• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pelaksanaan Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Informasi Umum 1. Lokasi Kebun

Perkebunan Sei Putih terletak di Desa Sei Putih Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang terbagi atas beberapa Desa yakni : Sei Putih, Sei Karang, Galang Suka, Tanjung Gusti, Petumbukan, Tanjung Purba, Kotangan, Galang Barat, Pulau Tagor dan Desa Titi Besi ± 3 s/d 10 km. Kebun Sei Putih berbatasan dengan Desa yakni:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sei Karang 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Galang Barat 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Pulau Tagor 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Purba

Titik Koordinat Kebun Sei Putih

BT 98º 52’ 57”

LS 3 º 24’ 34”

Sudut NE 160 º

Ketinggian 37,5 – 112,5 mdpl 2. Hasil Perkebunan

Komoditas yang dihasilkan PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Putih terfokus pada 2 jenis tanaman, yaitu Karet dan Kelapa Sawit. Untuk jenis

26

3 – 4 tahun untuk tanaman kelapa sawit, sementara usia produktifnya bisa mencapai 25 tahun.

PT. Perkebunan Nusantara Kebun Sei Putih adalah salah satu kebun yang memasok produksi Tandan Buah Segar ke salah satu pabrik kelapa sawit yang ada di PT. Perkebunan Nusantara III yaitu Pabrik Kelapa Sawit Rambutan dengan jumlah produksi 6.406.207 Kg s/d Desember 2013 dari luasan tanaman kelapa sawit 306,10 ha dan menghasilkan karet kering dengan jumlah produksi 3.125.180 Kg s/d Desember 2013 dari luas 1.955,23 ha.

3. Data Jumlah Curah Hujan Kebun Sei Putih Tahun 2011 - 2013

Curah hujan merupakan salah satu faktor lingkungan yang membatasi produktivitas karet. Tanaman karet tumbuh ideal pada wilayah yang memilki curah hujan 2000 - 2500 mm/tahun dengan 1 - 2 bulan kering (Daslin, 2003). Berikut data jumlah curah hujan Kebun Sei Putih dapat di lihat pada tabel 3. Tabel 3. Data Jumlah Curah Hujan Kebun Sei Putih, Tahun 2011 - 2013

Bulan 2011 2012 2013 Jumlah Rata - Rata

MM H.H MM H.H MM H.H MM H.H MM H.H Januari 209 7 72,5 6 245 9 633,5 26 158,37 6,5 Februari 63 4 35 2 178 12 315 20 78,75 5 Maret 282 12 73 7 33 2 484 26 121 6,5 April 49 2 372 12 215 10 761 29 190,25 7,25 Mei 158 4 322 12 155 8 834 33 208,5 8,25 Juni 150 4 81 3 102 6 519 22 129,75 5,5 Juli 170 5 199 7 186 7 737 28 184,25 7 Agustus 217 11 148 5 232 15 719 38 179,75 9,5 September 161 8 256 15 412 14 917 43 229,25 10,75 Oktober 340 18 245 15 393 22 1.092 66 273 16,5 Nopember 240 13 347 14 244 12 1.141 54 285,25 13,5 Desember 221 11 158 11 363 15 886 44 221,5 11 Jumlah 2.260 99 2.308,5 109 2.758 132 9.038,5 429 2.259,62 107,25 Rata- Rata 188,33 8,25 192,38 9,08 229,83 11 753,21 35,75 188,30 8,94

27

Jumlah hari hujan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 99 hari dimana jumlah hari hujan yang tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebanyak 18 hari, dan jumlah hujan yang terendah terdapat pada bulan April sebanyak 2 hari. Sedangkan jumlah curah hujan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 2.260 mm dimana jumlah curah hujan yang tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebanyak 340 mm dan jumlah curah hujan terendah pada bulan April sebanyak 49 mm.

