• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen T1 232008107 Full text (Halaman 27-46)

Statistik deskriptif ini dimaksudkan untuk menggambarkan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel-variabel ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin dan struktur kepemilikan publik terhadap perataan laba. Berdasarkan data-data yang tersaji dalam laporan keuangan yang mendukung variabel-variabel penelitian maka tabel berikut ini memperlihatkan kisaran teoritis dan nilai mean, std deviation, minimum dan maksimum dari variabel penelitian dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 2

Statistik Deskriptif

N Min Max Mean Std Deviation

Ukuran Perusahaan 73 5,00 8,62 6,4366 ,85361

Financial Leverage 73 ,00 ,73 ,1432 ,15103

NPM 73 3,09 16,00 ,3560 1,85894

Struktur Kep. Publik 73 ,00 68,48 27,9707 15,48381

Perataan Laba 73 0 1 ,30 ,426

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013 Keterangan :

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden ada 73, dari 73 responden ukuran perusahaan terkecil sebesar 5 , dan nilai terbesar senilai 8,62 . Adapun rata-ratanya sebesar 6,4366 dengan standar deviasi sebesar ,85361.

Variabel financial leverage, dari 73 responden memiliki nilai terkecil sebesar 0, dan nilai terbesar senilai ,73 . Adapun nilai rata-ratanya ,1432 dengan standar deviasi sebesar ,85361 .

Variabel net profit margin memiliki nilai rata-rata sebesar ,3560 dengan standar deviasi 1,8589 . Adapun nilai terkecil 0 dan nilai terbesar 16,00.

Variabel struktur kepemilikan publik memiliki nilai minimal sebesar 0, nilai maksimum sebesar 68,48. Sedangkan nilai rata-rata struktur kepemilikan sebesar 27,9707 dengan standar deviasi sebesar 15,48381.

Berdasarkan tabel 2 juga diketahui bahwa nilai terendah pada variabel perataan laba 0 dan nilai yang tertinggi adalah 1. Adapun mean yang dihasilkan sebesar ,30 dengan standar deviasi sebesar ,426.

Analisis Perataan Laba per Jenis Industri

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan agriculture, forestry and fishing tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan diatas 1, hanya PP London Sumatra Indonesia yang melakukan perataan laba. Dari sampel yang digunakan pada jenis industri agriculture, forestry and fishing, memiliki nilai prosentase sebesar 20% (yang artinya 1 dari 5 perusahaan yang menjadi sampel penelitian)

Tabel 3.1

Status Perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing Perusahaan Agriculture, Forestry and Fishing

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

AALI 6,8858 0,0287 0,264 20,32 0

UNSP 7,011 0,0658 0,1443 66,23 0

BISI 6,1366 0,0229 0,177 36,01 0

LSIP 6,7169 0,1083 0,2702 36,17 1

SGRO 6,4079 0,1063 0,1741 24,65 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

LSIP atau PP London Sumatra Indonesia (LONSUM) merupakan perusahaan perkebunan dan perdagangan yang menjadikan karet sebagai komoditas utama perseroan. Selama tahun 2007-2011 pendapatan perusahaan LISP, pada tahun 2009 saja LISP mengalami penurunan pendapatan, yaitu sebesar 220068 (dalam miliaran rupiah), dan penjualan pada tahun 2009 juga mengalami penurunan sebesar 646467. Pada pergitunngan Indeks Perataan Laba (IPL) mempunyai nilai sebesar 1,19533.

Sampel pada jenis perusahaan agriculture, forestry and fishing untuk ukuran perusahaan yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai sebesar 6,7169, adanya indikasi bahwa perataan laba lebih cenderung dilakukan pada perusahaan yang memiliki skala yang besar kurang tepat, hal ini terlihat dari tabel

3.1, meskipun nilai ukuran perusahaan terbesar terdapat pada UNSP, perusahaan ini kategorikan pada perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba. Untuk financial leverage dan net profit margin pada jenis perusahaan agriculture, forestry and fishing yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai tertinggi dari sampel yang digunakan, adanya indikasi perataan laba lebih cenderung dilakukan pada perusahaan yang memilki nilai financial leverage dan net profit margin yang tinggi. Meskipun nilai struktur kepemilikan publik untuk perusahaan yang melakukan perataan laba pada jenis perusahaan agriculture, forestry and fishing mempunyai pengaruh yang signifikan, akan tetapi hal ini tidak mendukung adanya indikasi bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik yang tinggi cenderung melakukan tindakan perataan laba, hal ini terbukti dari hasil perhitungan data sekunder yang tertuang di dalam tabel 3.1

