• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Pengambilan dan Pengolahan Data 1. Pengambilan data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian didapat frekuensi dan rata-rata jumlah gulma yang tumbuh di setiap kedalaman yang berbeda, ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Frekuensi dan rata-rata jumlah gulma pada kedalaman 5 cm. Petak

No. Jenis gulma

1 2 3 x

1. Ageratum conyzoides 10% - - 3,3

2. Coemtecea lappacea 10% - 20% 10,0

3. Croton hirtus 20% - 10% 10,0

4. Cyperus kyllingia Endl - 20% 20% 13,3

5. Keladi-keladian 10% 30% 30% 23,3

6. Melastoma malabanthricum 30% 30% 30% 30,0

7. Solanum SP 30% 20% - 16,6

Jenis gulma yang dominan pada kedalaman 5 cm adalah gulma Melastoma malabanthricum dengan rata-rata jumlah tumbuh yaitu 30,0 dan rata-rata jumlah gulma yang tumbuh paling sedikit yaitu Ageratum conyzoides dengan rata-rata 3,3.

Tabel 2. Frekuensi dan rata-rata jumlah gulma pada kedalaman 10 cm. Petak

No. Jenis gulma

1 2 3 x

1. Ageratum conyzoides 20% 20% 10% 16,6

2. Coemtecea lappacea - - - -

3. Croton hirtus 20% - 20% 13,3

4. Cyperus kyllingia Endl - 20% - 6,6

5. Keladi-keladian - 20% 30% 16,6

6. Melastoma malabanthricum 30% 30% 20% 23,3

7. Solanum SP 30% 10% 20% 20,0

Jenis gulma yang dominan pada kedalaman 10 cm adalah gulma Melastoma malabanthricum dengan rata-rata jumlah tumbuh yaitu 23,3 dan

rata-rata jumlah gulma yang tumbuh paling sedikit yaitu Cyperus kyllingia Endl dengan rata-rata jumlah tumbuh 6,6.

Tabel 3. jenis dan frekuensi (%) gulma pada kedalaman 15 cm. Petak No. Jenis gulma

1 2 3 x

1. Ageratum conyzoides - - - -

2. Coemtecea lappacea - 20 10 10,0

3. Croton hirtus - 20 10 10,0

4. Cyperus kyllingia Endl 20 - 10 10,0

5. Keladi-keladian 30 30 20 26,6

6. Melastoma malabanthricum 20 20 30 23,3

7. Solanum SP 20 10 - 10,0

Jenis gulma yang dominan pada kedalaman 15 cm adalah gulma Keladi-keladian dengan rata-rata jumlah tumbuh yaitu 26,6 dan rata-rata jumlah yang tumbuh paling sedikit yaitu Coemtecea lappacea, Croton hirtus, Cyperus kyllingia Endl dan Solanum SP dengan rata-rata jumlah tumbuh sama yaitu 10,0.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan gulma yang tumbuh dan teridentifikasi pada kedalaman 5 cm adalah Ageratum conyzoides, Coemtecea lappacea, Croton hirtus, Cyperus kyllingia Endl, Keladi-keladian Melastoma malabanthricum dan Solanum SP. Sedangkan pada kedalaman tanah 10 cm jenis gulma yang teridentifikasi adalah Ageratum conyzoides, Croton hirtus, Cyperus kyllingia Endl, Keladi-keladian, Melastoma malabanthricum dan Solanum SP. Dan pada kedalaman tanah 15 cm gulma yang teridentifikasi adalah Coemtecea lappacea, Croton hirtus, Cyperus kyllingia Endl, Keladi-keladian, Melastoma malabanthricum dan Solanum SP.

Sebelum lahan tidur dibersihkan dan diambil sampel tanahnya ada beberapa vegetasi gulma yang tumbuh antara lain Solanum SP, Keladi-keladian, Imperata cylindrical L dan Cyperus kyllingia Endl

Adapaun ciri-ciri dari masing- masing gulma tersebut adalah 1. Ageratum conyzoides

Ageratum conyzoides memiliki batang bulat, tegak hingga 90 cm, berbulu, bercabang, semusim. Buku dan bagian yang muda berbulu. Daun berhadapan, bundar telur, segitiga hingga bundar telur atau belah ketupat hingga bundar telur, ujung lancip, pinggirnya bergerigi. Perbungaan bongkol, mengelompok berwarna putih ampai keunguan. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 2100 mdpl.

2. Coemtecea lappacea

Coemtecea lappacea merupakan rumput berumpun, tegak hingga 125 cm, tahunan. Daun bundar telur bingga bundar panjang, dasarnya bundar tidak simetris, ujungnya lancip, permukaan bagian atas berbulu panjang, tulang utama berjarak lebar, tulang cabang menonjol pada kedua permukaan daun. Perbungaan bulir, bercabang. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat agak terlindung hingga 1200 mdpl.

3. Croton hirtus

Croton hirtus memiliki batang tegak hingga 90 cm, berambut panjang dan kaku, semusim. Daun berseling, bundar telur hingga belah ketupat, pinggirnya berigi, kedua permukaannya berbulu, daun yang tua sering kemerahan. Perbungaan berbentuk tanda, berwarna putih, daun pelindung

berbagi tiga, dua bagian yang samping ujungnya membengkak membentuk kalenjer yang berwarna kuning. Berkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka hingga 500 mdpl.

