• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul,"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT, karena hanya dialah yang pantas dipuji. Rabb semesta alam, dialah maha pencipta, maha melihat dan maha memberi rezeki. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada pimpinan Nabi dan Rasul, Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi semesta alam. Atas ijinnya jualah karya ilmiah ini dapat berhasil penlis rampungkan dengan judul “PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DARI KULIT UBI KAYU

(Manihot esculenta) PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KOPI (Coffea

sp)”

Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian, guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan do’a baik secara moril maupun materil kepada penulis selama ini.

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Ibu Ir. Budi Winarni, M.Si selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Bapak Roby, SP selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan arahan dalam pembuatan dan penyusunan Karya Ilmiah ini.

(6)

5. Ibu Rossy Mirasari, SP selaku dosen penguji Karya Ilmiah.

6. Rekan-rekan mahasiswa/i yang membantu di dalam penyusunan laporan karya ilmiah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Penulis,

(7)

ABSTRAK

M. Haji Farhan. Pemberian Pupuk Kompos Dari Kulit Ubi Kayu

(Manihot esculenta) Pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi (Coffea sp), dibawah bimbingan Roby, SP.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos dari kulit ubi kayu terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi berumur tiga bulan. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan yaitu K0, K1 dan K2 dengan

masing- masing perlakuan dibuat 10 ulangan. Setiap perlakuan memiliki perbandingan yaitu K0 = Tanah Subsoil ( kontrol), K1 = Tanah Subsoil : Kompos

Campuran (kulit ubi kayu+kotoran ayam) dengan perbandingan 3 : 2, dan K2 =

Tanah Subsoil : Kompos Murni (kulit ubi kayu) dengan perbandingan 3 : 2. Penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan kotoran ayam yang dicampur dengan pupuk kompos yang diaplikasikan maka semakin baik pertumbuhan bibit tanaman kopi.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tertinggi dari pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun yang dicapai dengan pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu yang ditambahkan dengan kotoran ayam) dapat meningkatkan pertumbuhan rata-rata tertinggi dari perlakuan yang lain yaitu dengan tinggi 8,50 cm, diameter batang 0,19 cm dan jumlah daun 5,10 helai, dibanding dengan pemberian pupuk kompos murni (kulit ubi kayu) dengan rata-rata tinggi 8,32 cm, diameter batang 0,178 cm dan jumlah daun 4,80 helai sedangkan untuk perlakuan K0 yaitu tanpa pemberian pupuk memberikan

pertumbuhan yang terendah dengan rata-rata tinggi 7,59 cm, diameter batang 0,173 cm dan jumlah daun 4,33 helai.

(8)

RIWAYAT HIDUP

M. Haji Farhan, lahir pada tanggal 15 Maret 1987 di Makkah (Arab Saudi), merupakan anak ketiga dari pasangan ayah dan ibu yang bernama H. M. Maki HB dan Hj. Haniah HB.

Memulai pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 018 Samarinda Seberang dan lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Samarinda dan lulus pada tahun 2003, selanjutnya melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum (SMA) Negeri 4 Samarinda dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2006 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan.

Pada tanggal 2 Maret sampai dengan 2 Mei 2009 mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Rajawali Plantation, Angsana Estate (ASNE) Desa Perian Kampung Beto Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN UMUM A. Sejarah Tanaman Kopi... 3

B. Taksonomi dan Morfologi... ... 4

C. Syarat Tumbuh... 11

D. Pembibitan Kopi ... 12

E. Pupuk Organik ... 13

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu... 18

B. Alat dan Bahan... 18

C. Prosedur Penelitian ... 18

D. Perlakuan ... 19

E. Pengambilan Data ... 20

F. Rancangan Penelitian... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 22

B. Pembahasan... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 29

B. Saran... 30

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

No Tubuh Utama Halaman

1. Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit tanaman kopi (coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K 0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) , dan pupuk kompos

murni (K2). ... 22

2. Rata-rata pertumbuhan diameter batang (cm) bibit tanaman kopi

(coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K 0), pemberian pupuk kompos campuran (K1),

dan pupuk kompos murni (K2)... 23

3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun (helai) tanaman kopi (coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K 0), pemberian pupuk kompos campuran (K1), dan pupuk

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Tubuh Utama Halaman

1. Pupuk kompos murni dan kompos campuran ... 39 2. Pengukuran tinggi bibit tanaman kopi (coffea sp) dengan penggaris. 40 3. Pengukuran diameter batang bibit tanaman kopi (coffea sp) dengan

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Tubuh Utama Halaman

1. Pengukuran tinggi bibit (cm) tanaman kopi pada minggu ke-2, 4, 6,

8, 10, dan 12... 33

2. Pengukuran diameter batang (cm) bibit tanaman kopi pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12.. ... 34

3. Perhitungan jumlah daun (helai) bibit tanaman kopi pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12... 35

4. Perhitungan rata-rata tinggi (cm) bibit tanaman kopi... 36

4. Perhitungan rata-rata diameter batang (cm) bibit Tanaman Kopi... 36

5. Perhitungan rata-rata jumlah daun (helai) bibit tanaman kopi... 37

6. Analisa kandungan hara kompos ... 37

(13)

I. PENDAHULUAN

Bagi Indonesia tanaman kopi memiliki arti penting bagi pengembangan perkebunan nasional serta mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Saat ini pemerintah telah menetapkan kebijakan pengembangan perkopian dengan cara meningkatkan mutu dan produktivitas. Tanaman kopi bukan tanaman asli indonesia, melainkan jenis tanaman berasal dari benua Afrika. Telah dikemukakan bahwa tanaman kopi ini dibawa kepulau Jawa pada tahun 1696, tetapi pada waktu itu masih dalam taraf percobaan. Di Jawa, tanaman kopi ini mendapat perhatian sepenuhnya baru pada tahun 1699, karena tanaman tersebut dapat berkembang dan berproduksi baik dengan dilakukannya pemupukan

(Najiati dan Danarti, 2006).

