• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tajur IPB II yang terletak pada ketinggian ± 250 m dpl, curah hujan rata-rata 278.7 mm/bulan, suhu rata-rata harian 25.66°C, kelembaban udara rata-rata 83.99% (Tabel Lampiran 1). Selama masa pertanaman melon (Akhir Maret hingga Juni), curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan April hingga Mei, setelah memasuki bulan Juni curah hujan sangat rendah. Hal ini sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon karena melon memerlukan banyak air pada masa pertumbuhan vegetatif dan memerlukan sedikit air ketika memasuki fase pemasakan buah hingga panen. Kondisi umum pertanaman melon pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kondisi umum pertanaman melon

Keadaan pertumbuhan tanaman melon di lapang cukup baik, hanya saja pada beberapa hibrida terdapat serangan hama yang cukup tinggi, sehingga banyak tanaman yang mati. Hibrida-hibrida tersebut antara lain : hibrida 22x21, 22x8, 22x9, dan 12x13. Serangan hama yang muncul pada awal penanaman adalah serangan hama bekicot (Pomacea canaliculata) yang memakan bibit-bibit yang sudah ditanam. Serangan hama ini menyebabkan penyulaman dilakukan

sepanjang minggu pertama. Beberapa jenis hama lain yang menyerang tanaman melon adalah kumbang daun (Aulocophora similes), dan lalat buah (Dacus spp.). Beberapa jenis penyakit yang menyerang hibrida melon antara lain busuk pangkal batang (Mychosphaerella melonis), tanaman kerdil, penyakit puru akar (Meloydogyna incognita), embun bulu (Pseudoperonospora cubensis), embun tepung (Erysiphe cichoracearum), busuk cabang/tangkai (Botryodiploida theobromae) dan penyakit Antraknosa (Colletotrichum lagenarium). Hama dan penyakit tersebut dapat dilihat lebih jelas pada Gambar Lampiran 2.

Hama dan penyakit ini dikendalikan secara kimiawi dengan penyemprotan pestisida secara teratur seminggu sekali, kecuali untuk hama lalat buah dicegah dengan cara membungkus buah yang masih kecil dengan plastik bening yang diberi lubang udara.

Panen buah dilakukan tidak serempak, yaitu pada umur 61 HST sampai 65 HST. Hal ini disebabkan tingkat kematangan buah (masak fisiologis) berbeda-beda untuk tiap hibrida. Penentuan saat panen dilakukan dengan cara mengamati penampilan fisik buah dan umur tanaman. Ciri-ciri kematangan buah pada melon tipe netted (var. Reticulatus), yaitu jaring pada kulit buah terbentuk sempurna, adanya retakan pada tangkal buah, terjadi perubahan warna kulit buah, dan munculnya aroma yang khas. Ciri-ciri kematangan buah pada melon tipe winter (var. Inodorus) adalah terjadi perubahan warna kulit dari hijau menjadi krem atau kuning merata dan wangi yang khas.

Karakter Kualitatif

Karakter kualitatif yang diamati pada buah melon adalah penampilan batang, penampilan daun, penampilan buah, tekstur daging buah, aroma buah, dan penampilan jala. Penampilan batang terdiri dari bentuk batang dan warna batang. Penampilan daun terdiri dari bentuk daun, warna daun, bentuk ujung daun dan permukaan daun. Penampilan buah, yaitu bentuk buah, warna kulit buah tua, dan warna daging buah.

Penampilan Batang

Penampilan batang pada tanaman melon dapat dilihat dari bentuk batang dan warnanya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bentuk batang semua hibrida yang diuji dan varietas pembanding adalah segilima. Warna batang semua hibrida yang diuji adalah hijau tua, hanya pada varietas pembanding terdapat sedikit keragaman, yaitu Salmon dengan warna batang cokelat dan Ladika dengan warna batang kehijauan.

