• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil Intervensi Tindakan

Pada siklus I kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah :

a) Perencanaan (Planning)

Berdasarkan data yang diperoleh pada kegiatan pendahuluan hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar

Kerja Siswa (LKS) sebagai pendukung. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dengan jelas pada lampiran 14. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam penelitian juga dapat dilihat pada lampiran 16.

2) Menyusun instrumen penelitian yaitu instrumen tes dan observasi.

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dengan jelas pada lampiran 9. Instrumen panduan observasi yang digunakan juga dapat dilihat pada lampiran 22.

3) Menguji instrumen tes kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu

siswa SMP kelas IX.

Hasil uji instrumen tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

a. Hasil Uji Validitas

Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

45

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Keterangan Nomor soal Jumlah

soal Valid 2, 3, 6, 7, 10, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 29, 30, 31, dan 34 17 Tidak Valid 1, 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 23, 25, 27, 28, 32, 33, dan 35 18 35

Hasil perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6. b. Hasil Uji Reliabilitas

Dari 17 butir soal yang valid kemudian diuji tingkat reliabilitasnya. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes menunjukkan angkat 0,83. Angka ini termasuk ke dalam kategori tingkat reliabilitas yang tinggi. Itu berarti 17 soal yang dibuat yang valid layak untuk dipergunakan. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat dengan lebih jelas pada lampiran 6.

c. Hasil Uji Taraf Kesukaran

Rekapitulasi hasil perhitungan uji taraf kesukaran dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran

Keterangan Nomor soal Jumlah

soal

Sulit 17, 20, 24, 29, 34 5

Sedang 3, 6, 7, 10, 15, 18, 21, 26, 31 9

Mudah 2, 22, 30 3

17

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6

46

d. Hasil Uji Daya Pembeda

Rekapitulasi hasil perhitungan uji daya pembeda dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda

Keterangan Nomor soal Jumlah

soal

Baik 3, 6, 7, 10, 17, 18, 21, 26 5

Cukup 2, 20, 29, 30, 31, 34 9

Rendah 15, 22, 24, 3

17

Hasil perhitungan uji daya pembeda yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 6.

Berdasarkan hasil uji-uji instrumen tersebut maka dari 35 butir soal yang dibuat ditetapkan 15 butir soal yang digunakan dalam penelitian. Nomor butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2, 3, 6, 7, 10, 15, 17, 18, 20, 21, 24, 26, 29, 30, dan 31.

4) Menyiapkan peralatan pembelajaran. Peralatan pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dilampirkan pada lampiran 16

b) Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap realisasi perencanaan. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus pertama ini adalah sebanyak empat kali pertemuan. Adapun aktivitas yang dilakukan pada setiap pertemuannya adalah sebagai berikut :

1) Aktivitas pertemuan pertama

Pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 25 bulan Maret tahun 2009. Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan diisi dengan kegiatan salam, doa, pemberian

47

soal pretest, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, serta

pembagian kelompok belajar.

Pada saat pretest siswa terlihat tidak siap dan tidak percaya diri. Beberapa siswa sering terlihat melihat-lihat pekerjaan

temannya. Hasil pretest yang diperoleh siswa pada siklus satu ini

adalah tertinggi 33 dan terendah 7 dengan nilai rata-rata 15. Daftar nilai pretest yang diperoleh siswa selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 1. Dari hasil pretest ini menggambarkan bahwa

kemampuan dasar yang dimiliki siswa untuk materi yang akan dipelajari masih sangat rendah.

Ketika kegiatan penyampaian materi pembelajaran siswa masih terlihat berbisik-bisik dengan teman disebelahnya. Pembagian kelompok belajar dilakukan dengan cara setiap siswa menyebutkan urutan angka dari 1 sampai 8 kemudian kembali lagi 1. Anggota-anggota kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan yaitu misalkan anggota kelompok satu adalah siswa-siswa yang menyebutkan angka satu.

Setelah kelompok terbentuk guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah. Pada saat itu terdapat beberapa siswa yang tidak mau diajak menuju lapangan sekolah. Para siswa masih terlihat belum memahami kegiatan sistem pembelajaran sambil bermain in. hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa dibawa belajar keluar ruangan. Pada saat guru mencontohkan cara bermain ketapel beberapa siswa tidak begitu memperhatikan. Pada saat mempraktekkan permainan ketapel siswa masih terlihat tidak peduli. Pada saat guru mengadakan perlombaan ketapel siswa mulai sedikit mengikuti. Setiap kelompok mengutus satu anggota kelompok yang menjadi andalan sebagai perwakilan. Pada saat menentukan perwakilan kelompok semua kelompok terlihat kebingungan. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang tidak percaya diri untuk mewakili kelompoknya. Siswa yang kalah masih terlihat penasaran dan ingin

48

terus mencoba sampai berhasil namun karena waktunya terbatas maka siswapun harus merasa sedikit kecewa.