Pemupukan merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian menunjukan pemupukan mutlak dilakukan karena secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman. Manfaat pupuk yang paling banyak dirasakan pada penggunaannya adalah menyediakan unsur hara N, P dan K yang diutamakan dalam penambahan pupuk, tetapi kemudian disadari bahwa unsur mikro juga mulai berkurang dan mulailah penambahan unsur hara mikro dalam bentuk pupuk (Marsono, 2000).

Pemaanfaatan limbah rumah tangga yaitu salah satunya adalah kulit ubi kayu yang digunakan sebagai pakan ternak dan ikan. Kerena kebanyakan masyarakat hanya memakai daging buahnya saja sedangkan kulitnya hanya

(14)

dibuang begitu saja sehingga tidak memberikan nilai tambah apapun, bahkan limbah akhir yang dibuang ke badan penerima, seperti sungai dalam beberapa kasus masih menimbulkan kontroversi pencemaran lingkungan. Sehingga untuk dapat memberikan nilai tambah kulit ubi kayu tersebut dapat dijadikan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk buatan seperti kompos dan bokasi.

Menurut Djuamani (2005), pupuk kompos yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang baik. Pupuk kompos untuk tanaman organik, jika unsur haranya kurang dapat ditambah dengan bahan organik lainnya seperti penambahan pupuk kandang. Ditambahkan oleh Musnamar (2005), pupuk kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Ada beberapa manfaat dari penggunaannya pada tanaman, pupuk kandang mengandung unsur hara makro (N, P, K) dan unsur mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberian pupuk kompos dari kulit ubi kayu terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini untuk dapat memberikan informasi tentang pemberian kompos dari kulit ubi kayu yang efektif bagi pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun bibit tanaman kopi.

(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Tanaman Kopi

Sudah beberapa abad lamanya kopi menjadi bahan perdagangan karena kopi dapat diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar badan dan pikiran. Perluasan perkebunan tanaman kopi tidak hanya terbatas di perusahaan perkebunan besar saja akan tetapi perkebunan rakyatlah yang semakin meluas mencapai kurang lebih 90% dari seluruh areal kopi di negara Indonesia. Karena meluasnya perkebunan kopi maka hasilnya dapat melimpah tetapi prosuksinya belum sampai puncak. Sejak awal abad ke-20, Indonesia yang menghasilkan kopi arabika yang terkenal di pasar dunia dengan sebutan “Java Coffea” akhirnya beralih ke kopi robusta. Pada saat ini tanaman kopi robusta di Indonesia lebih dari 95% dan sisanya adalah kopi robusta dan jenis lain. Selama 30 tahun terakhir tanaman kopi di Indonesia telah meningkat menjadi tiga kali lipat lebih, perluasan ini terjadi karena perkebunan rakyat yang semakin berkembang sementara itu areal pekebunan besar semakin berkurang hal ini disebabkan karena perkebunan basar banyak banyak yang berubah menjadi tanaman rakyat (Anonim, 2006).

(16)

B. Taksonomi dan Morfologi

Menurut Anonim (2006), dalam sistematika tumbuhan kedudukan tanaman kopi di klasifikasikan sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Sub kelas : Dicotyledonea

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : Coffea sp

Menurut Najiati dan Danarti (2006), secara umum ada beberapa macam jenis kopi antara lain :

1. Kopi liberika

Kopi liberika berasal dari Angola, kemudian masuk ke Indonesia pada tahun 1965. Beberapa varietas kopi liberika yang pernah didatang ke Indonesia antara lain Ardoniana dan Durvei. Meskipun sudah cukup lama masuk ke Indonesia tetapi hingga kini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah dan rendemennya rendah. Beberapa sifat kopi liberika antara lain sebagai berikut :

a. Ukuran daun, cabang, bunga, buah, dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan robusta.

b. Cabang primer lebih tahan lama. Dalam satu buku dapat menghasilkan bunga atau buah lebih dari satu kali.

(17)

c. Agak peka terhadap penyakit hemileia vastratrix.

d. Kualitas buah relatif rendah dan Berbuah sepanjang tahun

e. Produksinya sedang (4,5-5 kwintal / ha / tahun) dengan rendemen sekitar 12 %

f. Ukuran buah tidak merata/tidak seragam dan tumbuh baik di dataran rendah.

2. Kopi arabika

Kopi arabika berasal dari Etiopia dan Abessinia. Kopi ini merupakan jenis pertama yang dikenal dan dibudidayakan bahkan termasuk kopi yang paling banyak diusahakan hingga akhir abad ke-19. Setelah abad ke-19, dominasi kopi arabika menurun karena kopi ini sangat peka terhadap penyakit hemileia vastratrix, terutama di dataran rendah. Beberapa sifat penting kopi arabika sebagai berikut :

a. Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700-1700 m dpl dengan suhu sekitar 16-200C.

b. Menghendaki daerah beriklim kering/bulan kering 3 bulan/tahun secara berturut-turut tetapi sekali mendapat hujan kiriman (hujan yang turun di musim kemarau).

c. Umumnya peka terhadap penyakit hemileia vastratrix. Terutama bila di tanam didataran rendah atau kurang dari 500 m dpl.

d. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 kwintal kopi beras/ha/tahun), tetapi mempunyai kualitas cita rasa,dan harga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kopi lainnya. Bila dikelola secara intensif, produksinya bisa

(18)

mencapai 15-20 kwintal/ha/tahun dengan rendemen sekitar 15 %. Kopi beras yang dimaksud adalah kopi kering siap digiling

e. Umumnya berbuah sekali dalam satu tahun. 3. Kopi robusta

Kopi robusta berasal dari Kongo. Kopi ini masuk ke Indonesia pada tahun 1900. Beberapa jenis yang termasuk kopi robusta antara lain Quillou, Uganda dan Channephora. Karena mempunyai sipat lebih ungul, kopi ini sangat cepat berkembang. Bahkan, kopi robusta termasuk jenis yang mendominasi perkebunan kopi di Indonesia hingga saat ini. Beberapa sifat penting kopi robusta antara lain sebagai berikut :

a. Tumbuh baik pada ketinggian 400-700 m dpl, tetapi masih toleran pada ketinggian kurang dari 400 m dpl dengan suhu sekitar 21-240C.

b. Menghendaki daerah yang mempunyai bulan kering 3-4 bulan berturut-turut dengan 3-4 kali hujan kiriman.

c. Produksi lebih tinggi dibandingkan kopi arabika dan liberika (rata-rata 9-13 kwintal kopi beras/ha/tahun). Bila dikelola secara intensif, bisa berperoduksi hingga 20 kwintal/ha/tahun.

d. Kualitas buah lebih rendah dibandingkan kopi arabika, tetapi lebih tinggi dibandingkan kopi liberika.

