• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis

Pembibitan

Pembibitan merupakan tahap awal dari proses budidaya tanaman buah naga. Pembibitan buah naga putih di Sabila Farm dilakukan secara vegetatif, yaitu dengan stek batang atau sulur. Pembibitan dilakukan langsung di lapang dengan cara memotong sulur-sulur tua (minimal berumur 2 tahun) dan produktif (sudah pernah berbuah). Sulur yang telah didapat kemudian dipotong kembali dengan ukuran panjang ideal stek untuk tumbuh dengan baik yaitu 30–35 cm. Bagian ujung bawah stek dibuat meruncing untuk merangsang dan mempermudah pertumbuhan akar serta sebagai penanda bagian yang akan ditanam ke dalam tanah. Selanjutnya stek dikeringanginkan selama 2–3 minggu untuk mengeringkan luka bekas potongan. Setelah dikeringkan, bahan stek siap ditanam ke lahan. Penulis melakukan kegiatan pembuatan stek dengan prestasi kerja 117 bibit/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan adalah 150 bibit/HK. Kegiatan pembuatan stek dan contoh bahan stek yang siap tanam (telah dikeringanginkan dan ukuran sesuai ketentuan) dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Kegiatan pembuatan stek (a) dan bahan stek siap tanam (b) Bahan stek awal yang digunakan di perusahaan Sabila Farm berasal dari Jawa Timur. Syarat bibit yang baik untuk digunakan yaitu tahan penyakit, mudah penanganan, seragam (uniform), produktif dan mudah tumbuh. Penanaman tanaman buah naga umumnya menggunakan stek batang karena tanaman akan lebih cepat dan seragam dalam pertumbuhannya. Penanaman dengan biji jarang dilakukan karena tidak seragam, pertumbuhan tanaman lama, sulit penanganan dan sifat tanaman tidak sama dengan induknya. Pembibitan paling baik dilakukan setelah masa berbuah selesai yaitu pada bulan Mei sampai Oktober untuk bagian selatan khatulistiwa Indonesia. Bahan stek buah naga putih dan merah dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Bahan stek buah naga putih (a) dan merah (b)

Perbedaan sulur stek buah naga putih dan merah perlu dikenali agar lebih mudah dalam pemisahan atau pengelompokkan ketika akan disimpan di gudang penyimpanan. Sulur buah naga putih memiliki garis abu-abu pada tepi sulur dan tepinya lebih bergelombang (Gambar 3a), sementara sulur buah naga merah tidak bergaris abu-abu pada tepi sulurnya serta tepi sulur tidak terlalu bergelombang atau tidak terlalu tegas gelombang tepinya (Gambar 3b).

Luas areal rumah stek yang digunakan untuk penyimpanan bibit stek adalah 0.0096 ha. Stek-stek yang telah dipotong dikeringanginkan terlebih dahulu dengan menyimpannya di dalam rumah stek. Posisi penyimpanan stek sebaiknya mendatar agar akar tidak tumbuh sebelum stek ditanam. Stek dengan penyimpanan mendatar dapat bertahan optimal selama 6 bulan. Rumah penyimpanan stek dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Rumah penyimpanan stek Penanaman

Cabang atau sulur tanaman buah naga pada prinsipnya akan menghasilkan buah apabila terkena matahari langsung. Jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan juga sistem penanaman yang akan dipakai. Jarak tanam yang diterapkan di Sabila Farm adalah 2.5 m × 2.5 m. Media tanam yang diperlukan untuk setiap 4 buah stek batang buah naga antara lain adalah campuran antara tanah dengan pupuk kandang 10–12 kg, kapur dolomit 2 kg, pupuk NPK 50 g dan sekam bakar 1–2 kg.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penanaman buah naga meliputi cangkul, linggis, tali rafia, meteran, 4 buah stek batang dan tiang panjatan. Tiang

16

panjatan ini dapat berupa beton atau kayu tanaman hidup. Sabila Farm menggunakan kedua jenis tiang panjatan ini dalam penanaman tanaman buah naga (Gambar 6). Tiang panjatan beton (Gambar 6b) yang digunakan berbentuk segiempat dengan ukuran 10 cm × 10 cm. Beton terbuat dari adukan semen, koral atau split, dan pasir dengan perbandingan 1:3:5. Rangka besi (Gambar 5) berdiameter 8 mm dengan panjang 2 m terdapat dalam tiang panjatan beton. Kerangka besi tiang panjatan beton dapat dilihat pada Gambar 5. Sabila Farm menggunakan tanaman Jaranan (Crataeva nurvala) yang berasal dari Probolinggo, Jawa Timur untuk tiang panjatan hidup (Gambar 6a). Kayu ini berdiameter 10 cm dengan tinggi 2 m.