Pada saat pengisian dan pembahasan LKS yang diberikan oleh guru, siswa masih belum dapat bekerja sama. Dalam setiap kelompok hanya satu atau dua orang siswa saja yang menjawab pertanyaan dalam LKS. Ketika pembahasan siswa yang aktif hanya sekitar 3 orang saja. Kelompok yang menjawab pertanyaan LKS dengan baik adalah kelompok 1 dan 3. Ketika guru menjelaskan hubungan permainan dengan materi pembelajaran banyak siswa yang tidak begitu memperhatikan. Ketika guru mengadakan Tanya jawab, siswa yang menjawab selalu siswa yang sama.

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dengan dibimbing oleh guru. Setelah itu guru menugaskan kepada setiap kelompok untuk membawa peralatan permainan tarik tambang yang akan digunakan pada pertemuan selanjutnya yaitu sebuah tambang.

Hasil belajar yang diperoleh siswa yang berhubungan

dengan pertemuan pertama setelah diadakan posttest pada

pertemuan keempat menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR

BUTIR SOAL

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR

PRETEST POSTTEST SELISIH

1 28 40 12

2 9 40 31

3 24 35 11

49

Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 2. Hal ini berarti penggunaan permainan pada pertemuan pertama dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.

2) Aktivitas pertemuan kedua

Pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 1 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan kedua ini diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan pembelajaran, serta apersepsi yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.

Guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah untuk bermain tarik tambang. Siswa mulai terlihat bersemangat. Ketika guru meminta dua orang siswa mendemonstrasikan permainan tarik tambang, siswa terlihat malu-malu dan takut. Ketika guru mengadakan perlombaan siswa bersemangat dan setiap kelompok mulai terlihat berdiskusi. Ketika waktu bermain telah habis siswa kembali menuju ruang kelas. Siswa terlihat kelelahan. Hal ini dikarenakan permainan tarik tambang membutuhkan energi yang cukup besar.

Ketika pengisian LKS meskipun keadaan masih sama seperti pertemuan pertama akan tetapi jumlah siswa yang menjawab LKS bertambah sedikit. Kelompok yang menjawab pertanyaan dengan baik yaitu kelompok 1 dan 2. Ketika guru mengadakan tanya jawab keadaan masih sama seperti pertemuan pertama. Siswa masih terlihat malu-malu dan takut untuk menjawab. Setelah guru mengatakan akan memberikan tambahan nilai bagi siswa yang menjawab barulah siswa mulai sedikit menunjukan keberaniannya. Terdapat sekitar 4 orang siswa yang berani memberikan jawaban ketika ada pertanyaan.

50

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik kesimpulan yang dilakukan oleh siswa dengan dibantu oleh guru. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk membawa peralatan permainan kelereng yaitu masing-masing kelompok membawa dua butir kelereng.

Hasil belajar yang diperoleh siswa setelah diadakan posttest

pada pertemuan keempat menunjukan adanya peningkatan jumlah siswa yang menjawab benar untuk pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan kedua ini. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR

BUTIR SOAL

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR

PRETEST POSTTEST SELISIH

5 0 35 35

6 0 20 20

Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar mengalami peningkatan ini. Peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 5. Hal ini berarti penggunaan permainan pada pertemuan kedua dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.

3) Aktivitas pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 2 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan ketiga ini diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan pembelajaran, serta apersepsi yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.

51

Guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah untuk bermain kelereng. Hampir semua siswa terlihat bersemangat. Ketika guru mencontohkan cara bermain kelereng siswa terlihat tidak sabar untuk segera bermain. Permaian kelereng ini dilakukan ditiga tempat yaitu di atas lantai keramik, di atas tanah, dan di atas rumput. Setiap kelompok mengirim perwakilannya untuk berlomba bermain kelereng. Pada saat bermain di atas rumput siswa terlihat kebingungan memikirkan cara menggerakan sekumpulan kelereng agar keluar dari lingkaran. Siswa terlihat kecewa dan penasaran karena permainan terpaksa dihentikan karena waktu bermain sudah habis.

