• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. PENGEMBANGAN SISTEM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. INVESTIVIGASI SISTEM

Studi kelayakan sebagai bagian dari investigasi sistem dilakukan dengan cara analisis kelayakan baik secara teknis, ekonomis, dan operasional sehingga sistem ini layak untuk dikembangkan. Pembangunan sistem informasi tersebut memerlukan pengujian kelayakan sebagai berikut :

1. Kelayakan teknis

Kelayakan teknis ialah kelayakan suatu sistem yang ditinjau dari komposisi hardware dan software, apakah mendukung semua kebutuhan dari sistem yang akan dibangun. Secara teknis, spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem informasi ini ialah Processor minimal setara 1.20 GHz, harddisk minimal 20 Gbyte, RAM minimal 128 MB dan software (Apache, PHP, dan MySQL) yang digunakan bersifat freeware yang dapat berjalan di flatform sistem operasi Windows maupun Linux yang telah berkembang pesat penggunaanya pada saat ini. Sistem yang telah dibangun dalam penggunaanya dikoneksikan kepada internet. Spesifikasi sistem yang ada telah mendukung bila sistem informasi ini diakses melalui internet, sehingga dapat menampilkan informasi yang cepat, tepat, dan akurat.

Dari hasil studi kelayakan dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibangun secara teknis layak untuk dikembangkan untuk pengguna yang membutuhkan informasi alat dan mesin pertanian.

2. Kelayakan Ekonomis

Kelayakan ekonomis dapat dilihat dari segi biaya pembangunan sistem, biaya operasional sistem, dan keuntungan yang diperoleh dari informasi sistem. Biaya pembangunan sistem ini tidak memerlukan investasi peralatan yang mahal., Pada saat ini, biaya yang dikeluarkan maksimal Rp 2.000.000,- untuk investasi dari spesifikasi sistem yang mampu menjalankan sistem ini dengan baik. Segi ekonomis juga dapat di tinjau dari biaya yang dikeluarkan untuk perawatan sistem (maintenance)

antara lain upgrade sistem dan biaya untuk mengelola sistem yang di percayakan kepada seorang adminstrator.

Pengguna dapat menggunakan jasa warung internet, hal ini disebabkan pengguna tanpa harus membeli peralatan untuk mengakses internet. Sistem ini dapat memberikan keuntungan riil secara ekonomis. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan penulis pada warung internet bahwa biaya untuk mengakses internet rata-rata Rp 4.000,-/jam. Biaya ini sangat murah dibandingkan dengan biaya yang keluarkan untuk transportasi mencari data ke sumber informasi, menelusuri pustaka, membeli buku, dan jurnal-jurnal pertanian yang tersebar di berbagai sumber informasi. Investasi paling murah untuk sistem ini dalam memperoleh informasi yang diinginkan pengguna dengan hanya membayar jasa internet.

Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi yang dibangun layak bila ditinjau dari segi ekonomis.

3. Kelayakan Operasional

Kelayakan operasional sistem dapat ditinjau dari kemampuan dalam manajemen, pengguna dan juga bagaimana cara menggunakan, dan mendukung sistem yang berjalan. Dalam kegiatan manajemen sistem hanya memerlukan seorang pengelola sistem yang ditetapkan sebagai administrator. Seorang administrator harus memiliki pengetahuan dalam operasional sistem, sehingga sistem dapat berjalan dengan baik.

Dari pihak pengguna, sistem ini telah mengenal dalam mengakses informasi melalui media internet. Meskipun terdapat pengguna dari kelompok petani yang belum pernah mengenal internet namun hal ini dapat ditanggulangi dengan memberikan penyuluhan mengenai teknologi baru dalam media penyampaian informasi dan menjelaskan bagaimana cara menggunakan internet..

Kelayakan operasional dari sistem informasi yang dibangun ini mempertimbangkan beberapa aspek-aspek antara lain :

a. Kemudahan penggunaan jasa pelayanan Internet oleh pengguna informasi.

b. Sistem yang dikembangkan mudah diakses dan ditampilkan dalam bentuk halaman HTML di layar komputer yang terkoneksi ke internet. c. Sistem yang dikembangkan ini mudah untuk diperbaharui (update) dan mudah untuk dilakukan pemeliharaan (maintenance), bila komponen sistem informasi telah dipersiapkan dengan baik. Komponen sistem informasi tersebut meliputi lunak (software), perangkat keras (hardware), perangkat manusia (brainware), jaringan (netware), dan data (dataware).

d. Kelayakan operasional juga didukung oleh program internet masuk desa yang dicanangkan pemerintah sehingga jaringan akses informasi juga semakin luas dalam pengoperasiannya, dan salah satu target pengguna yaitu petani, dapat dengan mudah mengakses informasi mengenai alat dan mesin pertanian.