Tabel 3.2

Status Perusahaan Animal Feed and Husbandry

Perusahaan Animal Feed and Husbandry

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

CPIN 6,7875 0,0487 0,0927 36,13 0

MAIN 5,9727 0,0105 0,0521 30,89 0

MBAI 6,0058 0,3132 0,0744 12,43 1

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan animal feed and husbandry, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varian laba lebih besar dari pada varian penjualan atau dengan kata lain nilai indeks perataan laba pada jenis perusahaan animal feed and husbandry masih di atas 1. Akan tetapi ada satu perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, yaitu Multibreeder Adirama Indonesia Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa jenis perusahaan animal feed and

husbandry memiliki nilai prosentase sebesar 33,33% dalam hal melakukan tindakan perataan laba per jenis industri.

Perusahaan Multibreeder Adirama Indonesia Tbk memulai usahanya secara komersial pada tahun 1985, ruang lingkup kegiatan perusahaan ini meliputi bidang pertanian, peternakan, perikanan, industri dan perdagangan umum. Selama 5 tahun (tahun 2007-2011), perubahan pendapat setiap tahun cenderung mengalami penurunan, hanya pada tahun 2009 perubahan pendapatan perusahaan ini mengalami kenaikan, yaitu sebesar 164855. Akan tetapi untuk perubahan penjualan dalam perusahaan ini cenderung mengalami kenaikan, hal ini ditunjukkan dari data yang diperoleh, selama 5 tahun hanya tahun 2010 saja yang mengalami penurunan penjualan, penurunan penjualan pada tahun itu sebesar 787085. Dari hasil perhitungan data sekunder menunjukkan bahwa nilai indeks perataan laba untuk perusahaan ini cukup besar, yaitu 21,37878.

Ukuran perusahaan pada jenis perusahaan animal feed and husbandry yang melakukan praktik perataan laba memilki nilai sebesar 6,0058. Nilai untuk financial leveragenya untuk perusahaan yang melakukan perataan laba sebesar 0,3132, hasil ini jauh di atas dari nilai financial leverage yang sampel dijadikan sampel. Nilai net profit marginnya sebesar 0,0744. Untuk struktur kepemilikan publik pada jenis perusahaan animal feed and husbandry yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai yang paling rendah diantara perusahaan lain yang dijadikan sampel penelitian, ada indikasi bahwa perusahaan yang memiliki nilai financial leverage tinggi lebih cenderung melakukan tindakan perataan laba kurang tepat.

Tabel 3.3

Status Perusahaan Mining and Mining Services Perusahaan Mining and Mining Services

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

ANTM 7,0765 0,1358 0,2165 35 0

MEDC 7,3236 0,1584 0,1683 36,85 0

PGAS 7,4398 0,4417 0,3683 43,6 1

Berdasarkan tabel 3.3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan mining and mining services, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan masih di bawah angka 1, hanya Perusahaan Gas Negara yang melakukan perataan laba. Jenis perusahaan mining and mining services memiliki nilai prosentase 33,33% dalam hal melakukan tindakan perataan laba.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk pada awalnya bernama Firma L. J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage yang didirikan pada tahun 1859 dan akhirnya

menjadi perusahaan perseroan terbatas yang dimiliki oleh negara (“Persero”) dan

namanya berubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1994 dan Akta Pendirian Perusahaan No. 486 tanggal 30 Mei 1996. Selama 5 tahun (tahun 2007-2011) PGAS mengalami kenaikan pendapatan hanya pada tahun 2009 dan 2010, 3 tahun lainnya mengalami penurunan . Dalam penjualannya selama 5 tahun, PGAS ini juga mengalami penurunan penjualan selama 2 periode waktu juga, akan tetapi penurunannya pada tahun 2009 dan tahun 2011. Pada perhitungan indeks perataan laba, PGAS memiliki nilai sebesar 1,01948.

Pada jenis perusahaan mining and mining services yang melakukan praktik perataan laba, memiliki nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik yang tinggi dibanding perusahaan lain yang dijadikan sampel akan tetapi masuk dalam kategori pada perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba. Adanya indikasi bahwa apabila perusahaan memiliki nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik memiliki nilai tinggi cenderung melakukan tindakan perataan laba dapat dikatakan benar pada jenis peusahaan mining and mining services.

