• Tidak ada hasil yang ditemukan

Begonia

Berdasarkan hasil pengamatan ciri morfologi terlihat adanya perbedaan struktur tubuh antara Begonia alam dan budidaya.

Begonia alam umumnya memiliki ciri fisik kurang menarik seperti bentuk daun dan warna daun yang kurang bervariasi. Berbeda dengan Begonia alam, Begonia budidaya memiliki daya tarik sebagai tanaman hias karena perawakan tanaman yang menarik dan memiliki bentuk dan warna daun bervariasi. Daun Begonia budidaya memiliki bentuk

membulat, lanset, atau angel wing. Warna daunnya cerah seperti hijau, perak, merah, atau terdiri atas perpaduan warna hasil persilangan. Menurut Siregar (2005), Begonia

budidaya umumnya tanaman hias yang berasal dari luar negeri seperti Brazil, Meksiko, dan Cina.

Tanaman Begonia yang diamati berjumlah 11, sembilan spesies dan kultivar berhasil diidentifikasi, sedangkan dua spesies (Begonia

sp. 1 dan sp. 2) belum berhasil diidentifikasi (Gambar 1). Sembilan tanaman yang berhasil diidentifikasi terdiri atas 6 spesies Begonia

budidaya (B. acetosa, B. bowerae, B. listada, B. thelmae, B. semperflorens, dan B. maculata), dan 2 kultivar Begonia budidaya (B. Argenteo-Gutata “Fanfare” dan B. “Orpha C. Fox”), serta 1 spesies Begonia alam (B. lepida). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan diketahui empat spesies Begonia

yaitu B. acetosa, B. bowerae, B. listada, B. thelmae sesuai dengan deskripsi Tebbitt (2005) dan Siregar (2005), serta dua spesies yaitu B. semperflorens, B. maculata, dan dua kultivar yaitu B. Argenteo-Gutata “Fanfare”, dan B. “Orpha C. Fox” sesuai dengan deskripsi Siregar (2005). Identifikasi satu spesies Begonia alam yaitu B. lepida

dilakukan di Herbarium LIPI Cibinong. Sebagian Begonia budidaya yang diamati bukan tumbuhan asli Indonesia tetapi dapat berasal dari Brazil (B. acetosa dan B. thelmae), Argentina (B. listada), dan Meksiko (B. bowerae) (Siregar 2005).

Pengamatan terhadap 11 spesies dan kultivar Begonia yang diteliti memperlihatkan beberapa kesamaan ciri yaitu tipe daun tunggal, kedudukan daun berseling, bentuk pangkal daun berlekuk asimetris, letak bunga aksilar, dan kelamin bunga uniseksual. Disamping itu beberapa perbedaan karakter morfologi antar spesies dan kultivar tanaman juga ditemukan. Karakter tersebut adalah tipe pertumbuhan, ada tidaknya stipula, bentuk daun, jumlah tepal pada bunga jantan dan betina, susunan benang sari dan bentuk kepala putik. Menurut Tebbit (2005) dapat terjadi variasi ciri morfologi pada spesies Begonia

seperti kelamin bunga biseksual, dan letak bunga terminal. Adanya bunga biseksual pada dua kelompok Begonia asal Afrika juga dilaporkan oleh Sosef (1994).

Deskripsi Tanaman Begonia acetosa

Herba, menjalar, perennial, tinggi 35-40 cm, membentuk rhizoma. Rhizoma hijau, berambut, tidak bercabang. Daun

penumpu persisten, bentuk seperti lidah, panjang 0.6-3 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun merah kecokelatan, berambut; helai daun permukaan atas hijau, permukaan bawah merah, berambut di kedua permukaan, asimetris, membulat-bulat telur, 4-18 x 3.3-13 cm, ujung tumpul, pangkal berlekuk asimetris, tepi rata, pertulangan menjari.

Fase generatif tanaman B. acetosa yang diamati tidak muncul selama masa pengamatan. Berdasarkan deskripsi tanaman yang terdapat dalam Tebbitt (2005) diketahui deskripsi mengenai alat reproduksi B. acetosa.

