Regulasi Pemerintah Pusat tentang Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
Regulasi Pemerintah Pusat yang dirujuk oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dalam rangka pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan bagi IRTP di Kabupaten Cianjur, dapat dilihat pada Tabel 5, 6, 7, 8, 9 dan 10. Data regulasi yang diterbitkan pemerintah pusat ini diperoleh dari Materi
yang diterbitkan oleh Seksi Farmasi dan Pengawasan Makanan dan Minuman, Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
Regulasi yang dirujuk dan yang dijadikan landasan dalam pembinaan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan tersebut dikelompokkan mulai dari hirarki yang otoritasnya lebih tinggi, yaitu 1) Undang Undang Republik Indonesia; 2) Peraturan Pemerintah (PP); 3) Surat Keputusan Bersama oleh dua atau lebih menteri; 4) Peraturan atau Keputusan Menteri; dan 5) Surat Keputusan Kepala LPNK (Lembaga Pemerintah Non-Kementerian), dalam hal ini adalah BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Republik Indonesia.
Regulasi dalam bentuk Undang Undang
Undang Undang Republik Indonesia yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kabupaten Cianjur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur tertera pada Tabel 5 berikut. Undang-Undang Pangan yang dirujuk adalah UU RI No. 7 tahun 1996 karena sosialisasi dilakukan pada kurun waktu 2006 – 2011.
Tabel 5. Undang Undang RI yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Undang Undang Kesehatan No 23 Tahun 1992
Pasal 21 1. Perlindungan terhadap masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan kesehatan. 2. Ketentuan tentang pelabelan pada produk
pangan yang dikemas.
3. Sanksi larang edar, penarikan, dan penyitaan makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan atau
membahayakan kesehatan. 2 Undang Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Pasal 8.1 Larangan membuka kemasan akhir pangan untuk dikemas kembali dan diperdagangkan.
Pasal 20 Kewajiban bagi produsen untuk
menyelenggarakan sistem jaminan mutu sesuai dengan jenis pangan yang diproduksi.
Pasal 21 Larangan mengedarkan pangan yang mengan-dung bahan berbahaya, pangan yang menganmengan-dung cemaran, pangan yang mengandung bahan yang dilarang digunakan, pangan yang mengandung bagian yang kotor, tengik atau yang mengandung bahan nabati, hayati yang berpenyakit, dan bahan pangan yang kedaluwarsa.
Pasal 1 Perlindungan konsumen adalah upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
Tabel 5. Undang Undang RI yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur (lanjutan)
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Cianjur (Tnp Thn.)
Regulasi dalam bentuk Peraturan Pemerintah
Regulasi dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kabupaten Cianjur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, tertera pada Tabel 6. Salah satu PP yang cukup penting dan membahas tentang Keamanan Pangan yaitu PP No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, tidak dirujuk pada daftar acuan yang digunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
Regulasi dalam bentuk Keputusan Bersama Menteri
Regulasi dalam bentuk Keputusan Bersama Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kabupaten Cianjur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, tertera pada Tabel 7.
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
Pasal 4.A Hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang/jasa. Pasal 4.H Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
dan atau penggantian apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Pasal 6.B Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak bersikap baik. Pasal 7 C Produsen wajib memberikan informasi yang
benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa.
Pasal 8 Dilarang memproduksi/memperdagangkan yang tidak sesuai ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah hitungan menurut ukuran yang sebenarnya.
Pasal 9 Pelaku usaha dilarang menawarkan,
mempromosikan, mengiklankan barang/jasa secara tidak benar. Pelaku usaha yang melanggar ketentuan pasal di atas dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak 2 milyar rupiah.
Tabel 6. Peraturan Pemerintah yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Definisi label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang disertakan pada pangan. Dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada atau merupakan bagian kemasan pangan yang selanjutnya dalam
peraturan pemerintah ini disebut label.
Pasal 2 1. Setiap orang yang memproduksi atau mema-sukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia atau diperdagangkan wajib
mencantumkan label pada, di dalam dan atau
di kemasan pangan.
2. Pencantuman label sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah dilepas dari
kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak, serta terletak pada kemasan pangan yang mudah untuk dilihat dan dibaca.
