• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK SAMPEL

B. Usahatani Pisang Barangan Double Raw

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbedaan Produktivitas Tanaman Pisang Barangan antara Sistem Konvensional dan Sistem Double Raw.

Untuk mengetahui apakah ada perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw digunakan Analisis Uji beda rata-rata dengan metode Independent Samples Test. Hasil pengujian dengan metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Analisis Perbedaan Produktivitas Tanaman Pisang Barangan antara Sistem Konvensional dan Sistem Double Raw

Variabel Nilai Sig 0,000 Df 34 T tabel(0,95) 1,7 Ttabel(0,99) 2,75 T hitung -4,236

Mean Produktivitas Konvensional 7225,75

Mean Produktivitas Double RaW 11508,38

Sumber : Analisis data primer 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Thitung adalah -4,236, dan nilai Ttabel adalah -1,7. Bila Thitung < –Ttabel atau Thitung > Ttabel maka H1 diterima. Berarti pada taraf kepercayaan *)95% Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

konvensional dan sistem double raw (H1 diterima). **)Pada taraf 99% nilai Ttabel adalah -2,75, berarti pada taraf 99% Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw (H1 diterima)

Untuk melihat nyata atau tidak perbedaan tersebut, dapat dilihat dari nilai signifikansi. Dari tabel di atas nilai signifikansi adalah 0,00, yang berarti nilaiSig (2-tailed)(0.00) < (0.05), maka Hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan produktivitas tanaman Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw, diterima atau (H1 diterima).

Secara sederhana dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang nyata produktivitas tanaman pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw, dimana pada lampiran 15 rataan produktivitas sistem konvensional per hektar sebesar 7.226 sisir/ha sedangkan pada lampiran 34 rataan produktivitas sistem double raw 11.508 sisir/ha yang berarti produktivitas tanaman Pisang barangan dengan sistem double raw lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas tanaman Pisang barangan dengan sistem konvensional.

Hal ini disebabkan karena perawatan usahatani sistem double raw lebih intensif sehingga produksi usahatani lebih besar dan pada sistem double raw dalam 1 rumpun hanya ada 1 tanaman induk, dan 1 tanaman anak, dan 1 tanaman cucu sehingga penyerapan air dan unsur hara dapat difokuskan hanya untuk 3 tanaman saja sedangkan pada sistem konvensional dalam 1 rumpun tanaman anakan lebih dari 1, sehingga tingkat kematian pada sistem konvensional lebih tinggi karena adanya persaingan dalam menyerap air dan unsur hara antara anak tanaman.

Jumlah sisir Pisang dalam satu tandan dan jumlah buah dalam satu sisir antara sistem konvensional dan sistem double raw pada umumnya sama, tetapi perbedaan produktivitas Pisang ini dapat disebabkan oleh karena jumlah populasi tanaman sistem double raw lebih banyak dibandingkan dengan populasi tanaman sistem konvensional sehingga hasil produksi tanaman Pisang Barangan sistem double raw lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas tanaman Pisang Barangan sistem konvensional.

Pengaruh Faktor Bibit, Pupuk, dan Obat-Obatan Terhadap Produktivitas Tanaman.

Produktivitas tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah faktor bibit, pupuk, dan obat-obatan. Sejauh mana faktor-faktor ini berpengaruh terhadap produktivitas tanaman diuji dengan menggunakan metode Regresi linier. Hasil regresi yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 7. Pengaruh Faktor Jumlah Bibit, Jumlah Pupuk, dan Jumlah Obat- Obatan Terhadap Produktivitas Tanaman Pisang Barangan Sistem Konvensional

Variabel Koef.

Regresi Std. error

T.

