• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif 1.Hasil Uji Statistik Deskriptif

2. Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

And Lemeshow’s Goodness of Fit. Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model.Jika nilai Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit sama dengan atau kurang dari 0.05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya, segingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasina (Ghozali, 2005).

44

Hasil uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Hosmer And Lemeshow’s Goodness of Fit

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 1.205 4 .877

Sumber: data sekunder diolah

Pengujian menunjukan nilai Chi-Square sebesar 1.205 dengan signifikasi (p) sebesar 0.877 berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikasi lebih besar dari 0.05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.

b. Hasil uji Overall Model fit

Untuk menilai keseluruhan model ditunjukan dengan Log Likelihood value (- 2LL), yaitu dengan cara membandingkan antara nilai – 2LL pada awal (Block Number = 0),dimana model hanya memasukan konstanta saja dengan nilai – 2LL dimana model memasukan konstanta dan variabel bebas (Block Number = 1). Apabila nilai -2LL Block Number =0 > nilai Block Number =1, maka menunjukan model regresi yang baik.

45

Tabel 4.5

Hasil Uji Overall Model fit

Sumber: data sekunder diolah

Dari pengujian dilihat nilai statistik -2LL yaitu tanpa variabel hanya konstanta saja sebesar 73.530 setelah dimasukan variabel baru maka nilai -2LL turun menjadi 20.702 atau terjadi penurunan sebesar 52.828. Dengan df = 4 selisih 52.828 tersebut memiliki signifikasi 0.00 < 0.05 yang signifikan. Hal ini berarti penambahan variabel independen kedalam model memperbaiki model fit.

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square.

Iteration Historya,b,c

Iteration

Coefficients -2 Log likelihood Constant

Step 0 1 78.744 -1.633-

2 73.721 -2.158-

3 73.531 -2.286-

4 73.530 -2.293-

5 73.530 -2.293-

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 73.530

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

46 Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: data sekunder diolah

Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0.777 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 77%, sedangkan sisanya sebesar 23% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian.

d. Hasil Uji Regeresi Logistik

Analisis uji regresi ini untuk menguji seberapa jauh semua variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald Statistic dan nilai probabilitas (Sig.) pada tabel berikut:

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 20.702a .356 .777

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.

47 Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a DEF 4.354 1.530 8.092 1 .004 77.762

OP 4.918 1.383 12.653 1 .000 136.734

AC .308 5.498 .003 1 .955 1.360

MJ_OWN .119 .237 .253 1 .615 1.126

Constant -5.261- 5.715 .848 1 .357 .005

a. Variable(s) entered on step 1: DEF, OP, AC, MJ_OWN.

Sumber: data sekunder diolah

Berdasarkan hasil pengujian multivariate dengan regresi logistik yang ditunjukkan pada tabel 4.7 diatas, maka keempat hipotesis yang diajukan dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

H1: Debt default berpengaruh berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

Vairabel debt default yang diproksikan dengan DEF, mempunyai

Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.04 lebih kecil dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 8.092 lebih besar dengan Chi-Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 ditolak dan H alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif antara status debt default dengan kemungkinan penerimaan going concern diterima.

48

Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa debt default

berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going conern. Hasil ini sama dengan penelitan sebelumnya. Penelitan terdahulu yang dilakukan oleh Januarti (2008) menggunakan regresi logistik. Dari hasil analisis yang dilakukan Januarti menunjukan bahwa default

berpengaruh signifikan terhadap opini going concern. Hasil analis ini juga mendung hasil penelitian Praptitorini dan Januarti (2007), dan Ramadhani (2004).

Dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan. Debt default atau kegagalan dalam membayar hutang pada saat jatuh tempo dapat desebabkan oleh rugi operasi yang terus menerus, defisiensi dalam ekuitas, labilnya kurs mata uang asing. Ketika jumlah hutang perusahaan sudah sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi hutang tersebut, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status default. Auditor dalam memberikan opini audit going concern akan mempertimbangkan status default

49 H2: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern

Variabel opini audit tahun sebelumnya yang diproksikan dengan OP mempunyai Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 12.653 lebih besar dengan

Chi-Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 ditolak dan H alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh positif antara status opini audit sebelumnya dengan kemungkinan penerimaan going concern diterima.

Dari hasil analisis tersebut didapatkan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini

going conern. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Januarti (2008), Santosa dan Wedari (2007), dan Ramadhani (2004).

Hasil penelitan-penelitian tersebut menunjukan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap opini going concern yang diterima perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang tahun sebelumnya menerima opini going concern

kemungkinan besar akan menerima opini yang sama pada tahun berikutnya, mengingat untuk memperbaiki kinerja perusahaan dibutuhkan waktu yang relatif lama.

50 H3: Keberadaan komite audit berpengaruh berpengaruh

terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern

Variabel keberadaan komite audit yang diproksikan dengan AC mempunyai Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.955 lebih basar dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 0.003 lebih kecil dengan Chi-Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 diterima dan H alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh negatif antara status keberadaan komite audit dengan kemungkinan penerimaan going concern ditolak.

Dari hasil analisis mengenai pengaruh keberadaan komite audit terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern tersebut mengartikan bahwa tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat menjadi suatu sinyal bagi komite audit agar dapat membantu Dewan Komisaris dengan lebih efektif, misalanya dalam memastikan struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik. Sebab, meskipun hampir semua perusahaan telah memiliki komite audit efektiftasnya belum terlihat jelas dalam meminimalisir kemungkinan perusahaan mendapatkan opini going concern dari auditor.

Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramadhani (2004). Dalam penelitiannya Ramadhani mendapatkan hasil bahwa komisaris independen komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap opini going concern.

51 H4: Kepemilikan manajerial berpengaruh berpengaruh terhadap

kemungkinan penerimaan opini going concern

Variabel kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan MJ_OWN mempunyai Asymptotic Significance (Sig) sebesar 0.615 lebih basar dari 0.05 (α) dan nilai Wald Statistic 0.253 lebih kecil dengan Chi-Square tabel sebesar 1.205. Hal ini berarti H0 diterima dan H alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh negatif antara status keberadaan komite audit dengan kemungkinan penerimaan going concern ditolak.

Dari hasil Pengujian diatas didapatkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern. Hasil penelitian ini mendukung hasil pernelitan yang dilakukan oleh oleh Januarti (2008). Hasil dari penelitan Januarti tidak menemukan pengaruh kepemilikan manajerial terhadap penerimaan opini going conern. Meskipun ada kepemilikan manajerial ternyata fungsi pengawasan yang ada belum menjamin untuk tidak diberikannya opini audit going concern. Karena untuk menjaga kinerja sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik internal maupun eksternal.

Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel debt default dan opini audit tahun sebelumnya sebagai variabel signifikan dalam penelitian ini yang berpengaruh terhadap kemungkinan penerimaan opini going concern pada perusahaan manufaktur yang

52

terdaftar di BEI. Sedangkan, variabel keberadaan keberadaan komite audit dan kepemilikan manajerial tidak signifikan terhadap

Dokumen terkait