• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Karakteristik 18 Hibrida Melon Pkbt IPB Melalui Metode Augmented Design

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Karakteristik 18 Hibrida Melon Pkbt IPB Melalui Metode Augmented Design"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI KARAKTERISTIK 18 HIBRIDA MELON PKBT

IPB MELALUI METODE

AUGMENTED DESIGN

Rahmatullaili

A34404047

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN

TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

EVALUASI KARAKTERISTIK 18 HIBRIDA MELON PKBT

IPB MELALUI METODE

AUGMENTED DESIGN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Rahmatullaili

A34404047

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN

TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RINGKASAN

RAHMATULLAILI. Evaluasi Karakteristik 18 Hibrida Melon PKBT IPB Melalui Metode Augmented Design. (Dibimbing oleh WILLY BAYUARDI SUWARNO dan SOBIR).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik 18 hibrida melon (Cucumis melo L.) PKBT IPB dan mengidentifikasi adanya hibrida yang memiliki potensi yang sama atau lebih baik dari varietas pembanding. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB Tajur II, Bogor pada akhir Maret - Juni 2008.

Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan Augmented Design dengan empat blok dan empat varietas pembanding. Augmented Design merupakan rancangan lingkungan yang tidak memerlukan adanya pengulangan pada varietas yang diuji. Pemilihan Rancangan ini dilakukan karena pada penelitian ini jumlah materi yang dapat digunakan terbatas. Jumlah benih yang dapat ditanam tidak mencukupi jika harus menggunakan ulangan. Hibrida - hibrida baru yang diuji, yaitu 22x21, 6x7, 9x7, 10x1, 21x6, 7x6, Tetua 6, 21x7, 22x6, 22x7, 22x8, 22x9, 9x6, Tetua 7, 12x13, 21x8, 9x8, Tetua 21, dan Tetua 9. Varietas pembanding yang digunakan adalah Apollo, Sky Rocket, Ladika, dan Salmon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 hibrida melon hasil rakitan PKBT IPB terdapat empat hibrida yang lebih unggul dibandingkan hibrida lain. Keempat hibrida ini juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan varietas pembanding untuk karakter tertentu. Hibrida-hibrida tersebut adalah hibrida 22x21, 12x13, 21x7, dan 9x8.

Hibrida 22x21 memiliki bentuk buah bulat, warna kulit kuning cerah, warna daging buah jingga muda, tekstur daging buah renyah dan memiliki tingkat kemanisan diatas keempat varietas pembanding. Hibrida 12x13 memiliki bentuk flattened, warna kulit krem, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, dan memiliki bobot diatas varietas pembanding Salmon.

(4)
(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVALUASI KARAKTERISTIK 18 HIBRIDA MELON PKBT IPB MELALUI METODE AUGMENTED DESIGN

Nama : RAHMATULLAILI NRP : A34404047

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sobir, MSi NIP. 19640512 198903 1 002

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 19571222 198203 1 002

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 22 November 1986 di Pekanbaru, Propinsi Riau. Penulis merupakan anak tunggal dari Bapak Alm. Suleiman Adam dan Ibu Tengku Rafmawarni.

Tahun 1999 penulis menyelesaikan pendidikan dasar dari SD Negeri 012 Pekanbaru, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 8 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian (sekarang Departemen Agronomi dan Hortikultura), Fakultas Pertanian IPB.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Karakteristik 18 Hibrida Melon PKBT IPB melalui Metode Augmented Design. Skripsi ini merupakan bagian dari tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi karakteristik 18 hibrida melon PKBT IPB yang diharapkan dapat melebihi varietas melon pembanding yang ada saat ini. Hibrida-hibrida yang terpilih akan diteliti lebih lanjut agar dapat dilepas sebagai varietas unggul baru.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Willy Bayuardi Suwarno, SP. MSi dan Dr. Ir. Sobir, MSi yang telah membimbing dan memberi banyak saran selama penelitian dan penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama ibunda dan sahabat – sahabat penulis yang telah memberi dorongan tulus baik moril maupun materiil. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2009 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Melon ... 3

Syarat Tumbuh ... 5

Melon Hibrida ... 6

Evaluasi dalam Pemuliaan Tanaman ... 7

Augmented Design ... 8

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian... 9

Analisis Data ... 10

Pelaksanaan Penelitian ... 10

Pengamatan Penelitian ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 14

Kondisi Umum ... 14

Karakter Kualitatif ... 15

Karakter Kuantitatif ... 23

Korelasi antar Karakter Kuantitatif ... 28

Pembahasan ... 30

KESIMPULAN ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Penampilan Batang 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 16

2. Penampilan Daun 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 17

3. Karakteristik Kualitatif Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 20

4. Penampilan Jala 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 22

5. Rekapitulasi Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Kuantitatif ... 23

6. Umur Berbunga Hermaprodit dan Umur Panen 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 24

7. Rekapitulasi Data Bobot Buah Melon dan Padatan Terlarut Total (PTT) 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 25