3. Label sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 berisikan keterangan mengenai pangan yang bersangkutan.
4. Keterangan sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat 1 sekurang-kurangnya
mencantumkan: nama produk, daftar bahan
yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat pihak yang memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia, serta mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.
Pasal 7 Pada label pangan dilarang mencantumkan pernyataan atau keterangan dalam bentuk apapun bahwa pangan yang bersangkutan dapat berfungsi sebagai obat.
Pasal 8 Setiap orang dilarang mencantumkan pada label tentang nama, logo, atau identitas lembaga yang melakukan analisis tentang produk pangan tersebut. Pasal 26 1. Nama dan alamat pihak yang memproduksi
pangan wajib dicantumkan pada label.
2. Dalam hal menyangkut pangan yang dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia, selain kete-rangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, pada lebel
Tabel 6. Peraturan Pemerintah yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur (lanjutan)
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Pasal 26 wajib pula dicantumkan nama dan alamat pihak yang memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia.
3. Dalam hal pihak yang memasukkan pangan dalam wilayah Indonesia sebagai yang dimak-sud dalam ayat 2, berbeda dari pihak yang mengedarkannya di dalam wilayah Indonesia, selain keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, pada label wajib pula dicantum-kan nama dan alamat yang mengedardicantum-kan tsb. 4. Tanggal, bulan dan tahun kedaluwarsa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 2 wajib dicantumkan secara jelas dalam label. 5. Pencantuman tanggal, bulan dan tahun
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, dilakukan setelah pencantuman tulisan “baik digunakan sebelum”, sesuai dengan jenis dan daya tahan yang bersangkutan.
6. Dalam hal produk pangan yang
kedaluwarsanya lebih dari 3 (tiga) bulan, diperbolehkan untuk hanya mencantumkan bulan dan tahun kedaluwarsanya saja.
Pasal 31 Kode produksi pangan olahan wajib dicantumkan pada label, wadah atau kemasan pangan, dan ter-letak pada bagian yang mudah dilihat atau dibaca. Pasal 44 1. Setiap iklan tentang pangan yang
diperdagang-kan wajib mencantumdiperdagang-kan keterangan mengenai pangan secara benar dan tidak menyesatkan, baik dalam bentuk gambar dan atau suara pernyataan, dan atau bentuk apapun lainnya. 2. Setiap iklan tentang pangan tidak boleh
bertentangan dengan norma-norma kesusilaan dan ketertiban umum.
Pasal 47 Iklan dilarang dibuat dalam bentuk apapun die-darkan dan atau disebarluaskan dalam masyarakat dengan cara mendiskreditkan produk pangan lainnya.
Pasal 62.2 Tindakan administratif menurut pasal 61 ayat 2: a) peringatan secara tertulis,
b) larangan untuk mengedarkan untuk sementara waktu dan atau perintah untuk menarik produk
Tabel 6. Peraturan Pemerintah yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur (lanjutan)
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Cianjur (Tnp Thn ).
Tabel 7. Keputusan Bersama Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
Pasal 26 pangan dari peredaran,
c) pemusnahan pangan jika terbukti
membahayakan kesehatan dan jiwa manusia, d) penghentian produksi untuk sementara waktu, e) pengenaan denda paling tinggi Rp. 50 juta,
dan/pencabutan izin produksi dan atau izin usaha.
Pasal 63 Kententuan tentang label sebagaimana dimaksud dalam PP ini berlaku bagi:
a) Pangan yang kemasannya terlalu kecil sehingga tidak mungkin dicantumkan seluruh keterangan dimaksud dalam PP.
b) Pangan yang dijual dan dikemas secara langsung di hadapan pembeli dan jumlah kecil-kecil. c) Pangan yang dijual dalam jumlah besar (curah).
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No. 427/Menkes/ SKB/VIII/85 dan No. 1985 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan
Pasal 1 1. Makanan halal adalah semua jenis makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang terlarang/haram dan atau yang
diolah/diproses menurut hukum agama Islam. 2. Tulisan halal adalah tulisan yang
dicantum-kan pada label/penandaan yang memberidicantum-kan jaminan tentang halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam.
Pasal 2 Produsen yang mencantumkan tulisan halal pada label/penandaan makanan produksinya
bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk agama Islam.