Pada saat pengisian dan pembahasan LKS keadaan masih sama seperti pertemuan pertama dan kedua yaitu siswa masih belum dapat bekerja sama dan dalam setiap kelompok hanya sekitar tiga atau empat orang siswa saja yang menjawab pertanyaan dalam LKS. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan LKS dengan baik yaitu kelompok 2, 3, dan 6. Ketika guru mengadakan Tanya jawab siswa masih mulai memberanikan diri menjawab pertanyaan. Ketika siswa salah menjawab siswa lain sering kali bersorak.

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik kesimpulan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan dibantu guru. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk membawa peralatan permainan pasar tradisional yaitu timbangan pasar dan buah-buahan.

Hasil belajar yang diperoleh siswa yang berhubungan pada

pertemuan ketiga ini setelah diadakan posttest menunjukan adanya

peningkatan pada setiap butir soal pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan ketiga ini. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.

52

Tabel 4.6 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR

BUTIR SOAL

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR

PRETEST POSTTEST SELISIH

12 10 38 28

13 2 40 38

14 0 34 34

15 0 35 35

Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar mengalami peningkatan. peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 13. Hal ini berarti penggunaan permainan pada pertemuan ketiga dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.

4) Aktivitas pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 8 bulan April tahun 2009. Kegiatan pendahuluan pada pertemuan keempat ini sama dengan pertemuan kedua dan ketiga yaitu diisi dengan salam, doa, penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, mengecek peralatan pembelajaran, serta apersepsi yaitu guru mengadakan Tanya jawab seputar materi pada pertemuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.

Pada pertemuan ini guru mengadakan kegiatan permainan pasar tradisional diruang kelas. Sebelum dimulai guru mencontohkan cara menggunakan timbangan pasar dan setiap kelompok memperagakannya. Dalam permainan ini tidak ada yang kalah ataupun menang. Pada pertemuan ini siswa mulai bekerja sama dalam pengisian LKS. Kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan LKS dengan baik adalah kelompok 1. Ketika guru mengadakan Tanya jawab beberapa siswa mulai berani untuk menjawabnya.

53

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah menarik kesimpulan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan dibantu

oleh guru. Setelah itu guru memberikan soal posttest pada siswa.

Nilai posttest yang diperoleh siswa adalah tertinggi 87 dan terendah 47 dengan rerata 74. Setelah dilakukan uji N-Gain terlihat adanya peningkatan penguasaan konsep fisika siswa yang beragam. Daftar jumlah siswa yang mengalami peningkatan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut .

Tabel 4.7 Jumlah siswa yang mengalami peningkatan

KATEGORI

PENINGKATAN JUMLAH SISWA

Tinggi 24 Sedang 16 Rendah 0

Jumlah siswa 40

Pada siklus I ini rerata peningkatan yang dialami siswa adalah termasuk kategori tinggi dengan skor 0,70. Daftar peningkatan yang dialami setiap siswa ini dapat dilihat dengan lebih jelas pada lampiran 1.

Hasil belajar yang diperoleh siswa pada setiap butir soal yang berhubungan dengan pertemuan keempat ini juga menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan yang diperoleh untuk setiap pertanyaan yang berhubungan dengan pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut.

54

Tabel 4.8 Peningkatan Jumlah Siswa yang Menjawab Benar NOMOR

BUTIR SOAL

JUMLAH SISWA YANG MENJAWAB BENAR

PRETEST POSTTEST SELISIH

7 4 9 5

8 11 28 17

9 0 40 40

10 0 11 11

11 0 27 27

Dari tabel di atas terlihat bahwa setelah pembelajaran menggunakan permainan jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar terjadi pada butir soal nomor 9. Hal ini berarti penggunaan permainan pada pertemuan keempat dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.

c) Observasi

Hasil observasi menunjukan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran setiap pertemuan. Pada siklus I aktivitas siswa dalam pembelajaran yang terdiri dari empat pertemuan terus mengalami peningkatan yaitu dari kategori aktivitas rendah sampai kategori aktivitas tinggi.