8. Rekapitulasi Data Panjang Buah Melon dan Lingkar Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 26

9. Rekapitulasi Data Tebal Daging Buah dan Tebal Kulit Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 27

Lampiran 1. Data Iklim Bulan April 2008 – Juni 2008 ... 36

2. Deskripsi Melon Apollo ... 40

3. Deskripsi Melon Sky Rocket ... 40

4. Deskripsi Melon Salmon ... 41

5. Deskripsi Melon Ladika ... 41

6. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Umur Berbunga Hermaprodit ... 42

7. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Umur Panen ... 42

8. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Bobot Buah ... 42

9. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter PTT ... 42

10.Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Panjang Buah ... 42

11.Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Lingkar Buah ... 43

12.Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Tebal Daging Buah ... 43

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Kondisi umum pertanaman melon ... 14

2. Keragaman penampilan 18 hibrida melon yang dievaluasi di Bogor ... 18

3. a. Melon tidak berjala ... 21

b. Melon berjala sebagian ... 21

c. Melon berjala penuh ... 21

Lampiran 1. Morfologi bentuk daun, tepi dan bentuk buah ... 37

2. Hama dan penyakit tanaman melon ... 38

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Melon merupakan tanaman buah semusim yang sangat diminati di Indonesia. Melon terkenal karena rasanya manis, tekstur buahnya lembut, dan aromanya yang khas. Menurut Paje dan van der Vossen (1994) melon dapat dikonsumsi sebagai buah segar atau dalam bentuk produk olahannya seperti sirup, permen dan susu rasa melon. Wirakusumah (1995) menambahkan melon juga sering digunakan sebagai terapi kesehatan karena mempunyai banyak khasiat dalam membantu sistem pembuangan, menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung, serta mencegah penggumpalan darah.

Konsumsi melon di Indonesia semakin tinggi, diperkirakan pada tahun 2005 - 2008 konsumsi buah melon meningkat hingga mencapai 1.34–1.50 kg/ kapita/ tahun. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan pola makan penduduk yang menjadikan buah segar sebagai salah satu menu gizi pelengkap (Departemen Pertanian, 2008). Meningkatnya konsumsi melon mengakibatkan tingginya permintaan pasar terhadap melon, sehingga produksi melon harus ditingkatkan.

Peningkatan produksi melon harus ditunjang oleh ketersediaan benih melon yang memadai, baik jumlah maupun kontinuitasnya. Permasalahannya saat ini, ketersediaan benih melon di Indonesia sangat bergantung kepada benih impor, sehingga terdapat keterbatasan dalam penyediaannya. Mengamati fakta-fakta tersebut, pengadaan benih melon di dalam negeri menjadi perlu dilakukan. Benih melon yang akan diproduksi ini harus berkualitas karena keberadaannya diharapkan dapat mensubstitusi benih impor (Suwarno, 2006).

(12)

Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB telah melakukan serangkaian program pemuliaan melon yang bertujuan untuk manghasilkan varietas hibrida melon. PKBT hingga saat ini telah berhasil menghasilkan sejumlah genotipe melon hibrida. Untuk mengetahui karakteristik dasar hibrida yang dihasilkan perlu dilakukan evaluasi pendahuluan. Evaluasi pendahuluan melibatkan varietas hibrida komersial yang telah beredar dan dikenal oleh masyarakat untuk mengetahui apakah genotipe harapan tersebut dapat bersaing atau tidak.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik 18 hibrida melon (Cucumis melo L.) PKBT IPB dan mengidentifikasi adanya hibrida yang memiliki potensi yang sama atau lebih baik dari varietas melon pembanding.

Hipotesis

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Melon

Tanaman melon termasuk famili Cucurbitaceae atau suku labu–labuan. Tanaman ini merupakan tanaman semusim dengan sebagian besar kultivar tumbuh menjalar. Bunga melon berwarna kuning, yang terdiri dari bunga jantan, bunga betina, atau bunga hermaprodit (Nonnecke, 1989). Tipe pembungaannya monoecious (bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman) dan andromonoecious (pada satu tanaman dihasilkan bunga jantan dan bunga hermaprodit).

Ashari (1995) menyatakan bahwa pada satu tanaman melon dapat dihasilkan 512 bunga jantan dan 42 bunga hermaprodit. Mekarnya bunga tergantung pada suhu dan kelembaban. Jika temperatur rendah, kelembaban tinggi dan berawan, maka bunga akan terlambat mekar. Bunga melon mekar pada pagi hari dan menutup pada hari yang sama. Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan bahwa bunga jantan terbentuk berkelompok tiga hingga lima bunga pada tangkai bunga yang muncul hampir di tiap ketiak daun. Bunga betina dan hermaprodit tumbuh tunggal pada tangkai yang berbeda. Sistem perakarannya luas, namun agak dangkal. Batangnya bersudut dengan sulur tunggal. Daunnya berbentuk bulat telur dan agak bundar.