Penanaman tanaman buah naga diawali dengan membuat areal penanaman berukuran 60 cm × 60 cm × 30 cm yang biasa disebut dengan lubang pertama. Tanah hasil penggalian lubang pertama harus dipisahkan antara tanah bagian atas (topsoil) dan tanah bagian bawah (subsoil). Kemudian di tengah lubang pertama dibuat lubang tanam untuk tiang panjatan dengan kedalaman 50 cm berukuran 10 cm × 10 cm yang disebut dengan lubang kedua. Tiang panjatan dimasukkan ke dalam lubang kedua, lalu padatkan dengan tanah di sekitarnya hingga tiang menancap dengan kuat. Kemudian pupuk kandang, pupuk NPK, dan kapur dolomit dicampur dengan topsoil dan dimasukkan ke dalam lubang pertama. Sekam bakar selanjutnya disebar di sekitar tiang sebelum stek batang ditanam. Bibit stek batang kemudian ditanam mengelilingi tiang panjatan dengan kedalaman ±5 cm. Bagian sisi datar stek harus menempel pada tiang panjatan beton, sedangkan pada tiang panjatan hidup bibit stek ditanam tidak menempel tetapi agak miring dengan jarak ±3–5 cm dari tiang kayu. Selanjutnya keempat bibit stek buah naga tersebut diikat dengan tali rafia. Pengikatan sebaiknya tidak terlalu erat agar tidak merusak permukaan bibit. Penulis melakukan kegiatan penanaman buah naga putih dengan prestasi kerja 7 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 15 pohon/HK.

Gambar 6 Pohon buah naga putih dengan tiang panjatan hidup (a) dan tiang panjatan beton (b)

Pemupukan

Pemupukan pada tanaman buah naga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman untuk mencapai produksi yang optimal. Pemupukan di Sabila Farm menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan di Sabila Farm adalah sekam bakar dan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi dan kambing. Pupuk anorganik yang digunakan di Sabila Farm yaitu pupuk NPK dan kapur dolomit.

Sabila Farm mengaplikasikan pupuk NPK, kapur dolomit dan sekam bakar hanya pada saat awal penanaman buah naga. Pupuk kandang diaplikasikan pada saat awal penanaman dan pemupukan lanjutan secara berkala. Pemupukan lanjutan atau susulan yang dilakukan di Sabila Farm adalah setiap 4 bulan setelah penanaman. Pemupukan susulan hanya menggunakan pupuk kandang dengan dosis 10–20 kg. Waktu yang baik untuk aplikasi pemupukan adalah pada bulan April, Agustus dan Desember.

Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang Sulur

Pengikatan cabang sulur dilakukan pada cabang yang tumbuh di sulur utama atau sulur primer agar pertumbuhannya teratur ke atas hingga mencapai ujung tiang panjatan. Setiap pertambahan ketinggian sekitar 30 cm dilakukan pengikatan cabang. Sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang agar cabang atau sulur tidak terjepit atau patah. Alat yang digunakan dalam kegiatan pengikatan adalah tali rafia. Ikatan dapat dilepas apabila akar epifit pada sulur telah tumbuh merambat dan kuat pada tiang panjatan. Setelah sulur-sulur utama tanaman buah naga mencapai ujung tiang dan bercabang, selanjutnya dilakukan pengaturan letak cabang sulur. Kegiatan mengatur letak cabang sulur buah naga bertujuan agar cabang sulur dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik. Penulis melakukan kegiatan pengaturan letak dan pengikatan cabang sulur buah naga putih dengan prestasi kerja 101 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 197 pohon/HK. Kegiatan pengikatan sulur buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 7.