(19)

Menurut Najiati dan Danarti (2006), morfologi tanaman kopi memiliki beberapa diantaranya yaitu :

1. Sistem percabangan

Kopi mempunyai sistem percabangan agak berbeda dengan tanaman lain, tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya berbeda yaitu :

a. Cabang reproduksi (orthrotrop)

Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. Ketika masih muda, cabang ini sering juga disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun mempunyai 4-5 tunas reproduksi sehingga bila cabang reproduksi mati maka bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang reproduksi mempunyai sifat seperti batang utama sehingga bila batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.

b. Cabang primer (plagiotrop)

Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari tunas primer. Setiap ketiak hanya mempunyai satu tunas primer sehingga bila cabang ini mati, di tempat tersebut tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Ciri-ciri cabang primer adalah arah pertumbuhannya mendatar,

(20)

lemah dan berfungsi sebagai penghasil bunga. Di setiap ketiak daun terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga. c. Cabang sekunder

Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. Cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.

d. Cabang kipas

Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang ini biasanya terletak di ujung batang dan pertumbuhannya cepat sehingga mata reproduksi tumbuh pesat menjadi cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas

e. Cabang perut

Cabang perut adalah cabang kipas yang mampu membentuk cabang primer meskipun tumbuhnya cukup kuat.

f. Cabang balik

Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang primer, berkembang tidak normal dan arah pertumbuhannya menuju ke dalam mahkota tajuk.

(21)

g. Cabang air

Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuh pesat serta ruas daun relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.

2. Sistem perakaran

Meskipun tanaman kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran dangkal. Oleh karena itu, tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang bisa bila perakaran tidak diberi mulsa.

Secara alami, tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Namun, akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang berasal dari bib it semai atau bibit sambung (okulasi) yang batang bawahnya berasal dari bibit semai. Sementara tanaman kopi yang berasal dari bibit setek, cangkok atau okulasi yang batang bawahnya berasal dari bibit setek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

3. Bunga

Pada umumnya, tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua tahun. Mula- mula bunga keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Namun, biasanya bunga tersebut tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas , dan hanya dihasilkan oleh tanaman yang masih sangat muda.

Jumlah bunga yang banyak akan keluar dari ketiak daun pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup sekunder dan

(22)

reproduksi yang berubah fungsi menjadi kuncup bunga. Kemudian, kunc up bunga berkembang menjadi bunga yang tumbuh bergerombol. Tanaman kopi yang cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga. Bunga tersusun dalam kelompok, masing- masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 2-3 kelompok bunga sehingga setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.

Bunga kopi berukuran kecil, mahkota berwarna putih dan berbau harum, kelopak bunga berwarna hijau. Pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5-7 tangkai berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkota akan membuka, kemudian akan segera terjadi penyerbukan. Waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang sekitar 6-11 bulan, tergantung jenis dan faktor lingkunga n.

Berdasarkan cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bung melakukan penyerbukan sendiri. Sedangkan kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila melakukan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam secar bersmaan dengan kopi jenis lain.

(23)

4. Buah

Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari 3 bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endokarp) yang tipis, tetapi keras. Pada umumnya buah kopi me ngandung 2 butir biji, tetapi terkadang hanya mengandung 1 butir atau bahkan tidak berbiji karena bakal bijinya tidak berkembang secara sempurna. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga. Lembaga (endosperm) merupakan bagian yang dimanfaatkan untuk membuat minuman kopi.

5. Daun

Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting yang tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun itu berselang-seling pada ruas-ruas berikutnya. Sedangkan daun yang tumbuh pada ranting-ranting dan cabang-cabang yang mendatar, pasangan daun itu terletak pada bidang yang sama tidak berselang-seling. Adapun perbedaan besar kecil dan tebal tipisnya itu sangat dipengaruhi oleh jenisnya. Daun dewasa berwarna hijau tua, sedangkan daun yang masih muda berwarna muda berwarna perunggu.

(24)

C. Syarat Tumbuh

Menurut Anonim (2006), syarat tumbuh untuk tanaman kopi dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Iklim

Tanaman kopi dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi. Di dataran rendah tanaman kopi dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 1000 – 1700 m dpl. Suhu yang dikehendaki tanaman kopi yang optimal antara 16–20 0C. Curah hujan minimal antara 1000–2000 mm/tahun dan optimalnya antara 2000–3000 mm/tahun.

Adapun yang termasuk dalam iklim antara lain : a. Curah hujan

Mengenai curah hujan, yang penting bukan banyaknya dalam satu tahun melainkan pembagian curah hujan dalam masa satu tahun. Batas minimal dalam satu tahun adalah 1000-2000 mm, sedangkan yang optimalnya antara 3000 mm. Di Indonesia curah hujan terletak antara 2000-3500 mm.

b. Penyinaran

Pada umumnya, kopi tidak menyukai sinar matahari langsung dalam jumlah banyak, tetapi menghendaki sinar matahari teratur. Sengatan sinar matahari langsung dalam jumlah banyak akan meningkatkan penguapan dari tanah dan daun sehingga menggangu keseimbangan proses fotosintesis.

(25)

c. Angin

Angin berpengaruh besar terhadap jenis kopi yang bersifat steril. Peranan angin adalah membantu berpindahnya serbuk sari bunga dari tanaman satu ke putik bunga kopi yang berbeda. Dengan demikian, terjadinya penyerbukan yang dapat menghasilkan buah.