(14)

Buah melon memiliki keragaman yang tinggi. Bentuk buah, warna kulit buah, warna daging dan bobot buah sangat bervariasi. Ada buah melon yang berbentuk bulat, bulat oval sampai lonjong. Warna kulit buah antara putih susu, putih krem, hijau krem, hijau kekuning-kuningan, hijau muda, kuning, kuning muda, kuning jingga dan kombinasi dari warna-warna tersebut. Struktur kulit antara berjala (berjaring), semi berjala, hingga tipis dan halus. Daging buah melon berwarna jingga tua hingga jingga muda, merah muda, kuning, hijau, putih, putih susu hingga putih kehijauan (Paje dan van der Vossen, 1994).

Melon digolongkan menjadi dua tipe berdasarkan penampilan kulit buahnya, yaitu netted melon dan winter melon. Netted melon memiliki ciri-ciri permukaan luar kasar, kulit buah keras, membentuk jaring, berurat dan umumnya tahan lama disimpan. Winter melon memiliki ciri-ciri permukaan luar yang halus, tidak membentuk jaring pada kulitnya, dan umumnya kurang tahan lama disimpan (Harjadi, 1989).

Robinson and Decker (1999) mengklasifikasikan varietas melon menjadi enam kelompok, yaitu :

1. Kelompok Cantaloupe (umumnya disebut juga muskmelon).

Melon dalam kelompok ini memiliki ciri-ciri buah berukuran medium/sedang, dengan permukaan kulit berjala, warna daging buah jingga terkadang juga hijau dan memiliki aroma buah yang khas.

2. Kelompok Inodorus (winter melon).

Ciri-ciri melon kelompok ini adalah bentuk buah lebih besar dibandingkan Melon Cantaloupe, permukaan licin dan tidak berjala, daging buah berwarna putih atau hijau, aroma tidak menyengat.

3. Kelompok Flexuosus (snake melon).

Ciri-ciri melon dalam kelompok ini adalah bentuk buah panjang dan ramping. Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan, ukuran buah berkisar dari panjang 20 cm hingga 1 meter dengan diameter 4 cm hingga lebih dari 10 cm.

4. Kelompok Conomon (pickling melon).

(15)

silinder, panjang 20-30 cm, dan diameter 6-9 cm, daging buah agak tebal dan berwarna putih, kelompok ini termasuk dalam kelompok melon manis. 5. Kelompok Dudaim (pome melon/ Queen Anne’s pocket).

Ciri-ciri melon kelompok ini adalah ukuran buah kecil, berbentuk bulat, daging buah berwarna putih dan kulit buah tipis. Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menambahkan kelompok melon ini memiliki kulit buah garis-garis hijau gelap dan hijau terang yang berubah menjadi jingga kecoklatan ketika matang.

6. Kelompok Momordica (phoot snap melon).

Melon kelompok ini memiliki bentuk buah silindris, daging buah berwarna putih atau kuning pucat, kandungan gula kurang, tekstur buah renyah, permukaan kulit licin dan buahnya agak pecah saat matang.

Syarat Tumbuh

Pada umumnya tanaman melon dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah (George, 1999). Tanah berpasir dengan drainase baik adalah yang paling sesuai untuk budidaya tanaman melon (Rubatzky dan Yamaguchi, 1999). Melon peka terhadap tanah asam. Menurut Paje dan van der Vossen (1994) serta George (1999) pertumbuhan melon akan optimal jika ditanam pada pH 6–7, sedangkan menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1999) melon akan tumbuh baik pada pH 7–8.

Harjadi (1989) mengemukakan bahwa pada kondisi tanah masam, unsur-unsur seperti fosfor dan kalsium sulit diserap oleh tanaman karena terikat oleh unsur alumunium, mangan dan besi. Penanaman pada tanah masam juga akan menyebabkan terjadinya ’Acid yellowing’ dengan gejala pertumbuhan tanaman terhambat, daun berwarna kuning dan tanaman kerdil. Paje dan van der Vossen (1994) mengemukakan bahwa tanaman melon masih dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dpl, di Pulau Jawa melon dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 300-800 m dpl. Jika melon ditanam pada daerah dengan ketinggian kurang dari 300 m dpl, maka buah yang dihasilkan akan berukuran lebih kecil dan dagingnya kurang berair.

(16)

Vossen (1994) suhu optimum pertumbuhan melon adalah 18-28°C. Sudarsono (1989) menambahkan bahwa melon membutuhkan banyak sinar matahari selama pertumbuhannya. Kelembaban yang tinggi dan hujan yang terus-menerus mengakibatkan tanaman melon mudah terserang penyakit dan perkembangan akarnya buruk. Perkembangan akar yang buruk mempengaruhi kualitas buah yang dihasilkan. Rasa buah menjadi hambar dan aromanya tidak begitu kuat

Melon Hibrida

Varietas hibrida merupakan generasi pertama (F1) yang mempunyai sifat

heterosis, yaitu peningkatan ketegaran (vigor) besar turunan (F1) melebihi

tetuanya bila dua galur murni disilangkan (Makmur, 1992). Heterosis juga dapat diartikan sebagai F1 yang lebih unggul dibandingkan tetuanya pada satu atau

beberapa karakter (Mangoenwidjojo, 2003).