18

Gambar 7 Kegiatan pengikatan cabang sulur buah naga putih Pemangkasan

Pemangkasan adalah kegiatan membuang cabang atau sulur untuk membentuk percabangan dan cabang produktif serta memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Pemangkasan pada buah naga dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas. Penulis melakukan kegiatan pemangkasan pada buah naga putih dengan prestasi kerja 101 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 197 pohon/HK.

Pemangkasan pada buah naga memiliki empat kriteria. Kriteria pertama dilakukan pada cabang yang tumbuh dari cabang utama atau primer. Tujuannya adalah agar pertumbuhan tanaman fokus pada cabang utama hingga sampai di ujung tiang. Jika tinggi cabang utama telah mencapai ujung tiang panjatan, maka cabang-cabang yang tumbuh selanjutnya dapat dibiarkan sebagai sulur penghasil buah. Kriteria kedua dilakukan pada cabang yang sudah tidak produktif lagi, atau biasa disebut siwing. Cabang ini biasanya terlihat sudah kering dan tua. Kriteria ketiga adalah cabang yang telah berumur lebih dari dua tahun, dan kriteria keempat adalah sulur-sulur yang terhalang mendapatkan sinar matahari. Sulur dengan kondisi seperti ini harus dipangkas karena akan sulit berproduksi jika kekurangan cahaya matahari langsung. Sulur-sulur ini biasanya terdapat di bagian dalam dari kanopi pohon.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma yang dilakukan di Sabila Farm meliputi tiga cara, yaitu manual, mekanis, dan kimiawi (Gambar 8). Pengendalian dengan cara manual dilakukan dengan menggunakan cangkul dan tangan (Gambar 8a). Gulma yang tumbuh di sekitar lubang tanam pohon buah naga dibersihkan dengan cangkul, sedangkan gulma yang tumbuhnya terlalu dekat dengan pohon sebaiknya diambil atau dicabut langsung dengan tangan, karena apabila menggunakan cangkul dikhawatirkan dapat melukai pohon tersebut. Penulis melakukan kegiatan pengendalian gulma secara manual dengan prestasi kerja 89 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 124 pohon/HK.

Pengendalian dengan cara mekanis dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong rumput (Gambar 8b). Pengendalian ini memang lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan cangkul yang membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih, akan tetapi gulma tetap cepat tumbuh karena pemotongan dengan mesin pemotong rumput tidak membersihkan gulma hingga ke akar. Penulis melakukan

kegiatan pengendalian gulma secara mekanis dengan prestasi kerja 0.05 ha/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 0.1 ha/HK.

Pengendalian dengan cara kimiawi (Gambar 8c) dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, yaitu herbisida dengan bahan aktif Isopropilamin glifosat dengan merk dagang Roundup 486 SL. Konsentrasi herbisida yang digunakan yaitu 0.167%. Sabila Farm melakukan pengendalian gulma dengan cara kimiawi biasa dilakukan hanya sekitar satu atau dua kali dalam setahun, bahkan terkadang tidak dilakukan sama sekali. Hal ini disebabkan karena bagi mereka gulma tidak terlalu mengganggu pertumbuhan tanaman buah naga dan agar perusahaan tetap mengarah pada basis pertanian organik. Penulis melakukan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi dengan prestasi kerja 0.08 ha/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 0.17 ha/HK.

Gambar 8 Pengendalian gulma secara manual (a), mekanis (b), dan kimiawi (c) Pengendalian Hama & Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk menekan populasi serangan hama dan penyakit agar kehilangan hasil dan penurunan mutu buah sebagai kerugian ekonomi dapat dihindari serta kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga. Jenis hama yang menyerang tanaman buah naga di Sabila Farm adalah bekicot (Achatina fulica), burung dan ayam (Gallus gallus).

Bekicot atau Achatina fulica (Gambar 9) menyerang tunas–tunas muda calon cabang buah naga. Bekas serangan bekicot akan mengundang serangan jamur atau bakteri yang menyebabkan tanaman layu. Pengendalian bekicot dilakukan dengan membuang dan membasmi semua bekicot yang berada di tanaman dan sekitar tanaman. Sanitasi kebun perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan kebun, sehingga kehadiran hama ini dapat dicegah. Penulis melakukan kegiatan pengendalian bekicot dengan prestasi kerja 41 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 82 pohon/HK.

