• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

Lampiran 14. Hasil Dokumentasi

Pelaksanaan safety inspection bulanan pada Departemen Power Plant, inspektor menemukan sebuah alat di tangga yang dapat menghalangi jalan

Peneliti melakukan wawancara dengan Head of Departement EHS

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Budiono, S. AM., Yusuf, R.M.S., Pusparini, A., 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. EHS Departement – PT. Multimas Nabati Asahan., 2014. Bahan Presentasi

Dasar-Dasar Pencegahan Kecelakaan Kerja.

Ernawati, O. D., 2009. Inspeksi K3 Terhadap Potensi Bahaya Kecelakaan di Tempat Kerja di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang. (Skripsi) Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/10424/MjM2MjQ=/Inspeksi- K3-terhadap-potensi-bahaya-kecelakaan-di-tempat-kerja-di-PT-Indofood- Sukses-Makmur-tbk-divisi-noodle-cabang-Semarang-abstrak.pdf (diakses 30 januari 2016)

Hadipoetro, S., 2014. Manajemen Komprehensif Keselamatan Kerja, Jakarta: Penerbit Yayasan Patra Tarbiyyah Nusantara

Hamdi, R., 2009. Analisis Tingkat Pemenuhan Safety inspection Ditinjau Dari International Safety Rating System (ISRS) di PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk Plant Site Cirebon Jawa Barat Tahun 2009. (Skripsi) Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Jakarta http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Skripsi%20ISRS%20Rizwan.pdf (diakses 30 januari 2016)

Heinrich, H.W., Petersan, D., Roos, N., 1980. Industrial Accident Prevention. United State of America

ILO., 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebagai Sarana Produktivitas, Jakarta: International Labour Office.

Miles, B. M., Huberman, A. M., 2009. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta: UI-Press.

Moleong, LJ., 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

OHSAS 18001., 2007. Occupational Health and Safety Management Systems- Requirements.http://mhconsulting-indonesia.com/file-download/Klausul- OHSAS-18001.pdf (Diakses pada 20 januari 2016).

Oktapiantri, R. P., 2009. Implementasi Pelaksanaan Inspeksi Keselamatan Kerja sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan di PT. Pupuk Kujang Cikampek. (Skripsi) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta

https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/10372/MjM1MDI=/Implemen tasi-pelaksanaan-inspeksi-keselamatan-kerja-sebagai-upaya-pencegahan- kecelakaan-di-PT-Pupuk-Kujang-Cikampek-abstrak.pdf (diakses 30 januari 2016)

Pratiwi, A. D., 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Tidak Aman (Unsafe Act) Pada Pekerja di PT. X Tahun 2011. (Skripsi) Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20288800-S

Ayu%20Diah%20Pratiwi.pdf (diakses 30 januari 2016).

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI., 2015. Situasi Kesehatan Kerja

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin- kesja.pdf (diakses pada 19 Februari 2016).

Ramli, S., 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta: Dian Rakyat.

Ramli, S., 2013. Smart Safety Panduan Penerapan SMK3 yang Efektif, Jakarta: Dian Rakyat.

Ramsey, H., 2000. Safety Audit/ Inspeksi Manual, Washington DC: ACS Committee on Chemical Safety

Ridley, J., 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Setiawan, R., 2012. Hubungan Implementasi Inspeksi K3 Terhadap Angka Kecelakaan Kerja di PT. Indo Accidatama Tbk Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. (Skripsi) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Sugiyono., 2012. Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Penerbit Alfabeta.

Suma’mur P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta: CV Sagung Seto

Tarwaka., 2014 Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen Impelementasi K3 di Tempat Kerja, Surakarta: Harapan Press.

Tista, Z., 2011. Hubungan Antara Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Perilaku Aman (Safety Behavior) Pekerja Pada Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia (Persero). (Skripsi) Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Jember. Jember

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/782/Zolana%20Ti sta%20-%20072110101029.pdf?sequence=1 (diakses 30 januari 2016) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Jakarta Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Jakarta Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta

Winarsunu, T., 2008. Psikologi Keselamatan Kerja, Malang: Penerbit Umum Press.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara. Adapun alasan penulis mengadakan penelitian di tempat ini, yaitu:

1. Belum penah dilakukan penelitian mengenai safety inspection 2. Peneliti diberi izin untuk melakukan penelitian

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai bulan Januari-Juli 2016, yaitu sejak pembuatan proposal hingga penelitian ini selesai.