Sutjahjo et al. (2006) menyatakan bahwa varietas hibrida yang unggul sangat bergantung pada ketersediaan galur murni yang potensial. Sumber galur murni ini dapat berupa varietas bersari bebas (open pollinated varieties), silang tunggal (single-cross), silang ganda (double-cross), silang banyak ( multiple-cross), silang puncak (top-cross), varietas sintetis (synthetic varieties) atau plasma nutfah (germ plasm). Sumber galur murni yang sering digunakan pada pemuliaan tanaman melon adalah varietas bersari bebas (open pollinated varieties). Alvarez (1998) menambahkan, pembentukan galur murni pada melon cenderung mudah karena melon memiliki efek inbreeding depression (kemunduran sifat-sifat tanaman sebagai akibat perkawinan antar kerabat dekat) yang kecil, sehingga terdapat cukup banyak galur murni yang dapat digunakan sebagai bahan persilangan. Melon memiliki nilai heterosis yang kecil. Nilai heterosis melon hanya nyata untuk beberapa karakter, seperti : kadar Padatan Terlarut Total (PTT), umur panen, bobot buah, penampilan jala dan bentuk buah.

(17)

Vossen (1994) menyatakan keuntungan dari melon hibrida adalah penampilan seragam, tipe buah dan kombinasi karakter–karakter favorit pada beberapa tipe melon terdapat pada satu genotipe (kualitas buah, umur genjah, adaptasi terhadap iklim basah, tahan hama dan penyakit, serta tahan lama disimpan).

Evaluasi dalam Pemuliaan Tanaman

Menurut Makmur (1992) evaluasi penting dilakukan untuk mendapatkan informasi yang pasti dan lengkap mengenai penampilan (keragaan) suatu genotipe tanaman. Berdasarkan informasi tersebut dapat dilakukan tindakan pemuliaan tanaman berikutnya terhadap materi genetik yang dimiliki. Evaluasi dapat dilakukan di awal, tengah, maupun di akhir program pemuliaan.

Langkah awal yang dilakukan sebelum evaluasi adalah karakterisasi. karakterisasi ini dilakukan terhadap genotipe-genotipe harapan agar dapat dideskripsikan secara kualitatif maupun kuantitatif sehingga keragamannya tampak jelas. Karakter-karakter yang tampak tersebut kemudian dibandingkan dengan karakter-karakter pada varietas komersial, sehingga dapat diketahui apakah genotipe harapan tersebut memiliki karakter yang lebih unggul dibandingkan varietas komersial atau tidak. Hal ini akan menentukan genotipe mana yang akan diseleksi menjadi varietas unggul baru.

(18)

Augmented Design

Masalah utama evaluasi awal pada proses pemuliaan tanaman adalah efisiensi perancangan percobaan dengan keterbatasan bahan yang tersedia. Benih yang tersedia tidak mencukupi untuk percobaan dengan rancangan yang menggunakan ulangan. Masalah tersebut dapat diatasi dengan rancangan lingkungan Augmented Design.

Augmented Design merupakan rancangan lingkungan yang tidak memerlukan adanya pengulangan pada varietas yang diuji. Pengulangan hanya dilakukan pada varietas pembanding yang digunakan. Rancangan ini merupakan rancangan baku, dapat berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Pada Rancangan Augmented dalam RKLT denah percobaan dibagi manjadi beberapa blok seperti rancangan lingkungan pada umumnya. Tiap blok memuat dua atau lebih varietas pembanding yang ditempatkan secara acak. Sisanya adalah varietas yang diuji yang ditempatkan secara acak dalam semua blok tanpa ulangan. Varietas yang diuji tidak harus sama jumlahnya dalam tiap blok, namun rancangan dengan jumlah varietas yang sama akan lebih efisien. Augmented Design dilakukan dengan dua tujuan, yaitu :

1. Memperkirakan besarnya galat percobaan dan cara yang objektif untuk membandingkan varietas yang diuji dengan varietas pembanding.

2. Menetapkan cara untuk menyesuaikan hasil dari tiap varietas baru dengan meniadakan pengaruh perbedaan lingkungan antar blok.

Jumlah blok ditetapkan sesuai kebutuhan, dengan derajat bebas (db) galat minimal 10 untuk analisis ragam pembanding. Pembatasan ini menentukan jumlah minimum blok yang dapat digunakan dalam rancangan. Jumlah blok yang digunakan ditentukan oleh jumlah varietas yang diuji dan ukuran blok maksimum yang dapat dibuat pada lokasi percobaan tersebut. Jika c adalah jumlah kontrol yang digunakan, r adalah jumlah blok, dan pada ANOVA derajat bebas galat untuk varietas kontrol adalah (r - 1) (c - 1), maka jumlah blok yang akan digunakan harus memenuhi persamaan berikut :

(19)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir bulan Maret sampai bulan Juni 2008 di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB Tajur II Bogor. Lokasi penelitian terletak pada ketinggian ±250 m dpl, curah hujan rata-rata 278.7 mm/bulan, suhu rata-rata harian 25.66°C, kelembaban udara rata-rata 83.99% (Tabel Lampiran 1).