Berikut merupakan deskripsi tambahan bunga

B. acetosa menurut Tebbitt (2005): Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, garis sampai lanset, 1-3 x 0.3 cm. Bunga jantan: tepal empat, putih, tepal luar ellips, 10-12 x 5-8 mm, tepal dalam oval, 7-14 x 1.5-3 mm; benang sari 20-30, tersusun simetris, tangkai sari berlekatan. Bunga betina: brakteola persisten, bentuk garis, 1-2 x 0.3 cm; tepal lima, putih, tepal luar dua, ellips, 6-10 x 1.5-2 mm, tepal dalam tiga, ellips, 10-13 x 4-5 mm; bakal buah putih, ellips, 6-11 x 3-5 mm, bersayap tiga, berlokus tiga, plasentasi aksial; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk spiral.

Fase generatif pada tanaman B. listada

yang diamati tidak muncul selama masa

pengamatan. Deskripsi bunga pada

B. listada diperoleh dari Tebbitt (2005). Berikut merupakan deskripsi bunga dari tanaman B. listada menurut Tebbit (2005): Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea gugur, bulat telur sampai ellips, 6-7 x 3-4 cm. Bunga jantan: tepal empat, putih, tepal luar dua, ditutupi rambut merah, bulat telur sampai bulat, 1.1-1.5 x 1.1-1.5 cm, tepal dalam dua, bulat telur terbalik, 1-1.5 x 0.3-0.4 cm; benang sari 25-35, tersusun simetris, tangkai sari berlekatan. Bunga betina: brakteola absen; tepal lima, putih, bulat-ellips, tidak sama besar, 0.7-1.5 x 0.4-1 cm; bakal buah hijau dengan pola merah muda, ellips, 5-10 x 2.5-4.8 mm, bersayap tiga, berlokus tiga; plasentasi aksial; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk spiral.

Begonia bowerae

Herba, menjalar, perennial, tinggi 15-20 cm, membentuk rhizoma. Rhizoma hijau, gundul, tidak bercabang. Daun penumpu persisten, seperti lidah, 1.3-3.2 x 0.6-1.8 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau, berambut, 15-18 cm; helai daun permukaan atas hijau dengan tepi hitam, berambut, permukaan bawah merah, gundul, asimetris, bentuk angel wing, 10-11 x 6-8 cm, ujung meruncing, pangkal berlekuk asimetris, tepi bergigi, pertulangan menjari.

Fase generatif tanaman B. bowerae yang diamati tidak muncul selama masa pengamatan. Deskripsi bunga pada

B. bowerae diperoleh dari Tebbitt (2005). Berikut merupakan deskripsi bunga dari tanaman B. bowerae menurut Tebbit (2005): Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, bulat telur-ellips, 1.5-13 x 1-14 mm, tepi bersilia. Bunga jantan: tepal dua, putih, permukaan bawah berbintik merah, 0.8-11 x 0.8-11 mm, benang sari 10-15, tersusun asimetris, tangkai sari tidak berlekatan. Bunga betina: brakteola persisten, dua, ellips, 2-3 x 0.5-1 mm; tepal dua, putih, bulat telur terbalik, 5-9 x 0.5-8.5 mm; bakal buah hijau, ellips sampai segitiga,

4.5-5.5 x 4-5 mm, bersayap tiga, merah jambu, berlokus tiga; plasentasi aksial; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk bulan sabit.

Herba, memanjat, perenial, tinggi 20-30 cm, tanpa rhizoma, perakaran pada buku. Batang hijau, berambut, bercabang banyak, buku tidak menggembung. Daun penumpu persisten, bulat telur, 0.8-1.2 x 0.7-0.9 cm, tepi berambut. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau, berambut, 0.8-1 cm; helai daun permukaan atas hijau, permukaan bawah kemerahan, berambut di kedua permukaan, asimetris, lanset, 6-7 x 3-4 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk asimeris, tepi bergigi, pertulangan menjari.

Begonia listada

Herba, tegak, perennial, tinggi 20-30 cm, tanpa rhizoma. Batang hijau sampai kemerahan, berambut, bercabang. Daun penumpu persisten, bulat telur sampai ellips, 1.8-2.3 x 1.6-2 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau sampai merah muda, berambut, 4-6 cm; helai daun permukaan atas hijau kemerahan dengan warna kuning pada tulang daun, permukaan bawah merah, berambut tebal di kedua permukaan, asimetris, lanset, 10-12 x 5-7 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk asimetris, tepi berombak, pertulangan menyirip.