Hitung Signifikan Keterangan Constant 0,565 0,321 1,761 0,090

Bibit 1,049 0,108 9,740 0,000 Nyata Pupuk 0,011 0,012 0,929 0,361 Tidak Nyata Obat-obatan 0,027 0,019 1,450 0,159 Tidak Nyata R2 = 0,813

F. Ratio = 37,707 F. Tabel (0,05) = 2,89

T.Tabel (0,05) = 1,71

Sumber : Analisis data primer 2009

Dari Tabel 7 dapat dilihat nilai R2 sebesar 0,813. Koefisien determinasi menunjukkan informasi bahwa sebesar 81,3% produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional dapat dijelaskan oleh sarana produksi,

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

sedangkan sisanya sebesar 18,7% dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya genetika dan lingkungan (tanah, sinar matahai).

Berdasarkan Tabel 7 di atas di dapat sebuah persamaan sebagai berikut: Y = 0,565 + X11,049 + X2 0,011 + X30,027 +

Keterangan:

Y = Produktivitas Pisang Barangan dengan sistem konvensional (Sisir/Ha) X1 = Jumlah Bibit (Batang)

X2 = Jumah Pupuk (kg)

X3 = Jumlah Obat-Obatan (Kg)

= Kesalahan pengganggu

Dari hasil analisis regresi pada Tabel 7 dapat dilihat secara parsial pengaruh sarana produksi usahatani Pisang Barangan terhadap Produktivitas usahatani Pisang Barangan sistem konvensional, yaitu :

a. Jumlah Bibit

Nilai Thitung jumlah bibit adalah sebesar 9,74 dan Ttabel 1,71 pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti Thitung lebih besar dari Ttabel yang berarti bahwa jumlah bibit berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional (H1 diterima). Koefisien regresi sebesar 1,049 berarti bahwa untuk setiap penambahan jumlah bibit sebanyak 1 persen, akan meningkatkan produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional sebesar 1,049 persen. Ini berarti bahwa jumlah bibit akan mempengaruhi produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional. Dapat dikatakan bahwa ada kecenderungan dengan pertambahan bibit maka produktivitas usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional

akan bertambah. Bibit yang digunakan pada umumnya adalah bibit lokal yang diperoleh dari petani setempat.

b. Jumlah Pupuk

Nilai Thitung jumlah pupuk adalah sebesar 0,929 dan Ttabel 1,71 pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti Thitung lebih kecil dari Ttabel yang berarti bahwa jumlah pupuk berpengaruh secara tidak nyata terhadap produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional (H0 diterima). Koefisien regresi sebesar 0,011 berarti bahwa untuk setiap penambahan pupuk sebanyak 1 persen, akan meningkatkan produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional sebesar 0,011 persen. Ini berarti bahwa pupuk akan mempengaruhi produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional tapi tidak nyata. Dapat dikatakan bahwa dengan pertambahan pupuk maka produktivitas usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional akan bertambah hanya dalam intensitas yang kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah pupuk tetapi produktivitas dapat dipengruhi oleh oleh jenis pupuk, maupun faktor lingkungan seperti tanah maupun sinar matahari. Tanaman Pisang yang tidak mendapat sinar matahari cukup, maka pertumbuhannya akan lambat, dan gangguan hama/penyakit meningkat. Pertumbuhan tanaman Pisang Barangan akan baik pada tanah yang datar dan mempunyai drainase yang baik, tanah gembur dan subur. Pada sistem konvensional penanaman tidak memperhatikan sinar matahari sehingga jumlah sinar matahari yang dibutuhkan tidak tercukupi.

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

Nilai Thitung obat-obatan adalah sebesar 1,45 dan Ttabel 1,71 pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti Thitung lebih kecil dari Ttabel yang berarti bahwa obat-obatan berpengaruh secara tidak nyata terhadap produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional (Ho diterima). Koefisien regresi sebesar 0,027 berarti bahwa untuk setiap penambahan 0bat-obatan sebanyak 1 persen, akan meningkatkan produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional sebesar 0,027 persen. Ini berarti bahwa obat-obatan akan mempengaruhi produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional tapi tidak nyata. Dapat dikatakan bahwa dengan pertambahan obat- obatan maka produktivitas usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional akan bertambah hanya dalam intensitas yang kecil. Hal ini disebabkan Produktivitas tanaman tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah obat- obatan yang diberikan tetapi produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor genetika, yaitu bibit yang digunakan bebas dari penyakit. Bila bibit yang digunakan sudah terkena penyakit maka produksinya akan rendah. Pada sistem konvensional bibit yang digunakan tidak diperhatikan bebas dari penyakit sehingga produksinya biasa saja.