Tabel 1. Penampilan Batang 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Bentuk Batang Warna Batang

Tetua 6 Segilima Hijau tua

Tetua 7 Segilima Hijau tua

Tetua 9 Segilima Hijau tua

Tetua 21 Segilima Hijau tua

6x7 Segilima Hijau tua

7x6 Segilima Hijau tua

9x6 Segilima Hijau tua

9x7 Segilima Hijau tua

9x8 Segilima Hijau tua

10x1 Segilima Hijau tua

12x13 Segilima Hijau tua

21x6 Segilima Hijau tua

21x7 Segilima Hijau tua

21x8 Segilima Hijau tua

22x6 Segilima Hijau tua

22x8 Segilima Hijau tua

22x9 Segilima Hijau tua

22x21 Segilima Hijau tua

Apollo Segilima Hijau tua

Salmon Segilima Cokelat

Ladika Segilima Kehijauan

Sky Rocket Segilima Hijau tua

Penampilan Daun

Penampilan daun pada hibrida melon tampak dari bentuk daun, warna daun, tepi daun, ujung daun, dan permukaan daun. Karakter bentuk daun pada sebagian besar hibrida melon yang diuji adalah pentalobate, hanya pada beberapa hibrida (Tetua 6 dan 12x13) daunnya memiliki bentuk entire. Warna daun untuk tiap hibrida sama, begitu pula dengan permukaan daunnya. Karakter tepi daun cukup variatif, meski sebagian besar memiliki tepi daun intermediate dan hanya

sebagian kecil memiliki tepi daun deep (hibrida 6x7, 9x7, 22x6, dan 21x8) dan shallow (hibrida Tetua 6 dan 12x13). Ujung daun sebagian besar hibrida berbentuk membulat, hanya sebagian kecil saja yang tumpul (Tabel 2).

Tabel 2. Penampilan Daun 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor Genotipe Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun

Tetua 6 Entire Shallow Membulat

Tetua 7 Pentalobate Intermediate Tumpul Tetua 9 Pentalobate Intermediate Tumpul Tetua 21 Pentalobate Intermediate Tumpul

6x7 Pentalobate Deep Membulat

7x6 Pentalobate Intermediate Tumpul

9x6 Pentalobate Intermediate Membulat

9x7 Pentalobate Deep Tumpul

9x8 Pentalobate Intermediate Tumpul

10x1 Pentalobate Intermediate Tumpul

12x13 Entire Shallow Membulat

21x6 Pentalobate Intermediate Membulat

21x7 Pentalobate Intermediate Tumpul

21x8 Pentalobate Deep Tumpul

22x6 Pentalobate Deep Tumpul

22x8 Pentalobate Intermediate Tumpul

22x9 Pentalobate Intermediate Membulat

22x21 Pentalobate Intermediate Tumpul

Apollo Pentalobate Intermediate Tumpul Salmon Pentalobate Intermediate Tumpul Ladika Entire Shallow Membulat Sky Rocket Pentalobate Intermediate Tumpul

Karakteristik Buah

Penampilan buah antar hibrida melon yang diuji sangat beragam (Gambar 2). Dilihat dari penampilannya, terdapat beberapa hibrida yang menonjol dibandingkan hibrida yang lain. Contohnya adalah Hibrida 22x21, 21x7, 9x8 dan 12x13. Hibrida 22x21 memiliki bentuk bulat, warna kulit buah tua kuning cerah dan warna daging buah jingga muda. Hibrida 21x7 memiliki bentuk bulat dengan warna kulit buah tua kuning cerah dan warna daging buah putih. Hibrida 9x8 memiliki bentuk buah bulat, dengan warna kulit buah tua kuning kehijauan dan warna daging jingga. Hibrida 12x13 memiliki bentuk flattened, warna kulit krem dan warna daging buah jingga (Tabel 3).