3.3 Informan

Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu secara purposive sampling (sampling bertujuan). Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah seseorang yang benar-benar mengetahui, berpengalaman dan bertanggung jawab terhadap safety inspection yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya. Informan dalam penelitian ini adalah:

1. Satu orang Head of Department (HoD) EHS yang bertanggung jawab atas program safety inspection.

2. Satu orang Seksi patrol yang bertugas langsung melakukan safety inspection di lapangan.

3. Satu orang Safety Officer yang bertugas menangani dan menyusun dokumen dan data Departemen EHS, serta memahami SOP safety inspection.

4. Satu orang Sekretaris P2K3 yang memiliki tanggung jawab dalam mendokumentasikan hasil-hasil temuan inspeksi yang dibawakan dalam rapat P2K3 setiap bulan.

5. Satu orang Assisten Supervisor yang berperan sebagai PiC (Person in Charge) yang memiliki wewenang dalam melakukan tindakan perbaikan apabila ditemukan kondisi tidak aman pada departemennya.

6. Satu orang Anggota P2K3 yang mengetahui dan melaksanakan safety inspection.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data primer

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara:

1. Wawancara mendalam yang dilakukan terhadap informan, yaitu dengan wawancara terstruktur atau wawancara baku terbuka. Penulis melakukan wawancara dengan meggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat dan setiap informan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

2. Observasi partisipasi pasif, yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lapangan. Penulis hadir pada saat safety inspection dilakukan untuk mengamati pelaksanaan safety inspection namun tidak tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

3.4.2 Data sekunder

Selain data primer, peneliti memerlukan data sekunder untuk mendukung pelaksanaan penilitian dan kelengkapan data yang diperlukan. Untuk memperoleh data sekunder peneliti menggunakana metode dokumentasi. Peneliti memerlukan sejumlah dokumen yang menunjang penelitian ini, seperti: SOP safety inspection, form safety inspection, hasil temuan inspeksi, checklist safety inspection, schedule safety inspection, laporan safety inspection, dan lain sebagainya.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen utama atau alat penelitian adalah penulis atau peneliti. Namun dalam pengambilan data di lapangan, peneliti dibantu oleh instrumen lainnya, yaitu; pedoman wawancara, lembar observasi, buku catatan, alat tulis, alat perekam suara, dan alat dokumentasi berupa kamera. Hal ini diperlukan untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan dan pengumpulan data.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model miles and huberman yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai data sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/ verification. 3.6.1 Reduksi data (data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

3.6.2 Penyajian data (data display)

Setelah dilakukan direduksi data, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel matriks dan kemudian diuraikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif.

3.6.3 Penarikan kesimpulan (conclusion drawing/verification)

Kesimpulan akan menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal dengan didukung oleh bukti-bukti dan data-data yang valid dan konsisten di lapangan maka kesimpulan yang akan dikemukakan akan menjadi kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya.

BAB IV HASIL

4.1 Gambaran Umum PT. Multimas Nabati Asahan 4.1.1 Sejarah dan Lokasi PT. Multimas Nabati Asahan

PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta berbadan hukum perseroan terbatas yang bergerak dalam industri minyak kelapa sawit dan termasuk dalam Wilmar Group. PT. Multimas Nabati Asahan terletak di Jl. Access Road Dusun IV Tanjung Permai, Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelah barat PT. Multimas Nabati Asahan berbatasan dengan lahan Pertamina, sebelah timur berbatasan dengan PT. Citra Mill, sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, dan sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Acces Road Dusun IV Tanjung Permai.

PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari unit pengolahan kelapa sawit (PKS), unit pengolahan minyak sawit kasar (Refinery), unit pengolahan inti sawit (Palm Kernel Plant), dan unit pengolahan produk turunan minyak kelapa sawit. PT. Multimas Nabati Asahan mulai beroperasi tanggal 9 September 1996. Pada awalnya PT. Multimas Nabati Asahan hanya mendirikan satu plant saja yang terdiri dari bagian Refinery dan Fraksinasi dengan kapasitas masing-masing 1500 ton/hari. Untuk mengantisipasi permintaan pasar yang terus meningkat maka pada tahun 1999, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan plant kedua dengan kapasitas 1000 ton perhari. Karena bahan baku yang berupa Crude Palm Oil (CPO) yang dipasok dari berbagai supplier untuk bahan baku produksi ternyata belum dapat memenuhi kapasitas produksi perusahaan. Maka untuk memenuhi

kapasitas produksi, PT. Multimas Nabati Asahan mendirikan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berlokasi di areal perusahaan itu sendiri.

