan oleh perusahaan belum menunjukkan adanya inovasi yang berkenaan dengan pengukuran kinerja perusahaan. Di sisi lain, Integration terindikasi dari adanya proses saling melengkapi di antar unit kerja dalam melakukan pengukuran kinerja namun integrasi tersebut masih terbilang lemah karena dalam kenyataannya peran hasil pengukuran kinerja tersebut belum cukup optimal untuk dijadikan tinjauan dalam menyusun langkah perbaikan kinerja.

Item pengelolaan informasi, teknologi informasi dan pengetahuan menguji bagaimana perusahaan mengelola informasi, teknologi informasi dan pengetahuan perusahaan. AS400 adalah aplikasi bisnis khusus yang digunakan oleh perusahaan sebagai teknologi (perangkat lunak) pendukung sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, terdapat juga aplikasi pendukung lainnya seperti Microsoft Windows, Microsoft Office, Real Popup dan sebagainya. Untuk mempermudah akses data di antar bagian maupun antar kantor cabang, perusahaan menggunakan teknologi frame relay melalui kerjasama dengan PT. Lintasarta. Sedangkan untuk penggunaan jaringan internet, PT. ASEI bekerjasama dengan Uninet.

Pengelolaan dan pengembangan dari berbagai teknologi pendukung bisnis dilaksanakan oleh bagian teknologi informasi (TI).

Aplikasi bisnis AS400 dikembangkan oleh bagian teknologi informasi (TI) perusahaan dengan terlebih dahulu melakukan penyelarasan fungsi aplikasi bisnis tersebut dengan kebutuhan perusahaan. AS400 digunakan oleh berbagai unit kerja perusahaan sesuai dengan fungsi dari unit kerja tersebut. Sehingga tanggung jawab pengelolaan aplikasi bisnis tersebut tidak sepenuhnya berada pada bagian TI melainkan barada pada koordinasi antar bagian TI dengan bagian lainnya sehingga terpenuhinya fungsi teknologi dengan kebutuhan perusahaan.

Evaluasi terhadap pengelolaan teknologi perusahaan senantiasa dilakukan secara rutin oleh bagian TI setiap tahun. Proses evaluasi yang dilakukan menunjukkan adanya proses learning akan tetapi hasil evaluasi tersebut belum dapat menunjukkan adanya inovasi penerapan AS400 pada beberapa bagian perusahaan. Selain itu, Integration juga masih dalam tahap awal penyelarasan dengan kebutuhan perusahaan karena belum meratanya penggunaan teknologi di beberapa bagian guna mendukung kinerja proses kerja utama.

4.2.5. Fokus pada Tenaga Kerja

Item keterlibatan aktif tenaga kerja menguji bagaimana perusahaan menjadikan tenaga kerja terlibat secara aktif untuk mencapai kesuksesan organisasi dan pribadi. Bagian sumber daya manusia (SDM) PT. ASEI mengembangkan suatu program pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap pegawai guna meningkatkan peran aktif tenaga kerja bagi perusahaan. Program diklat ini dilaksanakan sesuai SK direksi PT. ASEI No:19/036/KepDir/SHK. Sistem remunirasi (kompensasi) dan penghargaan dilaksanakan oleh perusahaan berdasarkan SK direksi PT. ASEI No:17/037.KepDir/SP sebagai upaya untuk menjaga keterikatan tenaga kerja.

Proses penyusunan program diklat perusahaan dilakukan oleh bagian SDM dengan melakukan koordinasi dengan bagian lain guna memperoleh kesesuaian antara program diklat dengan kebutuhan dan anggaran perusahaan. Setelah mendapat persetujuan dari pimpinan perusahaan, kemudian program diklat tersebut diterapkan ke seluruh pegawai sesuai dengan posisi dan jabatan dari pegawai tersebut. Pencapaian diklat dapat terlihat melalui realisasi anggaran diklat pegawai. Melalui program diklat, setiap pegawai diharapkan dapat meningkatkan peran aktifnya bagi perusahaan di mana peran aktif tersebut dinilai melalui program P2K (penilaian prestasi kerja) pada setiap tahun. Hasil penilaian ini kemudian dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penghargaan bagi setiap pegawai dalam bentuk kenaikan tingkat jabatan dan penghargaan dalam bentuk sistem remunirasi pegawai.

Perusahaan telah menjalankan proses evaluasi terhadap

Dalam dokumen Oleh : DHIKA YUDHA PERDANA H (Halaman 39-90)

Dokumen terkait