2. Tanah

Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atas dalam dan gembur, agar akar tanaman kopi dapat tumbuh berkembang dengan baik. Selain memilih tanah seperti di atas tanaman kopi memilih reaksi asam yang ringan dengan pH 6–6,5.

D. Pembibitan Kopi

Menurut Anonim (2006), pembibitan tanaman kopi memiliki dua tingkatan yaitu :

1. Perkecambahan

Sebelum ditanam dipersemaian semua biji dikecambahkan terlebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bedengan dengan lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan dilapisi pasir setebal 5 – 10 cm dan diatas bedengan diberi atap atau naungan.

2. Cara mengencambahkan

Biji dibenamkan secara berderet di dalam 1 baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya adalah 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 meter bisa memuat 2000-3000 biji, hal ini

(26)

sangat tergantung pada besar kecilnya biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk.

Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir lagi jangan terlalu tebal. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji tersebut , di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalangatau jerami yang dipotong-potongantara 0,5-1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah.

E. Pupuk Organik

Menurut Suratna (1992), pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk terdiri dari dua golongan yaitu golongan pertama pupuk alam (pupuk organik) seperti pupuk kandang, kompos, bokashi dan lain- lain, golongan kedua yaitu pupuk buatan (pupuk anorganik) seperti Urea, KCl, N, P, K, TSP dan lain- lain. Pupuk organik adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan tanaman, hewan dan manusia. Ada beberapa kelebihan dari pupuk organik yaitu sebagai berikut :

1) Memperbaiki struktur tanah

2) Menaikkan daya serap tanah terhadap air 3) Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah 4) Sebagai sumber zat makan bagi tanaman

(27)

Menurut Santoso (2005), pengomposan merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkadung dalam sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daunan, sampah rumah tangga dan sebagainya) dengan suatu perlakuan khusus. Tujuannya adalah agar lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman. Hasil pengomposan inilah disebut pupuk kompos.

Kompos paling tidak mempunyai dua fungsi sebagai berikut. 1) Soil conditioner

Berfungsi memperbaiki struktur tanah, terutama bagian tanah kering dan ladang.

2) Soil ameliorator

Berfungsi mempertinggi penukaran kemampuan penukaran kation (KPK) baik pada tanah ladang maupun tanah sawah.

Menurut Anonim (2005), kompos yang baik mengandung unsur hara makro N (Nitrogen) > 1,5 %, P2O5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %,

disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15-30, di atas atau di bawah itu kurang baik. Untuk kepentingan bisnis, pupuk kompos yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang baik. Pupuk kompos untuk tanaman organik, jika unsur haranya kurang dapat ditambah dengan bahan organik lainnya. Nitrogen dapat ditambahkan urine ternak, mikroba pengikat Nitrogen, pupuk organik yang berasal dari hewani seperti ikan, darah, dll. Phosphat dapat ditambahkan dari pupuk guano atau rock phosphat, dapat juga dicampurkan dengan mikroba pelepas phosphat. Kalium dapat ditambahkan dari arang/abu batok kelapa/kelapa sawit, abu bekas incenerator.

(28)

Menurut Sastrosudirjo (1992), para ahli ubi kayu (Manihot esculenta) yang tergolong famili Euphorbiaceae yang berasal dari Amerika Selatan (Brazil). Oleh orang Portugis dan Spanyol tanaman ini disebarluaskan ke berbagai negara. Ditambahkan oleh Widyatmoko dan Sintorini (2002), limbah adalah sisa dari aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam yang dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dijadikan sebagai barang buangan.

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik. Dengan bantuan aktivator, waktu pengomposan dapat dipersingkat, menekan biaya, menghilangkan masalah bau tak sedap dan menghasilkan kompos yang baik dan memenuhi syarat untuk dipergunakan sebagai pupuk organik. Dalam penggunaannya kompos juga tidak meninggalkan residu kimia sehingga merupakan salah satu pendukung terwujutnya pertanian organik (Djuamani, 2005).

Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat dan cair hewan ternak yang umumnya dihasilkan oleh mamalia (sapi, kambing, babi, kuda) dan unggas (ayam, burung). Pupuk kandang ini paling umum dan sering digunakan petani untuk menyuburkan tanah pertanian. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Ada beberapa manfaat dari penggunaannya pada tanaman, pupuk kandang mengandung unsur hara makro (N, P, K) dan unsur mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Daya ikat ionnya tinggi sehingga akan mengefektifkan penggunaan pupuk anorganik dengan meminimalkan kehilangan pupuk anorganik akibat penguapan atau tercuci oleh hujan. Selain itu, penggunaan pupuk kandang

(29)

dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki (Musnamar, 2005).

Menurut Suriatna (1991), pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara ke dalam tanah yang langsung atau pun tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah dan lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman.

Menurut Lingga dan Marsono (2001), peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya. Adapun unsur P (phospat), yang terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostatide merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur P (phospat), pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutejo, 2002).

Unsur K (kalium), memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah, menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan (Suratna, 1992).

(30)

II. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Loss Bayangan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah selama tiga bulan terhitung dari tanggal 8 Agustus sampai 31 Oktober 2008, yang meliputi persiapan, penanaman, pengambilan data dan pengolahan data.

B. Alat dan Bahan

Alat ya ng digunakan yaitu : Cangkul, gayung, karung, penggaris, mikrokaliver, plastik transparan dan alat tulis menulis sedangkan bahan yang digunakan yaitu : Tanah Subsoil , pupuk kompos murni (kulit ubi kayu), kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam), polybag yang berwarna hitam dan bibit kopi yang berumur tiga bulan.

C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan media tanam

Tanah Subsoil dibersihkan dari benda-benda lain seperti batang, daun dan ranting kemudian tanah dicampur dengan kompos dengan perbandingan 3 : 2 yaitu 3 tanah subsoil dan 2 pupuk kompos dengan menggunakan ember setelah itu diaduk secara merata, kemudian dimasukkan ke dalam polybag yang berukuran 20x30 cm sesuai perlakuan.

