• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Data Bivariat

Dalam dokumen low back pain dan ergonomi kerja (Halaman 50-59)

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Hasil Data Bivariat

a. Pengaruh Sikap Duduk Terhadap Terjadinya Low Back Pain

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data mengenai distribusi pengaruh sikap duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Distribusi Pengaruh Sikap Duduk terhadap Terjadinya Low Back Pain Pada Pegawai Negeri Sipil

Sikap Duduk Low Back Pain Total

Low Back Pain Tidak Low Back

Pain

Tidak Baik 28(70%) 12(30%) 40(48%) Baik 19(43%) 25(57%) 44(52%)

Total 47(56%) 37(44%) 84(100%)

Dari tabel di atas pegawai negeri sipil yang mengalami low back pain dengan sikap duduk yang tidak baik sebanyak 28 responden (70%), dan yang tidak mengalami low back pain dengan sikap duduk yang tidak baik sebanyak 12 responden (30%). Sedangkan yang mengalami low back pain dengan sikap duduk yang baik sebanyak 19 responden (43%), dan yang tidak mengalami low back pain dengan sikap duduk yang baik sebanyak 25 responden (57%). Selain itu diperoleh data mengenai analisis pengaruh sikap duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil sebagai berikut.

Tabel 11. Hasil Analisis Pengaruh Sikap Duduk Terhadap Terjadinya Low Back Pain Pada Pegawai Negeri Sipil

Variabel p-value Α Keterangan Coefficient

Contingency

Sikap Duduk Terhadap Low Back Pain

0,013 0,05 p-value ≤ α 0,260

Dari hasil bivariat analitik dengan menggunakan uji korelasi Chi-square pengaruh sikap duduk terhadap terjadinya low back pain diperoleh p-value sebesar 0,013 dimana p-value ≤ α (0,013 < 0,05) artinya terdapat pengaruh

yang bermakna antara sikap duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil di sekretariat pemerintah daerah kabupaten Tanggamus. Untuk menilai kekuatan korelasi atau pengaruh sikap duduk terhadap terjadinya low back pain digunakan kooefisien kontingensi. Besar nilai kooefisien kontingensi yang didapat yaitu 0,260 artinya kekuatan pengaruh sikap duduk terhadap terjadinya low back pain lemah.

b.Pengaruh Posisi Duduk Terhadap Terjadinya Low Back Pain

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data mengenai distribusi pengaruh posisi duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Distribusi Pengaruh Posisi Duduk terhadap Terjadinya Low Back Pain Pada Pegawai Negeri Sipil

Posisi Duduk Low Back Pain Total

Low Back Pain Tidak Low Back

Pain

Tidak Baik 29(67%) 14(33%) 43(51%) Baik 18(44%) 23(56%) 41(49%)

Total 47(56%) 37(44%) 84(100%)

Dari tabel di atas pegawai negeri sipil yang mengalami low back pain dengan posisi duduk yang tidak baik sebanyak 29 responden (67%), dan yang tidak mengalami low back pain dengan posisi duduk yang tidak baik sebanyak 14 responden (33%). Sedangkan yang mengalami low back pain dengan posisi duduk yang baik sebanyak 18 responden (44%), dan yang tidak mengalami low back pain dengan posisi duduk yang baik sebanyak 23 responden (56%). Selain

itu diperoleh data mengenai analisis pengaruh posisi duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil sebagai berikut.

Tabel 11. Hasil Analisis Pengaruh Posisi Duduk Terhadap Terjadinya Low Back Pain Pada Pegawai Negeri Sipil

Variabel p-value Α Keterangan Coefficient

Contingency

Posisi Duduk Terhadap Low Back Pain

0,030 0,05 p-value ≤ α 0,231

Dari hasil bivariat analitik dengan menggunakan uji korelasi Chi-square pengaruh posisi duduk terhadap terjadinya low back pain diperoleh p-value sebesar 0,030 dimana p-value ≤ α (0,030 < 0,05) artinya terdapat pengaruh yang bermakna antara posisi duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil di sekretariat pemerintah daerah kabupaten Tanggamus. Untuk menilai kekuatan korelasi atau pengaruh posisi duduk terhadap terjadinya low back pain digunakan kooefisien kontingensi. Besar nilai kooefisien kontingensi yang didapat yaitu 0,231 artinya kekuatan pengaruh posisi duduk terhadap terjadinya low back pain lemah.

c.Pengaruh Lama Duduk Terhadap Terjadinya Low Back Pain

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data mengenai distribusi pengaruh lama duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil adalah sebagai berikut.