4. Cyperus kyllingia Endl

Cyperus kyllingia Endl merupakan teki-tekian, tegak hingga 55 cm, berimpang, tidak berumbi, tahunan. Daun berbentuk garis dan kaku, pada pangkalnya bwerwarna kemerahan. Perbungaan berbentuk bongkol, terdapat di ujung berwarna putih berkembang biak dengan biji dan rimpang. Tumbuh di tempat terbuka atau agak terlindung hingga 1300 mdpl. (Mulyadi,F. 2006) 5. Keladi-keladian

Keladi-keladian merupakan tumbuhan terna menahun dengan umbi agak bulat dan berakar di ujungnya. Bentuk helaian daun biasanya seperti hati dengan ujung yang meruncing dan berwarna hijau. Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian 1000 mdpl. Perbungaan tongkol, seludang 30 cm panjangnya, bagian dalam berwarna merah tua hingga ungu, bagian bunga steril ditutupi dengan rudimen menjarum berwarna merah tua. (Anonim, 2007)

6. Melastoma malabanthricum

Melastoma malabanthricum merupakan semak berkayu, berbatang tegak hingga 2 m, bercabang, berwarna ungu, tahunan. Daun berhadapan, lanset, pinggir rata, kedua permukaan agak berbulu. Perbungaan mengelompok, berwarna lembayung, berbunga pada bulan tertentu. Buah buni, jika sudah tua daging buah ungu. Nerkembang biak dengan biji. Tumbuh di tempat terbuka hingga 2000 mdpl. (Mulyadi,F. 2006)

7. Solanum SP

Solanum SP memiliki batang yang berkayu dan berduri serta bercabang, berdaun lebar, buahnya bulat kecil dan akarnya serabut. Dapat tumbuh pada ketinggian 1000 mdpl. Gulma jenis ini memiliki siklus hidup tahunan dan dapat hidup di daratan tinggi maupun rendah. Gulma ini berkembang biak dengan biji (generatif), tumbuhnya berumpun dengan ketinggian mencapai kurang lebih 2,5 m (Anonim, 2007)

Dari semua jenis gulma yang teridentifikasi Melastoma malabanthricum adalah gulma yang paling dominan tumbuh pada kedalaman tanah 5 cm dan 10 cm sedangakan pada kedalaman tanah 15 cm jenis gulma yang paling dominan tumbuh adalah jenis keladi-keladian.

Dari semua perlakuan sampel tanah yang diambil dengan kedalaman 5, 10 dan 15 cm memungkinkan perkembangan gulma dapat tumbuh dengan subur, hal ini dikarenakan pada kedalaman tersebut masih termasuk ke dalam tanah topsoil sehingga unsur hara yang tersedia di dalam tanah masih sangat tinggi. Penyebab gulma Melastoma malabanthricum menjadi lebih dominan tumbuh dikedalaman 5 cm dan 10 cm diduga karena kemampuan gulma ini bersaing dalam merebut unsur hara lebih tinggi dibandingkan dengan gulma-gulma lainnya, selain itu Melastoma malabanthricum memiliki batang yang lebih tinggi dibandingkan dengan gulma-gulma yang lainnya .

Jenis gulma yang paling dominan yang tumbuh di kedalaman 5 cm adalah Melastoma malabanthricum yaitu 30,0 dan jenis gulma yang paling sedikit tumbuh ialah Ageratum conyzoides yaitu 3,3 sedangkan untuk jenis

gulma yang dominan tumbuh pada kedalaman 10 cm yaitu Melastoma malabanthricum yaitu 23,3 dan jenis gulma yang paling sedikit tumbuh adalah Croton hirtus yaitu 10,0 dan di kedalaman 15 cm jenis gulma yang dominan tumbuh adalah gulma jenis Keladi-keladian yaitu 26,6 dan jenis gulma yang paling sedikit tumbuh yaitu jenis Coemtecea lappacea, Croton hirtus, Cyperus kyllingia Endl dan Solanum SP yaitu 10,0.

Dari semua jenis gulma yang diamati dari semua kedalaman tanah yang diambil jenis gulma yang paling dominan tumbuh adalah Melastoma malabanthricum. Menurut Anonim (2007) Melastoma malabanthricum dapat hidup liar di tepi jalan, di tanah terbiar (lahan tidur). Tumbuhan ini tahan terhadap panas sehingga dapat hidup di tanah yang kering dan tidak subur. Melastoma malabanthricum termasuk golongan termasuk tumbuh-tumbuhan yang batangnya membentuk cabang-cabang sekunder. Gulma ini menjadi masalah diperkebunan, kehutanan dan saluran pengairan. Perkembangbiakannya secara generatif (biji).

Gulma keladi-keladian dominan tumbuh dikedalaman 15 cm dikarenakan tanah yang diambil untuk sampel adalah tanah yang berada dekat dengan lingkungan populasi gulma keladi-keladian yang tekstur tanahnya lembab dan sedikit terlindung dari sinar matahari. Keadaan lingkungan seperti ini memungkinkan gulma yang tumbuh akan sama dengan lingkungan sekitarnya.

Faktor-faktor klimatik yang menentukan pertumbuhan, reproduksi dan distribusi gulma terdiri dari cahaya, temperatur, air, angin dan aspek-aspek

musiman dari faktor-faktor tersebut. Gulma yang umum terdapat pada tanah dataran tinggi dan tidak terdapat pada daerah dataran rendah. Melastoma malabanthricum merupakan gulma yang dapat tumbuh pada kondisi kekurangan air dan lahan kurang subur. Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi perkebunan. Misalnya pada perkebunan yang baru di olah, maka gulma yang dijumpai kebanyakan adalah gulma semusim; sedang pada perkebunan yang telah lama di tanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan. Gulma yang terdapat pada dataran tinggi

relatif berbeda dengan yang tumbuh di daerah dataran rendah (Sukman, Y. 1991).

Dokumen terkait