20

Jenis penyakit yang menyerang tanaman buah naga di Sabila Farm adalah busuk lunak batang yang disebabkan oleh Phytophthora sp. Gejala serangan busuk lunak batang ditandai dengan sulur yang berair dan busuk berwarna coklat. Penyakit busuk lunak batang dapat menyerang sulur di bagian tengah, pangkal maupun ujung sulur. Penanggulangan penyakit busuk lunak batang di Sabila Farm dilakukan dengan eradikasi atau pemotongan batang yang berpenyakit secara tuntas, sehingga penyebaran penyakit pada tanaman yang sehat di sekitarnya dapat dicegah.

Pembungkusan Buah

Buah naga yang diberikan perlakuan pembungkusan biasa dilakukan pada buah yang letaknya agak ke bawah untuk melindungi buah dari patokan ayam. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pembungkus buah berjaring-jaring kecil atau polynet dengan bahan sejenis acrylic atau plastik. Buah yang sudah mulai matang, dengan warna kulit yang mulai merah, dibungkus dengan pembungkus buah yang kemudian bagian yang terbuka dirapatkan dengan menggunakan stapler. Penulis melakukan kegiatan pembungkusan buah naga putih dengan prestasi kerja 32 pohon/HK, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 50 pohon/HK. Pembungkusan buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Pembungkusan buah naga putih Pemanenan

Cara panen buah-buahan dapat dilakukan dengan tangan ataupun secara mekanis menggunakan alat. Sabila Farm melakukan kegiatan pemanenan buah naga dengan cara manual, yaitu dengan tangan. Cara panen buah naga yang baik dan tepat memerlukan alat panen yang sesuai dan keterampilan memanen yang baik dari pemetik atau pemanen. Alat panen yang digunakan dalam pemanenan buah naga antara lain keranjang buah (Gambar 11b), angkong (Gambar 11c), sarung tangan, gunting pangkas (Gambar 11a) dan kendaraan roda tiga terbuka. Gunting pangkas atau pemotong sebaiknya selalu kuat dan tajam untuk mempermudah proses pemotongan tangkai buah. Kebersihan keranjang panen, angkong dan kendaraan roda tiga terbuka hendaknya selalu dijaga. Cara pemanenan buah naga adalah memotong buah pada tangkai tanpa merusak sulur tempat buah tersebut tumbuh. Buah yang akan dipetik digenggam dengan tangan yang menggunakan sarung tangan agar kulit tidak tertusuk duri-duri pada sulur. Pemotongan yang terlalu dekat dengan pangkal buah harus dihindari agar buah tidak cepat busuk. Setelah buah naga hasil panen telah disimpan didalam

keranjang buah, selanjutnya keranjang diangkut dengan angkong menuju kendaraan roda tiga terbuka. Kemudian semua keranjang buah dibawa dengan kendaraan roda tiga menuju rumah pascapanen.

Gambar 11 Sarana panen: gunting pangkas (a), keranjang (b), dan angkong (c) Pascapanen

Penanganan pascapanen bertujuan agar hasil tanaman dalam kondisi baik dan sesuai untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Kegiatan penanganan pascapanen yang dilakukan di Sabila Farm antara lain adalah sortasi, pembersihan, pengkelasan, pemberian label, pengemasan dan pengangkutan atau transportasi.

Sortasi (sorting). Sortasi merupakan kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah berdasarkan kondisi buah sehingga buah yang rusak, busuk atau cacat dengan yang utuh terpisah. Kegiatan sortasi buah naga di Sabila Farm dilakukan secara visual berdasarkan tampilan fisik (warna dan bentuk). Buah naga putih yang telah dipanen harus diangkut dari kebun menuju tempat pengumpulan atau rumah pascapanen untuk segera disortasi. Buah naga yang baik (Gambar 12b) memiliki warna kulit buah dan jumbai sesuai karakteristik panen serta kulit buah yang mulus tanpa rusak, cacat, memar dan luka apapun yang kemudian buah naga tersebut dipisahkan untuk penanganan pascapanen selanjutnya. Buah naga yang tidak layak jual (Gambar 12a) dengan kondisi luka, memar, bolong dan sebagainya apabila masih ada bagian daging buah yang bisa dimanfaatkan, maka buah-buah tersebut akan dijadikan bahan baku makanan olahan dari buah naga putih, seperti puding, kue, es buah dan lain-lain, sedangkan buah naga dengan kondisi busuk akan segera dibuang.