Tabel 10. Distribusi Pengaruh Lama Duduk terhadap Terjadinya Low Back Pain Pada Pegawai Negeri Sipil

Lama Duduk Low Back Pain Total

Low Back Pain Tidak Low Back

Pain

Tidak Baik 31(70%) 13(30%) 44(52%) Baik 16(40%) 24(60%) 40(48%)

Total 47(56%) 37(44%) 84(100%)

Dari tabel di atas pegawai negeri sipil yang mengalami low back pain dengan lama duduk yang tidak baik sebanyak 31 responden (70%), dan yang tidak mengalami low back pain dengan lama duduk yang tidak baik sebanyak 13 responden (30%). Sedangkan yang mengalami low back pain dengan lama duduk yang baik sebanyak 16 responden (40%), dan yang tidak mengalami low back pain dengan lama duduk yang baik sebanyak 24 responden (60%). Selain itu diperoleh data mengenai analisis pengaruh lama duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil sebagai berikut.

Tabel 11. Hasil Analisis Pengaruh Lama Duduk Terhadap Terjadinya Low Back Pain Pada Pegawai Negeri Sipil

Variabel p-value α Keterangan Coefficient

Contingency

Lama Duduk Terhadap Low Back Pain

0,005 0,05 p-value ≤ α 0,293

Dari hasil bivariat analitik dengan menggunakan uji korelasi Chi-square pengaruh lama duduk terhadap terjadinya low back pain diperoleh p-value sebesar 0,005 dimana p-value ≤ α (0,005 < 0,05) artinya terdapat pengaruh

yang bermakna antara lama duduk terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil di sekretariat pemerintah daerah kabupaten Tanggamus. Untuk menilai kekuatan korelasi atau pengaruh lama duduk terhadap terjadinya low back pain digunakan kooefisien kontingensi. Besar nilai kooefisien kontingensi yang didapat yaitu 0,293 artinya kekuatan pengaruh lama duduk terhadap terjadinya low back pain lemah.

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ergonomi terhadap terjadinya low back pain pada pegawai negeri sipil yang lebih banyak duduk di sekretariat pemda kabupaten Tanggamus. Dalam penelitian ini didapatkan responden sebanyak 84 pegawai negeri sipil yang dengan rentang usia 30-55 tahun. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan kuesioner mengenai pengaruh ergonomi yaitu sikap duduk diketahui bahwa dari 84 responden yang bekerja dengan sikap duduk yang baik sebanyak 36 responden (45%), sedangkan sikap duduk yang tidak baik sebanyak 48 responden (55%), posisi duduk yang tidak baik sebanyak 53 responden (63%), sedangkan posisi duduk yang baik sebanyak 31 (37%), lama duduk kurang dari 4 jam sehari sebanyak 35 responden (42%), sedangkan lama duduk lebih dari 4 jam sehari sebanyak 49 responden (58%).

Dari 84 responden diperoleh data sebanyak 62 responden (74%) yang mengalami low back pain sedangkan responden yang tidak mengalami low back pain sebanyak 22 responden ( 26%). Low back pain pada responden

dipengaruhi oleh ergonomi kerja yaitu sikap duduk , posisi duduk yang salah selama bekerja. Dan lama duduk lebih dari 4 jam sehari juga ikut mempengaruhi terjadinya low back pain. Dengan ergonomi yang salah dapat menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan lunak disekitarnya. Ada hubungan bermakna antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung.2 Penelitian lainyang menyatakan adanya pengaruh posisi duduk seperti membungkuk pada saat duduk dapat menimbulkan nyeri pinggang.6 Rata-rata subjek penelitian yang mengalami keluhan low back pain sangat banyak. Hal ini disebabkan oleh sikap kerja yang statis dalam waktu yang lama dan tidak alamiah ketika bekerja. Sikap kerja yang demikian dapat sebagai akibat lama bekerja, desain peralatan yang tidak sesuai dengan pengguna, sikap kerja yang tidak alamiah yang menimbulkan kontraksi otot secara isometris pada otot-otot yang terlibat dalam pekerjaan.