Tabel 3. Karakteristik Kualitatif Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Bentuk Buah

Warna Kulit Buah Tua Warna Daging Buah Tekstur Daging Buah Aroma Buah Tetua 6

Elliptical Hijau kekuningan Jingga Kenyal Wangi

Tetua 7 Bulat Hijau kekuningan Hijau muda Renyah Tidak wangi Tetua 9

Bulat Kuning pucat Hijau muda Kenyal Wangi Tetua 21

Accorn Kuning cerah Putih Renyah Wangi

6x7 Bulat Hijau muda Putih Kenyal Tidak wangi

7x6 Elliptical Hijau muda

keputihan Putih Kenyal Wangi 9x6

Bulat Kuning pucat Hijau muda Kenyal Wangi

9x7 Bulat Hijau muda Hijau muda Kenyal Tidak wangi 9x8

Bulat Hijau kekuningan Jingga Kenyal Wangi 10x1 Elliptical Krem Jingga muda Kenyal Sangat wangi

12x13 Flattened Krem Jingga Kenyal Tidak

wangi 21x6

Bulat Hijau muda Putih Kenyal Tidak wangi 21x7 Bulat Kuning cerah Putih Renyah Tidak wangi 21x8 Bulat Kuning pucat

kehijauan Jingga muda Kenyal Wangi 22x6 Bulat Kuning semburat

hijau Jingga Lembut Wangi

22x8 Bulat Kuning Jingga Renyah Tidak

wangi 22x9

Bulat Kuning Jingga Renyah Tidak wangi 22x21 Bulat Kuning cerah Jingga muda Renyah Tidak wangi Apollo Accorn Kuning cerah Putih Renyah Wangi Salmon Elliptical Krem Jingga muda Renyah Tidak

Wangi Ladika Elliptical Hijau kekuningan Jingga muda Kenyal Wangi Sky

Penampilan Jala

Menurut Harjadi (1989) melon digolongkan ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya jala pada permukaan buah melon. Buah melon yang memiliki jala digolongkan sebagai netted melon (grup cantaloupe), sedangkan buah melon yang tidak berjala termasuk dalam winter melon (grup inodorus). Pada umumnya netted melon lebih cepat masak dan tahan lama untuk disimpan dibandingkan dengan winter melon (Tjahjadi, 1989). Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa hibrida-hibrida yang termasuk ke dalam golongan winter melon adalah Hibrida 22x21, 21x6, Tetua 6, 21x7, 22x8, 22x9, 12x13, dan Tetua 21, sedangkan yang termasuk golongan netted melon adalah Hibrida 6x7, 21x8, 9x7, 10x1, 7x6, 22x6, Tetua 7, 9x8, Tetua 9, dan 9x6. Sejumlah hibrida netted melon berjala sebagian, seperti 6x7, 21x8, 9x7, 10x1, 7x6, 22x6, Tetua 7, dan Tetua 9, sedangkan sebagian lagi berjala penuh, seperti 9x6 dan 9x8. Perbedaan penampilan jala dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3a. Melon tidak berjala Gambar 3b. Melon berjala sebagian

Tabel 4. Penampilan Jala 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Keterangan Tipe Jala

Tetua 6 Tidak berjala Inodorus

Tetua 7 Berjala sebagian Cantaloupe

Tetua 9 Berjala sebagian Cantaloupe

Tetua 21 Tidak berjala Inodorus

6x7 Berjala sebagian Cantaloupe

7x6 Berjala sebagian Cantaloupe

9x6 Berjala penuh Cantaloupe

9x7 Berjala sebagian Cantaloupe

9x8 Berjala penuh Cantaloupe

10x1 Berjala sebagian Cantaloupe

12x13 Tidak berjala Inodorus

21x6 Tidak berjala Inodorus

21x7 Tidak berjala Inodorus

21x8 Berjala sebagian Cantaloupe

22x6 Berjala sebagian Cantaloupe

22x8 Tidak berjala Inodorus

22x9 Tidak berjala Inodorus

22x21 Tidak berjala Inodorus

Apollo Tidak berjala Inodorus

Salmon Tidak berjala Inodorus

Ladika Berjala penuh Cantaloupe

Karakter Kuantitatif

Rekapitulasi Sidik Ragam Varietas Pembanding

Hasil uji sidik ragam pada varietas pembanding menunjukkan bahwa karakter umur berbunga hermaprodit, umur panen, Padatan Terlarut Total (PTT), panjang buah dan tebal kulit buah mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Karakter bobot buah, lingkar buah, dan tebal daging buah menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata diantara hibrida yang diamati (Tabel 5).

