• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Kajian

Dalam dokumen Laporan kajian evaluasi pasca diklat (Halaman 35-42)

BAB IV KAJIAN EVALUASI PASCADIKLAT BADAN PENDIDIKAN

B. Kajian Evaluasi Pascadiklat 1 Tujuan Evaluasi Pascadiklat

4. Hasil Kajian

a. Perumusan tujuan evaluasi pasca diklat. Rumusan tujuan evaluasi yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY bila ditinjau secara konseptual belum mencakup tujuan evaluasi pascadiklat secara komprehensif. Sebaiknya tujuan yang akan dicapai mengacu pada tujuan ideal evaluasi pascadiklat, yaitu:

1) Mengetahui relevansi materi diklat. Relevansi materi adalah tingkat kesesuaian materi yang diberikan selama diklat dengan kebutuhan pengetahuan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Semakin tinggi tingkat relevansinya maka akan semakin tinggi peluang untuk menyelesaikan pekerjaannya secara cepat, akurat dan bertanggung jawab.

2) Mengetahui tingkat pendayagunaan alumni. Pendayagunaan alumni diklat adalah tingkat pelimpahan tugas atau pemanfaatan alumni diklat berkait dengan bidang tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 3) Mengetahui tingkat kompetensi alumni. Kompetensi adalah penambahan

pengetahuan peserta tentang materi-materi yang diberikan dalam diklat dan kemampuan untuk mengaplikasikannya di lingkungan kerja alumni masing-masing.

4) Mengetahui perencanaan perubahan dan perkembangan perubahan jangka pendek, menengah, dan panjang yang telah dilaksanakan. Ketika mengikuti diklat, peserta memiliki rencana untuk pengembangan kelembagaan. Evaluasi pascadiklat difokuskan untuk mengetahui rencana apa yang mereka buat ketika mengikuti diklat dan sejauh mana rencana pengembangan tersebut sudah dijalankan.

5) Pemanfaatan alumni diklat dalam jabatan yang diampu, baik jabatan struktural, jabatan fungsional umum maupun jabatan fungsional tertentu. 6) Perkembangan perubahan/inovasi yang telah dilaksanakan.

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

b. Metode Pelaksanaan Evaluasi Pascadiklat yang Telah Dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY

1) Metode dan instrumen evaluasi pascadiklat yang digunakan kurang mampu mengukur ketercapaian program diklat secara valid dan komprehensif.

Subyek dan sumber data seharusnya tidak hanya alumni peserta diklat tetapi juga atasan langsung yang bersangkutan sebagai pengguna alumni (stakeholder). Atasan alumni perlu dimintai tanggapannya apakah pegawai yang telah dikirim mengikuti diklat setelah kembali ke tempat kerjanya ada perbaikan dalam hal kompetensi dan kinerja. Kemudian, ditanyakan juga apakah atasan langsung pernah memberdayakan para alumni diklat sesuai jenis diklat yang pernah diikuti.

Terkait penelusuran peningkatan kinerja alumni diklat dalam melaksanakan pekerjaan terkait jenis diklat yang sudah diperoleh, tentunya tidak akan bisa diukur jika alumni tersebut belum pernah diberdayakan stakeholder dalam bidang pekerjaan yang relevan. Dengan kata lain, perbaikan kinerja hanya bisa diukur jika alumni sudah diberdayakan atau telah diberikan tugas dan tanggung jawab pekerjaan sesuai jenis diklat yang telah diikuti. Untuk itu perlu penelusuran kepada alumni, apakah mereka dikirim mengikuti diklat karena akan diberikan tugas dan tanggung jawab dalam bidang pekerjaan sesuai jenis diklat yang akan ditempuh? Ataukah mereka dikirim mengikuti diklat oleh atasan dalam rangka peningkatan kompetensi dan kinerja pada bidang tugas dan pekerjaan yang sedang dijalani/diembannya? Ataukah mereka dikirim mengikuti diklat oleh atasan tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang akan diberikan atau sedang dijalankan? Analisa data terkait ketiga background tersebut perlu dipisahkan.