Tabel 3.4

Status Perusahaan Constructions Perusahaan Constructions

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

ADHI 6,7181 0,1011 0,0228 44,34 1

PTRO 6,3264 0,2658 0,105 14,29 1

TOTL 6,1714 0,0496 0,0406 31,11 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan construction, melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan dengan angka 1, hanya Total Bangun Persada yang tidak melakukan perataan laba. Maka dari itu perusahaan construction memiliki nilai prosentase yang cukup besar dalam melakukan tindakan perataan laba, yaitu sebesar 66,66% (dari sampel perusahaan construction). Dari hasil perhitungan secara keseluruhan, jenis perusahaan construction mempunyai nilai prosentase tindakan perataan laba yang paling tinggi dibandingkan jenis perusahaan yang lainnya.

Adhi Karya (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, EPC, properti, real state, investasi infrastruktur dan perusahaan ini berdiri pada 11 maret 1960. Dari tahun 2007-2011 perusahaan ini cenderung mengalami kenaikan pendapatan, hanya pada tahun 2008 saja mengalami penurunan pendapatan, yaitu sebesar 30119. Penurunan penjualan juga terjadi, akan tetapi hanya pada tahun 2010, penurunan penjualan sebesar 2039634. Dalam perhitungan IPL nya, ADHI mempunyai nilai sebesar 1,28098.

Dalam perhitungan data sekunder, Petrosea Tbk memiliki nilai indeks perataan laba sebesar 1,14577. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1972, yang bergerak dibidang industri batubara, minyak dan gas bumi di Indonesia. Dalam kurun waktu 5 tahun yang dijadikan tahun penelitian, perusahaan ini mengalami penurunan pendapatan selama 2 tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2008 dan

2009. Pada tahun 2009 perusahaan ini mengalami penurunan penjualan, penurunan penjualan ini sebesar 638280.

Pada jenis perusahaan construction yang melakukan perataan laba memiliki nilai ukuran perusahaan dan financial leverage yang tinggi dibandingkankan pada jenis perusahaan construction yang tidak melakukan tindakan perataan laba, akan tetapi nilai untuk net profit margin, struktur kepemilikan publik untuk perusahaan yang melakukan praktik perataan laba terdapat pada perusahaan yang memiliki nilai net profit margin, struktur kepemilikan publik tertinggi dan terendah, jadi pada jenis perusahaan construction yang melakukan perataan laba belum tentu dilakukan pada perusahaan yang memiliki nilai net profit margin dan struktur kepemilikan publik tinggi, begitu pula juga sebaliknya.

Tabel 3.5

Status Perusahaan Transpotation Services Perusahaan Transpotation Services

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

WEHA 5,2512 0,0808 0,0292 26,08 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.5 menunjukkan bahwa sampel jenis perusahaan transportation service, tidak melakukan tindakan perataan laba, yang ditunjukkan dengan nilai hasil indeks perataan laba di bawah 1. Dengan kata lain jenis perusahaan transportation service tidak memiliki nilai prosentase dalam hal melakukan tindakan perataan laba.

Tabel 3.6

Status Perusahaan Telecommunication Perusahaan Telecommunication

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

TLKM 7,9039 0,0741 0,2022 33,9 0

Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa sampel jenis perusahaan telecomunication, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien varians laba dan penjualan masih di bawah angka 1. Atau dengan kata lain, sampel jenis perusahaan telecommunication sama dengan sampel jenis perusahaan transportation service, dalam sampel yang dijadikan penelitian kedua jenis perusahaan ini tidak melakukan tindakan praktik perataan laba.

Tabel 3.7

Status Perusahaan Whole Sale and Retail Trade Perusahaan Whole Sale and Retail Trade

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

AIMS 5,0876 0,0034 0,0041 48,77 0 EPMT 6,4834 0,0124 0,0337 16,92 0 HERO 6,4329 0,0772 0,024 3,09 0 MPPA 7,0046 0,0574 0,1295 40,11 0 MICE 5,5086 0,0151 0,0839 22,95 0 RALS 6,5143 0,0356 0,0756 40,07 1 TGKA 6,2095 0,1054 0,0117 5,38 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan whole sale and retail trade tidak melakukan praktik perataan laba. Hanya terdapat satu perusahaan yang melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan satu (dummy angka 1) yaitu Ramayana Lestari Sentosa.

