• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

D. HASIL

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan terhadap data sampel peneltitian yaitu, skor skala kecemasan. Pengujian normalitan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test dengan nilai signifikansi atau probabilitas ditetapkan 0,05 dan jika nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 maka menggunakan Mann-Whitney Test.

Tabel 8. Tests of Normality Skala Kecemasan

Siswa

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistik df Sig. Statistik df Sig. kecemasan tidak kos .093 111 .020 .949 111 .000

kos .081 111 .067 .960 111 .002

Pada one sample Kolmogorov-smirnov test skala kecemasan, terlihat bahwa angka pada kolom Sig untuk siswa tidak kos adalah 0,020 dan untuk siswa kos adalah 0,067. Hasil perhitungan di atas menunjukan bahwa data penelitian siswa yang tidak kos tergolong tidak normal,

sedangkan data penelitian siswa kos tergolong normal. Maka distribusi populasi data mahasiswa pada penelitian ini adalah tidak normal.

Gambar 2. Plot Skala Kecemasan Pada Siswa yang Tidak Kos

Gambar 3. Plot Skala Kecemasan Pada Siswa kos

Pada grafik Skala Kecemasan baik pada siswa kos maupun yang tidak kos terdapat garis diagonal yang menggambarkan keadaan ideal data yang mengikuti distribusi normal. Titik-titik yang berada disekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Semakin banyak data yang berada didekat

garis atau bahkan menempel di garis, maka data dikatakan normal. Grafik skala kecemasan pada anak kos menunjukan bahwa banyak data yang berada dan bahkan menempel pada garis, sehingga data tersebut dikatakan normal. Sedangkan pada grafik skala kecemasan siswa yang tinggal bersama orang tua menunjukan bahwa sebagian data tidak berada di garis dan bahkan menyebar, sehingga data tersebut dikatakan tidak normal. Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi tidak normal.

1. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan terhadap skor skala kecemasan. Peneliti menggunakan analisis Levene’s Test For Equality of

Variances untuk menguji homogenitas data penelitian. Nilai signifikansi

ditentukan sebesar 0,05, apabila nilai p lebih besar dari 0,05, maka data penelitian dikatakan homogen (Priyatno, 2014).

Tabel 9. Uji Homogenitas

Levene’s Test for

Equality of Variances

F Sig.

Kecemasan Equal variances assumed

1.995 .159

Equal variances not assumed

Hasil analisis Levene menunjukan bahwa angka signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,159 maka menunjukan bahwa data tersebut homogen atau berasal dari varian yang sama.

2. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan dan diperoleh hasil pengujian terhadap penyebaran data atau distribusi data diketahui bahwa data penelitian memiliki distribusi yang tidak normal. Berdasarkan hasil tersebut peneliti melakukan analisis data untuk uji hipotesis menggunakan metode non- parametrik. Metode non-parametrik yang digunakan adalah Mann Whitney

U Test, yaitu Two-independent sampel T test melalui program SPSS versi 22.0 for windows.

Tabel 10. Uji Mann-Whitney Kecemasan Antara Siswa Kos dan Siswa yang Tinggal dengan Orang Tua

kecemasan

Mann-Whitney U 1020.000

Wilcoxon W 7236.000

Z -10.748

Berdasarkan hasil perhitungan Mann-Whitney test skala kecemasan antara siswa kos dan siswa yang tinggal bersama orang tua terlihat bahwa pada kolom asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,000; dengan kata lain probabilitas dibawah 0,05 atau 0,000 < 0,05. Santoso (2012) menyebutkan bahwa jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa probabilitas 0,000; dengan kata lain probabilitas lebih kecil dari 0,05 yang berarti terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara siswa kos dan siswa yang tidak kos atau tinggal dengan orang tua.

Tabel 11. Mean Mann-Whitney Test Skala Kecemasan antara Siswa kos dan Siswa Tidak Kos

siswa N Mean Rank Sum of Ranks kecemasan tidak kos 111 157.81 17517.00

kos 111 65.19 7236.00

Total 222

Hal ini didukung dengan perbedaan mean pada tingkat kecemasan antara siswa kos 65,19 dan siswa yang tidak kos 157,81. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa yang tidak kos atau tinggal bersama orang tua lebih cemas dalam menghadapi ujian akhir semester daripada siswa kos.

Maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti yang menyatakan bahwa siswa yang tinggal bersama orang tua memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada siswa kos terbukti benar.

3. Hasil Tambahan

Skala kecemasan pada penelitian ini terdiri dari 49 item dengan skor masing-masing item 1 hingga 4. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh skor minimum 1x49 = 49 dan skor maksimum 49x4 = 196, sehingga jarak sebaran (range hipotetik) sebesar 196-49 = 147.

Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh standar deviasi sebesar σ = 147

: 6 = 24,5 dan mean teoritis sebesar μ = (49 + 196) : 2 = 122,5.

Hasil perhitungan di atas digunakan untuk menentukan kategorisasi skor kecemasan. Kontinum yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Norma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Kategorisasi Skor Kecemasan

Norma Rentang Nilai Keterangan

X < (μ –1.0σ) X < 98 Rendah

(μ –1.0σ) ≤ X < (μ + 1.0σ)

98 ≤ X < 147 Sedang

Norma yang diperoleh di atas menunjukan kategori kecemasan, sebagai berikut:

Tabel 13. Kategori Skor Kecemasan Pada Siswa SMA Yang Tinggal Dengan Orang Tua dan Kos Dalam Menghadapi Ujian Akhir

Semester Rentang Nilai Kategori Kos Tinggal Dengan Orang Tua Jumlah Subjek % Jumlah Subjek % X < 98 Rendah 7 6,31% - - 98 ≤ X < 147 Sedang 103 92,79% 102 91,89% 147 ≤ X Tinggi 1 0,9% 9 8,11% Total 111 100% 111 100% E. Pembahasan

Hasil perhitungan menggunakan Mann-Whitney test skala kecemasan antara siswa kos dan siswa yang tidak kos dalam hal ini tinggal bersama orang tua menunjukan bahwa nilai signifikansi data hasil penelitian sebesar 0,000 sehingga disimpulkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Hal ini mengacu pada pernyataan Santoso (2012) bahwa jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, dan jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.

Hasil perhitungan menunjukan bahwa rerata tingkat kecemasan antara siswa kos 65,19 dan siswa yang tidak kos 157,81. Hal tersebut menunjukan bahwa siswa yang tidak kos atau tinggal bersama orang tua lebih cemas dalam menghadapi ujian akhir semester daripada siswa kos. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh pengaruh teman sebaya dan lingkungan kos. Menurut Arisandy (2011) teman sebaya memberi pengaruh penting dalam kegiatan belajar siswa. Teman sebaya memberikan dukungan instrumental dan dukungan informatif sehingga siswa kos mendapat feedback secara langsung dari teman sebaya mengenai hasil pekerjaan atau masalah mereka (Arisandy, 2011). Menurut Hidayatullah (dalam Arisandy, 2011) siswa kos memiliki waktu yang lebih longgar dan fleksibel untuk belajar dan membentuk kelompok belajar. Menurut Soejanto (1981) berdiskusi dengan teman membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seseorang. Belajar kelompok menurunkan kecemasan pada diri siswa karena belajar kelompok memotivasi siswa untuk belajar (Adeyuniati, dalam Olivia, 2011).

Hasil penelitian mugkin dipengaruhi oleh kecenderungan siswa kos untuk melakukan adaptasi dengan lingkunngan baru. Adaptasi yang dilakukan oleh siswa kos membuat mereka mencari cara untuk menghadapi tantangan dan masalah termasuk dalam hal akademik (Waas, dalam Arisandy, 2011). Menurut Arisandy (2011) adaptasi tersebut membuat siswa kos memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan belajar yang jelas dan didasarkan pada kesadaran diri dan memiliki efikasi diri yang tinggi untuk menyelesaikan

tugas akademik sehingga mereka menggunakan seluruh kemampuan untuk mengatur proses belajar mereka.

Lingkungan kos berpotensi untuk melakukan modeling. Menurut Sudrajat (dalam Arisandy, 2011) lingkungan kos memungkinkan siswa untuk melakukan modeling, karena lingkungan kos memberikan rangsangan pada individu untuk berpartisipasi dan mengikuti bila sesuai dengan dirinya. Menurut Arisandy (2011) selain memiliki potensi untuk melakukan modeling, lingkungan kos memberikan persuasi verbal karena siswa tinggal dengan siswa lain yang memiliki kesamaan untuk melakukan kegiatan belajar, dalam hal ini siswa mencari model yang dianggap sesuai dengan diri untuk mengadopsi perilaku belajar yang mendukung mencapai tujuan belajar mereka.