B. ANALISIS SISTEM

Analisis sistem meliputi identifikasi kebutuhan dan fungsional, untuk mengetahui kebutuhan sistem yang mampu memberikan alternatif informasi lain untuk membantu mengatasi kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna yaitu informasi-informasi berhubungan dengan penyebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa.

1. Identifikasi Kebutuhan

Dalam penelitian ini, objek sistem yang pertama kali harus ditetapkan adalah target pengguna yang dituju oleh sistem yang dibangun, kemudian dilanjutkan dengan analisa kebutuhan pengguna. Analisa kebutuhan ini merupakan dasar dalam penyusunan spesifikasi sistem. Spesifikasi sistem digunakan untuk pembuatan rancang bangun sistem yang kemudian akan diimplementasikan menjadi suatu perangkat lunak yang mengintegrasikan seluruh sistem.

Pengguna sistem ini diantaranya pemerintah, kelompok tani, peneliti, mahasiswa, dan orang-orang yang ingin memperoleh informasi alat dan mesin pertanian tanpa harus bersusah payah mendapatkan informasi

tersebut. Pengguna sistem informasi membutuhkan data-data jumlah alat dan mesin pertanian serta informasi mengenai perusahaan-perusahaan distributor dan memberikan layanan jasa alat dan mesin pertanian.

Informasi alat dan mesin pertanian yang diberikan mencakup data alat dan mesin yang tersebar di wilayah Pulau Jawa. Untuk itu dibutuhkan alternatif dalam penyampaian informasi yang memberikan kemudahan dalam mengakses data yang dibutuhkan.

Informasi yang disampaikan diperoleh dari berbagai sumber antara lain Badan Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian dan Dinas Pertanian daerah. Dari data alat dan mesin yang disampaikan terdapat kekurangan dalam kelengkapan data.

Pada tahun 1999 terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia sehingga tidak dilakukan survey pertanian untuk mengawasi alat dan mesin pertanian pada tahun tersebut di daerah-daerah. Selanjutnya tahun 2001 adanya persiapan penerapan otonomi daerah, sehingga data-data hasil survey pertanian tidak disampaikan hingga ke pusat (Badan Pusat Statistik) dari daerah.

Salah satu kesenjangan lain juga terjadi pada data Traktor roda dua di Kabupaten Sukabumi (Lampiran 6 ). Pada tahun 2000 hanya 3 unit jauh dibandingkan dengan jumlah alat pada tahun 1998 yaitu besarnya mencapai 459 unit. Perbedaan ini disebabkan beberapa faktor antara lain, pertama, kesalahan manusia dalam melakukan pencatatan data (human error), Kedua Panjangnya biro krasi yang menyebabkan laporan data hasil survey yang dilakukan Dinas Kecamatan berbeda dengan laporan data hasil Dinas Pertanian Pusat. terakhir, lemahnya fungsi monitoring yang dilakukan selama ini yaitu adanya alokasi dan relokasi alat dan mesin pertanian yang tidak terdata.

Jenis informasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem informasi ini terdiri dari :

1. Informasi Profil Alat dan Mesin Pertanian

Informasi ini menyajikan tentang profil alat dan mesin pertanian yang umum digunakan di Indonesia dan khususnya di wilayah Pulau

Jawa. Informasi ini memberikan gambaran keadaan alat dan mesin pertanian di wilayah pulau Jawa saat ini, dan informasi lain yang diberikan ialah deskripsi dari masing-masing alat dan mesin pertanian. Pada umumnya alat dan mesin pertanian ini dikelompokan berdasarkan alat dan mesin budidaya pertanian yang terdiri dari mesin pengolahan lahan, mesin penanaman, alat pemupukan, mesin pemberantasan hama, mesin perontok padi, mesin pengolah padi dan mesin pompa air. 2. Informasi Mesin Pengolahan Lahan

Informasi ini menyajikan data-data tentang jumlah mesin traktor tangan roda dua (hand tractor), traktor mini (small tractor), traktor sedang (middle tractor), traktor besar (large tractor) yang berada di tiap-tiap kabupaten/kotamadya pada masing-masing propinsi di Pulau Jawa, informasi ini juga dilengkapi dengan grafik perkembangan dari data-data jumlah mesin pengolahan lahan. Data-data pada informasi ini dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru yang hanya dapat dilakukan oleh administrator. 3. Informasi Mesin Penanaman

Informasi ini menyajikan tentang data-data tentang jumlah Alat Penanaman yang terdiri dari dari jabber, seeder, dan transplanter yang berada di tiap-tiap kabupaten/kotamadya pada masing-masing propinsi di Pulau Jawa, serta juga grafik perkembangan data jumlah mesin penanaman. Data-data pada informasi ini dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru oleh administrator.