Hasil analisa bivariat analitik dengan uji korelasi chi-square mengenai pengaruh sikap duduk tehadap terjadinya low back pain diperoleh p-value 0,030 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang bermakna. Untuk mengetahui kekuatan korelasi antara sikap duduk terhadap terjadinya low back pain digunakan uji kooefisien kontingensi dan didapatkan hubungan yang kuat yaitu 0,263. Pengaruh posisi duduk terhadap terjadinya low back pain diperoleh p-value 0,030 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang bermakna. Untuk mengetahui kekuatan korelasi antara posisi duduk terhadap terjadinya low back pain digunakan uji kooefisien kontingensi dan

didapatkan hubungan yang kuat yaitu 0,231. Pengaruh lama duduk terhadap terjadinya low back pain diperoleh p-value 0,030 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang bermakna. Untuk mengetahui kekuatan korelasi antara lama duduk terhadap terjadinya low back pain digunakan uji kooefisien kontingensi dan didapatkan hubungan yang kuat yaitu 0,231.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan hubungan yang bermakna antara sikap kerja yang tidak ergonomis yaitu membungkuk, siku yang menjauh dari sumbu tubuh pada saat duduk dengan keluhan nyeri pinggang.14 Penelitian lain yang menyatakan hubungan bermakna antara posisi kerja pada saat duduk pada pekerja dengan timbulnya keluhan nyeri punggung.10 Hasil uji kooefisien kontingensi yang menunjukkan hubungan yang lemah antara pengaruh ergonomi terhadap terjadinya low back pain dikarenakan ada variabel lain yang tidak ikut diteliti seperti frekuensi variasi perubahan sikap tubuh yang dilakukan ketika bekerja, frekuensi gerakan berulang yang dilakukan oleh responden saat melakukan pekerjaan, periodesitas waktu kerja yang tidak sama antara responden yang bekerja, serta variabel lainnya yang juga memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung. Hal ini sesuai dengan penelitian pengaruh posisi kerja terhadap timbulnya nyeri punggung bawah menyatakan hubungan yang lemah karena ada variabel lain yang tidak ikut diteliti sehingga mempengaruhi hasil uji kooefisien kontingensi.16

Dari penelitian yang dilakukan diketahui pekerja sering bekerja dengan posisi duduk yang salah sehingga otot-otot punggung akan bekerja keras menahan beban anggota gerak atas. Beban kerja paling dialami daerah pinggang. Akibatnya otot-otot pinggang sebagai penahan beban utama akan mudah mengalami kelelahan dan selanjutnya akan mudah terjadinya nyeri pada otot sekitar pinggang atau punggung bawah. Bekerja dalam posisi statis dalam waktu yang lama beresiko menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah. Seorang pegawai negeri sipil dengan lama kerja di atas 1 tahun dan dengan durasi lebih dari 4 jam sehari berarti pekerjaan tersebut telah lama dilakukan dan kemungkinan besar posisi kerja statis terhadap pekerjaan sudah sangat tinggi. Dan ada hubungan anatara sikap kerja yang statis dalam jangka waktu lama lebih cepat menimbulkan keluhan pada sistem muskuloskeletal.11

Penelitian lain yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kursi kerja yang tidak ergonomis dengan keluhan nyeri punggung. Ketidaksesuaian antara dimensi alat dengan ukuran tubuh pekerja sangat mempengaruhi sikap atau posisi kerja. Ketidaksesuaian alat ini lebih disebabkan karena kursi yang tidak ergonomis yaitu kursi yang tidak dapat disetel tinggi sandarannya, tidak mampu menopang tubuh dengan baik, tidak memiliki penyangga siku. Hal ini dapat mengakibatkan postur tubuh yang tidak baik dan akhirnya menimbulkan keluhan nyeri punggung.10

BAB V

Dalam dokumen low back pain dan ergonomi kerja (Halaman 50-59)

Dokumen terkait