Dengan ini menunjukkan bahwa nilai prosentase tindakan perataan laba pada jenis perusahaan whole sale and retail trade sebesar 14,28%. 1 perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba, mempunyai IPL sebesar 1,20846. Ramayana Lestari Sentosa Tbk pada tahun 2009 mengalami penurunan pendapatan, yaitu sebesar 94984. Namun perubahan penjualan selama periode penelitian selalu konstan, tidak mengalami penurunan. Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa Tbk merupakan salah satu department store terkemuka di Republik Indonesia yang berdiri sejak tahun 1978

Nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik pada jenis perusahaan whole sale and retail trade memiliki nilai relatif ditengah diantara perusahaan yang dijadikan sampel penelitian akan tetapi masuk dalam kategori perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba.

Tabel 3.8

Status Perusahaan Banking Perusahaan Banking

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

BBKP 7,621 0,066 0,1109 30,29 0 BNBA 6,381 0,0192 0,1264 9,04 0 BBCA 8,463 0,0266 0,2956 48,63 0 BDMN 8,0456 0,1218 0,1311 30 0 SDRA 6,4525 0,0502 0,1288 31,22 0 BMRI 8,6177 0,059 0,2023 35,9 1 MAYA 6,9103 0,0552 0,0854 11,59 0 MEGA 7,6492 0,0725 0,1529 42,7 0 BBNI 8,3654 0,0413 0,1304 30,18 0 BBNP 6,6668 0,0318 0,0951 9,72 1 BBRI 8,5161 0,0373 0,2266 43,22 0 BVIC 6,907 0,0823 0,1176 34,87 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan bahwa sampel jenis perusahaan banking hanya terdapat dua bank yang melakukan perataan laba yaitu Bank Mandiri dan Bank Nusantara Parahyangan atau nilai presentase jenis perusahaan banking yang melakukan tindakan peratan laba dari total sampel jenis perusahaan banking hanya sebesar 16,66% saja.

Pada jenis perusahaan banking, perusahaan yang melakukan perataan laba ada 2 perusahaan. Perusahaan yang satu memiliki nilai ukuran perusahaan tertinggi diantara perusahaan yang dijadikan sampel, akan tetapi satu perusahaan yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai ukuran perusahaan relatif, tidak tertinggi maupun rendah. Nilai financial leverage, net profit margin,

struktur kepemilikan public untuk jenis perusahaan banking yang melakukan praktik perataan laba memiliki nilai diantara nilai terendah maupun tertinggi.

Tabel 3.9

Status Perusahaan Credit Agencies Other than Bank Perusahaan Credit Agencies Other than Bank

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

ADMF 6,8538 0,4269 0,3073 5,14 1

CFIN 6,399 0,1126 0,5884 29,43 0

MFIN 6,4046 0,0337 0,1619 24,52 0

SMMA 7,388 0,7267 0,0822 45,32 0

TRUS 5,3914 0,0524 0,3096 28,39 1

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan credit agencies other than bank, terdapat dua perusahaan yang melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai lebih dari 1 (dummy) yaitu Adira Dinamika Multi Finance dan Truss Finance Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa jenis perusahaan credit agencies other than bank memiliki nilai prosentase sebesar 40% dari sampel jenis industri credit agencies other than bank

Adanya indikasi apabila sebuah perusahaan memiliki nilai ukuran perusahaan , financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik yang tinggi akan memiliki dorongan untuk melakukan tindakan kurang tepat, karena dari hasil olah data sekunder yang tertuang di dalam tabel 3.9 sudah terbukti, bahwa perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan, financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik tertinggi malah tidak melakukan tindakan perataan laba.

Tabel 3.10

Status Perusahaan Securities Perusahaan Securities

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

BCAP 6,0905 0,5182 0,2103 10,5 0

KREN 5,6946 0,5073 0,3522 39,68 1

PEGE 5,441 0,1666 0,5315 44,61 1

RELI 5,7501 0,2449 0,4408 33,89 0

TRIM 6,0107 0,2651 0,1424 11,98 1

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan securities, memiliki nilai prosentase 60% dari jumlah sampel pada jenis perusahaan securities yang melakukan tindakan perataan laba. Terdapat tiga perusahaan yang melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan dengan angka 1, yaitu perusahaan Kresna Graha Sekurindo, Panca Global Securities dan Tri Megah Securite.