Saat ini kegiatan PKS meliputi pengolahan buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) dengan kapasitas 75MT/ hari. Kegiatan pabrik refinery meliputi pengolahan CPO dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) menjadi minyak goreng dan stearin dan turunannya dengan kapasitas produksi terpasang: Refined Belached Deodorized Palm Oil (RBDPO) 5510 MT/ hari, Palm Fattyacid Distillate (PFAD) 261 MT/hari, Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBDPS) 1026 MT/hari dan Refined Bleached Deodorized Olein (RBDOI) 4734 MT/hari, Hydrogenated Palm Kernel Stearin (HPKS) 100 MT/hari, Hydrogenated Palm Kernel Oil (HPKO) 101 MT/hari, Hydrogenated Palm Kernel Olein (HPKOlein) 100 MT/hari, serta kegiatan Power Plant sebagai sumber energi untuk kebutuhan sendiri dengan kapasitas 2x10 MW (Laporan Pelaksanaan Proper Pabrik Minyak Goreng PT. Multimas Nabati Asahan, 2015).

4.1.2 Visi dan Misi

Visi : “Perusahaan kelas dunia yang dinamis di bisnis agrikultur dan industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan manajemen yang baik”.

Misi : “Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi stakeholders”.

BUSINESS HEAD

FACTORY COORDINATOR

UTILITY QA/QC R & D ADMIN ENGINEERING OPERATION PH MNA WEIGHT BRIDGE SHIPPING PRODUKSI REFINERY & FRAKSINASI

PALM OIL MILL PK PLANT CONSUMER PACK LOGISTIC

WARE HOUSE

PPIC STORE SPARE PART

EHS SEKRETARIS MANAGEMENT REPRESENTATIVE

OST CONTROL 4.1.3 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Multimas Nabati Asahan

Struktur Organisasi EHS (Environment, Helath and Safety Departement) Head Unit Ridwan Brandes HOD EHS Dr.Roganda Silaban K3L Head Section M. Daud Dasopang Environment Group Leader Suparman K3 Group leader Sorimuda sinaga Pelayanan medic leader Lisnawati Novita fenny Apotek/Admin Leader Novita Sari Dewi

IPAL PKS Leader Tajudinn rokany Ipal Refinery Leader Tonny O. Siahaan

Keselamatan Kesehatan Kerja Worker Harianto Syahlan Saragih Darwis Hasibuan K3 Leader Budiono Salam Fire Safety Worker Rusmadi Methan gas Leader Marconi malau

4.1.4 Sumber Daya Manusia dan Jam Kerja

Tenaga kerja yang berkerja di PT. Multimas Nabati Asahan berjumlah 1452 orang, yang terdiri dari Manager & Asisten Manager, Staff / Karyawan, ditambah dengan karyawan kontraktor yang berasal dari pusat jasa tenaga kerja swasta yang ada di sekitar lokasi perusahaan. Penggunaan tenaga kerja diutamakan bagi tenaga kerja lokal melalui proses seleksi yang dilakukan oleh PT. Multimas Nabati Asahan. Adapun rincian jumlah keseluruhan tenaga kerja di PT. Multimas Nabati Asahan pada saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

No.

Klasifikasi Pekerja Jumlah (orang)

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan 1. Manager & Asisten

18 17 1 2. Staff / Karyawan 706 665 41 3. Kontraktor 746 720 26 Total 1470 1402 68

Sumber :Laporan Kegiatan P2K3 Triwulan IV Periode Oktober s/d Desember 2015 Jam kerja yang diberlakukan di PT. Multimas Nabati Asahan untuk operasional adalah 8 jam/shift, terbagi menjadi 3 shift selama 7 hari kerja dalam seminggu, dengan rincian sebagai berikut:

1. Shift I : Pukul 07.00 WIB - 15.00 WIB 2. Shift II : Pukul 15.00 WIB - 23.00 WIB 3. Shift III : Pukul 23.00 WIB - 07.00 WIB

Jam kerja untuk office mulai dari jam 08.00-16.45 WIB dengan waktu istirahat dari jam 12.00-13.30 WIB. Waktu operasional dalam 1 minggu adalah 6 hari kerja dengan waktu kerja selama 24 jam/hari.