Tabel 8. Pengaruh Faktor Jumlah Bibit, Jumlah Pupuk, dan Jumlah Obat- Obatan Terhadap Produktivitas Tanaman Pisang Barangan Sistem Double Raw

Variabel Koef.

Regresi Std. error

T.

Hitung Signifikan Keterangan Constant 2,225 4,868 0,457 0,693

Bibit 0,419 1,360 0,308 0,787 Tidak Nyata Pupuk 0,087 0,129 0,673 0,570 Tidak Nyata Obat-obatan 0,131 0,267 0,489 0,67 Tidak Nyata

R2 = 0,217 F. Ratio = 0,184 F. Tabel (0,05) = 19,16

T.Tabel (0,05) = 2,92

Sumber : Analisis data primer 2009

Dari Tabel 8 dapat dilihat nilai R2 sebesar 0,217. Koefisien determinasi menunjukkan informasi bahwa sebesar 21,7% produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw dapat dijelaskan oleh sarana produksi, sedangkan sisanya sebesar 78,3% dipengaruhi oleh faktor lain, misalkan genetika dan lingkungan (tanah, sinar matahari).

Berdasarkan Tabel 8 di atas di dapat sebuah persamaan sebagai berikut: Y = 2,225 + X10,419 + X2 0,087 + X30,131 +

Keterangan:

Y = Produktivitas Pisang Barangan dengan sistem double raw (Sisir/Ha) X1 = Jumlah Bibit (Batang)

X2 = Jumlah Pupuk (kg)

X3 = Jumlah Obat-Obatan (L)

= Kesalahan pengganggu

Dari hasil analisis regresi pada Tabel 8 dapat dilihat secara parsial pengaruh sarana produksi usahatani Pisang Barangan terhadap Produktivitas tanaman Pisang Barangan sistem double raw, yaitu :

a. Jumlah Bibit

Nilai Thitung jumlah bibit adalah sebesar 0,308 dan Ttabel 2,92 pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti Thitung lebih kecil dari Ttabel yang berarti bahwa bibit berpengaruh secara tidak nyata terhadap produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw (Ho diterima). Koefisien regresi

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

sebesar 0,419 berarti bahwa untuk setiap penambahan bibit sebanyak 1 persen, akan meningkatkan produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem konvensional sebesar 0,419 persen. Ini berarti bahwa bibit akan mempengaruhi produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw hanya dalam intensitas yang kecil. Produktiviatas sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu dengan kata lain bila curah hujan, sinar matahari dan suhu terpenuhi maka produktivitasnya akan tinggi. Pada dasarnya dalam sistem double raw penanaman dilakukan ke arah timur sehingga jumlah sinar matahari tercukupi, dan sistem jarak tanam 1m x 2m x 4m sehingga ada ruang sela untuk masuknya sinar matahari, sehingga tanaman tidak kekurangan sinar matahari.

b. Jumlah Pupuk

Nilai Thitung pupuk adalah sebesar 0,673 dan Ttabel 1,71 pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti Thitung lebih kecil dari Ttabel yang berarti bahwa pupuk berpengaruh secara tidak nyata terhadap produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw (Ho diterima). Koefisien regresi sebesar 0,087 berarti bahwa untuk setiap penambahan pupuk sebanyak 1 persen, akan meningkatkan produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw sebesar 0,087 persen. Ini berarti bahwa pupuk akan mempengaruhi produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw tapi tidak nyata. Dapat dikatakan bahwa dengan pertambahan pupuk maka produktivitas usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional akan bertambah hanya dalam intensitas yang kecil. Produktivitas tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah pupuk tetapi pemupukan yang diberikan harus berimbang. Pupuk yang diberikan harus rutin dan pupuk yang diberikan tidak hanya pupuk makro saja tetapi pupuk mikro juga).

