• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

III.11. Defenisi Operasional

IV.1.3. Hasil

Dari penelitian ini didapatkan CIN pada 51 orang (18%) setelah 24 jam intervensi koroner. Kejadian CIN pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Dari 51 subjek yang terjadi CIN, laki-laki terjadi pada 46 orang (90,2%). Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p = 0,001.

Resiko untuk terjadi CIN lebih tinggi pada usia > 60 tahun dibandingkan ≤ 60 tahun. Pada penelitian ini kejadian CIN pada usia > 60 tahun didapat pada 27 orang (52,9%) dan usia ≤ 60 tahun didapat pada 24 orang (47,1%). Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p < 0,001.

BMI dari subjek penelitian ini dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu normal, overweight dan obesitas. Dari ketiga kelompok tersebut kelompok obesitas yang terjadi CIN sebanyak 6 orang (11,8%), kelompok overweight 20 orang (39,2%) dan kelompok pada normal CIN terjadi pada 25 orang (49,4%). namun setelah dilakukan analisa, hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna yaitu nilai p = 0,234.

Dari 42 orang subjek dengan riwayat IMA, CIN terjadi pada 5 orang (9,5%) sedangkan subjek dengan riwayat IMA yang tidak mengalami CIN sebanyak 37 orang (16%). Setelah dilakukan analisa, hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna yaitu nilai p = 0,259.

Subjek dengan riwayat CHF yang ditunjukkan dengan gambaran kardiomegali pada foto torak dengan cardio thoracix ratio (CTR) ≥ 55 % juga dapat meningkatkan resiko terjadinya CIN. Dari 71 orang subjek dengan riwayat CHF, CIN terjadi pada 22 orang (43,1%) dan pada subjek dengan riwayat CHF namun tidak terjadi CIN

sebanyak 49 orang (21,2%). Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna (nilai p = 0,001).

Dari keseluruhan subjek dengan hipertensi yaitu 179 orang (63,5%), CIN yang terjadi dengan riwayat hipertensi sebanyak 39 orang (76,5%). Pada penderita hipertensi yang tidak mengalami CIN adalah 140 orang (60,6%). Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p = 0,033.

Pada subjek penelitian yang disertai dengan DM yaitu 74 orang (26,2%), CIN terjadi pada 30 orang (58,8%).sedangkan subjek dengan DM namun tidak terjadi CIN sebanyak 44 orang (19,0%). Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai p < 0,001.

Subjek penelitian dengan riwayat merokok berjumlah 169 orang (59,9%) dan yang mengalami CIN sebanyak 35 orang (68,6%), sedangkan yang tidak mengalami CIN sebanyak 134 orang (58,0%). Setelah dilakukan analisa, hal ini tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistika (p = 0,161).

Riwayat PJK pada keluarga dijumpai pada 19 orang (6,7%), dan yang mengalami CIN hanya pada 2 orang (3,9%) sedangkan 17 orang (7,4%) tidak mengalami CIN. Hal ini tidak bermakna secara statistika (p = 0,542).

Anemia pada subjek penelitian terjadi pada 101 orang (35,8%) dan CIN terjadi pada 14 orang (27,5%) dan 87 orang (37,7%) tidak terjadi CIN. Hal ini tidak bermakna secara statistika (p = 0,169).

Hasil intervensi koroner yang menunjukkan subjek penelitian dengan gambaran 3 vessel disease berjumlah 92 orang (32,6%). CIN terjadi pada 18 orang (35,3%) dan 74 (32,0%) tidak terjadi CIN. Hal ini juga tidak bermakna secara statistika (p = 0,653).

Dari hasil laboratorium awal, yang menunjukkan perbedaan bermakna secara statistika antara subjek penelitian yang mengalami CIN dan yang tidak mengalami CIN dengan p<0,05 adalah nilai leukosit (p=0,044), kreatinin serum awal > 1,5 mg/dL (p<0,001) dan GFR < 60 ml/min/1,7 m2

Subjek dengan kreatinin < 1,5 mg/dL berjumlah 225 orang (79,78%), CIN terjadi pada 15 orang (29,4%) dan 42 orang (90,9%) tidak terjadi CIN. Subjek dengan kreatinin 1,5 - 2 mg/dL berjumlah 49 orang (17,38%), CIN terjadi pada 28 orang (54,9%) dan 21 orang (9,1%) tidak terjadi CIN. Sedangkan pada subjek dengan kreatinin > 2 mg/dL berjumlah 8 orang (0,03%), CIN terjadi pada seluruh subjek

tersebut (15,7%). Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan p<0,001.

