HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2 Hasil Analisis Sistem Informasi 1 Kebutuhan pelaku sistem informas
5.2.3 Hasil identifikasi sistem informasi a) Diagram lingkar sebab akibat
Diagram sebab akibat (causal loop) memberikan gambaran mengenai hubungan di antara elemen-elemen yang yang terlibat dalam sistem informasi pengelolaan daerah aliran sungai Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW). Setiap elemen saling berinteraksi dan memberikan pengaruh bagi sistem.
Elemen-elemen yang berinteraksi dalam pengelolaan daerah aliran sungai Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) terdiri dari SIH-PDAS HPGW, masyarakat sekitar hutan/DAS, Dinas Kehutanan, manajemen dan pengelola HPGW, mahasiswa/peneliti, dan LSM. Elemen-elemen tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan masing-masing elemen akan menghasilkan dan dan informasi yang berguna sebagai bahan masukan sistem informasi. Diagram lingkar sebab akibat SIH-PDAS HPGW dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Diagram lingkar sebab akibat SIH-PDAS HPGW. SIH-PDAS Jenis Pemanfaatan Kebijakan dan pengelolaan DAS HPGW Data Sumberdaya dan Lingkungan Kegiatan pemanfaatan sumberdaya DAS
Sarana dan Prasarana
Kegiatan penelitian dan konservasi Masyarakat sekitar HPGW/DAS Manajemen HPGW + + + + + + + + + + + Mahasiswa dan peneliti + Dinas Kehutanan Kegiatan evaluasi + + LSM Kegiatan monitoring + + + + + +
Interaksi dan hubungan yang terjadi antar elemen-elemen dalam SIH-PDAS HPGW antara lain adalah:
1) SIH-PDAS HPGW menyediakan pengelolaan dan penyajian data sumberdaya dan lingkungan pengelolaan daerah aliran sungai yang cepat dan mudah diakses, sehingga akan berpengaruh positif terhadap masyarakat sekitar hutan/DAS, mahasiswa dan peneliti, Dinas kehutanan, LSM pemerhati lingkungan, dan pengguna informasi lainnya.
2) Masyarakat sekitar HPGW/DAS akan melakukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya dan melalui kegiatan tersebut dapat dihasilkan data mengenai sosial ekonomi masyarakat untuk kebutuhan sistem informasi hidrologi pengelolaan DAS. Sedangkan untuk pihak pengelola HPGW, data kegiatan masyarakat ini akan sangat membantu dalam menentukan kebijakan yang lebih efektif dan tepat sasaran.
3) Manajemen HPGW akan mudah melakukan pengumpulan data jenis sumberdaya dan kondisi lingkungan daerah aliran sungai sehingga penyajian informasi yang dibutuhkan guna berjalannya SIH-PDAS HPGW juga menjadi lebih baik. Kecepatan dan kemudahan penyajian informasi sangat dibutuhkan bagi Manajemen HPGW dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan pembangunan pengelolaan daerah aliran DAS. Semakin baik kebijakan yang dibuat maka akan berdampak baik terhadap peningkatan sarana prasarana sehingga kegiatan pemanfaatan, perlindungan dan pengelolaan sumberdaya DAS akan berjalan dengan efektif dan efesien. Semakin baik berjalannya kegiatan pemanfaatan, perlindungan, dan pengelolaan, maka data yang dihasilkan juga lebih cepat dan akurat. Selain itu pihak HPGW bekerja sama dengan mahasiswa atau badan peneliti lainnya melakukan kegiatan penelitian dan konservasi di lingkungan daerah aliran sungai untuk tahun-tahun selanjutnya sehingga dihasilkan data sumberdaya dan lingkungan yang tepat waktu, akurat dan penyajian informasi yang mudah.
4) Peningkatan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pihak HPGWakan berdampak baik juga terhadap masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya HPGW sehingga pemanfaatan yang dilakukan lebih optimal.
mendapatkan informasi yang cepat, sehingga kegiatan evaluasi dan monitoring juga bisa berjalan dengan baik. Kegiatan evaluasi dan monitoring ini sangat baik untuk peningkatan kualitas pengelolaan pada tahap berikutnya. Semua data dan informasi dicatat terlebih dahulu oleh manajemen HPGW khususnya yang bergerak di bidang lingkungan. Setelah diolah data tersebut akan menjadi bahan masukan bagi perancangan SIH-PDAS HPGW. Semakin baik pencatatan data maka semakin baik pula keluaran (output) yang dihasilkan oleh sistem informasi, sehingga data yang dikeluarkan oleh sistem informasi merupakan data yang akurat, valid dan tepat waktu. Data dan informasi ini akan dipergunakan sebagai bahan masukan dalam penentuan kebijakan pembangunan daerah aliran sungai selanjutnya.
