• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

4. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel bebas terhadap dependen. Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut. Bila

tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0,05) maka hal ini

menunjukan bahawa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2010: 36). Untuk itu dilakukan pengujian hipotesis simultan sebagai berikut:

H0 : 1 2 3 0 Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kompensasi terhadap kinerja tenaga pendidik di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Ha : 1 2 3 0 Terdapat pengaruh secara simultan antara disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kompetensi terhadap kinerja tenaga pendidik di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut menurut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012: 95):

1. Pengambilan keutusan berdasarkan nilai probabilitas:

a. Jika nilai signifikan F < tingkat kesalahan (a= 0,05) maka H0 ditolak dan Ha diterima (berarti terdapat pengaruh).

b. Jika nilai signifikan F > tingkat kesalahan (a= 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak (berarti tidak terdapat pengaruh). 2. Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung :

a. Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (berarti terdapat pengaruh).

b. Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (berarti tidak terdapat pengaruh).

Setelah dilakukan pengujian maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.21

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 102,660 3 34,220 24,844 ,000b

Residual 63,360 46 1,377

Total 166,020 49

a. Dependent Variable: KINERJA

b. Predictors: (Constant), KOMPETENSI, DISIPLIN, LINGKER Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Pada tabel 4.21 dalam model ANOVA dapat diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dan Fhitung sebesar 24,844. Tingkat signifikansi sebesar 5% dimana:

V2 = n – K – 1 = 50 – 3 – 1= 46 maka Ftabel= (3;46) Maka, didapatkan nilai Ftabel = 2,810

Berikut ini digambarkan daerah penerimaan dan penolakan H0 untuk Uji Statistik F.

Gambar 4.5

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 pada Uji Statistik F

Daerah Daerah

Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 Penerimaan Ha

f tabel = f tabel = fhitung=

-2,810 2,810 24,844

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Karena nilai Fhitung (24,844) > nilai Ftabel (2,810) dan nilai signifikan F (0,000) < tingkat kesalahan (a=0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kompetensi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik di SMA Negeri 7

Tangerang Selatan.

c. Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)

Uji parsial bertujuan mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen. Bila nilai signifikannya lebih kecil dari 5% (α = 5% = 0,05)

maka H0 ditolak Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut menurut (Sujarweni dan Endrayanto, 2012, 93).

1. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas:

a. Jika signifikan t < tingkat kesalahan ( maka H0 ditolak dan Ha diterima (berarti ada pengaruh).

b. Jika signifikan t > tingkat kesalahan (maka H0 diterima dan Ha ditolak (berarti tidak ada pengaruh).

2. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai thitung :

ii. Jika thitung > ttabel , maka maka H0 ditolak, Ha diterima (berarti ada pengaruh).

F. Jika thitung < ttabel , maka maka H0 diterima, Ha ditolak (berarti tidak ada pengaruh).

Dengan penentuan t tabel :

n  1 = 50  1 = 49 → (49 ; 0,025)

Nilai 0,025 berasal dari tingkat kesalahan penelitian 5% (0,05), karena memakai dua sisi jadi hasilnya 0,05/2 = 0,025.

Tabel 4.22

Hasil Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 4,779 3,118 1,533 ,132 DISIPLIN ,237 ,059 ,418 4,006 ,000 LINGKER ,234 ,077 ,317 3,035 ,004 KOMPETENSI -,274 ,084 -,311 -3,247 ,002

a. Dependent Variable: KINERJA

Berdasarkan tabel 4.22 diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Menguji Signifikansi Variabel Disiplin Kerja (X1) Pengujian hipotesis:

H0 : 1 0 Tidak terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Ha : 1 0 Terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Pada tabel 4.22 diatas untuk variabel disiplin kerja (X1) dapat diperoleh dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dan thitung sebesar 4,006. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, dimana:

n – 1= 50 – 1= 49 maka (49 ; 0,025)