Subjek penelitian dengan nilai GFR < 60 ml/min/1,7 m2

Selain hal tersebut diatas, jumlah kontras yang digunakan juga dianalisa dengan membaginya kedalam 3 kelompok yaitu <100 ml, 100-200 ml dan > 200 ml. Jumlah penggunaan kontras terbanyak pada kelompok 100-200 ml. Pada penelitian ini jumlah kontras yang digunakan antara subjek yang mengalami CIN dan tidak mengalami CIN, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistika dengan nilai p=0,507.

berjumlah 225 orang (80,1%) CIN terjadi pada 49 orang (96,1%) dan 176 orang (76,5%) tidak terjadi CIN. Hal ini secara statistika menunjukkan perbedaan yang bermakna.

Penelitian tidak membahas perbedaan jenis kontras karena pada penelitian ini hanya menggunakan satu jenis kontras yaitu iopamidol (iopamiro). Data karakteristik subjek penelitian yang mengalami CIN dan tidak mengalami CIN disajikan dalam tabel 11

Tabel 11. Data karakteristik subjek penelitian yang mengalami CIN dan tidak mengalami CIN.

Variabel Total CIN (-)

N=231

CIN (+)

N=51 Nilai P

Jenis kelamin laki-laki 200 (70.9%) 154 (66.7%) 46 (90.2%) 0.001*

Kelompok usia

≤ 60 tahun 180 (63.8%) 156 (67.5%) 24 (47.1%) <0.001*

> 60 tahun 102 (36.2%) 75 (32.5%) 27 (52.9%)

Indeks massa tubuh

Normal 113 (40.4%) 88 (38.4%) 25 (49.0%) Overweight 140 (50.0%) 120 (52.4%) 20 (39.2%) 0.234 Obesitas 27 (9.6%) 21 (9.2%) 6 (11.8%) Riwayat IMA 42 (14.9%) 37 (16.0%) 5 (9.5%) 0.259 Riwayat CHF 71 (25.2%) 49 (21.2%) 22 (43.1%) 0.001* Faktor resiko Hipertensi 179 (63.5%) 140 (60.6%) 39 (76.5%) 0.033* DM 74 (26.2%) 44 (19.0%) 30 (58.8%) <0.001* Merokok 169 (59.9%) 134 (58.0%) 35 (68.6%) 0.161 Dislipidemia 43 (15.2%) 40 (17.3%) 3 (5.9%) 0.040* Riwayat PJK keluarga 19 (6.7%) 17 (7.4%) 2 (3.9%) 0.542 Anemia 101 (35.8%) 87 (37.7%) 14 (27.5%) 0.169

3 vessel disease 92 (32.6%) 74 (32.0%) 18 (35.3%) 0.653

Hasil laboratorium awal

GFR <60 225 (80.1%) 176 (76.5%) 49 (96.1%) 0.002*

Leukosita (3080 – 21000) 8500 (3080 – 19600) 7600 (4400 – 21000) 0.044*

Thrombosita 257 (103 – 3993) 257 (105 – 3993) 259 (127 – 506) 0.887

Hematokrit 39.9 ± 5.3 39.6 ± 5.2 41.1 ± 5.4 0.084

Kreatinin >1,5 mg/dL 78 (27,7%) 42 (18,2%) 36 (70,6%) <0.001*

Kadar gula daraha 112 (63 – 470) 111 (63 – 364) 123 (64 – 470) 0.296

SGOTa 26 (10.0 – 292) 26 (10 – 292) 25 (12 – 90) 0.311 SGPTa 25 (6.0 – 138.0) 25 (6 – 138) 22 (7 – 92) 0.569 Kreatinin serum (mg/dL) <1,5 1,5 – 2 >2 Jumlah kontrast 225 (79,78%) 49 (17,38%) 8 (0,03%) 210 (90.9%) 21 (9.1%) 0 (0.0%) 15 (29.4%) 28 (54.9%) 8 (15.7%) <0.001* <100 42 (14.9%) 36 (15.6%) 6 (11.8%) 100 – 200 153 (54.3%) 127 (55.0%) 26 (51.0%) 0.507 > 200 87 (30.9%) 68 (29.4%) 19 (37.3%)

IV.1.3.1. Analisa univariat

Setelah didapatkan deskripsi data karakteristik subjek penelitian yang mengalami CIN dan tidak mengalami CIN dilakukan analisa univariat untuk menentukan variabel-variabel yang dapat dimasukkan ke dalam analisis multivariat. Analisis univariat ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dengan tingkat kemaknaan yang digunakan adalah jika p<0,05.