Jumlah hari hujan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 109 hari dimana jumlah hari hujan yang tertinggi terdapat pada bulan September sebanyak 15 hari dan juga bulan Oktober sebanyak 15 hari juga, dan jumlah hujan yang terendah terdapat pada bulan Februari sebanyak 2 hari. Sedangkan jumlah curah hujan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 2.308,5 mm dimana jumlah curah hujan yang tertinggi terdapat pada bulan April sebanyak 372 mm dan jumlah curah hujan terendah pada bulan Februari sebanyak 35 mm.

Jumlah hari hujan pada tahun 2013 yaitu sebanyak 132 hari dimana jumlah hari hujan yang tertinggi terdapat pada bulan Oktober sebanyak 22 hari, dan jumlah hujan yang terendah terdapat pada bulan Maret sebanyak 2 hari. Sedangkan jumlah curah hujan pada tahun 2013 yaitu sebanyak 2.758 mm dimana jumlah curah hujan yang tertinggi terdapat pada bulan September sebanyak 412 mm dan jumlah curah hujan terendah pada bulan Maret sebanyak 33 mm.

Selama periode 4 tahun yaitu tahun 2010 – 2014 jumlah rata – rata hari hujan yang jatuh dalam 1 tahun adalah selama 107,25 hari. Apabila diperhatikan dari bulan ke bulan rata – rata hari hujan yang sebanyak pada bulan Oktober yaitu 16,5 hari dan yang paling rendah pada bulan Februari yaitu sebanyak 5 hari.

28

Selama periode 4 tahun 2010 – 2014 jumlah rata – rata curah hujan yang jatuh dalam 1 tahun adalah selama 2.259,62 mm. Apabila diperhatikan dari bulan ke bulan maka rata – rata curah hujan yang terbanyak jatuh pada bulan Nopember yaitu 285,25 mm dan yang paling rendah jatuh pada bulan Februari yaitu sebanyak 78,75 mm.

Pola sebaran hari hujan dan curah hujan disajikan pada gambar 10 dan 11.

Gambar 10. Rata – Rata Hari Hujan Kebun Sei Putih Tahun 2010 – 2014 0

5 10 15 20

29

Gambar 11. Rata – rata Curah Hujan Kebun Sei Putih Tahun 2010 - 2014 4. Luas Areal

Data luas areal PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Sei Putih dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4. Luas areal Kebun Sei Putih

Afdeling

Luas Areal (ha)

Total (Ha) Karet Sawit I 633,51 - 633,51 II 632,18 - 632,18 III 399,20 306,10 705,3 IV 661,67 - 661,67 Total 2.326,56 306,10 2.632,66

Dari tabel 4 terlihat bahwa Kebun Sei Putih memiliki 4 Afdeling yaitu Afdeling I komoditi karet dengan luas 633,51 ha, Afdeling II komoditi karet dengan luas 632,18 Ha, Afdeling III komoditi karet dengan luas 399,20 Ha dan

0 50 100 150 200 250 300

30

komoditi sawit dengan luas 306,10 Ha, sedangkan Afdeling IV komoditi karet dengan luas 661,67 Ha. Luas seluruh kebun Sei Putih 2.632,66 Ha.

Peneliti melaksanakan penelitiannya di Afdeling II, pada tanaman karet tahun tanam 2010 seluas 18,70 Ha.

B. Induksi Percabangan 1. Tujuan induksi percabangan

Beberapa jenis klon lambat membentuk percabangan yang disebabkan oleh sifat dominasi apikal sangat kuat. Dominasi apikal mendorong pertumbuhan tunas lateral sehingga menyebabkan tanaman tinggi/kurus. Untuk tanaman seperti itu diperlukan induksi percabangan. Tujuan induksi percabangan yaitu untuk mempercepat pertumbuhan lilit batang dan mengurangi kepekaan pohon terhadap angin (Siagian, 2009).

