• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HASIL Identifikasi Moluska

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari kelas Bivalvia. Kelas Gastropoda didominansi oleh famili Certhiidae (4 jenis), Cypraeidae (3 jenis) dan Strombidae (3 jenis) sedangkan dari kelas Bivalvia didominansi oleh famili Veneridae (6 jenis), Cardiidae (3 jenis) dan Tellinidae (3 jenis). Columbella scripta dan

Gafrarium tumidum merupakan jenis yang

banyak ditemukan pada hampir semua stasiun pengamatan.

Jumlah individu kelas Gastropoda didominasi oleh Columbella scripta. Jenis ini ditemukan sebanyak 65 individu dari total jumlah moluska yang tertangkap. Kelas Bivalvia didominasi oleh Trachycardium

subrugosum. Jenis ini ditemukan sebanyak 16

individu dari total individu yang tertangkap (Lampiran 3).

Kepadatan Total

Terdapat perbedaan kepadatan pada tiap-tiap stasiun. Stasiun pengamatan yang memiliki nilai kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun V (4.7 ind/m2), sedangkan terendah terdapat pada stasiun I (2.6 ind/m2).

0 1 2 3 4 5 I II III IV V Stasiun K e pad at an i ndi v idu /m 2

Gambar 1 Kepadatan total pada masing- masing stasiun di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus.

Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E), dan Dominansi (C)

Hasil perhitungan indeks H’, E, dan C pada masing-masing stasiun menunjukkan nilai yang berbeda. Indeks keanekaragaman secara keseluruhan berkisar antara 1.454-3.606. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun I (3.606) dan keanekaragaman terendah berada pada stasiun V (1.454).

Hasil perhitungan Indeks keseragaman (E) pada masing-masing stasiun berkisar antara 0.641-0.921. Indeks keseragaman tertinggi berada pada stasiun II (0.921) dan yang terendah berada pada stasiun III (0.641).

Nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun pengamatan berkisar antara 0.11-0.46. Nilai dominansi tertinggi berada pada stasiun V (0.46) sedangkan nilai dominansi terendah berada pada stasiun II (0.11) (Tabel 1).

Tabel 1 Keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dan dominansi (C) pada masing- masing stasiun di perairan pulau Burung dan pulau Tikus

Index St I St.2 St.3 St.4 St.5 H’ 3.606 3.500 2.724 3.025 1.454 E 0.867 0.921 0.641 0.875 0.727 C 0.12 0.11 0.29 0.15 0.46 S 18 14 19 11 4 Pengelompokan Habitat

Hasil perhitungan nilai kemiripan jenis menunjukkan bahwa nilai indeks kemiripan tertinggi terdapat pada stasiun IV dan V dengan nilai sebesar 0.40. Nilai kemiripan terendah terdapat pada stasiun II dan IV serta stasiun II dan V memiliki nilai kemiripan yang paling rendah (Tabel 2).

Tabel 2 Matriks nilai kemiripan jenis moluska pada masing-masing stasiun pengamatan di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus Stasiun 1 2 3 4 5 1 0.19 0.32 0.27 0.18 2 0.12 0 0 3 0.33 0.17 4 0.40 Jenis Substrat

Jenis substrat pada masing-masing stasiun pengamatan cenderung seragam. Substrat

6 Penentuan Jenis Substrat

Penentukan jenis substrat dilakukan berdasarkan pengukuran presentase partikel. Sedimen diambil dengan corer sedalam 10-15 cm. Kemudian sedimen dikeringkan dalam oven dengan suhu 80oC selama 48 jam. Setelah kering, sedimen diayak dalam saringan bertingkat kemudian masing-masing sedimen yang tersisa pada setiap tingkatan saringan ditimbang dengan menggunakan timbangan ”triple balance”.

HASIL Identifikasi Moluska

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari kelas Bivalvia. Kelas Gastropoda didominansi oleh famili Certhiidae (4 jenis), Cypraeidae (3 jenis) dan Strombidae (3 jenis) sedangkan dari kelas Bivalvia didominansi oleh famili Veneridae (6 jenis), Cardiidae (3 jenis) dan Tellinidae (3 jenis). Columbella scripta dan

Gafrarium tumidum merupakan jenis yang

banyak ditemukan pada hampir semua stasiun pengamatan.

Jumlah individu kelas Gastropoda didominasi oleh Columbella scripta. Jenis ini ditemukan sebanyak 65 individu dari total jumlah moluska yang tertangkap. Kelas Bivalvia didominasi oleh Trachycardium

subrugosum. Jenis ini ditemukan sebanyak 16

individu dari total individu yang tertangkap (Lampiran 3).