4. Informasi Alat Pemupukan

Informasi ini menyajikan tentang data-data tentang jumlah Alat Pemupukan yang terdiri dari applicator, serta juga dilengkapi dengan grafik perkembangan data jumlah alat pemupukan. Data-data pada informasi ini juga dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru oleh administrator.

5. Informasi Mesin Pemberantas Hama

Pemberantas Hama yang terdiri dari Hand Sprayer, Knapsack Motor Sprayer, Skid Power Sprayer, Swing Fog, dan Emposan Tikus serta juga dilengkapi dengan grafik perkembangan data jumlah mesin pemberantas hama. Data-data pada informasi ini juga dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru oleh administrator.

6. Informasi Mesin Perontok Padi

Informasi ini menyajikan tentang data-data tentang jumlah Mesin Prontok Padi yang terdiri dari dari Pedal Thresher dan Power Thresher, serta juga grafik perkembangan data jumlah alat perontok padi. Data-data pada informasi ini juga dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru oleh administrator.

7. Informasi Mesin Pengolah Padi

Informasi ini menyajikan tentang data-data tentang jumlah Mesin Pengolah Padi yang terdiri dari pengering padi (Dryer), pembersih gabah (Cleaner), pemecah kulit gabah (Husker), penyosoh beras (Polisher), penggiling padi kecil ( Small Rice Mill), penggiling padi besar (Large Rice Mill), dan Rice Milling Unit, serta juga grafik perkembangan data jumlah alat pemupukan. Data-data pada informasi ini juga dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru oleh administrator.

8. Informasi Mesin Pompa Air

Informasi ini menyajikan tentang data-data dari jumlah Mesin pompa air yang terdiri dari pompa air (water pump) yang berada di tiap-tiap kabupaten/kotamadya pada masing-masing propinsi, serta juga grafik untuk mengetahui perkembangan data jumlah alat pemupukan. Data-data pada informasi ini juga dapat di-update dengan menghapus, mengedit, dan menambah dengan data-data baru oleh administrator.

2. Identifikasi Fungsional

Pengguna sistem informasi dalam hal ini pemerintah, kelompok tani, peneliti, mahasiswa, dan pengguna yang membutuhkan informasi tentang data-data alat dan mesin pertanian, memerlukan sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan proses terjadinya interaksi yang saling menguntungkan. Sistem yang ada dapat mempermudah proses pencarian informasi mengenai data-data alat dan mesin pertanian yang tersebar di pulau Jawa dan pengguna juga dapat mengetahui tentang informasi mengenai alat dan mesin pertanian.

Sebagai suatu sistem maka sistem ini dirancang untuk dapat membantu menunjang pengambilan keputusan baik bagi pemerintah maupun pihak- pihak yang berkepentingan. Salah satu pengambilan keputusan yang dapat diambil ialah berkaitan dengan pengorganisasian dan evaluasi terhadap penyebaran alat dan mesin pertanian di Pulau Jawa.

Sumber-sumber informasi yang berfungsi sebagai acuan bagi pembangunan sistem informasi ini ialah referensi mesin pengolahan lahan, referensi mesin penanaman, referensi alat pemupukan, referensi mesin pemberantasan hama, referensi mesin perontok padi, referensi mesin pengolah padi, mesin pompa air, referensi dari profil wilayah propinsi – propinsi di Pulau Jawa, referensi perusahaan - perusahaan alat dan mesin pertanian yang bergerak dibidang distributor maupun memberikan pelayanan jasa alat dan mesin pertanian.

3. Produk Sistem Informasi yang Ada

Pada saat sekarang ini banyak bentuk informasi yang telah ada dalam menyampaikan informasi bagi pengguna. Bentuk produk-produk sistem informasi tentang alat-alat dan mesin pertanian yang sudah ada antara lain buku, artikel, panduan pelatihan alat dan mesin pertanian, jurnal pertanian, laporan survey pertanian, brosur, dan sebagainya.

Dari produk sistem informasi yang sudah ada ini memilik kelebihan produk sistem yaitu dapat dibawa dan digunakan di mana saja berada, tidak terganggu oleh peristiwa listrik padam, dan tidak terganggu oleh

kerusakan sistem. Sedangkan kekurangannya adalah informasi yang disajikan tidak dapat di-update, mudah hilang dan rusak karena faktor kekuatan, memerlukan biaya yang besar untuk mendapatkan informasi data alat dan mesin yang tersebar di beberapa tempat, dan tidak praktis jika harus dibawa dalam jumlah banyak.

Dokumen terkait