Nilai koefisian keragaman menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez and Gomez, 1995). Nilai koefisien keragaman paling tinggi terdapat pada karakter bobot buah, sedangkan nilai koefisien keragaman paling rendah terdapat pada karakter umur panen. Sidik ragam secara lengkap terlampir pada Tabel Lmpiran 6-13.

Tabel 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Kuantitatif Karakter KT Varietas KT Galat Pengaruh Varietas kk (%) Umur Berbunga Hermaprodit 20.07 0.002 ** 0.19 Umur Panen 0.049 0.0005 ** 0.04 Bobot Buah 69850.49 27158.55 tn 11.69 Padatan Terlarut Total (PTT) 5.20 0.23 ** 4.55 Panjang Buah 7.92 0.64 ** 4.83 Lingkar Buah 9.15 18.96 tn 10.29 Tebal Daging Buah 0.22 0.05 tn 9.43

Tebal Kulit Buah 0.09 0.01 ** 14.11

Keterangan : kk = Koefisien Keragaman

*** = berbeda nyata pada taraf 5 % ** = berbeda nyata pada taraf 1 % tn = tidak berbeda nyata

Umur Berbunga Hermaprodit dan Umur Panen

Umur berbunga hermaprodit pada tiap hibrida bervariasi. Hibrida 9x8 memiliki umur berbunga hermaprodit paling singkat dibandingkan hibrida-hibrida yang lain, serta nyata lebih genjah dibandingkan Salmon dan Ladika (Tabel

6).Umur panen pada hibrida-hibrida melon tidak sama. Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa hibrida PKBT yang memiliki umur panen yang paling genjah adalah hibrida 22x6, yaitu 61.0 HST yang nyata lebih genjah dibandingkan Apollo dan Ladika.

Tabel 6. Umur Berbunga Hermaprodit dan Umur Panen 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Umur Berbunga Hermaprodit (HST) Umur Panen (HST) Tetua 6 34.1 64.1 Tetua 7 34.2 64.1 Tetua 9 33.3 64.0 Tetua 21 31.0 63.0 6x7 25.1 SL 64.3 7x6 29.3 65.2 9x6 29.1 64.3 9x7 31.4 63.5 9x8 24.2 SL 61.1 S 10x1 29.2 61.2 S 12x13 31.1 61.2 S 21x6 29.0 64.1 21x7 29.1 61.2 S 21x8 25.2 SL 62.4 22x6 27.0 S 61.0 AS 22x8 27.0 S 64.0 22x9 27.0 S 64.2 22x21 29.2 62.0 Apollo 24.0 61.1 Salmon 29.1 61.0 Ladika 26.1 61.0 Sky Rocket 23.2 61.3

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih genjah dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Bobot Buah dan Kadar Padatan Terlarut Total

Hasil Pembandingan dengan menggunakan LSI (Least Significant Increase) dalam taraf 5% yang terdapat pada Tabel 7 terlihat bahwa hanya bobot hibrida 12x13 yang nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Salmon, namun masih di bawah bobot varietas Apollo, Ladika dan Sky Rocket. Hasil pengamatan pada karakter kadar Padatan Terlarut Total (PTT) menunjukkan bahwa beberapa hibrida, seperti 22x21, 6x7 dan 22x6 mempunyai kadar PTT yang nyata lebih

tinggi dari keempat varietas pembanding. Hibrida 21x6, 21x7, 22x8, 22x9 dan 21x8 mempunyai kadar PTT yang nyata lebih tinggi dari varietas Salmon, Ladika dan Sky Rocket, sedangkan hibrida-hibrida 7x6, Tetua 7, dan 9x8 mempunyai jumlah PTT yang nyata lebih tinggi dari varietas Ladika (Tabel 7).