Kepadatan Total

Terdapat perbedaan kepadatan pada tiap-tiap stasiun. Stasiun pengamatan yang memiliki nilai kepadatan tertinggi terdapat pada stasiun V (4.7 ind/m2), sedangkan terendah terdapat pada stasiun I (2.6 ind/m2).

0 1 2 3 4 5 I II III IV V Stasiun K e pad at an i ndi v idu /m 2

Gambar 1 Kepadatan total pada masing- masing stasiun di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus.

Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E), dan Dominansi (C)

Hasil perhitungan indeks H’, E, dan C pada masing-masing stasiun menunjukkan nilai yang berbeda. Indeks keanekaragaman secara keseluruhan berkisar antara 1.454-3.606. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada stasiun I (3.606) dan keanekaragaman terendah berada pada stasiun V (1.454).

Hasil perhitungan Indeks keseragaman (E) pada masing-masing stasiun berkisar antara 0.641-0.921. Indeks keseragaman tertinggi berada pada stasiun II (0.921) dan yang terendah berada pada stasiun III (0.641).

Nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun pengamatan berkisar antara 0.11-0.46. Nilai dominansi tertinggi berada pada stasiun V (0.46) sedangkan nilai dominansi terendah berada pada stasiun II (0.11) (Tabel 1).

Tabel 1 Keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dan dominansi (C) pada masing- masing stasiun di perairan pulau Burung dan pulau Tikus

Index St I St.2 St.3 St.4 St.5 H’ 3.606 3.500 2.724 3.025 1.454 E 0.867 0.921 0.641 0.875 0.727 C 0.12 0.11 0.29 0.15 0.46 S 18 14 19 11 4 Pengelompokan Habitat

Hasil perhitungan nilai kemiripan jenis menunjukkan bahwa nilai indeks kemiripan tertinggi terdapat pada stasiun IV dan V dengan nilai sebesar 0.40. Nilai kemiripan terendah terdapat pada stasiun II dan IV serta stasiun II dan V memiliki nilai kemiripan yang paling rendah (Tabel 2).

Tabel 2 Matriks nilai kemiripan jenis moluska pada masing-masing stasiun pengamatan di perairan Pulau Burung dan Pulau Tikus Stasiun 1 2 3 4 5 1 0.19 0.32 0.27 0.18 2 0.12 0 0 3 0.33 0.17 4 0.40 Jenis Substrat

Jenis substrat pada masing-masing stasiun pengamatan cenderung seragam. Substrat

pasir halus sampai pasir kasar cukup dominan. Hampir di seluruh stasiun pengamatan dijumpai lamun seperti Enhalus acoroides,

Thalassia sp, Halophila sp, dan Halodule

pinifolia.

PEMBAHASAN

Cappenberg dan Panggabean (2005) melaporkan bahwa di gugusan pulau Pari terdapat 45 jenis moluska yang mewakili 23 famili, sedangkan di pulau Burung dan pulau Tikus yang termasuk gugusan pulau Pari terdapat 47 jenis moluska yang mewakili 24 famili. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata.

Kepadatan moluska menunjukkan jumlah individu yang hidup pada habitat tertentu, luasan tertentu, dan waktu tertentu (Brower & Zar 1977). Nilai kepadatan menjadi parameter terhadap kualitas habitat tertentu.

Stasiun V yang berlokasi di sebelah timur pulau Burung memiliki kepadatan total tertinggi. Hal ini disebabkan keberadaan padang lamun (Enhalus acoroides) yang cukup lebat dan subur.

Nilai kepadatan yang tinggi menunjukkan jumlah organisme yang banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa habitat tersebut dapat ditempati oleh organisme dalam jumlah yang banyak. Kepadatan total moluska terendah terdapat pada stasiun I (2.6 ind/m2). Jika dilihat dari keberadaan stasiun tersebut maka dapat diketahui penyebab dari rendahnya kepadatan moluska di stasiun tersebut, yaitu disebabkan kondisi habitatnya didominansi substrat pasir kasar sampai kerikil.

Berdasarkan Shannon-Weiner (Krebs 1989), nilai keanekaragaman (H’) pada stasiun III, IV, V menunjukkan keanekaragaman yang rendah yaitu kurang dari 3.32. Jumlah spesies yang menempati daerah tersebut tidak banyak jenisnya serta individu-individu yang menempati habitat tersebut bersifat khas.

Nilai keanekaragaman (H’) pada stasiun I dan II menunjukkan keanekaragaman yang sedang. Tinggi rendahnya nilai keanekaragaman jenis dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti jumlah atau jenis individu, dominansi jenis tertentu, substrat yang homogen serta lamun atau karang yang dapat berfungsi sebagai tempat berlindung dan mencari makan sangat sedikit keberadaanya sehingga hanya jenis-jenis tertentu yang dapat bertahan hidup.