Gambar 12 Kriteria buah naga tidak layak jual (a) dan layak jual (b) Pembersihan (cleaning). Hasil panen kebun harus dibersihkan dari kotoran yang ikut atau menempel pada permukaan buah baik berupa tanah, debu, ataupun bagian tanaman yang tidak diperlukan. Pembersihan buah naga hasil

22

panen yang dilakukan di Sabila Farm adalah dengan menggunakan kuas dan gunting pangkas. Kegiatan pembersihan hasil panen buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Pembersihan menggunakan kuas (a) dan pembuangan bagian sulur pada pangkal buah menggunakan gunting pangkas (b)

Pembersihan dengan menggunakan kuas (Gambar 13a) bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran seperti tanah atau debu, sedangkan pembersihan dengan menggunakan gunting pangkas (Gambar 13b) digunakan untuk membuang bagian sulur yang masih menempel pada pangkal buah naga. Hal ini disebabkan karena pada bagian sulur yang tertinggal masih terdapat duri-duri, sehingga bagian yang tidak dikehendaki tersebut harus dibuang agar tidak melukai tangan.

Pengkelasan (grading). Pengkelasan adalah kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah berdasarkan ukuran buah. Pengkelasan buah naga putih yang dilakukan di Sabila Farm (Gambar 14) dibagi menjadi empat kelas, yaitu kelas Super, kelas A, kelas B dan kelas C. Kelas Super (Gambar 14c) merupakan kelas buah naga putih yang memiliki bobot > 700 g, sedangkan kelas A (Gambar 14b) adalah kelas buah naga putih yang memiliki bobot antara 600–700 g. Buah naga putih kelas B (Gambar 14c) memiliki bobot antara 500–600 g dan buah naga putih kelas C memiliki bobot antara 400–500 g.

Gambar 14 Grading buah naga putih: kelas B (a), kelas A (b), dan kelas Super (c) Pemberian label (labelling). Pemberian label pada buah naga bertujuan sebagai penanda bahwa buah tersebut asli hasil produksi dari Sabila Farm. Label yang digunakan di Sabila Farm adalah label kertas tempel berbentuk bulat kecil dengan cap Sabila Farm. Label dapat langsung ditempelkan pada buah sebelum masuk ke dalam kotak pengemasan untuk dikirim kepada konsumen. Pemberian label pada buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Pemberian label pada buah naga putih

Pengemasan (packaging). Pengemasan adalah kegiatan memasukkan dan menata buah ke dalam wadah kemasan sebelum dilakukan pengiriman pada konsumen. Pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan. Sabila Farm menggunakan kemasan kotak kardus bersekat dengan logo Sabila Farm (Gambar 16b) dalam kegiatan pengemasan buah naga (Gambar 16a). Kotak kardus ini berkapasitas 5 kg, sedangkan berat kardusnya sendiri 0.5 kg. Ukuran kardus sebesar 32 cm × 32 cm dengan tinggi 16 cm. Kardus harus dilubangi setiap sisinya sebanyak 4 lubang sebagai sirkulasi udara, sehingga total lubang pada setiap satu kardus adalah 16 lubang. Apabila di dalam kotak kardus diberi sekat, maka buah naga yang dapat masuk sebanyak 9 buah. Sekat dalam kardus berfungsi untuk menghindari pergesekan antar buah naga ketika dalam perjalanan, sehingga kerusakan buah secara fisik dapat dicegah. Posisi pangkal buah naga harus berada di bagian bawah ketika meletakkan buah di dalam kardus dengan tujuan agar buah tidak cepat rusak.

