• Tidak ada hasil yang ditemukan

Web adalah jaringan informasi yang menggunakan protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) dan dapat diakses melalui suatu interface sederhana dan mudah digunakan. Selain HTTP, protokol yang sangat penting dalam penggunaan Internet adalah FTP (File Transfer Protocol). Penggunaan FTP sebagai protokol memungkinkan beberapa operasi sebagai berikut :

c. Pemindahan files antar komputer.

d. Melihat direktori pada komputer yang terhubung.

e. Menghapus, memindahkan, dan mengganti nama files pada komputer lain.

f. Navigasi struktur direktori pada komputer yang terhubung.

Informasi dalam jaringan biasanya disajikan dalam format Hypertext yang tersimpan pada berbagai server di seluruh dunia. HTML (Hyper Text Markup Language) sebagai bahasa halaman-halaman web dapat menampilkan citra, teks, multimedia dan menyediakan intruksi bagi pengguna untuk mengatur penampilan suatu dokumen dan hubungan satu dokumen dengan dokumen yang lain.

I. SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) merupakan suatu metode dalam pengembangan sebuah sistem software yang mencakup tahapan logic proses pengembangan sistem (O’Brien, 1999), seperti disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tahapan System Development Life Cycle (O’Brien, 1999).

Tahapan pengembangan sistem berdasarkan metode SDLC tersebut dibagi atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Tahapan Investigasi

Tahapan investigasi dilakukan untuk menentukan permasalahan dan peluang dari suatu kondisi. Tahapan investigasi memerlukan pengkajian

feasibility study (studi kelayakan) dari sistem informasi karena proses pembangunan sistem informasi (SI) memerlukan biaya.

Studi kelayakan adalah studi persiapan sebelum pembangunan sistem informasi yang menyelidiki kebutuhan informasi dari calon pengguna dan menentukan kelayakan sistem informasi yang diusulkan. Tujuan dari studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi alternatif sistem dan untuk mengusulkan sistem yang paling nyata dan layak untuk pembangunan sistem.

Menurut (Poernama, 2005), dalam menentukan studi kelayakan dapat menggunakan metode pengumpulan data melalui :

a. Wawancara dengan calon pengguna sistem informasi.

b. Kuisioner untuk mencocokkan pengguna akhir dalam organisasi. c. Observasi personal, videotaping, atau terlibat dalam aktivitas kerja

pengguna.

d. Pemeriksaan dokumen, laporan, prosedur manual, dan dokumentasi lainnya.

e. Pembangunan, simulasi, dan observasi model aktivitas kerja.

Analisis biaya pembangunan sistem informasi atau benefit merupakan bagian dari studi kelayakan. Jika biaya dan benefit dapat diukur disebut tangible, jika tidak dapat diukur disebut intangible. Tangible benefit adalah hasil yang dapat dirasakan, seperti pengurangan biaya gaji/upah pegawai karena pengangguran personil atau penurunan biaya inventori karena adanya pengurangan inventori. Intangible benefit sulit untuk diukur, seperti service pelanggan yang lebih baik atau lebih aman dan penyediaan infomasi yang lebih baik untuk manajemen.

2. Tahapan Analisis Sistem

Dalam tahapan ini dilakukan kegiatan-kegiatan dasar dari analisis sistem diperlukan dalam membangun aplikasi baru secara cepat atau merupakan proyek pembangunan aplikasi sistem dalam jangka panjang atau lama. Banyak dari kegiatan tersebut merupakan tindakan dari pelaksanaan studi kelayakan.

Secara tradisional analisis sistem melibatkan studi detail dari : a. Kebutuhan informasi dari dari pengguna sistem informasi

b. Aktivitas, sumber dan produk dari sistem informasi yang sekarang c. Kemampuan sistem informasi diperlukan sangat diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

3. Tahapan Desain Sistem

Desain sistem adalah kegiatan untuk menetapkan bagaimana sistem akan menyempurnakan dan menyampaikan tujuan pembangunan sistem informasi, dan terdiri atas aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memuaskan pembangunan kebutuhan fungsional dalam tahap analisis sistem. Kegiatan dalam desain sistem meliputi :

a. Desain User Interface

Aktivitas desain user interface berfokus pada dukungan terhadap interaksi antara pengguna dan aplikasi berbasis komputernya. Desainer berkonsentrasi pada bentuk desain dari sistem informasi dengan tujuan untuk memberikan bentuk desain yang atraktif dan efisien bagi pengguna seperti mudahnya menggunakan halaman internet/intranet, atau mendesain metode untuk mengubah dokumen yang dapat dibaca manusia ke input yang dapat dibaca mesin.

b. Desain Basis Data

Kegiatan basis data berfokus pada rancangan database yang akan digunakan dalam pembangunan sistem informasi yang diusulkan. Kegiatan ini akan mengkaji hubungan dan manajemen basis data. c. Desain Proses

Kegiatan dalam tahapan desain proses berfokus pada desain software, yang berupa program dan prosedur sistem informasi yang diusulkan. Desainer berkonsentrasi pada pembangunan spesifikasi logik untuk software yang akan dibangun oleh programmer dan berusaha menemukan spesifikasi desain user interface dan data pembangunan kebutuhan fungsional dalam tahap analisis.

Spesifikasi sistem memformalisasikan desain dari aplikasi metode user interface dan produk, struktur database, prosedur, dan kontrol

proses. Oleh karena itu, desainer sistem akan sering mengembangkan software, hardware, network, data, dan spesifikasi personil untuk sistem yang usulkan.

Desain sistem akhir harus mespesifikasi tipe sumber hardware (mesin atau media), sumber software (program dan prosedur), sumber network (media dan jaringan komunikasi), dan sumberdaya manusia yang akan dibutuhkan. Desain sistem akhir juga harus mespesifikasi bagaimana beberapa sumber akan merubah sumber data (disimpan di dalam file pada database yang di desain). Spesifikasi ini merupakan produk akhir pada tahapan desain sistem.

4. Tahapan Implementasi Sistem

Tahapan implementasi sistem melibatkan penerapan hardware dan software, pengembangan software, pengujian program dan prosedur, pembangunan dokumentasi, dan berbagai kegiatan instalasi. Tahap ini juga melibatkan pendidikan dan training pengguna akhir dan spesialis yang akan mengoperasikan sistem baru. Implementasi merupakan tahap yang sulit dan proses yang menghabiskan waktu. Tahap ini merupakan tahapan vital untuk menentukan kesuksesan dari pembangunan sistem baru, karena sistem yang di desain dengan baik akan gagal jika tidak di implementasikan dengan benar. Tahapan implementasi dapat dilakukan proses evaluasi keberhasilan dari sistem informasi dan hasilnya menjadi masukan dalam proses pengembangan sistem informasi selanjutnya.

5. Tahapan Perawatan Sistem

Tahap akhir SDLC melibatkan pengawasan, evaluasi secara kontinyu dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang penting atau diinginkan. Hal ini dapat memasukkan review post implementasi proses untuk menjamin bahwa sistem baru yang diimplementasikan mempertemukan kebutuhan fungsional yang dibuat ketika sistem di desain. Kesalahan-kesalahan dalam pembangunan sistem dikoreksi pada kegiatan perawatan sistem.

III METODE PENELITIAN

A.

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Dilaksanakan mulai Februari 2006 hingga Mei 2006.

Dokumen terkait