Tabel 7. Rekapitulasi Data Bobot Buah Melon dan Padatan Terlarut Total (PTT) 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Bobot Buah (kg) PTT (°Brix)

Tetua 6 0.63 9.27 Tetua 7 0.50 9.88 Tetua 9 1.14 7.90 Tetua 21 1.39 8.07 6x7 0.94 13.79 ASLR 7x6 1.08 11.47 L 9x6 1.46 8.48 9x7 1.09 8.20 9x8 1.42 10.97 L 10x1 1.10 11.47 L 12x13 1.69 S 8.43 21x6 0.57 12.43 SLR 21x7 0.92 12.13 SLR 21x8 1.10 12.56 SLR 22x6 0.97 13.66 ASLR 22x8 0.96 12.12 SLR 22x9 1.22 12.54 SLR 22x21 1.05 13.36 ASLR Apollo 1.79 12.88 Salmon 1.60 11.88 Ladika 1.86 9.79 Sky Rocket 1.99 11.53

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih tinggi dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Panjang Buah dan Lingkar Buah

Hasil pengamatan pada karakter panjang buah menunjukkan bahwa hibrida-hibrida 12x13 dan Tetua 21 mempunyai panjang buah yang nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Sky Rocket. Pada karakter lingkar buah didapat bahwa hibrida 21x7 mempunyai lingkar buah yang paling besar dan nyata lebih tinggi dibandingkan varietas Apollo dan Salmon, sedangkan hibrida 9x7 mempunyai lingkar buah yang nyata lebih besar dibandingkan varietas pembanding Salmon (Tabel 8).

Tabel 8. Rekapitulasi Data Panjang Buah Melon dan Lingkar Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Panjang Buah (cm) Lingkar Buah (cm) Tetua 6 15.16 39.75 Tetua 7 12.04 45.32 Tetua 9 13.09 44.87 Tetua 21 18.04 R 38.51 6x7 12.01 39.96 7x6 14.89 40.61 9x6 14.41 44.77 9x7 13.50 51.76 S 9x8 14.30 48.24 10x1 14.97 43.39 12x13 17.77 R 40.18 21x6 11.26 39.87 21x7 14.50 53.05 AS 21x8 13.24 37.31 22x6 12.81 41.41 22x8 13.52 48.61 22x9 14.53 44.16 22x21 11.91 39.36 Apollo 18.94 52.04 Salmon 19.02 50.76 Ladika 19.95 55.26 Sky Rocket 16.11 53.87

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih tinggi dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Tebal Daging Buah dan Tebal Kulit Buah

Melon dengan karakter tebal daging buah yang tebal cenderung lebih disukai dibandingkan melon dengan daging buah yang kurang tebal. Daging buah yang tebal berarti bagian yang dapat dimakan dari buah tersebut semakin banyak. Hasil pembandingan LSI (Least Significant Increase) pada karakter tebal daging buah pada penelitian ini, menunjukkan bahwa hibrida 9x6 yang mempunyai daging buah paling tebal. Ketebalan daging buahnya nyata lebih tinggi daripada varietas Salmon dan Ladika. Hibrida 9x6 ini merupakan melon tipe netted, sedangkan untuk melon tipe winter, hibrida 22x9 yang mempunyai daging buah yang paling tebal. Ketebalan daging buahnya nyata lebih tinggi daripada varietas Ladika (Tabel 9).

Tabel 9. Rekapitulasi Data Tebal Daging Buah dan Tebal Kulit Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Tebal Daging Buah (cm) Tebal Kulit Buah (cm) 22x21 2.11 0.63 6x7 2.38 0.47 9x7 2.51 0.64 10x1 2.62 L 0.51 21x6 1.58 0.39 7x6 1.97 0.67 Tetua 6 1.25 0.44 21x7 2.28 0.60 22x6 2.59 0.45 22x8 2.49 0.41 22x9 2.69 L 0.49 9x6 2.93 SL 0.45 Tetua 7 1.91 0.55 12x13 2.27 0.63 21x8 2.58 0.70 9x8 2.60 L 0.69 Tetua 21 2.62 L 0.72 Tetua 9 2.38 0.55 Apollo 2.93 0.90 Salmon 2.74 0.92 Ladika 2.59 0.98 Sky Rocket 3.25 1.30

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih tinggi dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Ketebalan kulit buah dapat menunjukkan buah melon tersebut tahan lama disimpan atau tidak. Umumnya semakin tebal kulit buah, maka buah melon tersebut akan lebih tahan lama dalam penyimpanan. Pada penelitian ini, didapat hasil bahwa tidak ada satupun hibrida-hibrida yang diuji mempunyai tebal kulit yang nyata lebih tinggi daripada varietas-verietas pembanding.

