• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Rancangan penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi tanaman

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dan pupuk kompos murni ( kulit ubi kayu) terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi ( Coffea sp) dengan perbandingan 2 : 3 ( pupuk kompos : tanah subsoil) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit tanaman kopi (coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) , dan pupuk kompos murni (K2). Minggu ke- Perlakuan 2 4 6 8 10 12 Jumlah (cm) Rata-rata (cm) K 0 6.16 6.78 7.11 7.67 8.5 9.3 45.52 7.59 K 1 6.92 7.47 7.9 8.55 9.55 10.6 50.99 8.50 K 2 7.08 7.51 7.9 8.39 9.2 9.85 49.93 8.32

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan dengan pemberian pupuk kompos campuran (K1) menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 8,50 cm.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman kopi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan tanpa pemberian pupuk (K0) dengan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman 7,59 cm.

Untuk K2 dengan pemberian pupuk kompos murni menunjukkan hasil rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman 8,32 cm.

2. Diameter batang

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dan pupuk kompos murni ( kulit ubi kayu) terhadap pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi ( Coffea sp) dengan perbandingan 2 : 3 ( pupuk kompos : tanah subsoil) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan diameter batang (cm) bibit tanaman kopi

(coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa

pemberian pupuk (K0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) , dan pupuk kompos murni (K2).

Minggu ke- Perlakuan 2 4 6 8 10 12 Jumlah (cm) Rata-rata (cm) K 0 0,151 0,160 0,169 0,178 0,185 0,197 1,040 0,173 K 1 0,155 0,167 0,179 0,194 0,204 0,215 1,114 0,186 K 2 0,143 0,164 0,176 0,186 0,195 0,202 1,066 0,178

Tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan pupuk kompos campuran (K1) menunjukan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata diameter batang tanaman 0,186 cm.

Untuk pemberian pupuk kompos murni (K2) menunjukkan hasil rata-rata pertumb uhan diameter tanaman 0,178 cm.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan (K0) dengan rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman 0,173 cm.

3. Jumlah daun (helai)

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dan pupuk kompos murni ( kulit ubi kayu) terhadap pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi ( Coffea sp) dengan perbandingan 2 : 3 ( pupuk kompos : Tanah Subsoil) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun (helai) tanaman kopi (coffea sp),pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K 0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) , dan pupuk kompos murni (K2). Minggu ke- Perlakuan 2 4 6 8 10 12 Jumlah Rata-rata K 0 2.2 3 3.8 4.8 5.6 6.6 26,0 4.33 K 1 3,0 3.8 4,0 5.6 6.6 7.6 30.6 5.10 K 2 2.6 3.4 4.2 5.4 6.2 7,0 28.8 4.80

Tabel 3. Menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan pupuk murni (K2) dan tanpa diberi pupuk (K0) menunjukan hasil yang terendah yaitu dengan rata-rata jumlah daun untuk K2 4,80 helai dan K0 4,33 helai.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi yang tertinggi di tunjukkan dengan pemberian pupuk kompos campuran (K1) dengan rata-rata pertumbuhan jumlah daun 5,10 helai.

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan pemberian pupuk kompos murni (kulit ubi kayu) dan pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) terhadap pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan bibit tanaman kopi mengalami perbedaan yang jelas dalam hal pertumbuhan dari masing- masing perlakuan, yang mana pertumbuhan didefinisikan sebagai pertumbuhan bobot dan ukuran suatu organisme yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988 dalam Syarifuddin, 2008)

Untuk pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun tanaman kopi yang terbaik ditunjukkan oleh perlakuan K1 yaitu dengan pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dengan rata-rata tinggi 8,50 cm, diameter batang 0,186 cm dan jumlah daun 5,10 helai dan untuk perlakuan K2 yaitu dengan pemberian pupuk kompos murni (kulit ubi kayu) memberikan pertumbuhan yang terbaik kedua dengan rata-rata tinggi 8,32 cm, diameter batang 0,178 cm dan jumlah daun 4,80 helai sedangkan untuk perlakuan K0 yaitu tanpa pemberian pupuk memberikan pertumbuhan yang terendah dengan rata-rata tinggi 7,59 cm, diameter batang 0,173 cm dan jumlah daun 4,33 helai. Hal ini diduga unsur hara yang terkandung pada perlakuan K1 dapat diserap dengan baik oleh tanaman dengan adanya penambahan pupuk kandang yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki untuk pertumbuhan bib it tanaman kopi, dibandingkan dengan perlakuan K0 dan K2. Menurut Musnamar, (2005), pupuk kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian. Pupuk

kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Ada beberapa manfaat dari penggunaannya pada tanaman, pupuk kandang mengandung unsur hara makro (N, P, K) dan unsur mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki.

Menurut Suratna (1992), pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara ke dalam tanah secara langsung atau pun tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah dan lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman. Pada saat proses pertumbuhan untuk pembentukan organ tanaman, tanaman memerlukan banyak unsur hara seperti yang dijelaskan oleh (Lingga da n Marsono, 2006), tanaman terbentuk dari unsur- unsur yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah berupa zat-zat atau unsur hara makro dan mikro.

Seperti halnya proses pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun, tanah sebagai media tanam harus mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup. Apabila unsur hara yang ada di dalam tanah memadai untuk diserap tanaman dan akan digunakan untuk proses pertumbuhan maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan baik, sesuai dengan hasil uji kandungan hara kompos di Lab. Tanah dan Air Jurusan Pengelolaan Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) memiliki kandungan hara N (1,2 %), P (0,801 %), K (0,302 %), BO (15,17 %), C/N (17,35)

dan pH (6,8) lebih banyak dibanding dengan kompos murni (kulit ubi kayu) yaitu N (0,81 %), P (0,134 %), K (0,235 %), BO (27,75 %), C/N (19,2) dan pH (7) . Ditambahkan oleh Anonim (2005) kompos yang baik mengandung unsur hara makro N (Nitrogen) > 1,5 %, P2O5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %, disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15-30 jadi agar Tanah Subsoil yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman selalu memiliki cukup unsur hara, maka Tanah Subsoil tersebut ditambahkan pupuk.

Menurut Lingga dan Marsono (2001), peranan utama nitrogen (N) yang terkandung pada pupuk yang diberikan pada tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

Adapun unsur P (phospat), yang terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostatide merupakan bagian dari protoplasma dan int i sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur P (phospat), pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutejo, 2002).

Unsur K (kalium), memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah, menambah daya tahan tanama n terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan (Suratna, 1992).

Ditambahkan oleh Kuswandi (2002), untuk unsur Mg (magnesium), memiliki peranan yang berfungsi sebagai penambah unsur hara dan daya guna Tanah Subsoil yang merupakan usaha menaklukkan produksi lahan, disamping untuk menaikkan pH Tanah Subsoil, Mg juga merupakan sumber hara makro yang penting untuk tanaman.

Pupuk organik menurut Suratna (1992), adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan dari sisa pelapukan tanaman, hewan dan manusia memiliki beberapa kelebihan diantaranya memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap Tanah Subsoil terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam Tanah Subsoil, sebagai sumber zat makanan bagi tanaman dan mempercepat dan mempermudah penyerapan tanaman akan unsur hara.

Dokumen terkait