Terkait waktu penyebaran angket evaluasi pascadiklat. Waktu pengiriman angket yang jaraknya terlalu lama dari waktu pelaksanaan diklat yang telah diikuti alumni, datanya dapat mengalami bias. Bisa jadi alumni meningkat kompetensi dan kinerjanya bukan karena pengaruh diklat yang diberikan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY, tetapi karena faktor lain. Selain itu, bisa jadi alumni telah lupa dengan materi diklat yang ditanyakan dalam angket. Untuk itu waktu pengiriman angket

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

evaluasi pascadiklat sebaiknya tidak terlalu jauh jaraknya dengan waktu pelaksanaan diklat.

Skala yang digunakan pada instrumen. Terdapat kekurang runtutan rentang skala pernyataan pada instrumen respons alumni. Dalam skala respons digunakan urutan skala persepsi alumni terhadap tingkat pendayagunaan sebagai berikut: (1) tidak pernah sama sekali, (2) jarang, (3) kadang-kadang, (4) sering, (5) selalu. Akan lebih tepat jika menggunakan rentang skala sebagai berikut: (1) tidak pernah sama sekali, (2) jarang/kadang-kadang (3) cukup sering, (4) sering, (5) selalu.

Begitu juga skala instrumen persepsi responden terhadap kesesuaian materi diklat dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam skala respons digunakan urutan rentang skala sebagai berikut: (1) tidak sesuai, (2) kurang sesuai, (3) sesuai, (4) cukup sesuai, (5) sangat sesuai. Akan lebih tepat jika menggunakan rentang skala sebagai berikut: (1) tidak sesuai, (2) kurang sesuai, (3) cukup sesuai, (4) sesuai, (5) sangat sesuai.

2) Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang cukup mampu mengungkap kekuatan dan kelemahan program diklat sebagai dasar perbaikan program.

Jika perbaikan kompetensi alumni hanya diukur melalui persepsi alumni, bisa jadi Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY hanya dapat memperoleh data terkait dengan informasi persepsi alumni tentang pengetahuan yang didapat selama pelatihan bukan esensi kompetensi itu sendiri. Kompetensi lebih bermakna sebagai kemampuan dalam melaksanakan bidang pekerjaan tertentu, bukan sekedar penguasaan pengetahuan kognitif yang mengandalkan ingatan. Untuk memperoleh data yang valid tentang kompetensi alumni perlu juga ditanyakan kepada atasan langsung atau teman sejawat alumni.

Untuk mengetahui kekuatan program atau kurikulum diklat, sebaiknya analisisnya tidak hanya dilihat dari skor total angket kompetensi, tetapi juga perlu dilakukan analisis terhadap skor setiap butir angket kompetensi, sehingga diketahui pada indikator kompetensi yang mana alumni merasa tidak ada perbaikan, atau hanya merasa sedikit lebih baik. Informasi tersebut dapat dijadikan dasar untuk perbaikan

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

kurikulum diklat bagian mana yang masih lemah atau kurang relevan dengan kebutuhan stakeholder.

3) Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan belum mampu mengungkap rasio keuntungan program diklat bagi stakeholder (pengguna lulusan diklat).

4) Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap program diklat mana yang paling bermanfaat dan program diklat mana yang kurang bermanfaat bagi lembaga pengirim.

5) Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap bahwa lembaga pengirim peserta diklat telah mengirimkan orang yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan lembaga tersebut.

Secara ideal, output/outcome lulusan diklat baik jika berguna bagi peningkatan kinerja lembaga pengirim (pengguna), materi diklat yang diberikan relevan dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, materi diklat yang ada perlu juga dimintakan masukan dari para pengirim/pengguna alumni.

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian hasil analisis, dapat disimpulkan hal sebagai berikut.

1. Rumusan tujuan evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY bila ditinjau secara konseptual belum mencakup tujuan evaluasi pascadiklat secara komprehensif.

2. Metode dan instrumen evaluasi pascadiklat yang digunakan kurang mampu mengukur ketercapaian program diklat secara valid dan komprehensif. Subyek dan sumber data seharusnya tidak hanya alumni peserta diklat tetapi juga atasan langsung yang bersangkutan sebagai pengguna alumni (stakeholder).

3. Terkait penelusuran peningkatan kinerja alumni dalam melaksanakan pekerjaan terkait jenis diklat yang sudah diperoleh, tentunya tidak akan bisa diukur jika alumni tersebut belum pernah diberdayakan stakeholder dalam bidang pekerjaan yang relevan.