Pembelajaran pada pertemuan pertama hasil observasi

menunjukan kategori aktivitas yang rendah yaitu sebesar 28% . Pada

pertemuan ini terdapat anggota kelompok yang tidak membawa peralatan permainan. Siswa masih kurang dalam mengikuti aturan permainan. Hanya beberapa siswa saja yang mengikuti perintah guru untuk memperagakan permainan ketapel. Aktivitas siswa bertanya kepada teman ataupun guru sangat kurang. Ketika diadakan tanya jawab, aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan kurang. Ketika permainan berlangsung kerjasama kelompok sangat kurang. Banyak

55

anggota kelompok yang berdiam diri saja. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru kurang. Aktivitas interaksi antar kelompok kurang.

Pembelajaran pada pertemuan kedua terjadi peningkatan yaitu

sebesar 29%. Akan tetapi aktivitas siswa ini masih termasuk ke dalam

kategori rendah. Poin yang meningkat itu adalah pada aktivitas kerjasama kelompok dari sangat kurang menjadi kurang.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari kategori rendah menjadi

sedang yaitu sebesar 50%. Pada pertemuan ini setiap aktivitas

mengalami peningkatan.

Pembelajaran pada pertemuan keempat juga kembali mengalami

peningkatan yaitu sebesar 71% menjadi kategori aktivitas tinggi.

Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan pada pertemuan ini adalah aktivitas membawa peralatan permainan, aktivitas mengikuti aturan permainan, aktivitas bertanya kepada teman atau guru, aktivitas kerjasama kelompok, aktivitas memperhatikan penjelasan guru, dan aktivitas interaksi antar kelompok.

d) Refleksi

Tahap ini merupakan tahap pengolahan data-data yang didapat serta pengambilan keputusan apakah penelitian telah mencapai target atau dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan data-data yang didapat dari hasil tes ataupun observasi siklus I ini menunjukan adanya peningkatan. Akan tetapi peningkatan yang terjadi belum sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

Hasil observasi menunjukan terjadinya peningkatan aktivitas dari aktivitas rendah sampai mencapai aktivitas tinggi. Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran pada siklus I ini sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu aktivitas siswa dalam pembelajaran mencapai kategori aktivitas tinggi. Aktivitas tinggi ini terjadi pada pertemuan keempat dari siklus I.

56

Hasil tes juga menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan nilai yang didapat siswa yaitu nilai rerata dari 15 menjadi 74, nilai tertinggi dari 33 menjadi 87, dan nilai terendah dari 7 menjadi 47. setelah dilakukan uji N-Gain terlihat para siswa mengalami peningkatan yang beragam. Nilai rerata N-Gain yang didapat siswa adalah 0,70. Nilai ini termasuk ke dalam kategori peningkatan yang tinggi. Meskipun kategori peningkatan hasil tes ini termasuk kategori tinggi, akan tetapi hasil tes ini belum sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan masih terdapat enam orang siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditetapkan (>60).

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I ini terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki. Kekurangan-kekurang itu diantaranya:

1) Masih banyak siswa yang tidak serius dalam pembelajaran.

2) Guru kurang tegas kepada siswa.

3) Anggota kelompok terlalu banyak sehingga siswa banyak yang

saling mengandalkan.

4) Siswa masih kurang bertanggung jawab akan tugas-tugasnya

terutama dalam mengisi LKS.

5) Waktu terlalu banyak digunakan untuk bermain daripada membahas

kandungan pembelajaran dari permainan itu sendiri.

2. Tindakan Siklus II

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini adalah :

a) Perencanaan (Planning)

Berdasarkan kegiatan refleksi pada siklus I maka yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah :

1) Menyusun RPP dimana pembagian jumlah anggota kelompok hanya

terdiri dari 2 orang. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 15.

57

2) Pembuatan LKS pendukung pembelajaran.Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 16.

3) Pembagian dan pengisian LKS diberikan kepada masing-masing

siswa.

4) Pengurangan waktu untuk bermain dan penambahan waktu untuk

analisis kandungan pembelajaran dalam permainan dengan dibantu LKS. Hal ini dapat dilihat pada RPP yang dilampirkan pada lampiran 15.

5) Persiapan instrumen tes. Instrumen tes yang digunakan dapat dilihat

pada lampiran 11.

6) Menguji instrumen tes kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu

siswa SMP kelas IX.