(31)

2. Penanaman bibit

Media tanam yang ada di dalam polybag dilubangi untuk memasukkan bibit kopi yang akan ditanam serta media tanah yang dibongkar untuk membuat lubang dimasukkan dan ditutup kembali. Yang mana bibit yang digunakan umur tiga bulan.

3. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari untuk menjaga kelembaban tanah subsoil, penyiraman disesuaikan dengan keadaan tanah subsoil atau kondisi lingkungan.

b. Penyiangan

Penyiangan dilakukan didalam dan diluar polybag untuk mengendalikan gulma yang bisa mempengaruhi pertumbuhan bibit tanaman kopi.

D. Perlakuan

Penelitian terdiri dari 3 perlakuan yaitu K0, K1 dan K2 dengan

masing-masing perlakuan dibuat 10 ulangan. Setiap perlakuan memiliki perbandingan sebagai berikut :

K0 = Tanah Subsoil ( kontrol)

K1 = Tanah Subsoil : Kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam)

dengan perbandingan 3 : 2

(32)

E. Pengambilan Data

Pengambilan data melalui pengukuran masing- masing parameter dilakukan sebanyak enam kali yaitu :

1. Pada minggu ke-2 setelah tanam 2. Pada minggu ke-4 setelah tanam 3. Pada minggu ke-6 setelah tanam 4. Pada minggu ke-8 setelah tanam 5. Pada minggu ke-10 setelah tanam 6. Pada minggu ke-12 setelah tanam

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari batang yang diberi tanda 1 cm dari permukaan tanah subsoil sampai titik tumbuh tunas (daun muda)

b. Jumlah daun (helai)

Dihitung berdasarkan jumlah helai daun yang sudah mekar/terbuka sempurna. c. Diameter batang (cm)

(33)

F. Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rataan sederhana untuk mengetahui rata-rata parameter yang diamati dari pertumbuhan tanaman (Nugroho dkk, 1995) dengan rumus yang digunakan adalah :

x =

n x ?

Keterangan :x = Rata-rata hitung n = Banyaknya data x = Variasi yang diteliti

(34)

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tinggi tanaman

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dan pupuk kompos murni ( kulit ubi kayu) terhadap pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi ( Coffea sp) dengan perbandingan 2 : 3 ( pupuk kompos : tanah subsoil) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit tanaman kopi (coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) , dan pupuk kompos

murni (K2). Minggu ke- Perlakuan 2 4 6 8 10 12 Jumlah (cm) Rata-rata (cm) K 0 6.16 6.78 7.11 7.67 8.5 9.3 45.52 7.59 K 1 6.92 7.47 7.9 8.55 9.55 10.6 50.99 8.50 K 2 7.08 7.51 7.9 8.39 9.2 9.85 49.93 8.32

Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan tinggi bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan dengan pemberian pupuk kompos campuran (K1)

menunjukkan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 8,50 cm.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman kopi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan tanpa pemberian pupuk (K0) dengan rata-rata

pertumbuhan tinggi tanaman 7,59 cm.

Untuk K2 dengan pemberian pupuk kompos murni menunjukkan hasil

(35)

2. Diameter batang

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dan pupuk kompos murni ( kulit ubi kayu) terhadap pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi ( Coffea sp) dengan perbandingan 2 : 3 ( pupuk kompos : tanah subsoil) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan diameter batang (cm) bibit tanaman kopi

(coffea sp), pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) ,

dan pupuk kompos murni (K2).

Minggu ke- Perlakuan 2 4 6 8 10 12 Jumlah (cm) Rata-rata (cm) K 0 0,151 0,160 0,169 0,178 0,185 0,197 1,040 0,173 K 1 0,155 0,167 0,179 0,194 0,204 0,215 1,114 0,186 K 2 0,143 0,164 0,176 0,186 0,195 0,202 1,066 0,178

Tabel 2 menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan pupuk kompos campuran (K1)

menunjukan hasil yang tertinggi yaitu dengan rata-rata diameter batang tanaman 0,186 cm.

Untuk pemberian pupuk kompos murni (K2) menunjukkan hasil rata-rata

pertumb uhan diameter tanaman 0,178 cm.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan diameter batang bibit tanaman kopi yang terendah ditunjukkan oleh perlakuan (K0) dengan rata-rata pertumbuhan

(36)

3. Jumlah daun (helai)

Berdasarkan hasil penelitian dari pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dan pupuk kompos murni ( kulit ubi kayu) terhadap pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi ( Coffea sp) dengan perbandingan 2 : 3 ( pupuk kompos : Tanah Subsoil) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun (helai) tanaman kopi (coffea

sp),pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk (K 0), pemberian pupuk kompos campuran (K1) , dan pupuk

kompos murni (K2). Minggu ke- Perlakuan 2 4 6 8 10 12 Jumlah Rata-rata K 0 2.2 3 3.8 4.8 5.6 6.6 26,0 4.33 K 1 3,0 3.8 4,0 5.6 6.6 7.6 30.6 5.10 K 2 2.6 3.4 4.2 5.4 6.2 7,0 28.8 4.80

Tabel 3. Menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi yang diberi perlakuan pupuk murni (K2) dan tanpa diberi pupuk

(K0) menunjukan hasil yang terendah yaitu dengan rata-rata jumlah daun

untuk K2 4,80 helai dan K0 4,33 helai.

Sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah daun bibit tanaman kopi yang tertinggi di tunjukkan dengan pemberian pupuk kompos campuran (K1)

(37)

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan pemberian pupuk kompos murni (kulit ubi kayu) dan pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) terhadap pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan bibit tanaman kopi mengalami perbedaan yang jelas dalam hal pertumbuhan dari masing- masing perlakuan, yang mana pertumbuhan didefinisikan sebagai pertumbuhan bobot dan ukuran suatu organisme yang tidak dapat balik (Harjadi, 1988 dalam Syarifuddin, 2008)

Untuk pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun tanaman kopi yang terbaik ditunjukkan oleh perlakuan K1 yaitu dengan pemberian pupuk

kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) dengan rata-rata tinggi 8,50 cm, diameter batang 0,186 cm dan jumlah daun 5,10 helai dan untuk perlakuan K2 yaitu dengan pemberian pupuk kompos murni (kulit ubi kayu) memberikan

pertumbuhan yang terbaik kedua dengan rata-rata tinggi 8,32 cm, diameter batang 0,178 cm dan jumlah daun 4,80 helai sedangkan untuk perlakuan K0 yaitu tanpa

pemberian pupuk memberikan pertumbuhan yang terendah dengan rata-rata tinggi 7,59 cm, diameter batang 0,173 cm dan jumlah daun 4,33 helai. Hal ini diduga unsur hara yang terkandung pada perlakuan K1 dapat diserap dengan baik oleh

tanaman dengan adanya penambahan pupuk kandang yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki untuk pertumbuhan bib it tanaman kopi, dibandingkan dengan perlakuan K0 dan K2. Menurut Musnamar, (2005), pupuk kandang ini paling

(38)

kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan. Ada beberapa manfaat dari penggunaannya pada tanaman, pupuk kandang mengandung unsur hara makro (N, P, K) dan unsur mikro (Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, Mo). Selain itu, penggunaan pupuk kandang dapat mendukung pertumbuhan tanaman karena struktur sebagai media tumbuh tanaman dapat diperbaiki.

Menurut Suratna (1992), pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara ke dalam tanah secara langsung atau pun tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah dan lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman. Pada saat proses pertumbuhan untuk pembentukan organ tanaman, tanaman memerlukan banyak unsur hara seperti yang dijelaskan oleh (Lingga da n Marsono, 2006), tanaman terbentuk dari unsur- unsur yang diserap oleh tanaman dari dalam tanah berupa zat-zat atau unsur hara makro dan mikro.

Seperti halnya proses pertumbuhan tinggi, diameter batang dan jumlah daun, tanah sebagai media tanam harus mampu menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup. Apabila unsur hara yang ada di dalam tanah memadai untuk diserap tanaman dan akan digunakan untuk proses pertumbuhan maka tanaman tersebut akan tumbuh dengan baik, sesuai dengan hasil uji kandungan hara kompos di Lab. Tanah dan Air Jurusan Pengelolaan Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) memiliki kandungan hara N (1,2 %), P (0,801 %), K (0,302 %), BO (15,17 %), C/N (17,35)

(39)

dan pH (6,8) lebih banyak dibanding dengan kompos murni (kulit ubi kayu) yaitu N (0,81 %), P (0,134 %), K (0,235 %), BO (27,75 %), C/N (19,2) dan pH (7) . Ditambahkan oleh Anonim (2005) kompos yang baik mengandung unsur hara makro N (Nitrogen) > 1,5 %, P2O5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %,

disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15-30 jadi agar Tanah Subsoil yang digunakan sebagai tempat tumbuh tanaman selalu memiliki cukup unsur hara, maka Tanah Subsoil tersebut ditambahkan pupuk.

Menurut Lingga dan Marsono (2001), peranan utama nitrogen (N) yang terkandung pada pupuk yang diberikan pada tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Fungsi lain ialah membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

Adapun unsur P (phospat), yang terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostatide merupakan bagian dari protoplasma dan int i sel yang sangat penting dalam pembelahan sel dan bagi perkembangan jaringan meristem tanaman. Bertambahnya unsur P (phospat), pada media tumbuh dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman kopi melalui aktifitas pembelahan selnya dan perkembangan jaringan meristemnya (Sutejo, 2002).

Unsur K (kalium), memiliki peranan seperti memperlancar proses fotosintesa, memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat pemula, memperkuat ketegaran batang sehingga mengurangi resiko mudah rebah, menambah daya tahan tanama n terhadap serangan hama penyakit dan kekeringan (Suratna, 1992).

(40)

Ditambahkan oleh Kuswandi (2002), untuk unsur Mg (magnesium), memiliki peranan yang berfungsi sebagai penambah unsur hara dan daya guna Tanah Subsoil yang merupakan usaha menaklukkan produksi lahan, disamping untuk menaikkan pH Tanah Subsoil, Mg juga merupakan sumber hara makro yang penting untuk tanaman.

Pupuk organik menurut Suratna (1992), adalah bahan yang dihasilkan dari pelapukan dari sisa pelapukan tanaman, hewan dan manusia memiliki beberapa kelebihan diantaranya memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap Tanah Subsoil terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam Tanah Subsoil, sebagai sumber zat makanan bagi tanaman dan mempercepat dan mempermudah penyerapan tanaman akan unsur hara.

(41)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengamatan terhadap tinggi, diameter batang dan jumlah daun dengan pemberian (K1) tanah subsoil : pupuk kompos campuran ( kulit ubi kayu +

kotoran ayam) dengan perbandingan 3 : 2 memberikan hasil yang lebih baik terhadap bibit tanaman kopi (Coffea sp) yaitu dengan tinggi 8,50 cm, diameter batang 0,186 cm. Dan jumlah daun 5,10 helai.

2. Pada pemberian (K2) tanah subsoil : pupuk kompos murni (kulit ubi kayu)

dengan perbandingan 3 : 2, dan tanpa pemberian pupuk (K0) pada tinggi,

diameter batang dan jumlah daun menunjukkan hasil yang terendah dari perlakuan K1. Pada K2 yaitu dengan tinggi 8, 32 cm, diameter batang

0,178 cm dan jumlah daun 4,80 helai dan pada K0 yaitu dengan tinggi

7,59 cm, diameter batang 0,173 cm dan jumlah daun 4,33 helai.

3. Pemberian pupuk kompos campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam) efektif dapat meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi (Coffea sp) .

(42)

B. Saran

1. Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman kopi yang baik dapat digunakan perbandingan Tanah Subsoil yang dicampur dengan pupuk kompos campuran (Kulit ubi kayu + kotoran ayam) dengan perbandingan 3 : 2, karena dapat memberikan pertumbuhan yang baik bagi bibit tanaman kopi (Coffea sp).

2. Perlu diadakan penelitian lanjut dengan perbandingan yang berbeda untuk mengetahui pertumbuhan bibit tanaman kopi (Coffea sp).