2. Ketentuan perusahaan tentang induksi percabangan fase TBM

Pekerjaan induksi percabangan pada fase TBM di Kebun Sei Putih Afdeling II PT. Perkebunan Nusantara III dilakukan pada saat tanaman karet berumur 3 tahun. Menurut Nurhawaty Siagian (1993), syarat tehnik induksi cabang yang ideal adalah sebagai berikut:

1. Dapat dilakukan sedini mungkin pada tanaman muda 2. Tidak menimbulkan stress bagi tanaman

3. Tidak menghambat pertumbuhan tunas apikal sehingga tetap ada batang utama yang lebih dominan sebagai leader

4. Pelaksanaan mudah

31

6. Dapat menambah lilit batang, dan

7. Membentuk cabang normal dalam jumlah banyak (minimal 3 sampai 4 cabang)

Menurut Nurhawaty Siagian (1993), bahwa induksi cabang dengan cara penyanggulan memenuhi semua syarat tehnik ideal induksi cabang kecuali no 4, sedangkan induksi cabang dengan pemotongan tangkai daun hanya memenuhi syarat no 1 – 4. Induksi cabang dengan cara penyanggulan lebih banyak memenuhi syarat (sempurna) dibandingkan dengan induksi cabang dengan cara pemotongan tangkai daun. Jika seandainya pohon – pohon belum berhasil membentuk cabang dengan cara induksi cabang penyanggulan dan pemotongan tangkai daun, tindakan lain yang akan dilakukan adalah pemenggalan (topping).

Di Kebun Sei Putih hanya melakukan induksi percabangan dengan cara topping. Menurut Nurhawaty Siagian (1993), keberhasilan cara pemenggalan (topping) untuk menginduksi cabang sangat tinggi, tetapi stress yang

ditimbulkannya relatif lebih berat dan pohon tidak simbang karena cabang – cabang lateral menjadi dominan.

Berikut tahap – tahap pelaksanaan induksi percabangan dengan cara topping di Kebun Sei Putih.

a. Cara kerja topping (pemenggalan batang) di Kebun Sei Putih

 Topping / pemenggalan dilakukan pada ketinggian >280 cm dari pertautan okulasi, dimana batang telah berkulit coklat dengan demikian akan tumbuh tunas pada ketinggian ± 280 cm

32

 Pemenggalan dilakukan dengan gergaji serong dengan menggunakan tangga berkaki tiga

 Irisan penyerongan berbentuk lancip (miring) dan ditutupi dengan parafin cair atau shell otina compound

b. Prestasi kerja

Pelaksanaan induksi percabangan dengan cara topping dengan menggunakan tenaga manusia menggunakan gergaji serong dan parafin. Prestasi kerja induksi percabangan di Kebun Sei Putih adalah 12 pohon/Hk.

c. Waktu pelaksanaan induksi percabangan dengan cara topping

Pelaksanaan topping di kebun Sei Putih dilaksanakan pada semester II Bulan Oktober sampai Bulan Desember setelah tanaman berumur 3 tahun. Pelaksanaan topping dikerjakan oleh pemborong.

3. Blok – blok yang dilakukan induksi percabangan

Adapun tahun tanam dan luas areal yang diperlakukan induksi percabangan di Kebun Sei Putih Afdeling II PT. Perkebunan Nusantara III dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Luas areal yang diperlakukan induksi percabangan dengan cara topping Tahun 2013

Tahun Tanam

Umur (Tahun)

Klon Blok Luas (Ha) Jumlah Pohon

2010 3 N.33 G.6 2,55 1.499

H.6 8,10 4.780

I.6 8,05 4.761

33

Dari tabel 5 dilihat bahwa tanaman karet diperlakukan induksi percabangan dengan cara topping saat berumur 3 tahun. Pada tanaman karet tahun tanam 2010 hanya terdiri klon N.33, dengan luas seluruh blok 18,70 Ha dan jumlah pohon 11.040 pohon.

Dokumen terkait