Nilai 0,025 berasal dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,005) karena memakai dua sisi menjadi 0,005/2= 0,025

Maka dapat diperoleh nilai ttabel = 2,01

Berikut ini digambarkan daerah penerimaan atau penolakan Ho untuk variabel disiplin kerja (X1). (Gambar pada halaman selanjutnya)

Gambar 4.6

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Disiplin Kerja (X1)

Daerah Daerah

Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 Penerimaan Ha

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Karena nilai thitung (4,006) > nilai ttabel (2,01) dan nilai signifikansi t (0,000) < tingkat kesalahan (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik pada

SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Berdasarkan tanggapan responden mengenai disiplin kerja pada

SMA Negeri 7 Tangerang Selatan adalah dengan skor tinggi. Para tenaga pendidik di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan selama ini sudah melakukan kedisiplinan dalam bekerja. Kedisiplinan yang sudah diterapkan oleh para tenaga pendidik ini menjadi suatu budaya organisasi yang positif di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan. Kedisiplinan ini harus terus dipertahankan oleh pihak sekolah, sebab kedisiplinan yang sudah diterapkan tenaga pendidik akan menjadi contoh baik bagi para peserta didik di sekolah untuk bersikap disiplin seperti yang sudah dilakukan oleh para tenaga pendidik, karena menciptakan suatu sikap atau perilaku kedisplinan bagi

t tabel = t tabel = t hitung =

peserta didik tidaklah mudah dan semua diawali dari yang mencontohkan nya yaitu tenaga pendidik. Dengan demikian pihak sekolah akan lebih mudah dalam menerapkan peraturan-peraturan yang lebih baik, serta menjadikan sekolah SMA Negeri 7 Tangerang Selatan memiliki nilai tambah dan dapat menjadi sekolah percontohan bagi SMA Negeri lain di Tangerang Selatan.

Hal ini relevan dengan pendapat (Darsono dan Siswandoko, 2012:129) disiplin adalah suatu upaya manajemen untuk membina karyawan mentaati standar dan peraturan dalam organisasi. Karena hakikatnya disiplin adalah proses latihan untuk mengubah pola pikir, sikap dan perilaku karyawan untuk bekerja efektif, efisien dan produktif yang bermuara pada pencitraan laba dan nilai tambah ekonomi organisasi perusahaan.

Hasil ini juga didukung oleh penelitian terdahulu dari I Gusti Agung Ayu Maya Prabasri dan I Gusti Salit Ketut Netra (2010) yang melakukan penelitian dengan judul “Pengarh Motivasi, Disiplin

Kerja, dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan (studi kasus

pada PT. PLN PERSERO Distribusi Bali)”, bahwa hasil penelitian

yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

2. Menguji Signifikansi Variabel Lingkungan Kerja (X2) Pengujian hipotesis:

H0 : 2 0 Tidak terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Ha : 2 0 Terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Pada tabel diatas untuk variabel lingkungan kerja (X2) dapat diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,004 dan thitung 3,035. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dimana:

n – 1= 50 – 1= 49 maka (49 ; 0,025)

Nilai 0,025 berasal dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05) karena memakai dua sisi menjadi 0,05/2= 0,025

Maka dapat diperoleh nilai ttabel = 2,01

Berikut ini digambarkan daerah penerimaan atau penolakan H0 untuk variabel lingkungan kerja (X2).

Gambar 4.7

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 pada Uji Statistik t untuk Variabel Lingkungan Kerja (X2)

Daerah Daerah

Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 Penerimaan Ha

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

t tabel = t tabel = thitung =

Karena nilai thitung (3,035) > nilai ttabel (2,01) dan nilai signifikansi t (0,000) < tingkat kesalahan (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Berdasarkan tanggapan responden mengenai lingkungan kerja (X2) pada SMA Negeri 7 Tangerang Selatan adalah dengan skor sangat tinggi. Artinya, lingkungan kerja yang dirasakan oleh tenaga pendidik di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan ini sudah kondusif. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa nyaman dan memungkinkan para tenaga pendidik untuk dapat berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi tenaga pendidik. Jika tenaga pendidik menyukai lingkungan kerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan, maka tenaga pendidik tersebut akan betah di tempat kerja untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif, dan optimis prestasi kerja tenaga pendidik juga tinggi.