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Pupuk Kompos. Kanisius. Yogyakarta.

Anonim. 2006. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius. Yogyakarta.

Anonim. 2006. Kopi, Budidaya dan Penanganan Pascapanen. Penebar Swadaya. Jakarta.

Djuamani. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta. Kuswandi. 2002. Pemupukan Tanah Subsoil Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Lingga, P dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya. Jakarta.

Marsono dan Sigit, P. 2005. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasinya. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Musnawar, E. I. 2005. Pupuk Organik Cair Dan Padat, Pembuatan Dan

Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Najiati, S dan Danarti. 2006. Kopi, Budidaya dan Penanganan Pascapanen. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nugroho, dkk. 1995. Rumus-Rumus Statistik, Serta Penerapannya. Raja

Grasindo Persada. Jakarta.

Nuryani, S dan Soedjono. 1994. Budidaya Ubi kayu. Dahara Prize. Semarang.

Santoso, B. 2005. Pupuk Kompos. Kanisius. Yogyakarta.

Sastrosudirjo. 1992. bercocok tanam ketela pohon. Cv. Yasa guna. Jakarta.

Suratna. 1992. Pupuk dan Pemupukkan. MSP Milton Putra. Jakarta.

Sutejo, M. M. 2002. Pupuk Dan Pemupukan. PT. Melton Putra. Jakarta.

Syarifuddin, 2008. Pengaruh Kompos Tandan Kosong Dan Decanter Solid

Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Lambung Mangkurat. Banjar Baru.

Widyatmoko dan Sintorini. 2002. Menghindari, Mengolah Dan Menyingkirkan Sampah. Abdi Tandur. Jakarta.

(44)
(45)

Lampiran 1 . Pengukuran tinggi bibit (cm) tanaman kopi pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10, dan 12.

Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 6,5 4,5 6,6 8,8 6,5 6,2 5,5 5 6 6 61,6 K1 7,5 6,3 5,8 5,5 6 7,3 8,2 7,8 8 6,8 69,2 K2 2 6,2 5,5 6,8 7,8 7 10 5,3 8 6,5 7,7 70,8 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 6,9 6,3 7,2 9 7 7 5,8 5,5 6,6 6,5 67,8 K1 7,8 7 6,2 6 6,3 8 9,5 8 8,5 7,4 74,7 K2 4 6,6 6 7,2 8,7 7 10,8 5,8 8 7 8 75,1 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 7,2 5,5 7,5 9,5 8 7,3 6 6 6,6 7,5 71,1 K1 8,7 7 6,7 6,5 6,5 8,5 10 8,3 9 7,8 79 K2 6 7 6,3 8 8,2 7,5 12 6 8,2 7,8 8 79 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 7,5 6,5 8 10 8,5 8 6,5 6,5 7,2 8 76,7 K1 9,5 7,5 7,5 7,5 7 9,5 10,5 8,5 9,5 8,5 85,5 K2 8 7,3 6,5 8,5 8,6 8 12,5 7 9 8 8,5 83,9 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 9 7,5 8,5 10,5 10 9 7 7 8 8,5 85 K1 11 8 8 8,5 8 10,5 12 9,5 10,5 9,5 95,5 K2 10 8 7 9 9 8,5 13,5 8 9,5 9,5 10 92 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 10 9 9 11,5 11 9,5 7,5 7,5 9 9 93 K1 13 8,5 8,5 10 9 11,5 13 10,5 11,5 10,5 106 K2 12 8,5 7,5 10 9,5 9 14 9,5 10 10 10,5 98,5

(46)

Lampiran 2 . Pengukuran diameter batang (cm) bibit tanaman kopi pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12.

Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 0,11 0,114 0,167 0,159 0,161 0,17 0,168 0,165 0,157 0,142 1,513 1 0,146 0,175 0,135 0,164 0,118 0,159 0,162 0,156 0,163 0,168 1,546 K2 2 0,123 0,15 0,135 0,171 0,142 0,146 0,126 0,161 0,127 0,146 1,427 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 0,116 0,124 0,178 0,171 0,167 0,173 0,179 0,17 0,162 0,157 1,597 K1 0,169 0,182 0,146 0,175 0,127 0,172 0,18 0,168 0,169 0,179 1,667 K2 4 0,151 0,176 0,153 0,18 0,157 0,189 0,141 0,182 0,153 0,162 1,644 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 0,122 0,136 0,19 0,18 0,179 0,189 0,184 0,178 0,168 0,162 1,688 K1 0,185 0,195 0,156 0,185 0,136 0,178 0,187 0,189 0,183 0,193 1,787 K2 6 0,162 0,191 0,16 0,197 0,161 0,205 0,145 0,202 0,159 0,173 1,755 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 0,127 0,155 0,196 0,185 0,182 0,191 0,21 0,182 0,172 0,179 1,779 K1 0,21 0,215 0,162 0,193 0,145 0,188 0,195 0,215 0,205 0,207 1,935 K2 8 0,177 0,197 0,172 0,222 0,17 0,211 0,15 0,215 0,175 0,175 1,864 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 0,145 0,16 0,2 0,187 0,191 0,195 0,215 0,187 0,18 0,186 1,846 K1 0,22 0,223 0,175 0,202 0,16 0,195 0,21 0,225 0,215 0,218 2,043 K2 10 0,181 0,205 0,18 0,227 0,185 0,225 0,157 0,22 0,187 0,186 1,953 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 0,15 0,165 0,264 0,195 0,202 0,199 0,22 0,192 0,185 0,202 1,974 K1 0,225 0,23 0,188 0,21 0,175 0,202 0,222 0,237 0,227 0,235 2,151 K2 12 0,19 0,212 0,189 0,23 0,194 0,232 0,163 0,227 0,19 0,192 2,019

(47)

Lampiran 3. Perhitungan jumlah daun (helai) bibit (cm) tanaman kopi pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12.

Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 22 K1 2 2 4 4 2 4 2 4 4 2 30 K2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 2 26 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 30 K1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 K2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 34 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 38 K1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 K2 6 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 42 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 4 4 4 4 4 6 6 4 6 6 48 K1 4 6 6 6 6 6 4 6 6 6 56 K2 8 4 6 6 4 6 6 6 6 6 4 54 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 6 6 6 4 4 6 8 4 6 6 56 K1 6 8 8 6 6 8 6 6 6 6 66 K2 10 6 6 6 6 8 6 6 6 6 6 62 Ulangan ke- Perlakuan Minggu ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah K0 6 6 6 6 6 6 8 6 8 8 66 K1 6 8 8 8 8 8 6 8 8 8 76 K2 12 6 8 6 6 8 8 6 8 8 6 70

(48)

Lampiran 4. Perhitungan rata-rata Tinggi (cm) bibit tanaman kopi n 12 -ke minggu 10 -ke minggu 8 -ke minggu 6 -ke minggu 4 -ke minggu 2 -ke minggu n x?

?

? ? ? ? ? K0 = 6 3 , 9 5 , 8 67 , 7 11 , 7 78 , 6 6,16 ? ? ? ? ? = 7,59 cm K1 = 6 6 , 10 55 , 9 55 , 8 9 , 7 7,47 6,92 ? ? ? ? ? = 8,50 cm K2 = 6 85 , 9 2 , 9 39 , 8 9 , 7 51 , 7 08 , 7 ? ? ? ? ? = 8,32 cm

Lampiran 5. Perhitungan rata-rata Diameter Batang (cm) bibit Tanaman Kopi n 12 -ke minggu 10 -ke minggu 8 -ke minggu 6 -ke minggu 4 -ke minggu 2 -ke minggu n x?

?

? ? ? ? ? K0 = 6 197 , 0 185 , 0 178 , 0 169 , 0 160 , 0 0,151 ? ? ? ? ? = 0,173 mm K1 = 6 215 , 0 204 , 0 194 , 0 179 , 0 167 , 0 0,155 ? ? ? ? ? = 0,186 mm K2 = 6 202 , 0 195 , 0 186 , 0 176 , 0 164 , 0 0,143 ? ? ? ? ? = 0,178 mm

(49)

Lampiran 6. Perhitungan rata-rata Jumlah Daun (helai) bibit tanaman kopi n 12 -ke minggu 10 -ke minggu 8 -ke minggu 6 -ke minggu 4 -ke minggu 2 -ke minggu n x?

?

? ? ? ? ? K0 = 6 6.6 5.6 4.8 3.8 3 2.2 ? ? ? ? ? = 4,33 helai K1 = 6 7.6 6.6 5.6 4 3.8 3 ? ? ? ? ? = 5,10 helai K2 = 6 7 6.2 5.4 4.2 3.4 2.6 ? ? ? ? ? = 4,80 helai

Lampira n 7. Analisa kandungan hara kompos

Parameter Satuan K1 K2 pH - 6,8 7 C/N - 17,35 19,2 BO % 15,17 27,75 N % 1,2 0,81 P % 0,801 0,134 K % 0,302 0,235

Sumber : Laboratorium Tanah Subsoil dan Air Jurusan Pengelolaan Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Keterangan: K1 = Kompos Campuran (kulit ubi kayu + kotoran ayam)

(50)

Lampiran 8. Denah Penelitian K0.1 K0.3 K0.9 K0.5 K0.2 K0.8 K0.10 K0.4 K0.7 K0.6 K2..9 K2.3 U2 K2.8 K2.4 K2.6 K2.7 K2.1 K2.10 K2.5 K2.2 K1.5 K1.1 K1.4 K1.8 K1.3 K1.2 K1.9 K1.10 K1.7 K1.6

(51)

Lampiran 9. Gambar Pupuk Kompos Murni dan Kompos Campuran

Kompos Murni (Kulit Ubi Kayu)

Kompos campuran

(52)

Lampiran 10. Gambar pengukuran tinggi (cm) bibit tanaman kopi dengan penggaris

Lampiran 11. Gambar pengukuran diameter batang (cm) bibit tanaman kopi dengan mikrokaliper

Gambar

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tinggi (cm) bibit tanaman kopi  (coffea  sp),    pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12 dengan tanpa pemberian pupuk  ( K 0 ) , pemberian pupuk kompos campuran (K 1 ) , dan pupuk kompos
Tabel 2. Rata-rata pertumbuhan diameter batang (cm) bibit tanaman kopi
Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan jumlah daun (helai) tanaman kopi  (coffea  sp),pada minggu ke-2, 4, 6, 8, 10 dan 12  dengan  tanpa   pemberian     pupuk ( K  0 ) , pemberian pupuk kompos campuran (K 1 ) , dan pupuk

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya pada bagian monitoring sensor menampilkan informasi bahwa prototipe bebas dari asap rokok dengan background warna orange dengan nilai sensor yang

Rekaman semesteran   Rekaman dapat berupa catatan, foto/video, untuk setiap anak yang dilayani Program PAUD tidak memiliki Pencapaian Perkembangan Anak yang didokumen

Sedangkan untuk sampel air laut, penentuan kadar NaCl yang tertahan digunakan komposisi adsorben paling optimal yang mampu mengurangi NaCl dari jumlah

"Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus ia bukan milik Kristus." (Rm. Barangsiapa memiliki Roh itu, bersama-sama dengan Anak kita disebut anak-anak Allah. Roh

Cara analisis rasio keuangan jika digunakan untuk alat pengukur kinerja keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit

3HQHOLWLDQ LQL EHUMXGXO ³.RPXQLNDVL 3HUVXDVLI 37 +HUED 3HQ awar Alwahida indonesia (HPAI) dalam Membangun -DULQJDQ GL .RWD 3HNDQEDUX´ 7 ujuan penelitian untuk mengetahui

Often the work is intangible if, for instance, a Human Resources (HR) manager wants to standardize skills in a workplace. Support Staff – those who help the Operating Core do its

Diumumkan kepada mahasiswa FK-UII semester II, saat ujian MEQ hari Rabu 25 Mei 2011 pukul 13.30 WIB, mahasiswa diperbolehkan menggunakan. kalkulator asli , dan