Begonia thelmae

Fase generatif tanaman B. thelmae yang diamati tidak muncul selama masa pengamatan. Deskripsi bunga pada

B. thelmae diperoleh dari Tebbitt (2005). Berikut merupakan deskripsi bunga dari

tanaman B. thelmae menurut Tebbit (2005): Bunga aksilar, uniseksual; braktea bulat telur, 0.8-0.5 mm. Bunga jantan: tepal empat, putih, gundul, tepal luar dua, bulat telur sampai menjantung, 6-8 x 5-6.5 mm, tepal dalam dua, ellips sampai bulat telur terbalik, 5.5-6 x 2-3 mm; benang sari 10, tersusun simetris, tangkai sari berlekatan, bentuk kepala sari membulat. Bunga betina: brakteola persisten, dua, ellips, 1-2 x 0.5-1 cm; tepal lima, putih, gundul, tepal luar ellips, 0.7-1 x 0.3-0.5 cm, tepal dalam ellips sampai bulat telur terbalik, 0.8-1 x 0.4-0.5 cm; bakal buah putih, menjadi hijau saat matang, gundul, ellips-bulat telur, 0.7-0.4 cm, bersayap tiga, berlokus tiga; plasentasi aksial, tunggal; tangkai putik bercabang tiga.

Herba, tegak, perennial, tinggi 20-30 cm, tanpa rhizoma. Batang hijau, gundul, tidak bercabang, buku tidak menggembung. Daun penumpu persisten, seperti lidah, 2-3.5 x 1-1.5 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau, gundul, 6-7 cm; helai daun permukaan atas hijau dengan bintik putih, permukaan bawah merah,

gundul di kedua permukaan, asimetris, lanset, 17-25 x 8-10 cm, ujung meruncing, pangkal berlekuk asimetris, tepi bergelombang, pertulangan menjari. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk, terbatas; braktea gugur. Bunga jantan: brakteola persisten, dua, putih, bundar telur, 0.3-0.5 x 0.2-0.3 cm; tepal empat, putih, tepal luar dua, bundar telur, 1.7-2 x 1.5-1.6 cm, tepal dalam dua, ellips, 1-1.2 x 0.3-0.4 cm; benang sari 25-35, tersusun asimetris. Bunga betina: brakteola persisten, dua, merah muda, bulat telur, 0.5-0.7 x 0.4-0.5 cm; tepal lima, putih, tepal terluar dua, putih, bulat telur, 1.3-1.5 x 1-1.2 cm, tepal dalam dua, putih, bulat telur, 1-1.3 x 0.8-0.9 cm, tepal terdalam 1 putih, ellips, 0.8-1 x 0.3-0.5 cm; bakal buah bersayap tiga; plasentasi aksial; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk bulan sabit.

Begonia semperflorens

Herba, tegak, perennial, tinggi 1.3 m, tanpa rhizoma. Batang hijau sampai merah, gundul saat dewasa, bercabang banyak, buku tidak menggembung. Daun penumpu gugur, bulat telur, 1.4-2 x 0.8-1.2 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau sampai merah, gundul, 0.5-1 cm; helai daun permukaan atas hijau mengkilat, permukaan bawah hijau, gundul, asimetris, membulat, 10-14 x 5-9 cm, ujung tumpul, pangkal berlekuk asimetris, tepi bergigi, pertulangan menjari. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, bulat telur, 2-7 x 1-4.5 mm, tepi begerigi dan berambut. Bunga jantan: tepal empat, putih sampai merah jambu, tepal luar membulat, 8-15 x 8-15 mm, tepal dalam bulat telur terbalik, 0.9-1.1 x 0.4-0.6 mm; benang sari 25-40, tersusun simetris, tangkai sari berlekatan. Bunga betina: brakteola persisten, segitiga, terletak 2 mm di bawah bakal buah, persisten, bulat telur terbalik, 0.6-1 x 0.2-0.5 cm, tepi berambut; tepal empat sampai lima, putih sampai merah, bulat telur, ellips atau bulat telur terbalik, 4-14 x 2-8 mm; bakal buah putih, hijau setelah matang, ellips, 0.6-1.2 x 0.4-0.8 cm, bersayap tiga, sayap terpanjang berada di atas tangkai putik, berlokus tiga; plasentasi aksial; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk spiral.