Pada sistem double raw pupuk yang diberikan adalah pupuk makro dan mikro dimana Pupuk makro diberikan melalui akar dengan frekwensi 1 x 1 bulan yaitu pupuk Urea dan KCL, dan pupuk mikro diberikan melalui daun dengan frekwensi 1 x 2 minggu, sehingga produktivitas pada sistem double raw tinggi.

c. Jumlah Obat-Obatan

Nilai Thitung jumlah obat-obatan adalah sebesar 0,131 dan Ttabel 1,71 pada taraf kepercayaan 95 % yang berarti Thitung lebih kecil dari Ttabel yang berarti bahwa jumlah obat-obatan berpengaruh secara tidak nyata terhadap produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw (Ho diterima). Koefisien regresi sebesar 0,131 berarti bahwa untuk setiap penambahan jumlah obat-obatan sebanyak 1 persen, akan meningkatkan produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw sebesar 0,131 persen. Ini berarti bahwa jumlah obat-obatan akan mempengaruhi produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw tapi tidak nyata. Dapat dikatakan bahwa dengan pertambahan jumlah obat-obatan maka produktivitas usahatani Pisang Barangan dengan sistem double raw akan bertambah hanya dalam intensitas yang kecil.

Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetika. Produktivitas akan tinggi bila bibit yang digunakan adalah bibit unggul atau bibit yang terjamin bebas dari penyakit. Pada sistem double raw bibit yang digunakan adalah bibit lokal yang bebas dari penyakit karena sebelum ditanam bibit diperiksa terlebih dahulu dan bibit direndam dengan larutan bayclin sehingga bibit terbebas dari kuman penyakit, sehingga produktivitas tanaman Pisang Barangan dengan sistem double raw tinggi.

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

Secara serentak dimana bila Fhitung < Ftabel maka Hipotesis Ho diterima. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 0,184 dan nilai Ftabel adalah 19,16, berarti Fhitung < Ftabel yang berarti terima Ho yang menyatakan ada pengaruh yang tidak nyata faktor jumlah bibit, jumlah pupuk dan jumlah obat-obatan. Dengan kata lain produktivitas tanaman dipengaruhi oleh faktor genetika dan faktor lingkungan.

Perbedaan Biaya Produksi Usahatani Pisang Barangan antara Sistem Konvensional dan Sistem Double Raw.

Biaya produksi yang diukur dalam hal ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Komponen Biaya tetap adalah biaya penyusutan peralatan dan biaya PBB. Untuk biaya variabel terdiri dari biaya saprodi (yang meliputi biaya bibit, biaya pupuk, dan biaya obat-obatan), biaya tenaga kerja dan biaya sewa lahan. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan biaya produksi pada usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw digunakan Analisis uji beda rata-rata dengan metode Independent Samples Test. Hasil pengujian dengan metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Analisis Perbedaan Biaya Produksi Usahatani Pisang Barangan antara Sistem Konvensional dan Sistem Double Raw per Hektar

Variabel Nilai

Sig 0,029

Df 34

T tabel 1,7

T hitung -10,063

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Thitung adalah -10,063, dan nilai Ttabel adalah -1,7. Bila Thitung < –Ttabel atau Thitung > Ttabel maka H1 diterima. yang berarti nilai Thitung < Ttabel, kesimpulannya *)pada taraf 95% Hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw (H1 diterima). **)Pada taraf 99% nilai Ttabel adalah -2,75, yang berarti nilai Thitung < Ttabel dan kesimpulannya pada taraf 99% Hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw (H1 diterima)

Untuk melihat nyata atau tidak perbedaan tersebut, dapat dilihat dari nilai signifikansi. Dari tabel di atas nilai signifikansi adalah 0,029, yang berarti nilai Sig (2-tailed)(0.029) < (0.05), maka Hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw, diterima atau (H1 diterima).