Sedangkan tingkat kecemasan siswa yang tinggal bersama orang tua lebih tinggi kemungkinan disebabkan oleh pengawasan orang tua terhadap kegiatan belajar anak. Pengawasan akan membuat anak menjadi ketergantungan dalam belajar sehingga tujuan belajar atas kesadaran diri menjadi kurang kuat (Arisandy, 2011). Hal tersebut berkaitan dengan rasa malas belajar pada anak karena perhatian dan sikap orang tua. Orang tua yang sibuk dan kurang memperhatikan kegiatan belajar anak, maka anak menjadi malas untuk belajar (Prayoga (2013) & Winda (2014)). Akan tetapi perhatian dan pengendalian orang tua yang berlebihan berdampak kurang baik bagi siswa. Menurut Khairani (2014) orang tua yang terlalu berlebihan dalam memberikan perhatian kepada anak membuat anak malas belajar. Penelitian

Attaway (dalam Arisandy, 2011) menunjukan bahwa pengendalian yang tinggi oleh orang tua berpengaruh terhadap rendah prestasi akademik siswa.

Rasa malas belajar di rumah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti fasilitas dan kondisi fisik. Menurut Khairani (2014) fasilitas yang disediakan di rumah mampu membuat siswa menjadi malas untuk belajar seperti CD, VCD, dan barang elektronik lain yang berisi games. Faktor jasmani mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Kondisi fisik yang sedang lelah membuat siswa menjadi malas belajar (Slameto, 2010). Jarak antara rumah dan sekolah yang cukup jauh merupakan salah satu pemicu kelelahan bagi siswa yang memiliki rumah yang cukup jauh dari sekolah.

Malas belajar dan motivasi belajar siswa yang rendah membuat siswa kurang memiliki semangat untuk belajar sehingga siswa tersebut kurang mempelajari materi yang akan diujikan sehingga siswa menjadi kurang memiliki persiapan ujian akhir semester dan memicu kecemasan pada diri siswa dalam menghadapi ujian. Astuti (2015) menyebutkan bahwa kurang persiapan siswa dalam menghadapi tes atau ujian menyebabkan kecemasan. Kecemasan menghadapi ujian adalah suatu kondisi psikologis dan fisiologis siswa yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan pikiran, perasaan dan perilaku motorik tak terkendali menimbulkan kecemasan (Tresna, 2011).

Hal lain yang mempengaruhi tingkat kecemasan siswa yang tinggal bersama orang tua adalah keterbatasan siswa untuk melakukan modeling dan persuasi verbal. Arisandy (2011) menjelaskan tinggal bersama orang tua akan membatasi siswa untuk melakukan modeling dan persuasi verbal karena orang

tua memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda dengan siswa sehingga mereka tidak memperoleh model perilaku dan arahan secara langsung tentang materi pelajaran saat belajar.

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data pada penelitian ini diperoleh hasil nilai t = 0,000 (p < 0,05) sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara siswa SMA yang kos dengan siswa SMA yang tinggal bersama orang tua dalam menghadapi ujian akhir semester. Hasil analisa menunjukan bahwa siswa yang tinggal bersama orang tua memiliki kecemasan lebih tinggi dalam menghadapi ujian akhir semester daripada siswa yang tinggal di kos. Siswa SMA yang tinggal bersama orang tua memiliki kecemasan yang tergolong sedang (91,89%) dan tinggi (8,11%) dalam menghadapi ujian akhir semester. Sedangkan siswa SMA yang tinggal di kos memiliki kecemasan yang rendah (6,31%), sedang (92,79%), dan tinggi (0,9%).

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dari penelitian ini adalah peneliti tidak menanyakan apakah subjek memang memilih kos atas kemauan atau keinginan sendiri. Selain itu, peneliti memilih subjek tanpa mempedulikan asal sekolah.

C. Saran

a. Bagi peneliti lain

Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperjelas alasan subjek memilih kos, apakah atas kehendak pribadi atau adanya keterpaksaan. Peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan beberapa hal seperti pemilihan sekolah.

58 Daftar Pustaka

Arisandy, Melinda Santi. 2011. Perbedaan Self Regulated Learning Pada

Mahasiswa Yang Bertempat Tinggal Di Kos Dan Di Rumah Bersama Orang Tua. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Astuti, Dina. 2015. Gaul OK! Belajar OK! (Cerdas Gak Berarti Kuper). Diakses 12 Juni 2015. Google e-Book.

Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar. ---. 2013. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

pelajar.

Baharuddin. 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Baihaqi, dkk. 2005. Psikiatri: Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. Bandung: Refika Aditama.

Corey, Gerald. 1988. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Eresco.

Dana, I Putu B K. 2013. Dampak Positif Dan Negatif Menghuni Kos-Kosan Bagi

Kaum Pelajar Dan Kalangan Umum. Badung: Universitas Dhyana Pura.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Panduan Bagi Orang

Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP Dan SMA.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta. Efendi, Jaswir, dkk. 2013. Pengaruh Lingkungan Kos Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa Pedidikan Geografi. Sumatera Barat: STKIP PGRI.