Dari analisis univariat didapatkan hasil bahwa riwayat CHF sebelumnya yang ditunjukkan dengan gambaran foto torak dengan CTR ≥ 55% meningkatkan resiko terjadi CIN dengan nilai OR = 2,818 (95% i.k 1,489 - 5,331) dan nilai p = 0,001.

Subjek penelitian dengan riwayat hipertensi juga meningkatkan resiko terjadinya CIN dua kali lipat dengan nilai OR = 2,112 (95% i.k 1,050 - 4,249) dan nilai p = 0,036. Sedangkan subjek dengan riwayat DM meningkatkan resiko CIN hingga enam kali lipat dengan OR = 6,071 (95% i.k 3,179-11,597) dan nilai p < 0,001.

Subjek dengan adanya gangguan ginjal sebelumnya yang ditunjukkan dengan nilai GFR < 60 ml/min/1,7 m2 meningkatkan resiko terjadinya CIN. Pada subjek dengan nilai GFR < 60 ml/min/1,7 m2 meningkatkan resiko terjadinya CIN hingga

tujuh kali lipat dengan nilai OR = 7,517 dengan rentang interval kepercayaan yang lebar (95% i.k 1,770 - 21,931) dengan nilai p = 0,006.

Subjek dengan nilai kreatinin serum 1,5 – 2 mg/dL meningkatkan resiko terjadinya CIN hingga 18 kali lipat dengan nilai OR = 18,7 dengan rentang interval kepercayaan yang lebar (95% i.k 8,634 - 40,358) dan nilai p<0,001. Sedangkan untuk nilai kreatinin > 2 mg/dL tidak dapat dinilai OR-nya oleh karena pada seluruh subjek tersebut terjadi CIN. Namun terlihat bahwa semakin tinggi nilai kreatinin serum maka resiko terjadinya CIN semakin besar.

Analisa univariat menunjukkan kejadian CIN pada penelitian ini tidak berhubungan dengan jumlah kontras yang diberikan. Dari 3 kelompok jumlah kontras tidak ada yang menunjukkan hasil yang bermakna secara statistika. Hal ini diduga oleh karena pada penelitian ini jumlah kontras yang digunakan masih dalam batas normal. Rata- rata penggunaan kontras baik dalam prosedur diagnostik ataupun terapeutik adalah 125 ± 70,711 ml.

Penelitian ini tidak membahas perbedaan jenis kontras karena hanya menggunakan satu jenis kontras yaitu iopamidol (iopamiro) yang termasuk ke dalam LOCM. Data analisa univariat disajikan pada tabel 12.

Tabel 12. Analisis univariat faktor-faktor yang berhubungan dengan CIN Variabel Nilai P OR (95% i.k.)

Riwayat IMA 0.265 0.570 (0.212 – 1,530) Riwayat CHF 0.001* 2.818 (1.489 – 5.331) Faktor resiko Hipertensi 0.036* 2.112 (1.050 – 4.249) DM <0.001* 6.071 (3.179 – 11.597) Merokok 0.164 1.583 (0.829 – 3.023) Dislipidemia 0.051 0.298 (0.089 – 1.006) Riwayat PJK keluarga 0.384 0.514 (0.115 – 2.297) Anemia 0.171 0.626 (0.320 – 1.224) 3 vessel disease 0.653 1.157 (0.612 – 2.189) GFR <60 0.006* 7.517 (1.770 – 21.931) Kreatinin serum (mg/dL) <1,5 0.058 -

≥1,5 – 2 ≥2 Jumlah kontrast <0.001 0.045 18.7 (8.634 – 40.358) 2.26*1010 (0.000 – NA) <100 0.509 - 100 – 200 0.675 1.228 (0.470 – 3.214) > 200 0.313 1.676 (0.615 – 4.570)

Ket : NA = not accessable

IV.1.3.2. Analisa multivariat

Analisa multivariat dilakukan setelah mendapat hasil dari analisis univariat dengan menggunakan uji regresi logistik dan p<0,05 digunakan untuk melihat batas kemaknaan.Variabel yang dimasukkan ke dalam analisis multivariat adalah variabel yang didapat dari analisis univariat dengan nilai p<0,2.