Hasil uji instrumen tes yang dilakukan pada penelitian ini adalah :

a. Hasil Uji Validitas

Rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Keterangan Nomor soal Jumlah

soal Valid 2, 3, 6, 7, 8, 10, 12, 14, 15, 16, 24, 26, 27, 30, 31, 32, 33, dan 35 18 Tidak Valid 1, 4, 5, 9, 11, 13, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 28, 29, dan 34 17 35

Hasil perhitungan yang lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 7. b. Hasil Uji Reliabilitas

Dari 18 butir soal yang valid kemudian diuji tingkat reliabilitasnya. Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes

58

menunjukkan angkat 0,76. Angka ini termasuk ke dalam kategori tingkat reliabilitas yang tinggi. Itu berarti 18 soal yang dibuat yang valid layak untuk dipergunakan. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 7.

c. Hasil Uji Taraf Kesukaran

Rekapitulasi hasil perhitungan uji taraf kesukaran dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Taraf Kesukaran

Keterangan Nomor soal Jumlah

soal

Sulit 3, 7, 10, 14, 24, 30, 33 7

Sedang 2, 12, 15, 16, 26, 31, 32, 35 8

Mudah 6, 8, 27, 3

18

Hasil perhitungan uji taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran7.

d. Hasil Uji Daya Pembeda

Rekapitulasi hasil perhitungan uji daya pembeda dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda

Keterangan Nomor soal Jumlah

soal

Baik 2, 6, 10, 14, 15, 26, 27, 30, 31, 32, 10

Cukup 7, 16, 33, 35 4

Rendah 3, 8, 12, 24, 4

18

59

Berdasarkan hasil uji-uji instrumen tersebut maka dari 35 butir soal yang dibuat ditetapkan 15 butir soal yang digunakan dalam penelitian. Nomor butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2, 6, 10, 12, 15, 16, 24, 26, 31, 32, dan 35.

7) Persiapan peralatan permainan. Peralatan yang digunakan dalam

penelitian ini dapat pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dilampirkan pada lampiran 16.

b) Pelaksanaan

Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus kedua ini adalah sebanyak tiga kali pertemuan. Adapun aktivitas yang dilakukan pada setiap pertemuannya adalah sebagai berikut :

1) Aktivitas pertemuan pertama

Pembelajaran pertemuan pertama pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 15 bulan April tahun 2009. Sama seperti pembelajaran pada siklus I, pembelajaran pada siklus II juga setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pendahuluan

diisi dengan kegiatan salam, doa, pemberian soal pretest,

penyampaian materi dan tujuan pembelajaran, serta pembagian kelompok belajar.

Pada saat pretest siswa masih terlihat sedikit kebingungan.

Hasil pretest yang diperoleh siswa pada siklus satu ini adalah

tertinggi 33 dan terendah 8 dengan nilai rata-rata 19. Daftar nilai

pretest yang diperoleh siswa selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 1. Dari hasil pretest ini menggambarkan bahwa

kemampuan dasar yang dimiliki siswa untuk materi yang akan dipelajari sama seperti pada saat siklus I masih sangat rendah.

Ketika kegiatan penyampaian materi pembelajaran siswa cukup baik memperhatikan penjelasan guru. Pembagian kelompok belajar dilakukan dengan cara setiap siswa menyebutkan urutan angka dari 1 sampai 20 kemudian kembali lagi 1. Setiap kelompok

60

terdiri dari 2 orang. Anggota kelompok sesuai dengan angka yang disebutkan.

Setelah kelompok terbentuk guru mengajak siswa menuju lapangan sekolah. Pada saat itu siswa sangat bersemangat dan bergegas menuju lapangan sekolah. Para siswa mulai terbiasa dengan sistem pembelajaran sambil bermain ini. Pada saat guru menjelaskan cara bermain tarik beban para siswa sangat bersemangat dan tidak sabar untuk bermain. Pada saat guru mengadakan perlombaan tarik beban siswa sangat antusias. Siswa yang kalah masih terlihat penasaran dan ingin terus mencoba lagi namun karena waktunya terbatas maka siswapun harus merasa sedikit kecewa. Mereka bertanya kepada guru mengapa waktu bermainnya hanya sebentar. Guru memberikan penjelasan bahwasannya tujuan utama kita adalah belajar sambil bermain.

Pada saat pengisian dan pembahasan LKS setiap kelompok bekerja sama dengan sangat baik. Kelompok yang menjawab pertanyaan dengan baik adalah kelompok 6. Ketika guru mengadakan tanya jawab siswa cukup baik mengikuti proses tanya jawab tersebut. Banyak siswa yang mulai memberanikan diri untuk memberikan jawaban atas setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Kegiatan penutup pada pertemuan ini adalah siswa menarik kesimpulan pembelajaran dengan dibantu oleh guru.

Dokumen terkait