b) Diagram Input-Output
Diagram input-ouput memberikan gambaran pengaruh input terkendali dan input tidak terkendali terhadap sistem informasi sehingga menghasilkan output yang dikehendaki dan output yang tidak dikehendaki. Diagram input-output SIH- PDAS HPGW dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Diagram input-output SIH-PDAS HPGW.
Lingkungan:
Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
Input tidak terkendali
Lingkungan fisik (iklim,topografi, geologi,tanah dan hidrologi)
Lingkungan biologi (flora dan fauna) Kondisi ekosistem hutan HPGW
Virus dan program-program malware yang dapat mengganggu kerja sistem informasi
Sistem Informasi Hidrologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai HPGW (SIH-PDAS
HPGW) Input terkendali
Data Profil HPGW Data Spasial HPGW
Data lingkungan (fisik,biologi,dan sosial ekonomi) Data erosi dan sedimentasi
Sarana dan Prasarana pengelolaan daerah aliran sungai
Fasilitas Pengolahan data Kondisi dan data sosial ekonomi
Output yang dikehendaki:
Data dan Informasi HPGW, Hidrologi dan Erosi-sedimentasi yang lengkap. Peta manajemen lahan teliti dan akurat Peta sebaran lingkungan daerah aliran
sungai (fisik, biologi dan sosial ekonomi) yang tepat dan akurat Pengolahan data yang cepat
Grafik dan laporan informasi yang bisa dicetak langsung
Sarana dan prasarna yang lengkap
Output yang tidak dikehendaki: Kegagalan pencarian dan penyajian
informasi lingkungan daerah aliran sungai
Kegagalan dalam mengolah data Kegagalan pencetakan laporan Kegagalan penyimpanan data dan
pengorganisasian data Manajemen Pengendalian
Diagram input-output memperlihatkan bahwa SIH-PDAS HPGW tidak bisa lepas dari peran lingkungan sekitar dan pemerintah dalam menetapkan kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang informasi maupun pengelolaan DAS. Input terkendali terdiri dari Data Profil HPGW, Data Spasial HPGW, Data lingkungan (fisik, biologi, dan sosial ekonomi), Data erosi dan sedimentasi, Sarana dan Prasarana pengelolaan daerah aliran sungai, Fasilitas Pengolahan data dan kondisi dan data sosial ekonomi. Data dan informasi yang dimasukan ke dalam sistem informasi masih bisa dikontrol oleh pengelola sistem informasi.
Input tidak terkendali teridiri dari kondisi lingkungan fisik (iklim, tanah, geologi, topografi dan hidrologi), lingkungan biologi (Flora dan Fauna), kondisi ekosistem DAS dan virus-virus komputer. Kondisi lingkungan ini tidak bisa dikendalikan oleh pengelola sistem informasi.
Komponen input terkendali dan tidak terkendali akan diolah oleh sistem informasi hidrologi pengelolaan daerah aliran sungai HPGW sehingga menghasilkan output yang dikendaki dan output yang tidak dikendaki. Output yang dikendaki adalah data dan Informasi HPGW, hidrologi dan erosi- sedimentasi yang lengkap, peta manajemen lahan teliti dan akurat, peta sebaran lingkungan daerah aliran sungai (fisik, biologi dan sosial ekonomi) yang tepat dan akurat, pengolahan data yang cepat, grafik dan laporan informasi yang bisa dicetak langsung, sarana dan prasarana yang lengkap. Kemudahan dalam pencarian informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu sangat dikehendaki sebagai keluaran dan sistem informasi.
Output yang tidak dikendaki merupakan Kegagalan pencarian dan penyajian informasi lingkungan daerah aliran sungai, kegagalan dalam mengolah data, kegagalan pencetakan laporan, kegagalan penyimpanan data dan pengorganisasian data. Manajemen pengendalian sangat perlu dirancang sehingga output yang tidak dikendaki dapat dikurangi atau diperbaiki. Manajemen pengendalian berfungsi untuk meminimalisir output yang tidak dikehendaki dalam sistem informasi, sehingga sistem informasi dapat berjalan dengan baik.