Berdasarkan hasil analisa multivariat didapatkan hasil bahwa faktor-faktor resiko yang berpengaruh terhadap CIN adalah riwayat CHF, hipertensi, DM dan nilai GFR < 60 ml/min/1,7 m2

Subjek penelitian dengan riwayat CHF merupakan faktor resiko independen untuk menimbulkan CIN dengan nilai OR = 3,843 (95% i.k 1,365-10,815) dan nilai p = 0,011. Hipertensi juga meningkatkan terjadinya CIN dua kali lipat dibandingkan subjek tanpa hipertensi dengan nilai OR = 2,116 (95% i.k 1,135-5,196) dan nilai p = 0,025. Riwayat DM pada subjek penelitian meningkatkan resiko terjadi CIN hingga delapan kali lipat dibandingkan subjek tanpa DM dengan nilai OR = 8,378 (95% i.k 3,894-18,026) dan nilai p < 0,001.

.

Gangguan fungsi ginjal sebelumnya yang ditunjukkan dengan nilai GFR < 60 ml/min/1,7 m2 dapat meningkatkan resiko terjadi CIN hingga sembilan kali lipat dengan nilai OR = 9,081 dan rentang interval kepercayaan yang lebar (95% i.k. 1,893-43,553) serta nilai p = 0,006. Data hasil analisa multivariat akan disajikan pada tabel 13.

Tabel 13. Analisa multivariat

Variabel Nilai p OR 95% i.k.

Riwayat CHF 0.011* 3.843 1.365 – 10.815 Hipertensi 0.034* 2.166 1.903 – 5.196 DM <0.001* 8.378 3.894 – 18.026 Merokok 0.090 1.994 0.897 – 4.432 Dislipidemia 0.105 0.300 0.070 – 1.286 Anemia 0.153 0.562 0.255 – 1.239 GFR ≤60 0.006* 9.081 1.893 – 43.553

Gambar 9. Perbedaan proporsi variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan terjadinya CIN

Setelah dilakukan analisa multivariat dilakukan uji interaksi dari regresi logistik antara dua faktor yang mempengaruhi terjadinya CIN untuk melihat nilai OR dan p dari gabungan faktor resiko tersebut.

Dari uji interaksi tersebut diperoleh hasil bahwa pada subjek penelitian dengan riwayat CHF dan hipertensi meningkatkan resiko CIN 4 kali lipat dengan nilai OR = 4,518 (95% i.k 1,375-7,950) dengan p = 0,035. Pada subjek dengan riwayat CHF dan DM didapatkan nilai OR = 9.148 (95% i.k 3.507 – 19.419) dengan p = 0,005. Sedangkan pada subjek dengan riwayat CHF disertai GFR < 60 ml/min/1,7

21,2 19 60,6 76,5 43,1 58,8 76,5 96,1 0 20 40 60 80 100 120 CHF DM Hipertensi GFR <60 CIN (-) CIN (+)

m2

Pada subjek dengan faktor resiko DM dan hipertensi meningkatkan resiko terjadinya CIN 9 kali lipat dengan nilai OR = 9.573 (95% i.k 3.632 – 20.311) dan nilai p = 0,006. Hasil yang hampir sama diperoleh pada subjek dengan faktor resiko hipertensi dan GFR < 60 ml/min/1,7 m

meningkatkan resiko terjadi CIN hingga 10 kali lipat dengan nilai OR = 10, 534 (95% i.k 2.837 – 25.419) dengan nilai p < 0,001.

2

yang juga

Subjek dengan faktor resiko DM dan GFR < 60 ml/min/1,7 m

meningkatkan resiko terjadi CIN 9 kali lipat dengan nilai OR = 9.589 (95% i.k 3.762 – 23.671) dan nilai p = 0,015.

2 resiko terjadinya CIN paling tinggi yaitu 12 kali lipat dengan nilai OR = 12,546 dengan rentang interval kepercayaan yang lebar (95% i.k 4,865 – 50.743) dan nilai p < 0,001.

Tabel 14. Nilai Odds Ratio dari gabungan faktor resiko terjadinya CIN.

Variabel Nilai p OR 95% i.k.

CHF dan Hipertensi 0.035 4,518 1.375 – 7.950 CHF dan DM 0.005 9.148 3.507 – 19.419 CHF dan GFR < 60 <0.001 10.534 2.837 – 25.419 DM dan Hipertensi 0.006 9.573 3.632 – 20.311 DM dab GFR < 60 <0.001 12,546 4.865 – 50.743 Hipertensi dan GFR < 60 0.015 9,589 3.762 – 23.671

Dokumen terkait