Pasal 3 Produsen sebagaimana dimaksud pada pasal 2 keputusan bersama ini berkewajiban menyam-paikan laporan kepada Depkes RI dengan men-cantumkan keterangan tentang proses pengolah-an dpengolah-an komposisi bahpengolah-an ypengolah-ang digunakpengolah-an.
Tabel 7. Keputusan Bersama Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur (lanjutan)
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Cianjur (Tnp Thn.)
Regulasi dalam bentuk Peraturan Menteri
Regulasi dalam bentuk Peraturan Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kabupaten Cianjur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, tertera pada Tabel 8 berikut.
Tabel 8. Peraturan atau Keputusan Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Agama No. 427/Menkes/ SKB/VIII/85 dan No. 1985 tentang Pencantuman Tulisan Halal pada Label Makanan
Pasal 4 Pengawasan preventif terhadap pelaksanaan pasal 2 keputusan bersama ini dilakukan oleh tim penilai pendaftaran makanan pada Depkes RI c.q. Dirjen POM. Dalam tim penilaian pendaftaran makanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diikutsertakan unsur Depag RI. Pengawasan di lapangan terhadap pelaksanaan ketentuan pasal 2 keputusan bersama ini dilakukan oleh Depkes RI.
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Permenkes 382/Menkes/ PER/89 tentang Pendaftaran Makanan
Pendaftaran adalah proses penilaian makanan sebelum mendapatkan persetujuan untuk diedarkan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Pasal 3 1. Makanan yang wajib didaftarkan adalah makanan terolah, baik produksi dalam negeri maupun impor yang diedarkan dalam
kemasan eceran dan berlabel (pasal 3). 2. Industri yang mengikuti penyuluhan wajib
mendaftarkan makanan hasil produksi, dengan kata lain nomor SP/P-IRT tidak
Tabel 8. Peraturan atau Keputusan Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur
(lanjutan) No Regulasi Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 Permenkes 382/Menkes/ PER/89 tentang Pendaftaran Makanan
Pasal 3 berlaku untuk produksi berupa: a) susu dan hasil olahannya,
b) daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses dan atau penyimpanan dingin atau beku, c) pangan kaleng berasam rendah, d) pangan bayi,
e) minuman beralkohol,
f) pangan yang mengandung susu, g) air minum dalam kemasan (AMDK), h) pangan yang diperkaya dan atau
difortifikasi,
i) pangan lain yang wajib SNI, j) pangan fungsional,
k) pangan lain yang ditetapkan oleh Badan POM.
Pasal 5 Makanan yang dibebaskan wajib daftar adalah:
a) makanan terolah yang daya tahannya tidak lebih dari tujuh hari pada suhu kamar,
b) makanan terolah yang dirpoduksi oleh industri rumah tangga yang sudah mengikuti penyuluhan,
c) makanan terolah berasal dari impor yang nerupakan sumbangan kepada pemerintah Indonesia atau lembaga sosial, makanan terolah yang berasal dari impor yang berjumlah kecil untuk keperluan tertentu. d) makanan terolah yang dirpoduksi oleh
industri rumah tangga yang sudah mengikuti penyuluhan,
e) makanan terolah berasal dari impor yang nerupakan sumbangan kepada pemerintah Indonesia atau lembaga sosial, makanan terolah yang berasal dari impor yang berjumlah kecil untuk keperluan tertentu.
Tabel 8. Peraturan atau Keputusan Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur
(lanjutan) No Regulasi Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
2 Keputusan Menkes RI No. 02912/B/SK /IX/86 tentang Penyuluhan bagi Perusahaan Makanan Industri Rumah Tangga
1. Yang dimaksud dengan perusahaan makanan industri rumah tangga adalah perusahaan yang wajib memiliki surat tanda pendaftaran industri kecil (STPIK) yaitu yang memiliki jumlah nilai industri untuk mesin dan
peralatan antara Rp. 500 ribu s.d. Rp. 10 juta (menggunakan peralatan manual sampai semi otomatis).
2. Perusahaan makanan yang diwajibkan mengikuti penyuluhan adalah perusahaan yang memproduksi makanan yang diwajibkan mendaftar menurut ketentuan pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang wajib daftar makanan yang memenuhi dictum kedua.