Gambar 16 Kegiatan pengemasan (a) dan kemasan buah naga (b)

Pengangkutan atau transportasi. Transportasi atau pengangkutan merupakan kegiatan memindahkan buah segar hasil panen dari kebun ke tempat pengumpulan (rumah pascapanen) atau merupakan upaya mendistribusikan atau memasarkan buah segera kepada konsumen. Pengangkutan yang dilakukan di Sabila Farm menggunakan angkong atau kendaraan roda tiga terbuka dalam pengangkutan buah naga dari lapang ke rumah pascapanen, sedangkan pengangkutan buah untuk distribusi dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda tiga tertutup.

Sabila Farm menggunakan truk bak terbuka pada tahun 2006–2007 untuk pengiriman pesanan kepada konsumen dengan tempat tujuan ke Jakarta dan Surabaya. Sabila Farm mengalami kehilangan hasil panen di perjalanan sekitar 8–

10% yang diakibatkan oleh pengangkutan dengan menggunakan truk bak terbuka tersebut. Sabila Farm menerima keluhan dari konsumen yang menerima pesanan

24

bahwa terdapat beberapa buah naga yang busuk dan rusak ketika sampai di tujuan. Hal inilah yang menyebabkan Sabila Farm menghentikan pengangkutan atau transportasi dengan menggunakan truk bak terbuka dan menggantinya dengan menggunakan jasa pengiriman barang. Buah naga yang telah dikemas diangkut dengan kendaraan roda tiga tertutup langsung menuju outlet-outlet jasa pengiriman barang. Sabila Farm menggunakan jasa pengiriman ini dengan tujuan menghindari kehilangan hasil panen di perjalanan dan buah naga dapat sampai dalam kurun waktu yang cukup singkat dengan kondisi kualitas buah yang tetap terjaga.

Kendaraan angkut roda tiga tertutup yang digunakan memiliki penutup berbahan besi untuk melindungi buah naga dari sinar matahari langsung selama perjalanan menuju outlet pengiriman. Kendaraan angkut roda tiga memiliki ukuran keseluruhan 305 cm × 125 cm × 135 cm, sedangkan ukuran bak pengangkut 150 cm × 125 cm × 51 cm. Kendaraan angkut roda tiga juga memiliki daya angkut sebesar 500 kg. Kendaraan angkut roda tiga dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17 Kendaraan angkut roda tiga Agrowisata

Kebun buah naga milik Sabila Farm memiliki empat fungsi, yaitu budidaya, produksi, edukasi dan rekreasi. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Sabila Farm dalam rangka mendukung fungsi kebun sebagai tempat edukasi dan rekreasi adalah agrowisata. Kegiatan agrowisata yang bersifat edukatif ini dapat dilakukan indoor (Gambar 19) dan outdoor (Gambar 18) yang diantaranya adalah wisata kebun dan petik buah naga sendiri, pelatihan budidaya buah naga, dan acara motivasi untuk bertani buah naga. Agrowisata yang disediakan oleh Sabila Farm juga bersifat fleksibel, artinya rangkaian dan jenis kegiatannya disesuaikan dengan keinginan pengunjung.

Pengunjung biasanya melakukan survei terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan ke Sabila Farm untuk menentukan jenis kegiatan agrowisata yang akan dipilih saat kunjungan. Pengunjung juga dapat menanyakan jenis-jenis kegiatan, biaya serta penentuan jadwal kunjungan yang disediakan oleh Sabila Farm melalui telepon atau email selain melakukan survei langsung ke kebun. Pengunjung yang biasa datang ke Sabila Farm meliputi golongan umum, kelompok tani, mahasiswa dan pelajar.

Gambar 18 Kegiatan outdoor agrowisata (a dan b)

Gambar 19 Kegiatan indoor agrowisata Pemasaran

Salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan di Sabila Farm adalah penjualan buah naga segar dan hasil produksi lainnya yang berasal dari Sabila Farm. Kegiatan penjualan ini dilakukan setiap hari Jumat, mulai pukul 07.00–

10.00 WIB di salah satu pasar lokal di Yogyakarta, yaitu Pasar Tani, Dinas

Dokumen terkait