Secara sederhana dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang nyata biaya produksi usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw, dimana pada lampiran 17 rataan biaya produksi usahatani Pisang Barangan dengan sistem konvensional untuk satu hektar selama satu musim tanam adalah sebesar Rp. 9.104.109 sedangkan pada lampiran 35 rataan biaya produksi usahatani Pisang Barangan dengan sistem double raw untuk satu hektar selama satu musim tanam adalah sebesar Rp. 35.609.670 yang berarti biaya produksi usahatani Pisang Barangan dengan sistem double raw lebih tinggi dibandingkan dengan biaya produksi usahatani Pisang barangan dengan sistem konvensional.

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

Adanya perbedaan yang sangat besar ini disebabkan oleh biaya pupuk dan biaya tenaga kerja. Pada sistem double raw pemupukan dilakukan setiap bulan dan penyiangan dilakukan dengan sistem manual atau tenaga manusia sehingga biaya tenaga kerja atau biaya variabelnya besar. Sedangkan pada sistem konvensional pemupukan dilakukan satu kali dalam tiga bulan dan penyiangan dilakukan dengan cara kimiawi yaitu menggunakan herbisida sehingga biaya variabelnya lebih kecil.

Perbedaan Pendapatan Usahatani Pisang Barangan antara Sistem Konvensional dan Sistem Double Raw.

Pendapatan merupakan penerimaan dikurangi dengan total biaya. Bila penerimaan tinggi dan total biaya rendah maka pendapatan yang diperoleh tinggi.

Tabel 10. Analisis Perbedaan Biaya Pendapatan Usahatani Pisang Barangan antara Sistem Konvensional dan Sistem Double Raw per Hektar

Variabel Nilai

Sig 0,889

Df 34

T tabel 1,7

T hitung -,141

Sumber : Analisis data primer 2009

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Thitung adalah -0,141, dan nilai Ttabel adalah -1,7.berarti nilai -Thitung > -Ttabel, Bila Thitung > –Ttabel atau Thitung < Ttabel maka Ho diterima kesimpulannya pada taraf 95% Hipotesis yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pendapatan usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw (Ho diterima).

Untuk melihat nyata atau tidak perbedaan tersebut, dapat dilihat dari nilai signifikansi. Dari tabel di atas nilai signifikansi adalah 0,889, yang berarti nilai Sig (2-tailed)(0.889) > (0.05), maka Hipotesis yang menyatakan tidak terdapat perbedaan pendapatan usahatani Pisang Barangan antara sistem konvensional dan sistem double raw, diterima atau (Ho diterima).

Dapat dilihat pada lampiran 17 rataan pendapatan usahatani Pisang Barangan sistem konvensional untuk satu hektar selama satu musim tanam adalah sebesar Rp. 27.024.397 sedangkan pada lampiran 35 rataan pendapatan Pisang Barangan sistem double raw untuk satu hektar selama satu musim tanam adalah sebesar Rp. 27.686.393. Dapat dikatakan bahwa pendapatan usahatani Pisang Barangan sistem double raw lebih tinggi dari sistem konvensional. Namun perbedaan jumlah pendapatan tersebut hanya dalam jumlah kecil sehingga secara statistika dapat dikatakan tidak terdapat perbedaan yang nyata antara sistem konvensional dan sistemdouble raw. Ini terjadi karena penerimaan pada usahatani Pisang Barangan dengan sistem double raw tinggi sedangkan total biaya tinggi sehingga perbedaan tersebut tidak signifikan.

Fransiska Natalina S : Analisis Komparasi Usahatani Pisang Barangan Antara Sistem Konvensional Dengan Sistem Double Raw (Studi Kasus :Kecamatan STM Hilir dan Kecamatan Biru-Biru, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara), 2009.

USU Repository © 2009

Dokumen terkait