Nilai ukuran perusahaan , financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik untuk perusahaan yang bergerak di bidang securities memiliki nilai yang bermacam-macam, ada nilai terendah ada pula nilai yang tinggi. Hal ini diperkira karena keadaan setiap perusahaan yang bergerak dibidang securities berbeda-beda.

Tabel 3.11

Status Perusahaan Insurance Perusahaan Insurance

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

ASDM 5,446 0,213 0,1007 20,66 0 AHAP 5,0017 0,2554 0,0771 24,81 0 AMAG 5,7803 0,1572 0,2088 33,47 1 ASRM 5,6 0,3978 0,092 15,85 0 LPGI 5,8783 0,1176 0,1237 36,82 0 MREI 5,5595 0,4045 0,1276 16,8 1 PNIN 6,9474 0,2347 0,2453 25,07 1

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.11 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan insurance, ada 3 perusahaan yang melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan dengan angka 1, yaitu Asuransi Multi Artha Guna, Maskapai Reasuransi Indonesia dan Panin Insurance. Dengan kata lain jenis perusahaan insurance memiliki nilai prosentase sebesar 42,85% secara keseleruhan dari sampel jenis industri insurance.

Nilai ukuran perusahaan pada perusahaan insurance yang melakukan perataan laba memiliki nilai relatif yang cukup tinggi dari sampel perusahaan yang tidak melakukan perataan laba, hal ini terlihat dari hasil olah data sekunder yang tertuang di dalam tabel 3.11. Untuk nilai financial leverage pada perusahaan yang melakukan perataan laba, memiliki nilai yang tinggi diantara sampel yang dijadikan penelitian pada jenis perusahaan insurance, begitu juga untuk nilai net profit marginnya juga. Nilai tertinggi struktur kepemilikan publik terdapat pada perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba.

Tabel 3.12

Status Perusahaan Real Estate and Property Perusahaan Real Estate and Property

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

ELTY 7,0821 0,057 0,1477 62,49 0 CTRS 6,3975 0,0208 0,1639 43,63 0 DART 6,4818 0,0575 0,187 14,22 1 DUTI 6,6696 0,0302 0,1668 13,9 1 GMTD 5,5359 0,6181 0,2159 25,85 1 JRPT 6,4497 0,0647 0,3028 18,27 1 LAMI 5,7897 0,0709 0,172 7,11 0 LPCK 6,2013 0,2303 0,1811 51,05 0 LPKR 7,139 0,0725 0,1556 68,48 0 PJAA 6,1728 0,1412 0,1637 9,99 0 PUDP 5,4341 0,1216 0,1521 12,72 1 SMRA 6,7051 0,0703 0,063 61,56 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.12 menunjukkan bahwa dari keseluruhan sampel jenis perusahaan real estate dan property, terdapat 6 perusahaan yang melakukan perataan laba yaitu Duta Anggada Realty, Duta Pertiwi, Gowa Makassar Tourism Development, Jaya Real Property, Pudjiadi Prestige dan Summerecon Agung atau dengan kata lain memiliki nilai prosentase sebesar 50%.

Duta Pertiwi Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang property. Perusahaan ini, tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1995. Dalam penelitian ini, DUTI memiliki nilai indeks perataan laba yang paling tinggi, yaitu sebesar 30,7752. Selama kurun waktu dalam penelitian, DUTI memiliki nilai perubahan pendapatan menurun pada 2 tahun awal, yaitu tahun 2007 dan 2008 dan perubahan penurunan penjualan pada tahun 2008 dan 2009.

Gowa Makassar Tourism Development Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang properti. Meskipun pendapatan pada 5 tahun (tahun 2007-2011) tergolong kecil, akan tetapi perubahan pendapatan selalu konstan naik, begitu pula pada penjualan juga tetap konstan. Hasil dari olah data sekunder, GMTD memiliki nilai perata laba sebesar 1,17744.

PT Jaya Real Property, Tbk. merupakan salah satu pengembang properti hunian dan komersial terkemuka di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1979. Perusahaan ini memiliki nilai perubahan pendapatan dan penjualan yang stabil. Perubahan dalam tahun ketahun tidak pernah mengalami penurunan. Perusahaan ini memiliki nilai perataan laba sebesar 1,06168.