Gunarsa. 1996. Psikologi Olahraga: Teori dan Praktek. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Gusniarti, Uly. 2002. Hubungan antara Persepsi Siswa terhadap Tuntutan dan Harapan Sekolah dengan Derajat Stres Siswa Sekolah Plus. Jurnal

Hartanti & Dwijayanti, J.E. 1970. Hubungan Antara Konsep Diri dan Kecemasan Menghadapi Masa Depan dengan Penyesuaian Sosial Anak-anak Madura.

Jurnal Anima Vol XII No. 46.

Hartinah, Sitti. 2008. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama. Hidayat, Dede R & Herdi. 2013. Bimbingan Konseling. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Khairani, Makmun. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Lebeharia, Usman Taufiq. 2012. Iptek Dalam Lingkungan Kos (Makalah On-

line). http://dokumen.tips/documents/iptek-dalam-lingkungan-kos.html

(diunduh tanggal 24 Agustus 2015)

Lubis, Namora L. 2009. Depresi:Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Maslim, Rusdi (editor). 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari

PPDGJ – III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

Nevid, Jeffrey S. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana.

Olivia, Femi. 2011. Teknik Ujian Efektif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Papalia, dkk. 2009. Human Development edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika. Permanasari, Dhian. 2013. Tingkat Kecemasan Menghadapi Ulangan Harian

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Wanayasa Banjarnegara Tahun Ajaran 2012/2013 dan Aplikasinya Terhadap usulan Topik-Topik Bimbingan Pengelolaan Kecemasan. Yogyakarta: Universitas Sanata

Pratiwi. Melani Dian. 2014. Upaya Meminimalisir Tingkat Kecemasan Menjelang

Ulangan Kenaikan Kelas Melalui Bimbingan Belajar Menggunakan Teknik Relaksasi Progresif (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa VIID SMP Negeri 2 Sambirejo, Sragen Tahun Ajaran 2013/2014). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Prayoga, Lia. 2013. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V MI Al Maarif 02 Singosari Kabupaten Malang (Makalah

On-line). http://liaelrahma.blogspot.co.id/2013/07/pengaruh-lingkungan-

belajar-terhadap.html (diunduh tanggal 26 Oktober 2015).

Prianggono, Hudi Wahyu. 2013. Interaksi Sosial Mahasiswa Kos Dengan

Lingkungannya di Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: PT Andi Offset.

Purwadi, Andri. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Siswa

Kelas XII Otomotif dan Mesin Dalam Menghadapi Ujian Nasional SMK Bina Patria 2 Sukoharjo. Surakarta: STIKES PKU Muhammadiyah.

Puspitarini, Deneisha Kartika. 2014. Perbedaan Motivasi Belajar Pada

Mahasiswa Pendidikan Dokter Tahun Pertama Yang Bertempat Tinggal Dengan Orang Tua Dan Kost Di Fakultas Kedokteran UNS. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Rifai, Melly S S. 1984. Psikologi Perkembangan Remaja dari Segi Kehidupan

Sosial. Bandung: Penerbit Bina Aksara.

Rosdiana, Neneng. 2008. Motivasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kecemasan Akan

Kegagalan Dalam Belajar Dan Perang Orangtua. Semarang: Universitas

Katolik Soegijapranata.

Safaria, Triantara & Saputra, Nofrans E. 2009. Manajemen Emosi: Sebuah

Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda.

Jakarta: Bumi Aksara.

Santoso, Agung. 2010. Statistik Untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT. Gramedia.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

---. 2007. Remaja Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Bina Aksara.

---. 2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Edisi

Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Soejanto, Agoes. 1981. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses. Jakarta: Aksara Baru.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. 2014. Pangukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tresna, I Gede. 2011. Efektifitas Konseling Behavioral dengan Teknik

Desensitisasi Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wahidah, Rabiatul. 2014. Pengaruh Hunian Kos Terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa (Makalah on-line).

http://wahidahwawa27.blogspot.co.id/2014/02/makalah-pengaruh-hunian-

kos-terhadap.html (diunduh tanggal 20 Agustus 2015).

Winda P, Uswatun H I. 2014. Pengaruh Tempat Tinggal dan Fasilitas Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Ngasem Tahun Pelajaran 2013/2014 (Naskah Publikasi).

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Wisnu I, Fx. Johan. 2011. Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Kecemasan

Pada Siswa Kelas XII SMA Yang Akan Menghadapi Ujian Nasional.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

Gabungan Ed. 1. Jakarta: Prenadamedia Group.

Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Lampiran 1

Dokumen terkait