Begonia maculata

Herba, tegak, perenial, tinggi tanaman 50-57 cm, tanpa rhizoma. Batang hijau, gundul, bercabang, buku tidak menggembung. Daun penumpu persisten, seperti lidah, 1-1.5 x 0.8-1 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun merah, gundul, 4-5 cm; helai daun permukaan atas hijau dengan bercak perak, permukaan bawah berwarna merah, gundul di kedua permukaan, asimetris, bentuk

angel wing, 9-14 x 5-8 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk asimetris, tepi bergigi, pertulangan menjari. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; Bunga jantan:

Begonia Argenteo-Gutata ”Fanfare”

Herba, tegak, perenial, tinggi 40-50 cm, bentuk seperti pohon, tanpa rhizoma. Batang hijau, gundul, bercabang, buku tidak menggembung. Daun penumpu persisten, bentuk segitiga sampai bulat telur 1-2 x 0.5-1 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau, gundul, 0.5-1 cm; helai daun permukaan atas hijau mengkilat, permukaan bawah merah, gundul di kedua permukaan, asimetris, lanset, 8-9 x 3-5 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk asimetris, tepi bergerigi, pertulangan menjari. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, dua, merah muda, bulat telur, 5-10 x 5-8 mm, tepi rata, gundul. Bunga jantan: brakteola gugur; tepal empat, merah, bundar telur, 0.8-1 x 1-1.5 cm; benang sari 15-20, tersusun simetris. Bunga betina: brakteola gugur; tepal empat, merah, bulat telur, 0.8-1 x 1-1.3 cm; bakal buah merah, bersayap tiga; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk bulan sabit.

tepal empat, merah muda, tepal luar dua, membulat, merah muda, 1.3-1.5 x 1.7-1.8 cm, tepal dalam dua, merah muda, bulat telur, 0.6-0.8 x 0.4-0.5 cm; benang sari 35-40, susunan kepala sari asimetris. Bunga betina: tepal lima, merah muda, tepal terluar dua, merah muda, membulat, 1.3-1.5 x 1.7-1.8 cm, tepal dalam satu, merah muda, membulat, 0.8-1 x 0.3-0.5 cm, tepal terdalam dua, merah muda, membulat, 1-1.3 x 0.8-0.9 cm; bakal buah bersayap tiga, berlokus tiga, plasentasi aksial, majemuk; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk bulan sabit.

Herba, tegak, tinggi 35-40 cm, tanpa rhizoma. Batang cokelat, gundul, bercabang, buku tidak menggembung. Daun penumpu persisten, seperti lidah, 1.7-2 x 1-1.5 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun cokelat, 1-3 cm; helai daun permukaan atas hijau tua, berambut, permukaan bawah hijau muda, gundul, asimetris, bulat telur, 10-12 x 4.5-5.5 cm, ujung meruncing, pangkal berlekuk asimetris, tepi beringgit, pertulangan menyirip. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, dua, bulat telur, 0.5-1 x 0.4-0.5 cm. Bunga jantan: tepal empat, merah muda, gundul, tepal luar bulat telur sampai membulat, 1-2 x 0.6-0.8 cm, tepal dalam bulat telur terbalik sampai ellips, 2-3 x 0.5-1 cm; benang sari 20-30, tersusun asimetris. Bunga betina: brakteola persisten, dua, merah muda; tepal empat, merah, gundul, bundar telur-ellips, 2-3 x 0.5-1 cm; bakal buah merah, bersayap tiga; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk bulan sabit.

Begonia sp. 1

Herba, menjalar, perennial, tinggi 15-20 cm, membentuk rhizoma. Rhizoma merah, berambut, tidak bercabang, buku tidak menggembung. Daun penumpu persisten, bentuk seperti lidah, 0.8-1 x 0.5-1 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau, berambut, 14-19 cm; helai daun permukaan atas hijau dengan tepi hitam, permukaan bawah hijau muda, berambut, asimetris, membulat, 9-14 x 6.5-10 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk asimetris, tepi bercangap menjari, pertulangan menjari. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, dua, hijau, 0.5-0.8 x 0.3-0.5 cm. Bunga jantan: brakteola gugur; tepal dua, merah muda, bulat telur, 0.8-1 x 1-1.2 cm, benang sari 20-25, tersusun asimetris. Bunga betina: brakteola gugur; tepal dua, merah muda, bulat telur, 0.8-1 x 1-1.2 cm; bakal buah hijau, bersayap tiga; plasentasi aksial.