4.1.5 Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. Multimas Nabati Asahan

Masalah keselamatan dan kesehatan adalah salah satu prioritas utama dari PT. Multimas Nabati Asahan, dimana Perseroan memberikan perhatian terhadap pelaksanaan dan kepatuhan terhadap prosedur standar baku operasi sebagai suatu cara untuk mengurangi risiko keselamatan dan kesehatan di tempat kerja, oleh sebab itu perusahaan menetapkan beberapa kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Multimas Nabati Asahan yang dibuat dan diatur langsung oleh Wilmar Group Indonesia dan ditandatangani langsung oleh Country Head Wilmar Group Indonesia. Isi dari kebijakan tersebut ialah:

a. Wilmar Group berkomitmen menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi setiap karyawan dan mengupayakan pengamanan yang memadai untuk melindungi karyawan dari kecelakaan/cedera serta melindungi perusahaan dan anak perusahaan dari kerugian atau kerusakan asset.

b. Wilmar Group memprakarsai penerapan, prosedur, dan peraturan keamanan lingkungan kerja.

c. Manajemen bertanggung jawab untuk meminimalisasi semua risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan kerja bagi semua karyawan di masing-masing lokasi dan juga bertanggung jawab untuk melatih semua karyawan agar dapat bekerja dengan aman.

d. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab setiap karyawan. e. Setiap karyawan harus mengikuti peraturan dan prosedur keselamatan kerja

dari Wilmar Group.

f. Setiap karyawan memiliki kewajiban untuk bekerja sama dalam program keselamatan kerja di perusahaan dalam mencegah kecelakaan kerja.

g. Wilmar Group tidak mentoleransi penyalahgunaan obat terlarang (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya).

h. Kebijakan perusahaan untuk menjaga lingkungan kerja bebas dari konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat terlarang dan dampaknya.

4.1.6 Prinsip-Prinsip Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Multimas Nabati Asahan

Prinsip-prinsip manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. Multimas Nabati Asahan adalah:

1. Semua kecelakaan dan cedera dapat dicegah

2. Keterlibatan dari semua karyawan merupakan syarat dasar

3. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tanggung jawab manajemen dan semua karyawan

4. Semua dampak dari pekerjaan dapat dijaga

5. Pelatihan karyawan untuk bekerja dengan aman merupakan syarat dasar 6. Bekerja dengan aman merupakan syarat dari pekerjaan

7. Manajemen wajib melakukan audit

8. Semua kekurangan harus segera diperbaiki

10. Prosedur dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan baik.

4.1.7 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. Multimas Nabati Asahan

4.1.7.1 Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja(P2K3) PT. Multimas Nabati Asahan

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. Multimas Nabati Asahan ditetapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara Nomor 566/460/07/SK-P2K3/BB/2015 dengan susunan sebagai berikut, sesuai dengan Permenaker No. Per-04/MEN/1987 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.

Ketua P2K3 : Ridwan Brandes (Unit Head)

Wakil Ketua P2K3 : dr. Roganda Silaban (Dokter Hyperkes) Sekretaris P2K3 : M. Daud Dasopang

Anggota : Wakil Departemen / section/ plant total 282 orang

4.1.7.2 Tugas dan Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. Multimas Nabati Asahan

Tugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. Multimas Nabati Asahan adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.

Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. Multimas Nabati Asahan sebagai berikut:

a. Menghimpun dan mengolah data tentang K3 ditempat kerja.

b. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:

1. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta tata cara penanggulangannya;

2. Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja; 3. Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;

4. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya. c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam:

1. Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja; 2. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;

3. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja;

4. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan;

5. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomik;

6. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di perusahaan;

7. Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja; 8. Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;

9. Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja, melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan;

10. Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan kesehatan kerja.

d. Membantu pimpinan perusahaan, menyusun kebijakan manajemen, dan pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. (Laporan Kegiatan P2K3 Triwulan IV Periode Oktober s/d Desember 2015).