3. Peserta penyuluhan adalah pemilik atau penanggung jawab perusahaan.
3 Permenkes No. 329/Menkes /PER/XI/76 tentang Produksi dan Peredaran Makanan
1. Makanan adalah barang yang digunakan sebagai makanan atau minuman manusia serta semua bahan yang digunakan pada produksi makanan minuman, termasuk permen karet dan sejenisnya akan tetapi bukan obat.
2. Memproduksi adalah membuat, mengolah, mengubah bentuk, mengawetkan,
membungkus kembali untuk diedarkan. Pasal 3.1 Memproduksi makanan harus memenuhi
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Untuk memperoduksi jenis
makanan tertentu yang ditetapkan menteri harus mendapatkan izin Menteri Kesehatan.
4 Kepmenkes No. 23/Menkes/ SK/I/78 tentang Cara Produksi yang Baik untuk Makanan.
Tabel 8. Peraturan atau Keputusan Menteri yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur
(lanjutan)
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Cianjur (Tnp Thn.)
Regulasi dalam bentuk Surat Keputusan Dirjen
Regulasi dalam bentuk Surat Keputusan Dirjen yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kabupaten Cianjur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, tertera pada Tabel 9.
Tabel 9. Surat Keputusan Dirjen POM yang Dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Cianjur (Tnp Thn.)
No Regulasi
Bab/Pasal yang dirujuk dalam materi pelatihan
Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
5 Permenkes RI No. 722/ Menkes/PER/IX/ 88 tentang Bahan Tambah-an Pangan
Ketetapan BTP yang diizinkan serta batas jumlah penggunaannya dan BTP yang dilarang. 6 Permenkes RI No. 180/ Menkes/PER/IV/ 85 tentang Makanan Daluwarsa
Ketentuan tentang pencantuman tanggal daluwarsa pada label makanan tertentu.
No Regulasi Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan 1 SK Dirjen POM No.
02608/B/VIII/87 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyuluhan bagi IRTP
1. Kepada peserta yang telah mengikuti penyuluhan dengan hasil baik akan diberikan sertifikat yang selanjutnya disebut “Sertifikat Penyuluhan”. 2. Sertifikat penyuluhan dapat dicabut sewaktu-waktu
apabila pemilik atau penganggung jawab tidak melaksanakan ketentuan sesuai dengan materi penyuluhan.
2 SK Dirjen POM No. 01323/B/SK/1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Permenkes No. 180/85
Ketentuan penetapan tanggal daluwarsa, cara pencantuman tanggal daluwarsa, serta pembinaan, pengawasan dan penyidikan makanan daluwarsa.
Regulasi dalam bentuk Surat Keputusan Kepala LPNK
Regulasi dalam bentuk Surat Keputusan Kepala LPNK (Lembaga Pemerintah Non-Kementerian) yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kabupaten Cianjur oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, tertera pada Tabel 10.
Tabel 10. Surat Keputusan Kepala LPNK yang dirujuk dalam Materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi industri rumah tangga di Kabupaten Cianjur No Regulasi Isi yang dirujuk dalam materi pelatihan
1 SK Kepala BPOM RI No. HK. 00.05.5.1640 tanggal 30 April 2003 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP – IRT)
1. Sertifikat yang diterbitkan pada penyuluhan keamanan pangan terdiri dari 2 (dua) jenis:
a. Sertifikat penyuluhan keamanan pangan (SPKP) diberikan kepada peserta yang telah lulus penyuluhan keamanan.
b. Sertifikat produk pangan IRT (P-IRT) diberikan apabila telah diperiksa sarana produksinya dengan hasil minimal cukup. Sertifikat diterbitkan untuk 1 (satu) jenis produk pangan.
2. Pada label pangan yang diproduksi perusahaan pangan harus dicantumkan nomor pangan industri rumah tangga P-IRT.
3. Sertifikat penyuluhan dapat dicabut sewaktu-waktu apabila pemilik atau penganggung jawab:
a. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan di bidang pangan.
b. Pemilik perusahaan tidak sesuai dengan nama yang tertera pada SPP-IRT.
c. Produk pangan terbukti merugikan atau membahayakan kesehatan atau jiwa.
4. Perubahan pemilik SPP-IRT, penanggung jawab perusahaan dan penambahan jenis produk pangan harus dilaporkan pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Cianjur (Tnp Thn.)
