• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Hasil Rerata Pertumbuhan

Indikator pertumbuhan dalam percobaan ini adalah rerata pertumbuhan (panjang batang, jumlah daun dan diameter batang) tanaman koro hijau. Berikut ini adalah tabel rerata pertumbuhan dari perlakuan M1, M2, M3 dan Kontrol:

Tabel 4.1. Rerata Pertumbuhan Panjang Batang, Jumlah Daun dan Diameter Batang Tanaman Koro Hijau

No Perlakuan dan Kontrol Panjang Batang (Cm) Jumlah Daun (Helai) Diameter Batang (Cm) 1 M1 61.70 22 0.29 2 M2 44.30 19.75 0.21 3 M3 47.20 16 0.23 4 K 74.30 32 0.29 Keterangan: M1: Minggu 1 M2: Minggu 2 M3: Minggu 3

K: Kontrol Negatif (tanpa mikoriza).

Berdasarkan data rerata pertumbuhan koro hijau terlihat bahwa perlakuan M1 memiliki tingkat pertumbuhan paling baik dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan M2 dan M3. Sementara itu, perlakuan M1, M2 dan M3 memiliki

rerata di bawah dan sama (khusus pada rerata diameter batang) dengan perlakuan K sebagai kontrol negatif.

2. Uji Normalitas dan Homgenitas a. Uji Normalitas

Data populasi akan berdistribusi normal jika rata-rata nilainya sama dengan modenya serta sama dengan medianya. Ini berarti bahwa sebagian nilai (skor) mengumpul pada posisi tengah, sedangkan frekuensi skor yang rendah dan yang tinggi menunjukkan kondisi yang semakin sedikit seimbang (Irianto, 2004).

Uji normalitas yang kemudian digunakan adalah One-sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan menggunakan program SPSS. Uji

Kolmogorov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data norma baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifiknsinya di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansinya di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan (Hidayat, 2012). Berdasarkan uraian ini, data-data normalitas panjang batang, jumlah daun dan diameter batang (lihat lampiran II.A) berdistribusi secara normal sebab memiliki nilai signifikasi di atas 0,05, yaitu secara berurutan; 0.491, 0.445 dan 0.552.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok-kelompok perlakuan merupakan kelompok-kelompok yang mempunyai varians homogen (Purwanto, 2011). Untuk mengambil keputusan apakah suatu data itu homogen atau tidak didasarkan pada dua prinsip; jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas <0,05, maka dikatakan bahwa warian dari dua atau lebih kelompok

populasi data tidak sama dan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama (Raharjo, 2014).

Berdasarkan uji homogenitas varians (lihat lampiran II.B), dihasilkan levene statistic 0.494, sig 0,693; levene statistic 0,72, sig 0,974 dan levene statistic 1.026, sig 0.416 > 0,05, pada level probabilitas yang artinya, pemberian pupuk CMA pada waktu yang berbeda bagi pertumbuhan panjang batang, jumlah daun dan diameter batang memiliki varians yang sama (homogen).

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, data pertumbuhan koro hijau berdistribusi normal dan memiliki vairans yang homogen, oleh karena itu dapat dilanjutkan dengan uji anova.

3. Uji Anova Satu Faktor

Berdasarkan uji anova panjang batang (lihat lampiran II.C) nilai probabilitas adalah sig 0,605 > 0,05, dengan demikian hipotesis Hi ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian CMA pada waktu yang berbeda berpengaruh tetapi tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan koro hijau dengan perlakuan kontrol negatif karena selisih panjang batang kecil. Sementara itu untuk nilai probabilitas jumlah daun dan diameter batang adalah sig 0,036 dan sig 0,033 <0,05 dengan demikian Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian CMA pada waktu yang berbeda berpengaruh dan berbeda nyata terhadap pertumbuhan koro hijau dengan perlakuan kontrol negatif sebab terdapat selisih jumlah daun dan diameter batang.

Karena nilai probabilitas jumlah daun dan diameter batang yaitu 0,036 dan 0,033 < 0,05 maka dilakukan uji lanjut, yaitu post hoc; uji Tukey HSD (lihat lampiran II.D). Dari hasil uji Tukey HSD diketahui bahwa perlakuan M3 adalah variabel yang berbeda signifkan dengan kontrol negatif. Perbedaan mean M3 terhadap kontrol negatf adalah -16 dan perbedaan mean kontrol negatif terhadap M3 adalah 16. Sementara itu, perlakuan M1 dan M2 tidak menunjukkan perbedaan mean yang signifikan. Hasil uji Tukey HSD untuk diameter batang menunjukkan tidak adanya perbedaan mean yang signifikan antar variabel.

4. Panjang Akar

Berdasarkan perbandingan kuantitatif panjang akar tanaman koro hijau di akhir masa perlakuan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2. Rata-rata Panjang Akar per Perlakuan dan Kontrol No Perlakuan dan Kontrol (Cm)

1 M1 M2 M3 K 2 46.25 47.375 48.5 40.875 Keterangan: M1: Minggu 1 M2: Minggu 2 M3: Minggu 3 K : Kontrol Negatif

Perbandingan panjang akar di atas tidak sepenuhnya menggambarkan kualitas akar. Secara kualitatif berdasarkan pengamatan terhadap morfologi akar tanaman koro hijau diperoleh gambaran sebagai berikut:

Gambar 4.1: Panjang akar koro hijau M1, M2, M3 dan Kontrol negatif 5. Infeksi CMA

Tingkat infeksi akar tanaman koro hijau oleh CMA dihitung dengan cara mengambil tiga sampel tanaman pada perlakuan M1, M2 dan M3. Dari masing-masing tanaman tersebut diambil tiga sampel ujung serabut akar sepanjang 1 cm dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Selanjutnya dari masing-masing sampel ujung serabut akar dilakukan pengamatan terhadap 5 bidang pandang mikroskop secara acak.

Indikator adanya infeksi CMA pada akar tanaman koro hijau dilihat dari adanya hifa, vesikel atau arbuskula pada masing-masing akar yang diamati. Jika pada sel akar tertentu terdapat hifa, vesikel atau arbuskula maka akan diberi tanda (+) sedangkan jika tidak terdapat ketiga hal tersebut, sel akar yang terlihat akan diberi tanda (-). Berikut ini adalah hasil pengamatan endomikoriza di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali:

Ganbar 4.2: Hasil Pengamatan Endomikoriza; A. Hifa internal, B. Arbuskular, C. Vesikel, D. Sel akar

Berikut ini adalah tabel hasil pengamatan infeksi CMA: Tabel 4.3. Persentase Infeksi CMA

No Perlakuan

1 M1 M2 M3

2 52.4% 59.8% 30.6%

Tingkat infeksi akar dapat digolongkan ke dalam 5 kelas sebagai berikut: Kelas 1 bila kolonisasi akar 0%-5% (sangat redah)

Kelas 2 bila kolonisasi akar 6%-25% (rendah) Kelas 3 bila kolonisasi akar 26%-50% (sedang) Kelas 4 bila kolonisasi akar 51%-75% (tinggi)

Kelas 5 bila kolonisasi akar 75%-100% (sangat tinggi)

Berdasarkan tingkat infeksi akar di atas, perlakuan M1 berada pada kelas 4 (tinggi) sebab mengalami tingkat infeksi sebesar 52.4%, sedangkan perlakuan M2 juga berada pada kelas 4 (tinggi) namun memiliki persentase infeksi yang lebih

tinggi, yaitu 59,8%. Perlakuan M3 berada di kelas 3 (sedang) dengan tingkat infeksi sebebsar 30.6%.

Dokumen terkait