4.2 Karakteristik Informan

Gambaran karakteristik pekerja yang menjadi informan berdasarkan jabatan atau tugas yang dikerjakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Jabatan atau Tugas yang Dikerjakan di PT. Multimas Nabati Asahan

No Jabatan/Tugas Jumlah (Orang) 1. 2. 3. 4. 5. 6. HoD EHS

EHS Supervisor (Sekretaris P2K3) EHS Officer Seksi patrol Assistant Supervisor Anggota P2K3 1 1 1 1 1 1 Jumlah 6 Keterangan:

EHS : Environment Health and Safety HoD : Head of Departement

K3 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 6 informan terdapat 1 Orang yang memiliki jabatan sebagai HoD EHS, 1 Orang memiliki jabatan sebagai EHS Supervisor sekaligus Sekretaris P2K3, 1 Orang memiliki jabatan sebagai Safety Officer, 1 Orang memiliki jabatan sebagai Seksi patrol, 1 Orang memiliki jabatan sebagai Assistant Supervisor, dan 1 Orang memiliki jabatan sebagai anggota P2K3.

Gambaran karakteristik pekerja yang menjadi informan dalam penelitian ini berdasarkan masa bekerja adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Informan Berdasarkan Masa Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan

No Masa kerja Jumlah

1. 2. ≤15 tahun >15 tahun 4 2 Jumlah 6

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan yang memiliki masa kerja dibawah 15 tahun atau sama dengan 15 tahun berjumlah 4 orang dan yang bekerja diatas 15 tahun ada sebanyak 2 orang, sehingga jumlah seluruhnya ada 6 orang informan.

4.3 Penerapan Safety Inspection sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Safety inspection yang dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung merupakan sebuah tools pengendalian potensi bahaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Safety inspection dilakukan sebagai pemenuhan terhadap Wilwar Sustainable Control (WSC) dan peraturan lainnya seperti UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri No.

serta Requirement Quality Management System OHSAS 18001 yang mengharuskan perusahaan melakukan safety inspection. Penerapan safety inspection diperusahaan ini didasari oleh kebutuhan akan pentingnya menilai gap atau ketidaksesuaian K3 di masing-masing tempat area kerja sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan segera agar tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Kegiatan safety inspection di perusahaan ini sering juga disebut dengan inspeksi atau observasi atau audit.

Penerapan safety inspection merupakan upaya pendukung untuk mencapai target perusahaan yaitu zero accident yang pelaksanaannya berpedoman pada SOP safety inspection yang berlaku di Wilmar dan MNA Kuala Tanjung. Safety inspection telah diterapkan sejak tahun 2008 dan masih berlanjut sampai saat ini.. Safety inspection ini juga merupakan salah satu tools yang dapat membantu pihak manajemen untuk bisa melihat bagaimana jalannya pelaksanaan K3 di perusahaan, apakah memenuhi peraturan atau ketentuan yang telah digariskan sehingga bisa membandingkan implementasi di lapangan dengan yang ditetapkan. Safety inspection menjadi salah satu standar untuk melakukan pengontrolan sarana produksi untuk melihat ketidaksesuaian yang mencakup salah satunya mesin, lingkungan kerja, dan proses kerja. Menyangkut standar control produksi dan operasional.

Ruang Lingkup safety inspection ini meliputi semua inspeksi di lokasi peralatan produksi dan seluruh area kerja sesuai standar baku mutu lingkungan di seluruh perusahaan Wilmar Group Industry. Berikut ini adalah daftar seluruh departemen yang ada di PT. Mulimas Nabati Asahan:

1. Administration 2. Consumer Pack 3. CPKO Fractionation 4. Fractionation PMF 5. HIG 6. Logistic PH. MNA 7. Logistic PH SF

8. Logistic Store Spare Part 9. Logistic Stock Control 10. Logistic Ware House FG 11. Logistic Warehouse SF 12. Logistic WB/Timbangan 13. Operation shipping 14. PK- Plant 15. Produksi MNA 1000-1500 16. PT. PAN 17. PKS PT. MNA

18. Quality Control/ R And D 19. Refinery 200/400

20. Refinery 3000

Sumber: Laporan Kegiatan P2K3 Triwulan IV Periode Oktober s/d Desember 2015).

Menurut pendapat beberapa informan, safety inspection sangat berdampak terhadap pencegahan kecelakaan di PT. Multimas Nabati Asahan karena dengan

Dokumen terkait