Korelasi antar Karakter Kuantitatif

Koefisien korelasi merupakan koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tapi semata-mata menggambarkan keterkaitan linier antar peubah. Koefisien korelasi sering dinotasikan dengan r dan nilainya berkisar antara -1 dan 1 (-1 r 1), nilai r yang mendekati 1 atau -1 menunjukkan semakin erat hubungan linier antara kedua peubah tersebut, sedangkan nilai r yang mendekati nol menggambarkan kedua peubah tersebut tidak linier (Mattjik, 2006).

Tanda negatif atau positif pada nilai r menunjukkan arah perubahan pada satu peubah secara nisbi terhadap perubahan yang lainnya. Nilai r negatif jika perubahan positif pada suatu peubah berhubungan dengan perubahan negatif pada peubah yang lain dan positif jika kudua peubah berubah ke arah yang sama (Gomez dan Gomez, 1995).

Hasil penghitungan koefisien korelasi pada Tabel 10. dapat dilihat bahwa karakter umur berbunga hermaprodit memiliki korelasi negatif dengan kadar PTT (-0.69*). Hal ini menunjukkan bahwa semakin panjang umur berbunga hermaprodit maka kemanisan buah akan semakin berkurang. Karakter bobot buah berkorelasi positif dengan panjang buah (0.65*), ini menunjukkan semakin berat bobot buah, maka buah akan semakin panjang.

Tabel 10. Uji Korelasi Peubah-peubah Kuantitatif 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor Karakter Umur Berbunga Hermaprodit Umur Panen Bobot Buah Padatan Terlarut Total (PTT) Panjang Buah Lingkar Buah Tebal Daging Buah Tebal Kulit Buah Umur Berbunga Hermaprodit - Umur Panen 0.26 - Bobot Buah - 0.26 - 0.34 -

Padatan Terlarut Total (PTT) - 0.69* - 0.17 - 0.35 -

Panjang Buah 0.20 - 0.23 0.65* - 0.54 -

Lingkar Buah 0.03 - 0.11 - 0.01 - 0.17 - 0.08 -

Tebal Daging Buah 0.06 - 0.31 - 0.04 0.03 0.06 - 0.10 -

Tebal Kulit Buah 0.03 0.18 - 0.08 0.11 0.01 0.06 0.22 -

Keterangan : * = nyata pada taraf 5% ** = nyata pada taraf 1%

PEMBAHASAN

Pengembangan melon hibrida sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas buah dan menambah keragaman melon di pasar dalam negeri. Proses pemuliaan tanaman melon terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan melon dalam negeri, baik benih maupun buahnya. Proses pemuliaan melon yang diawali dengan pengumpulan plasma nutfah, dilanjutkan dengan evaluasi mutu dan karakteristik beberapa varietas, daya hasil, serta ketahanannya terhadap hama dan penyakit diharapkan akan memperoleh varietas baru yang memiliki kualitas yang sama atau lebih baik dibandingkan varietas introduksi.

Iklim memegang peranan penting dalam penentuan keberhasilan produksi dan kualitas tanaman. Menurut Soedarsono (1989) kondisi iklim yang terlalu lembab menyebabkan pertumbuhan tanaman melon terhambat akibat perkembangan akar yang tidak baik. Hal ini mengakibatkan buah melon yang dihasilkan berkualitas rendah dengan kadar gula rendah, rasa buah hambar dan aroma yang khas tidak berkembang baik. Ashari (1995) menambahkan jika suhu rendah, kelembaban tinggi, terlalu banyak hujan, akan meyebabkan tertundanya bunga membuka, sehingga pembentukan buah terhambat. Kelembaban yang tinggi juga menyebabkan tanaman melon cenderung mudah terserang penyakit.