Regulasi Pemerintah Daerah tentang Mutu dan Keamanan Pangan
Dari penelusuran semua peraturan daerah yang terdokumentasi pada
website Pemerintah Kabupaten Cianjur (www.cianjurkab.go.id) tidak ditemukan
regulasi yang secara khusus mengatur tentang pengawasan mutu dan keamanan pangan. Regulasi Pemerintah Daerah yang mengatur pengawasan mutu dan keamanan pangan tingkat Propinsi Jawa Barat, namun tidak dijadikan rujukan dalam materi Sosialisasi Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga di Kab
Tabel 11. Regulasi Pemerintah Daerah yang terkait dengan pengamanan pangan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian perdagangan pangan
Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2010).
Program dan Anggaran Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
Program Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam pengawasan mutu dan keamanan pangan tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 12 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Cianjur Tahun 2006-2011 (Perda No 12 Thn 2006 tentang RPJMD Kab. Cianjur Thn 2006 – 2011). RPJMD merupakan dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan bagi mengarahkan pembangunan daerah dalam dalam jangka waktu lima tahun ke depan masa pimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih (Nugroho dan Wrihatnolo, 2011). Program-program pembangunan daerah yang telah disusun, mencakup Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), lintas SKPD dan program pembangunan kewilayahan. Renstra SKPD merupakan satu dokumen rencana resmi yang dipersyaratkan bagi mengarahkan pelayanan SKPD khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya, dalam jangka lima tahun ke depan masa pimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih (Nugroho dan Wrihatnolo, 2011). RPJMD dan Renstra SKPD sangat terkait dengan visi dan misi kepala daerah terpilih. Visi pemerintah daerah Kabupaten Cianjur di bidang kesehatan adalah Meningkatkan
Derajat Kesehatan Masyarakat.
No Regulasi Bab/Pasal Isi yang terkait dengan Keamanan Pangan 1 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Bab 6 Pasal 8 a. 4
Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
Bab 7 Pasal 10 b
Optimalisasi peran serta masyarakat dan dunia usaha/industri dalam penyelenggaraan kesehatan yang terpadu.
Bab 7 Pasal 14 1r
Pengamanan makanan dan minuman. Bab 7
Pasal 28 Poin 4 & 5
1. Pemerintah Daerah melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap perdagangan farmasi, alat kesehatan dan makanan. 2. Pengaturan, pembinaan, pengawasan dan
pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan bersama-sama dengan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan.
Program dan Anggaran Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
Dalam rangka mengimplementasikan visi pemerintah daerah Kabupaten Cianjur dalam bidang kesehatan, maka penyelenggaraan bidang kesehatan ditetapkan sebagai salah satu program utama atau wajib oleh BAPPEDA Kabupaten Cianjur. BAPPEDA sebagai lembaga perencana pembangunan daerah merumuskan program-program yang diarahkan menjadi tugas satuan kerja perangkat daerah (SKPD) bidang kesehatan, yaitu Dinas Kesehatan. Program bidang kesehatan yang dirumuskan oleh BAPPEDA Kabupaten Cianjur, yang terkait dengan pembinaan dan pengawasan keamanan pangan tertera pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12. Program Dinas Kesehatan Kab Cianjur 2006 – 2011 di bidang pengawasan mutu dan keamanan pangan
Sumber: Pemerintah Kab. Cianjur (2006)
Program bidang kesehatan, yang terkait dengan pembinaan, pengawasan dan pengendalian keamanan pangan tertuang dalam Program Pengawasan Obat
dan Makanan. Dalam Matriks Program Lima Tahunan RPJMD Kabupaten
Cianjur 2006 – 2011, kebijakan dalam bidang kesehatan, kegiatan Penyuluhan
Keamanan Pangan bagi Industri Rumah Tangga dalam rangka memperoleh
Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (SPKP) dan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT atau P-IRT) berada dalam Program
Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.
Dana yang dianggarkan untuk Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan selama 1 periode pemerintahan pimpinan daerah terpilih (5 tahun plus 1 tahun masa transisi) adalah sebesar Rp 245,4 juta. Program tersebut memiliki tiga kegiatan utama yaitu, 1) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan
dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga (IRT), 2) Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Restaurant, dan 3)