Begonia sp. 2

Herba, tegak, perennial, tinggi 30-40 cm, membentuk rhizoma. Rhizoma hijau, berambut, tidak bercabang. Daun penumpu persisten, segitiga sampai ellips, 3-5 cm. Daun tunggal, berseling; tangkai daun hijau, berambut, 20-25 cm; helai daun permukaan atas hijau, permukaan bawah merah, berambut di kedua permukaan, tekstur berkerut, asimetris, membulat, 9-11 x 16-18 cm, ujung meruncing, pangkal berlekuk asimetris, tepi bergerigi ganda, pertulangan menjari. Bunga aksilar, uniseksual, majemuk terbatas; braktea persisten, bulat telur-ellips, 0.8-1 x 1-1.2 cm. Bunga jantan: brakteola gugur; tepal dua, putih, berambut di permukaan bawah, bulat telur, 0.8-1 x 1-1.2 cm; benang sari 20-30, tersusun simetris. Bunga betina: tepal dua, putih, berbulu di permukaan bawah, bulat telur, 0.8-1 x 1-1.2; bakal buah hijau, bersayap tiga; tangkai putik bercabang tiga, kepala putik bentuk bulan sabit.

Begonia lepida

Analisis Hubungan Kekerabatan Berdasarkan Karakter Morfologi Tanaman

Analisis hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi tanaman dilakukan menggunakan teknik hirarki kluster

agglomerative dengan metode average linkage (between-group linkage) pada 31 karakter terpilih (Lampiran 1). Teknik hirarki kluster aglomerative berawal dari semua objek yang terpisah satu sama lain (pada jarak skala 0 banyaknya objek sama dengan banyaknya kluster). Pada setiap langkah dua kluster digabungkan, sehingga hanya satu kluster yang tersisa (Kaufman & Rousseeuw 1990). Metode linkage yang digunakan untuk pengelompokkan dalam analisis ini adalah

average linkage (between group linkage). Metode ini memberikan hasil apabila dua kelompok digabungkan menurut jarak rata-rata semua pasangan anggota pada masing- masing himpunannya. Hasil analisis hubungan kekerabatan ditunjukkan dalam bentuk dendrogram. Cabang-cabang pada dendrogram menunjukkan masing-masing objek atau kluster. Cabang-cabang bergabung pada titik sepanjang sumbu jarak menyatakan tingkat penggabungan terjadi (Hartini 2004). Sumbu jarak menunjukkan kemiripan sifat yang dimiliki objek. Semakin kecil jarak penggabungan pada sumbu menunjukkan semakin besar kemiripan sifat yang dimiliki dan semakin dekat hubungan kekerabatannya.

(c)

(b)

(a)

(d)

(e)

(f)

(g)

(h)

(i)

(j)

(k)

Gambar 1 Sebelas spesies dan kultivar Begonia.

(a) B. acetosa, (b) B. bowerae, (c) B. listada, (d) B. thelmae, (e) B. semperflorens,

(f) B. maculata, (g) B. Argenteo-Gutata ”Fanfare”, (h) B. “Orpha C. Fox”, (i) Begonia sp. 1, (j) Begonia sp. 2, dan (k) B. lepida.

Pada metode hirarki kluster tidak dapat ditentukan jumlah kluster yang akan dihasilkan dalam analisis. Nilai koefisien antar dua kluster yang berdekatan dapat digunakan untuk menentukan jumlah kluster yang paling baik yang dapat mewakili pengelompokkan dari data yang ada. Pembentukan kluster dapat dihentikan ketika ada peningkatan (untuk pengukuran jarak) atau penurunan (untuk pengukuran kemiripan) pada nilai koefisien yang besar antar dua penggabungan yang berdekatan (Aldenderfer & Blashfield 1984). Pada pengamatan hubungan kekerabatan berdasarkan karakter morfologi, nilai koefisien yang besar diamati pada jarak skala 16 dan 10. Kedua jarak ini dipilih sebagai titik untuk pengamatan pengelompokkan Begonia

karena dianggap dapat mewakili pengelompokkan tanaman berdasarkan kekerabatan yang tidak terlalu dekat atau jauh.