Bahan dan Alat

Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 18 genotipe melon hasil pemuliaan Pusat Kajian Buah – Buahan Tropika (PKBT) IPB, yaitu 22x21, 6x7, 9x7, 10x1, 21x6, 7x6, Tetua 6, 2x7, 22x6, 22x7, 22x8, 22x9, 9x6, Tetua 7, 12x13, 21x8, 9x8, Tetua 21, Tetua 9 dan empat varietas pembanding, yaitu Apollo, Sky Rocket, Ladika, dan Salmon.

Sarana pertanian yang digunakan adalah pupuk kandang, Fertibor (Na2B4O7·5H2O), Multitonic (pupuk cair lengkap yang mengandung hara makro N, P, K, Ca, Mg, S dan hara mikro Zn, Fe, Mn, Cu, B, Mo, Cl), KNO3, NPK

(16-16-16), urea, KCl, Gandasil Buah, Gandasil Daun, dan kapur pertanian. Pangendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida yang terdiri dari insektisida yang berbahan aktif Confidor, Agrimek, dan Canon. Fungisida yaitu Dithane 45 berbahan aktif benomil, Rubigan 0.5 mg/L, dan Previcur N 2 ml/L. Nematisida yaitu Furadan 3G. Alat-alat yang digunakan, yaitu: alat pertanian umum, mulsa plastik hitam perak, jangka sorong, timbangan kasar, dan hand refractometer.

Metode Penelitian

(20)

adalah 400 tanaman. Denah rancangan ini terlampir pada Gambar lampiran 3. Model linier yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Yij = µ + i + j + ij

Dengan :

Yij = Nilai pengamatan pada blok ke-i genotipe ke-j

µ = rataan umum

i = pengaruh blok ke-i j = pengaruh genotipe ke-j

ij = pengaruh galat pada blok ke-i genotipe ke-j

i = 1, 2, 3, 4 j = 1, 2, 3, ...,18

Analisis Data

Data kuantitatif dalam Rancangan Augmented yang diperoleh dianalisis untuk mengoreksi hasil pengamatan perlakuan yang diuji dengan faktor koreksi. Analisis dilanjutkan dengan menghitung ragam kontrol, kemudian dihitung standard error untuk membandingkan antara faktor koreksi tiap peubah dengan rataan kontrol. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji perbandingan nilai tengah genotipe yang diuji dengan nilai tengah kontrol dengan metode LSI (Least Significant Increase) pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian

(21)

kemudian dimasukkan ke dalam sungkup. Pemindahan bibit ke lapang dilakukan setelah bibit berumur 10–14 hari atau telah memiliki 1-2 helai daun sejati. (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

Persiapan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sampah dan menggemburkan lahan. Lahan yang sudah gembur diberi pupuk kandang sebanyak 2 kg/tanaman dan kapur pertanian (dolomit) dengan dosis disesuaikan dengan pH tanah setempat, atau sekitar 150 gr/tanaman. Lahan ini kemudian dibiarkan selama 10 hari. Setelah itu, lahan percobaan dibentuk sesuai dengan rancangan percobaan. Pengelompokan disesuaikan dengan petakan lahan. Pada tiap petakan dibentuk bedengan dengan panjang 28 m, lebar 1.5 m dan tinggi 30 cm.Tiap bedeng diberi pupuk dasar yang terdiri dari pupuk urea 15 gr/tanaman, SP-36 45 gr/tanaman, dan KCl 15 gr/tanaman. Bedengan ditutup dengan mulsa Plastik Hitam Perak (PHP) dan dibuat lubang tanam 60 cm x 60 cm dan diberi nomor sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat. Setelah itu dipasang ajir atau turus dengan tinggi 1.5 m pada tiap lubang tanam (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

Bibit dipindahkan ke lapang setelah berumur 10–14 hari atau memiliki 2–3 pasang daun sejati. Penanaman dilakukan pada sore hari. Jika ada tanaman yang mati karena stress atau dimakan bekicot maka dilakukan penyulaman.

Selama masa vegetatif hingga pemasakan buah, penyiraman dilakukan cukup sering, sedangkan pada tahap menjelang panen penyiraman semakin berkurang. Ketika tanaman berumur 17 HST, batang tanaman diikat pada ajir agar tanaman merambat pada ajir tersebut. Cabang-cabang lateral yang tumbuh di atas ruas ke-12 harus dipangkas dengan menyisakan satu helai daun. Pemangkasan juga dilakukan pada calon-calon buah sehingga hanya tersisa satu calon buah terpilih untuk satu tanaman melon. Buah yang terpilih diikat agar terhindar dari patah tangkai buah dan kontak dengan tanah. Selain itu juga dilakukan topping (pemotongan ujung batang utama).