Hasil perhitungan Indeks keseragaman (E) pada masing-masing stasiun berkisar antara 0.641-0.921. Indeks keseragaman tertinggi

berada pada stasiun I (0.921) dan yang terendah berada pada stasiun III (0.641). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah individu tiap jenis pada masing-masing stasiun umumnya seragam dan kecenderungan terjadinya dominansi oleh jenis moluska tertentu kecil.

Kestabilan suatu komunitas dapat digambarkan dengan tinggi rendahnya nilai indeks keseragaman jenis (E) yang didapat. Kondisi komunitas dikatakan stabil bila memiliki nilai keseragaman jenis mendekati 1. Semakin kecil nilai E mengindikasikan bahwa penyebaran jenis tidak merata sedangkan semakin besar nilai E maka penyebaran jenis relatif merata (Brower & Zar 1977). Penyebaran jenis juga erat kaitannya dengan dominansi, dimana bila nilai keseragaman kecil mengindikasikan terjadi dominansi dari jenis-jenis tertentu.

Nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun pengamatan berkisar antara 0.11-0.46. Nilai dominansi tertinggi terdapat pada stasiun V, sedangkan nilai dominansi terendah terdapat pada stasiun II. Hal ini menunjukkan bahwa jenis-jenis moluska tersebut masih dapat hidup bersama-sama dalam habitat dengan baik, karena ketersediaan makanan yang cukup, walaupun ada beberapa jenis yang melimpah. Nilai indeks dominansi yang mendekati 1 menunjukkan adanya spesies yang mendominansi spesies lainnya. Sedangkan nilai indeks dominansi yang mendekati 0 menunjukkan hampir tidak ada dominansi dari suatu spesies dalam komunitas (Odum 1971). Adanya dominansi menunjukkan kondisi lingkungan yang sangat menguntungkan dalam mendukung pertumbuhan spesies tertentu.

Hasil perhitungan nilai kemiripan jenis menunjukkan bahwa nilai indeks kemiripan tertinggi terdapat pada stasiun IV dan V yaitu dengan nilai sebesar 0.40. Nilai kemiripan yang mendekati 1 mengindikasikan bahwa keseragaman jenis pada suatu komunitas cenderung sama (Brower & Zar 1977). Tingginya nilai ini dapat disebabkan oleh kemiripan substrat serta lokasi stasiun IV dan V yang cukup berdekatan dibandingkan dengan stasiun lainnya. Stasiun II dan IV serta stasiun II dan V memiliki nilai kemiripan yang paling rendah, yaitu 0. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis-jenis yang ada pada masing-masing stasiun cenderung tidak sama. Bila dikaitkan dengan nilai kemiripan yang diperoleh dari stasiun IV dan V yang mendekati 1 maka dapat diketahui bahwa kedua lokasi ini memiliki nilai kemiripan

pasir halus sampai pasir kasar cukup dominan. Hampir di seluruh stasiun pengamatan dijumpai lamun seperti Enhalus acoroides,

Thalassia sp, Halophila sp, dan Halodule

pinifolia.

PEMBAHASAN

Cappenberg dan Panggabean (2005) melaporkan bahwa di gugusan pulau Pari terdapat 45 jenis moluska yang mewakili 23 famili, sedangkan di pulau Burung dan pulau Tikus yang termasuk gugusan pulau Pari terdapat 47 jenis moluska yang mewakili 24 famili. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata.

Kepadatan moluska menunjukkan jumlah individu yang hidup pada habitat tertentu, luasan tertentu, dan waktu tertentu (Brower & Zar 1977). Nilai kepadatan menjadi parameter terhadap kualitas habitat tertentu.

Stasiun V yang berlokasi di sebelah timur pulau Burung memiliki kepadatan total tertinggi. Hal ini disebabkan keberadaan padang lamun (Enhalus acoroides) yang cukup lebat dan subur.

Nilai kepadatan yang tinggi menunjukkan jumlah organisme yang banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa habitat tersebut dapat ditempati oleh organisme dalam jumlah yang banyak. Kepadatan total moluska terendah terdapat pada stasiun I (2.6 ind/m2). Jika dilihat dari keberadaan stasiun tersebut maka dapat diketahui penyebab dari rendahnya kepadatan moluska di stasiun tersebut, yaitu disebabkan kondisi habitatnya didominansi substrat pasir kasar sampai kerikil.

Berdasarkan Shannon-Weiner (Krebs 1989), nilai keanekaragaman (H’) pada stasiun III, IV, V menunjukkan keanekaragaman yang rendah yaitu kurang dari 3.32. Jumlah spesies yang menempati daerah tersebut tidak banyak jenisnya serta individu-individu yang menempati habitat tersebut bersifat khas.