Kelompok kekerabatan tanaman kedua terdiri atas dua spesies yaitu B. acetosa dan

Begonia sp. 2. Kelompok ini disatukan oleh 20 karakter yaitu pertumbuhan menjalar, memiliki rhizoma, tidak memiliki batang, tidak ada percabangan, stipula persisten, tipe daun tunggal, kedudukan daun berseling, bentuk daun membulat, pangkal daun membulat asimetris, tepi daun rata, warna permukaan bawah daun hijau kehitaman, terdapat rambut pada permukaan bawah daun, tidak ada bercak daun, letak bunga aksilar, posisi bunga jantan dan betina dalam rangkaian yang terpisah, braktea persisten, tepal bunga jantan empat, susunan benang sari simetris, kelamin bunga uniseksual, dan warna tepal bunga betina putih. Kelompok ketiga dan keempat masing-masing hanya terdiri atas satu spesies. Kelompok ketiga terdiri atas B. semperflorens dan kelompok keempat terdiri atas Begonia sp. 1. Kelompok pertama dan Empat kelompok tanaman diperoleh pada

jarak skala kekerabatan 16 (Gambar 2). Kelompok pertama merupakan kelompok kekerabatan terbesar dengan anggota lima spesies yaitu B. maculata, B. thelmae, B. bowerae, B. listada, dan B. lepida, serta dua kultivar yaitu B. ”Orpha C. Fox” dan B. Argenteo-Gutata ”Fanfare”. Kelompok pertama disatukan karena memiliki 12 karakter yang sama yaitu daun penumpu

persisten, tipe daun tunggal, kedudukan daun berseling, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat asimetris, warna permukaan bawah daun hijau kehitaman, warna tulang daun permukaan atas kuning, warna tulang daun permukaan bawah kuning, tidak ada bercak daun, letak bunga aksilar, posisi bunga jantan dan betina dalam rangkaian terpisah, braktea persisten, dan susunan benang sari simetris.

Gambar 2 Dendrogram hubungan kekerabatan 11 spesies dan kultivar Begonia berdasarkan karakter morfologi tanaman.

kedua memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan dengan dua kelompok lainnya. Penggabungan kelompok ketiga dan keempat dengan kelompok pertama dan kedua pada jarak kekerabatan terjauh menunjukkan bahwa kemiripan sifat yang dimiliki antar kelompok kecil dan memiliki kekerabatan yang jauh.

Analisis hubungan kekerabatan pada jarak skala yang lebih kecil yaitu pada jarak skala 10 menghasilkan kelompok kekerabatan yang lebih banyak (enam kelompok kekerabatan). Kelompok kekerabatan pertama terdiri atas dua spesies yaitu B. maculata dan B. thelmae, dan dua kultivar yaitu B. “Orpha C. Fox” dan

B. Argenteo-Gutata ”Fanfare”. Kelompok pertama disatukan oleh 15 karakter yaitu tipe pertumbuhan tegak, tidak memiliki rhizoma, memiliki batang, batang berwarna hijau, ada percabangan, stipula persisten, tipe daun tunggal, kedudukan daun berseling, pertulangan daun menjari, warna permukaan atas daun hijau, warna permukaan bawah daun hijau kemerahan, terdapat trikoma pada permukaan bawah daun, tulang daun permukaan bawah berwarna merah, letak bunga aksilar, dan posisi bunga jantan dan betina dalam rangkaian terpisah. Kelompok kekerabatan kedua hanya terdiri atas satu spesies yaitu B. bowerae.

Kelompok ketiga terdiri atas dua spesies yaitu B. listada dan B. lepida. Kelompok ketiga memiliki 15 karakter yang sama yaitu tipe pertumbuhan tegak, tidak memiliki rhizoma, memiliki batang, ada percabangan, stipula persisten, tipe daun tunggal, kedudukan daun berseling, pangkal daun berlekuk asimetris, tepi daun beringgit, permukaan bawah daun berwarna hijau, terdapat trikoma pada permukaan bawah daun, tidak ada bercak daun, letak bunga aksilar, posisi bunga jantan dan betina dalam rangkaian terpisah, dan braktea persisten. Kelompok keempat terdiri atas dua spesies dan kultivar yaitu B. acetosa dan Begonia sp. 2. Kelompok kelima dan keenam masing- masing hanya terdiri atas satu spesies. Kelompok kelima terdiri atas B. semperflorens, sedangkan kelompok keenam terdiri atas Begonia sp. 1. Begonia semperflorens dan Begonia sp. 1 memiliki hubungan kekerabatan yang jauh dengan sembilan spesies dan kultivar lainnya dikarenakan kemiripan sifat yang kecil antara dua spesies ini dengan sembilan spesies dan kultivar lainnya. Pada analisis hubungan kekerabatan, apabila kelompok yang dihasilkan jumlahnya masih terlalu banyak,

hal ini menunjukkan kurang efektifnya pengelompokan yang dilakukan. Pengelompokan yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan sebelum dilakukan pengelompokkan.

Struktur Anatomi Daun Begonia

Dokumen terkait