Pemupukan susulan diberikan dengan tiga teknik pemberian, yaitu pemupukan kocor, tugal dan semprot. Pemupukan kocor dilakukan seminggu sekali dengan konsentrasi yang berbeda mencakup pupuk NPK, KNO3, Fertibor

(22)

20 HST. Pemupukan ini mencakup pupuk urea dan KCl. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara kimiawi melalui penyemprotan insektisida dan fungisida (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

Pemanenan dilakukan ketika buah telah masak fisiologis. Pada netted melon ditandai dengan jaring kulit buah terbentuk sempurna, adanya retakan pada kulit buah dan munculnya aroma khas buah melon. Pada winter melon ditandai dengan perubahan warna kulit buah, aroma khas dan mengkilat.

Pengamatan Penelitian

Pengamatan dilakukan terhadap semua tanaman dalam tiap satuan percobaan. Karakter – karakter yang harus diamati menurut IPGRI (2003) dan Dirjen Perbenihan dan Sarana Produksi (2006), antara lain :

1. Karakter kualitatif.

a) Bentuk batang, dibedakan menjadi bulat, persegi, segilima, dan pipih. b) Warna batang, dibedakan menjadi hijau, cokelat, dan kehijauan. c) Bentuk daun, diklasifikasikan menjadi entire, trilobate, pentalobate,

3-palmately lobed, dan 5-palmately lobed (Gambar Lampiran 1). d) Warna daun, dibedakan menjadi hijau muda, hijau, dan hijau tua. e) Tepi daun, digolongkan menjadi intermediate, deep, dan shallow

(Gambar Lampiran 1).

f) Ujung daun, dibedakan menjadi tumpul dan membulat.

g) Permukaan daun, dibedakan menjadi mengkilap, suram, kasap, berkerut, berbulu, bersisik, dan berlilin.

h) Bentuk buah, diklasifikasikan menjadi bulat (globular), flattened, oblate, eliptical, pyriform, ovate, accorn, dan elongate (Gambar Lampiran 1).

i) Warna kulit buah muda, dibedakan menjadi putih, kuning terang, krem, hijau pucat, hijau, hijau tua, dan hijau kehitaman.

j) Warna kulit buah tua, diklasifikasikan menjadi putih, kuning terang, krem, hijau pucat, hijau, hijau tua, dan hijau kehitaman.

(23)

l) Tekstur daging buah, dibedakan menjadi lembut, kenyal, dan renyah. m) Aroma buah, digolongkan menjadi wangi dan tidak wangi.

n) Rasa buah, dikelompokkan menjadi hambar, manis, dan sangat manis. o) Jala, diklasifikasikan menjadi berjala dan tidak berjala.

2. Karakter kuantitatif.

a) Umur berbunga hermaprodit (HST), dihitung mulai dari tanaman dipindah ke lapang hingga bunga hermaprodit mekar di antara buku ke-9 hingga buku ke-12 pada 50% populasi.

b) Umur panen (HST), dihitung mulai dari pindah tanam sampai panen c) Diameter batang utama (cm). Pengukuran dilakukan diantara ruas ke-9

hingga ruas ke-12 pada saat menjelang panen.

d) Panjang buah (cm), diukur dari pangkal sampai ujung buah.

e) Diameter buah (cm), diukur dari pangkal sampai ujung buah yang sudah dibelah dua.

f) Lingkar buah (cm), diukur pada bagian tengah buah sebelum dibelah. g) Tebal kulit buah (cm), diukur dengan menggunakan jangka sorong. h) Tebal daging buah (cm), diukur dengan menggunakan jangka sorong. i) Padatan terlarut total (°Brix), diukur dengan menggunakan hand

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Kondisi Umum

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tajur IPB II yang terletak pada ketinggian ± 250 m dpl, curah hujan rata-rata 278.7 mm/bulan, suhu rata-rata harian 25.66°C, kelembaban udara rata-rata 83.99% (Tabel Lampiran 1). Selama masa pertanaman melon (Akhir Maret hingga Juni), curah hujan yang tinggi terjadi pada bulan April hingga Mei, setelah memasuki bulan Juni curah hujan sangat rendah. Hal ini sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon karena melon memerlukan banyak air pada masa pertumbuhan vegetatif dan memerlukan sedikit air ketika memasuki fase pemasakan buah hingga panen. Kondisi umum pertanaman melon pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kondisi umum pertanaman melon

(25)

sepanjang minggu pertama. Beberapa jenis hama lain yang menyerang tanaman melon adalah kumbang daun (Aulocophora similes), dan lalat buah (Dacus spp.). Beberapa jenis penyakit yang menyerang hibrida melon antara lain busuk pangkal batang (Mychosphaerella melonis), tanaman kerdil, penyakit puru akar (Meloydogyna incognita), embun bulu (Pseudoperonospora cubensis), embun tepung (Erysiphe cichoracearum), busuk cabang/tangkai (Botryodiploida theobromae) dan penyakit Antraknosa (Colletotrichum lagenarium). Hama dan penyakit tersebut dapat dilihat lebih jelas pada Gambar Lampiran 2.