4. Waktu pengiriman angket yang jaraknya terlalu lama dari waktu pelaksanaan diklat yang telah diikuti alumni, datanya dapat mengalami bias.

5. Terdapat kekurang runtutan rentang skala pernyataan pada instrumen respons alumni. Begitu juga skala instrumen persepsi responden terhadap kesesuaian materi diklat dengan kebutuhan dunia kerja.

6. Jika perbaikan kompetensi alumni hanya diukur melalui persepsi alumni, bisa jadi Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY hanya dapat memperoleh data terkait dengan informasi persepsi alumni tentang pengetahuan yang didapat selama pelatihan bukan esensi kompetensi itu sendiri.

7. Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan belum mampu mengungkap rasio keuntungan program diklat bagi stakeholder (pengguna lulusan diklat).

8. Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap program diklat mana yang paling bermanfaat dan program diklat mana yang kurang bermanfaat bagi lembaga pengirim.

9. Evaluasi pascadiklat yang dilaksanakan kurang mampu mengungkap bahwa lembaga pengirim peserta diklat telah mengirimkan orang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan lembaga tersebut.

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

B. Rekomendasi

Berangkat dari temuan-temuan dalam kesimpulan tersebut, berikut adalah rekomendasi yang dapat dijadikan alternatif untuk pengembangan evaluasi pascadiklat di kemudian hari.

1. Subyek dan sumber data seharusnya tidak hanya alumni peserta diklat tetapi juga atasan langsung yang bersangkutan sebagai pengguna alumni (stakeholder). Atasan alumni perlu dimintai tanggapannya apakah pegawai yang telah dikirim mengikuti diklat setelah kembali ke tempat kerjanya ada perbaikan kompetensi, dan kinerja. Apakah atasan langsung pernah memberdayakan para alumni diklat sesuai jenis diklat yang pernah ditempuh.

2. Perlu penelusuran kepada alumni, apakah mereka dikirim mengikuti diklat karena akan diberikan tugas dan tanggung jawab dalam bidang pekerjaan sesuai jenis diklat yang akan ditempuh? Ataukah mereka dikirim mengikuti diklat oleh atasan dalam rangka peningkatan kompetensi dan kinerja pada bidang tugas dan pekerjaan yang sedang dijalani/diembannya? Ataukah mereka dikirim mengikuti diklat oleh atasan tidak berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang akan diberikan atau sedang dijalankan? Analisis data terkait ketiga background tersebut perlu dipisahkan.

3. Waktu pengiriman angket evaluasi pascadiklat sebaiknya tidak terlalu jauh jaraknya dengan waktu pelaksanaan diklat.

4. Skala yang digunakan pada instrumen akan lebih tepat jika menggunakan rentang skala sebagai berikut: (1) tidak pernah sama sekali, (2) jarang/kadang-kadang (3) cukup sering, (4) sering, (5) selalu atau menggunakan skala penilaian dengan item yang relevan. Begitu juga skala instrumen persepsi responden terhadap kesesuaian materi diklat dengan kebutuhan dunia kerja. Akan lebih tepat jika menggunakan rentang skala sebagai berikut: (1) tidak sesuai, (2) kurang sesuai, (3) cukup sesuai, (4) sesuai, (5) sangat sesuai.

5. Untuk memperoleh data yang valid tentang kompetensi alumni perlu juga ditanyakan kepada atasan langsung atau teman sejawat alumni.

6. Untuk mengetahui kekuatan program atau kurikulum diklat, sebaiknya analisisnya tidak hanya dilihat dari skor total angket kompetensi, tetapi juga perlu dilakukan analisis terhadap skor setiap butir angket kompetensi, sehingga diketahui pada indikator kompetensi yang mana alumni merasa tidak ada perbaikan, atau hanya merasa sedikit lebih baik. Informasi tersebut dapat dijadikan dasar untuk

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

perbaikan kurikulum diklat bagian mana yang masih lemah atau kurang relevan dengan kebutuhan stakeholder.

7. Materi diklat yang ada perlu juga dimintakan masukan dari para pengirim/pengguna alumni.

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016

Dalam dokumen Laporan kajian evaluasi pasca diklat (Halaman 35-42)

Dokumen terkait