Pada penelitian ini hama bekicot menjadi musuh utama pada awal penanaman. Hama ini menyerang seluruh hibrida melon yang ditanam. Cukup banyak tanaman yang mati terkena serangan bekicot tersebut. Serangan yang cukup merugikan ini diduga terjadi karena habitat bekicot yang berada tidak jauh dari lokasi penelitian rusak, bahan makanannya sedikit, sehingga mereka mencari makanan di tempat yang dekat dengan habitatnya. Hama dan penyakit yang menyerang hibrida melon cukup banyak, namun masih bisa dikendalikan dengan pestisida. Pengendalian hama dan penyakit ini sangat penting karena akan mempengaruhi kualitas buah yang dihasilkan.

Hasil korelasi antara peubah-peubah kuantitatif adalah terdapat korelasi positif antara bobot buah dengan panjang buah. Ini berarti semakin berat bobot buah, maka buah akan semakin panjang. Karakter umur berbunga hermaprodit memiliki korelasi negatif dengan kadar PTT. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

panjang umur berbunga hermaprodit maka kemanisan buah akan semakin berkurang.

Menurut Santoso dan Purwoko (1995) kualitas komoditi hortikultura segar merupakan kombinasi dari ciri-ciri, sifat dan nilai harga yang mencerminkan nilai komoditi tersebut. Kualitas yang diinginkan masing-masing berbeda tergantung konsumennya. Petani produsen menginginkan hibrida yang berdaya hasil tinggi, tahan penyakit, mudah dipanen, tahan untuk dikirim jarak jauh. Tengkulak atau distributor pasar menginginkan kualitas penampilan, tingkat kekerasan, dan daya simpan yang panjang. Konsumen rumah tangga lebih memperhatikan penampilan, tekstur buah dan nilai rasa.

Santoso dan Purwoko (1995) juga menyatakan bahwa kepuasan konsumen terhadap komoditi hortikultura ditentukan oleh standar kualitas, khususnya penampilan (ukuran, warna, bentuk, mengkilap dan tidak cacat), rasa dan kematangan. Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik 18 hibrida melon, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sebagian dari hibrida tersebut memiliki keunggulan dibandingkan hibrida lain dan memiliki minimal satu karakter yang sama atau lebih baik dibandingkan varietas pembanding. Sebagian hibrida tersebut adalah hibrida 22x21, 12x13, 21x7, dan 9x8.

Hibrida 22x21 memiliki bentuk buah bulat, warna kulit kuning cerah, warna daging buah jingga muda, tekstur daging buah renyah dan memiliki tingkat kemanisan diatas keempat varietas pembanding. Hibrida 12x13 memiliki bentuk flattened, warna kulit krem, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, dan memiliki bobot diatas varietas pembanding Salmon.

Hibrida 21x7 memiliki bentuk bulat dengan warna kulit kuning cerah, warna daging buah putih, tekstur daging buah renyah, dan memiliki tingkat kemanisan diatas varietas pembanding Salmon, Ladika dan Sky Rocket. Hibrida 9x8 memiliki bentuk buah bulat berjala, dengan warna kulit hijau kekuningan, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, beraroma, dan memiliki tingkat kemanisan diatas Ladika.

KESIMPULAN

Terdapat empat hibrida melon PKBT yang potencial untuk dikembangkan lebih lanjut, yaitu, Hibrida 22x21, 12x13, 21x7, dan 9x8. Hibrida 22x21 memiliki bentuk buah bulat, warna kulit kuning cerah, warna daging buah jingga muda, tekstur daging buah renyah dan memiliki tingkat kemanisan diatas keempat varietas pembanding. Hibrida 12x13 memiliki bentuk flattened, dengan warna kulit krem, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, dan memiliki bobot diatas varietas pembanding Salmon. Hibrida 21x7 memiliki bentuk bulat dengan warna kulit kuning cerah, warna daging buah putih, tekstur daging buah renyah, dan memiliki tingkat kemanisan diatas varietas pembanding Salmon, Ladika dan Sky Rocket. Hibrida 9x8 memiliki bentuk buah bulat berjala, dengan warna kulit hijau kekuningan, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, beraroma, dan memiliki tingkat kemanisan diatas Ladika.

Dokumen terkait