Hama dan penyakit ini dikendalikan secara kimiawi dengan penyemprotan pestisida secara teratur seminggu sekali, kecuali untuk hama lalat buah dicegah dengan cara membungkus buah yang masih kecil dengan plastik bening yang diberi lubang udara.

Panen buah dilakukan tidak serempak, yaitu pada umur 61 HST sampai 65 HST. Hal ini disebabkan tingkat kematangan buah (masak fisiologis) berbeda-beda untuk tiap hibrida. Penentuan saat panen dilakukan dengan cara mengamati penampilan fisik buah dan umur tanaman. Ciri-ciri kematangan buah pada melon tipe netted (var. Reticulatus), yaitu jaring pada kulit buah terbentuk sempurna, adanya retakan pada tangkal buah, terjadi perubahan warna kulit buah, dan munculnya aroma yang khas. Ciri-ciri kematangan buah pada melon tipe winter (var. Inodorus) adalah terjadi perubahan warna kulit dari hijau menjadi krem atau kuning merata dan wangi yang khas.

Karakter Kualitatif

(26)

Penampilan Batang

Penampilan batang pada tanaman melon dapat dilihat dari bentuk batang dan warnanya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bentuk batang semua hibrida yang diuji dan varietas pembanding adalah segilima. Warna batang semua hibrida yang diuji adalah hijau tua, hanya pada varietas pembanding terdapat sedikit keragaman, yaitu Salmon dengan warna batang cokelat dan Ladika dengan warna batang kehijauan.

Tabel 1. Penampilan Batang 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Bentuk Batang Warna Batang

Tetua 6 Segilima Hijau tua

Tetua 7 Segilima Hijau tua

Tetua 9 Segilima Hijau tua

Tetua 21 Segilima Hijau tua

6x7 Segilima Hijau tua

7x6 Segilima Hijau tua

9x6 Segilima Hijau tua

9x7 Segilima Hijau tua

9x8 Segilima Hijau tua

10x1 Segilima Hijau tua

12x13 Segilima Hijau tua

21x6 Segilima Hijau tua

21x7 Segilima Hijau tua

21x8 Segilima Hijau tua

22x6 Segilima Hijau tua

22x8 Segilima Hijau tua

22x9 Segilima Hijau tua

22x21 Segilima Hijau tua

Apollo Segilima Hijau tua

Salmon Segilima Cokelat

Ladika Segilima Kehijauan

Sky Rocket Segilima Hijau tua

Penampilan Daun

(27)

sebagian kecil memiliki tepi daun deep (hibrida 6x7, 9x7, 22x6, dan 21x8) dan shallow (hibrida Tetua 6 dan 12x13). Ujung daun sebagian besar hibrida berbentuk membulat, hanya sebagian kecil saja yang tumpul (Tabel 2).

Tabel 2. Penampilan Daun 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor Genotipe Bentuk Daun Tepi Daun Ujung Daun

Tetua 6 Entire Shallow Membulat

Tetua 7 Pentalobate Intermediate Tumpul Tetua 9 Pentalobate Intermediate Tumpul Tetua 21 Pentalobate Intermediate Tumpul

6x7 Pentalobate Deep Membulat

7x6 Pentalobate Intermediate Tumpul

9x6 Pentalobate Intermediate Membulat

9x7 Pentalobate Deep Tumpul

9x8 Pentalobate Intermediate Tumpul

10x1 Pentalobate Intermediate Tumpul

12x13 Entire Shallow Membulat

21x6 Pentalobate Intermediate Membulat

21x7 Pentalobate Intermediate Tumpul

21x8 Pentalobate Deep Tumpul

22x6 Pentalobate Deep Tumpul

22x8 Pentalobate Intermediate Tumpul

22x9 Pentalobate Intermediate Membulat

22x21 Pentalobate Intermediate Tumpul

Apollo Pentalobate Intermediate Tumpul Salmon Pentalobate Intermediate Tumpul Ladika Entire Shallow Membulat Sky Rocket Pentalobate Intermediate Tumpul

Karakteristik Buah

(28)
(29)
(30)
[image:30.595.104.531.123.751.2]

Tabel 3. Karakteristik Kualitatif Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Bentuk Buah