Menurut (Nitisemito, 2001: 68) mengatakan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas- tugas yang diembankan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi dari para tenaga pendidik diperlukan kenyamanan di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan. Hal ini sejalan dengan pendapat

(Ishak dan Tanjung, 2003: 113), manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas dan prestasi kerja meningkat.

Hasil temuan ini juga didukung oleh penelitian terdahulu dari Agung Ngurah Bagus Dhermawan, I Gede Adnyana Sudibya, dan I wayan Mudiartha Utama (2012) yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan

Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai (studi kasus pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali), yaitu hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

3. Menguji Signifikansi Variabel Kompetensi (X3) Pengujian hipotesis:

H0 : 3 0 Tidak terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Ha : 3 0 Terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Pada tabel diatas untuk variabel kompetensi (X3) dapat diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 dan thitung -3,247. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dimana:

n – 1= 50 – 1= 49 maka (49 ; 0,025)

Nilai 0,025 berasal dari tingkat signifikansi sebesar 5% (0,05) karena memakai dua sisi menjadi 0,05/2= 0,025

Maka dapat diperoleh nilai ttabel = 2,01

Berikut ini digambarkan daerah penerimaan atau penolakan Ho untuk variabel kompetensi (X3).

Gambar 4.8

Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 pada Uji Statistik t untuk Variabel Kompetensi (X3)

Daerah Daerah

Penerimaan Ha Daerah Penerimaan H0 Penerimaan Ha

thitung = t tabel = t tabel =

-3,247 -2,01 2,01

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Karena nilai thitung (-3,247) > nilai ttabel (-2,01) dan nilai signifikansi t (0,001) < tingkat kesalahan (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

Berdasarkan tanggapan responden mengenai kompetensi pada

SMA Negeri 7 Tangerang Selatan adalah dengan skor tinggi. Artinya, kompetensi tenaga pendidik di SMA Negeri 7 Tangerang Selatan memiliki kinerja yang dapat dilihat dari pikiran, sikap dan perilaku

para tenaga pendidik yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Menurut (Piet Sahertian, 1994: 73), “Kompetensi tenaga pendidik adalah kemampuan melakukan tugas mengajar dan mendidik yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan”. Tenaga pendidik SMA Negeri 7 Tangerang Selatan harus mengembangkan kompetensi yang dimiliki saat ini sehingga menghasilkan kinerja yang profesional.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

tahun 2005 tentang Tenaga pendidik dan Dosen, “Kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh tenaga pendidik atau dosen

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.

Hasil temuin ini juga didukung oleh penelitian terdahulu dari Edi Suswardji, SE., MM., Rachmat Hasbullah, SE., M,Pd., Eka Albatross, SE. (2012) yang melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Kompetensi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Tenaga Kependidikan. (Studi Kasus Pada Universitas

Singaperbangsa Karawang)”. Dimana hasil penelitian yang dioeroleh menenjukan Kompetensi dan kinerja tenaga pendidik memiliki hubungan yang kuat dan positif juga searah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja tenaga pendidik SMA Negeri 7 Tangerang Selatan.

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kompetensi terhadap kinerja tenaga pengajar SMAN 7 Tangerang Selatan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja tenaga pengajar SMAN 7 Tangerang Selatan. Serta variabel lingkungan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja tenaga pengajar SMAN 7 Tangerang Selatan. Begitu pula dengan variabel kompetensi mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja tenaga pengajar SMAN 7 Tangerang Selatan.

2. Variabel disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kompetensi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan tehadap kinerja tenaga pengajar SMAN 7 Tangerang Selatan.

3. Variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja tenaga pengajar SMAN 7 Tangerang Selatan adalah variabel disiplin kerja.

B. Implikasi

Penelitian ini telah menunjukan bahwa disiplin kerja, lingkungan kerja, dan kompetensi berpengaruh terhadap kinerja tenaga pendidik di SMAN 7

Tangerang Selatan. Dengan demikian penelitian ini memberikan beberapa implikasi, antara lain:

1. Implikasi terhadap disiplin kerja tenaga pendidik, yaitu sudah seharusnya para tenaga pendidik di SMAN 7 Tangerang Selatan terus meningkatkan tingkat kedisiplinan dalam berbagai perilaku yang menjadi contoh kepada lingkungan disekitar sekolah pada umumnya para peserta didik dan rekan-rekan tenaga pendidik lainnya serta secara khusus kepada diri sendiri. Mulai dengan datang tepat waktu di sekolah dan saat memberi pengajaran di ruang kelas sesuai dengan waktu belajar yang ditentukan oleh sekolah serta berpakaian rapih sebab kedisiplinan yang dilakukan akan berpengaruh kepada kinerja tenaga pendidik.

2. Implikasi terhadap lingkungan kerja, yaitu sekolah yang merupakan tempat memberikan ilmu pelajaran bagi para tenaga pendidik dan juga tempat menerima pengajaran bagi peserta didik haruslah ditunjangan dengan fasilitas yang baik dan lingkungan kerja yang nyaman. Selain membantu kelancaran proses belajar mengajar, lingkungan kerja akan menjadikan para tenaga pendidik merasa nyaman dalam bekerja dan juga membuat tenaga pendidik lebih bersemangat dalam memberikan pengajaran yang maksimal sehingga menghasilkan kualitas peserta didik berpotensial dalam hal kecerdasan belajar.

3. Implikasi terhadap kompetensi, yaitu para tenaga pendidik diharapkan dapat memenuhi standar sebagai tenaga pendidik dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik, seperti menguasai komputer, mampu

berinovasi dalam memberi pengajaran, memberikan materi sesuai dengan kurikulum yang digunakan, dan memiliki pendidikan yang sesuai denga mata pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik tidak merasa kesulitan menerima pelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik, karena tenaga pendidik sudah menguasai materi secara medalam.

Dari beberapa implikasi penelitian ini, tenaga pendidik sudah seharusnya menjadikan diri sebagai tenaga pendidik yang professional dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya

Dengan telah selesainya penelitian ini diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan model penelitian yang berbeda dan pada objek yang berbeda, misalnya pada dinas lain atau perusahaan lain. Kemudian, sebaiknya peneliti menggunakan jumlah responden yang lebih banyak agar didapatkan hasil perhitungan yang lebih efisien dan akurat, dengan menggunakan variabel lain untuk diteliti selain variabel disiplin kerja, lingkungan kerja, kompetensi, dan kinerja tenaga pengajar yang didukung dengan teori-teori atau penelitian terbaru.

2. Bagi Sekolah

Diharapkan SMAN 7 Tangerang Selatan dapat lebih memperhatikan hal-hal yang membuat para tenaga pengajar memberikan kinerja yang lebih baik. Seperti memberi pelatihan cara memberi materi, work shop, atau meberikan kenyamanan di lingkungan sekolah. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang meningkatkan kinerja para tenaga pengajar akan membuat sekolah memiliki tenaga pengajar yang berdedikasi tinggi, dan membuat nama baik sekolah semakin tinggi serta bisa menjadi sekolah negeri percontohan di Tangerang Selatan.

3. Bagi Masyarakat

Semoga penelitian ini bermanfaat dan dapat dijadikan bahan acuan atau pertimbangan dalam pembuatan lembaga kependidikan setidaknya memperhatikan actor-faktor seperti hasil penelitian ini.

Dokumen terkait