Pudjiadi Prestige Tbk berdiri sejak tahun 1983, perusahaan ini bergerak di kancah bisnis property dan real estat nasional. Perusahaan ini memiliki IPL sebesar 1,67102. Pada tahun 2007, perusahaan ini mengalami penurunan pendapatan sebesar 2849, dan pada tahun itu juga perusahaan ini mengalami penurunan penjualan sebesar 16686.

Adanya indikasi perusahaan yang memiliki nilai ukuran perusahaan tinggi lebih cenderung melakukan tindakan perataan kurang tepat, karena dalam tabel 3.13 tertuang, nilai ukuran perusahaan tertinggi terdapat pada perusahaan yang tidak melakukan perataan laba, begitu juga untuk nilai financial leverage, struktur kepemilikan publik yang tertinggi juga terdapat pada perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba. Akan tetapi untuk nilai net profit margin yang tertinggi terdapat pada perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba.

Tabel 3.13

Status Perusahaan Hotel and Travel Services Perusahaan Hotel and Travel Services

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

BAYU 5,3312 0,0185 0,0065 27,82 0

SHID 5,795 0,2689 0,1009 5,51 0

PANR 5,7485 0,1621 0,006 12,35 0

SONA 5,7584 0,0785 0,0173 8,54 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.13 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan hotel and travel service, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan masih di bawah angka 1. Hal ini menunjukkan bahwa nilai prosentase pada jenis

perusahaan hotel and travel service sebesar 0% pada sampel perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba.

Pada jenis perusahaan hotel and travel service, besar kecilnya nilai ukuran perusahaan , financial leverage, net profit margin, struktur kepemilikan publik tidak mempengaruhi praktik perataan laba, hal ini terbukti dari hasil olah data sekunder yang tertuang di dalam tabel 1.13

Tabel 3.14

Status Perusahaan Holding and Other Invesment Companies Perusahaan Holding and Other Invesment Companies

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

ALKA 5,2365 0,1555 0,0063 5,08 0

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Berdasarkan tabel 3.14 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan holding and other investment companies, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan masih di bawah angka 1. Jenis perusahaan holding and other investment companies juga memiliki prosentase 0% terhadap praktik perataan laba pada sampel jenis perusahaan holding and other investment companies.

Tabel 3.15

Status Perusahaan Others Perusahaan Others

KODE UP LEV NPM SKP STATUS

JTPE 5,2649 0,0508 0,1295 25,92 0

MNCN 6,8925 0,1339 0,1347 23,92 0

RUIS 5,0829 0,0591 0,0189 17,66 0

SCMA 6,3895 0,1964 0,2322 16,21 1

Berdasarkan tabel 3.15 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sampel jenis perusahaan other, tidak melakukan perataan laba yang ditunjukkan dengan nilai hasil perbandingan koefisien laba dan penjualan masih di bawah angka 1. hanya satu perusahaan yang melakukan perataan laba yaitu Surya Citra Media Tbk.

PT Surya Citra Media Tbk, atau selanjutnya disebut „Perseroan‟,

didirikan pada tahun 2000 dengan fokus bidang usaha meliputi jasa multimedia, hiburan dan komunikasi, terutama di bidang pertelevisian. Pada tahun yang dijadikan penelitian perubahan pendapatan selalu konstan, tidak ada perubahan pendapatan yang negatif.

Nilai untuk ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan publik tertinggi terdapat pada perusahaan yang dikategorikan pada perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba, maka dari itu adanya indikasi bahwa ukuran perusahaan tinggi akan mempengaruhi praktik perataan laba kurang tepat begitu juga untuk nilai struktur kepemilikan publik. Akan tetapi nilai untuk financial leverage dan net profit margin tertinggi terdapat pada perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba, adanya indikasi bahwa nilai financial leverage dan net profit margin tinggi akan mempengaruhi praktik perataan laba benar.

Tabel 4

Perincian Perataan Laba

Variabel Penelitia Jumlah %

Status Perusahaan :

Perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba (1) 22 30%

Perusahaan yang tidak melakukan tindakan perataan laba (0) 51 70%

Total 73 100%

Sumber : data sekunder yang diolah, 2013

Dari tabel 4 yang telah diolah terdapat ada 22 perusahaan yang melakukan

Dalam dokumen T1 232008107 Full text (Halaman 27-46)

Dokumen terkait