Nilai keanekaragaman (H’) pada stasiun I dan II menunjukkan keanekaragaman yang sedang. Tinggi rendahnya nilai keanekaragaman jenis dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti jumlah atau jenis individu, dominansi jenis tertentu, substrat yang homogen serta lamun atau karang yang dapat berfungsi sebagai tempat berlindung dan mencari makan sangat sedikit keberadaanya sehingga hanya jenis-jenis tertentu yang dapat bertahan hidup.

Hasil perhitungan Indeks keseragaman (E) pada masing-masing stasiun berkisar antara 0.641-0.921. Indeks keseragaman tertinggi

berada pada stasiun I (0.921) dan yang terendah berada pada stasiun III (0.641). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah individu tiap jenis pada masing-masing stasiun umumnya seragam dan kecenderungan terjadinya dominansi oleh jenis moluska tertentu kecil.

Kestabilan suatu komunitas dapat digambarkan dengan tinggi rendahnya nilai indeks keseragaman jenis (E) yang didapat. Kondisi komunitas dikatakan stabil bila memiliki nilai keseragaman jenis mendekati 1. Semakin kecil nilai E mengindikasikan bahwa penyebaran jenis tidak merata sedangkan semakin besar nilai E maka penyebaran jenis relatif merata (Brower & Zar 1977). Penyebaran jenis juga erat kaitannya dengan dominansi, dimana bila nilai keseragaman kecil mengindikasikan terjadi dominansi dari jenis-jenis tertentu.

Nilai indeks dominansi pada masing-masing stasiun pengamatan berkisar antara 0.11-0.46. Nilai dominansi tertinggi terdapat pada stasiun V, sedangkan nilai dominansi terendah terdapat pada stasiun II. Hal ini menunjukkan bahwa jenis-jenis moluska tersebut masih dapat hidup bersama-sama dalam habitat dengan baik, karena ketersediaan makanan yang cukup, walaupun ada beberapa jenis yang melimpah. Nilai indeks dominansi yang mendekati 1 menunjukkan adanya spesies yang mendominansi spesies lainnya. Sedangkan nilai indeks dominansi yang mendekati 0 menunjukkan hampir tidak ada dominansi dari suatu spesies dalam komunitas (Odum 1971). Adanya dominansi menunjukkan kondisi lingkungan yang sangat menguntungkan dalam mendukung pertumbuhan spesies tertentu.

Hasil perhitungan nilai kemiripan jenis menunjukkan bahwa nilai indeks kemiripan tertinggi terdapat pada stasiun IV dan V yaitu dengan nilai sebesar 0.40. Nilai kemiripan yang mendekati 1 mengindikasikan bahwa keseragaman jenis pada suatu komunitas cenderung sama (Brower & Zar 1977). Tingginya nilai ini dapat disebabkan oleh kemiripan substrat serta lokasi stasiun IV dan V yang cukup berdekatan dibandingkan dengan stasiun lainnya. Stasiun II dan IV serta stasiun II dan V memiliki nilai kemiripan yang paling rendah, yaitu 0. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis-jenis yang ada pada masing-masing stasiun cenderung tidak sama. Bila dikaitkan dengan nilai kemiripan yang diperoleh dari stasiun IV dan V yang mendekati 1 maka dapat diketahui bahwa kedua lokasi ini memiliki nilai kemiripan

yang relatif jauh lebih besar dibandingkan dengan stasiun lainnya.

Substrat merupakan komponen penting yang menentukan kehidupan, keanekaragaman, dan komposisi jenis moluska yang hidup di dalammya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa substrat yang ada di pulau Burung dan pulau Tikus bertipe pasir halus sampai pasir kasar (Lampiran 6). Sesuai dengan pernyataan Nybakken (1992) bahwa tipe substrat berpasir memudahkan moluska untuk mendapatkan suplai nutrisi dan air yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dibandingkan dengan tipe substrat berlumpur, tipe substrat berpasir akan lebih memudahkan moluska untuk menyaring makanan. Tipe substrat berpasir dan pasir berlempung sesuai untuk kehidupan moluska terutama kelas Gastropoda dan Bivalvia.

SIMPULAN

Di Pulau Burung dan Pulau Tikus ditemukan sebanyak 204 individu yang terdiri dari 47 jenis yang mewakili 2 kelas, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari kelas Bivalvia. Columbella scripta dan

Gafrarium tumidum merupakan jenis yang

banyak ditemukan pada hampir semua stasiun pengamatan. Secara umum nilai keanekaragaman jenis moluska di Pulau Burung dan Tikus berada dalam kondisi yang rendah sampai sedang dengan nilai berkisar 1.454-3.606. Keseragaman komunitas moluska cukup baik dengan hampir tidak adanya jenis mendominansi.

SARAN

Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pengukuran parameter fisika dan kimia serta parameter-parameter yang berkaitan erat dengan kehidupan gastropoda dan bivalvia.

Dokumen terkait