Warna Kulit Buah Tua Warna Daging Buah Tekstur Daging Buah Aroma Buah Tetua 6

Elliptical Hijau kekuningan Jingga Kenyal Wangi

Tetua 7 Bulat Hijau kekuningan Hijau muda Renyah Tidak wangi Tetua 9

Bulat Kuning pucat Hijau muda Kenyal Wangi

Tetua 21

Accorn Kuning cerah Putih Renyah Wangi

6x7 Bulat Hijau muda Putih Kenyal Tidak wangi

7x6 Elliptical Hijau muda

keputihan Putih Kenyal Wangi 9x6

Bulat Kuning pucat Hijau muda Kenyal Wangi

9x7 Bulat Hijau muda Hijau muda Kenyal Tidak wangi 9x8

Bulat Hijau kekuningan Jingga Kenyal Wangi

10x1 Elliptical Krem Jingga muda Kenyal Sangat wangi

12x13 Flattened Krem Jingga Kenyal Tidak

wangi 21x6

Bulat Hijau muda Putih Kenyal Tidak wangi

21x7 Bulat Kuning cerah Putih Renyah Tidak wangi 21x8 Bulat Kuning pucat

kehijauan Jingga muda Kenyal Wangi 22x6 Bulat Kuning semburat

hijau Jingga Lembut Wangi

22x8 Bulat Kuning Jingga Renyah Tidak

wangi 22x9

Bulat Kuning Jingga Renyah Tidak wangi 22x21 Bulat Kuning cerah Jingga muda Renyah Tidak wangi

Apollo Accorn Kuning cerah Putih Renyah Wangi

Salmon Elliptical Krem Jingga muda Renyah Tidak Wangi

Ladika Elliptical Hijau kekuningan Jingga muda Kenyal Wangi

Sky

(31)

Penampilan Jala

[image:31.595.149.265.401.551.2]

Menurut Harjadi (1989) melon digolongkan ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya jala pada permukaan buah melon. Buah melon yang memiliki jala digolongkan sebagai netted melon (grup cantaloupe), sedangkan buah melon yang tidak berjala termasuk dalam winter melon (grup inodorus). Pada umumnya netted melon lebih cepat masak dan tahan lama untuk disimpan dibandingkan dengan winter melon (Tjahjadi, 1989). Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa hibrida-hibrida yang termasuk ke dalam golongan winter melon adalah Hibrida 22x21, 21x6, Tetua 6, 21x7, 22x8, 22x9, 12x13, dan Tetua 21, sedangkan yang termasuk golongan netted melon adalah Hibrida 6x7, 21x8, 9x7, 10x1, 7x6, 22x6, Tetua 7, 9x8, Tetua 9, dan 9x6. Sejumlah hibrida netted melon berjala sebagian, seperti 6x7, 21x8, 9x7, 10x1, 7x6, 22x6, Tetua 7, dan Tetua 9, sedangkan sebagian lagi berjala penuh, seperti 9x6 dan 9x8. Perbedaan penampilan jala dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3a. Melon tidak berjala Gambar 3b. Melon berjala sebagian

[image:31.595.358.474.402.550.2] [image:31.595.252.368.574.724.2]
(32)
[image:32.595.113.517.105.429.2]

Tabel 4. Penampilan Jala 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Keterangan Tipe Jala

Tetua 6 Tidak berjala Inodorus

Tetua 7 Berjala sebagian Cantaloupe

Tetua 9 Berjala sebagian Cantaloupe

Tetua 21 Tidak berjala Inodorus

6x7 Berjala sebagian Cantaloupe

7x6 Berjala sebagian Cantaloupe

9x6 Berjala penuh Cantaloupe

9x7 Berjala sebagian Cantaloupe

9x8 Berjala penuh Cantaloupe

10x1 Berjala sebagian Cantaloupe

12x13 Tidak berjala Inodorus

21x6 Tidak berjala Inodorus

21x7 Tidak berjala Inodorus

21x8 Berjala sebagian Cantaloupe

22x6 Berjala sebagian Cantaloupe

22x8 Tidak berjala Inodorus

22x9 Tidak berjala Inodorus

22x21 Tidak berjala Inodorus

Apollo Tidak berjala Inodorus

Salmon Tidak berjala Inodorus

Ladika Berjala penuh Cantaloupe

(33)

Karakter Kuantitatif

Rekapitulasi Sidik Ragam Varietas Pembanding

Hasil uji sidik ragam pada varietas pembanding menunjukkan bahwa karakter umur berbunga hermaprodit, umur panen, Padatan Terlarut Total (PTT), panjang buah dan tebal kulit buah mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Karakter bobot buah, lingkar buah, dan tebal daging buah menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata diantara hibrida yang diamati (Tabel 5).

[image:33.595.110.516.404.641.2]

Nilai koefisian keragaman menunjukkan tingkat ketepatan dengan perlakuan yang diperbandingkan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan (Gomez and Gomez, 1995). Nilai koefisien keragaman paling tinggi terdapat pada karakter bobot buah, sedangkan nilai koefisien keragaman paling rendah terdapat pada karakter umur panen. Sidik ragam secara lengkap terlampir pada Tabel Lmpiran 6-13.

Tabel 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Kuantitatif

Karakter KT

Varietas KT Galat

Pengaruh

Varietas kk (%) Umur Berbunga

Hermaprodit 20.07 0.002 ** 0.19

Umur Panen 0.049 0.0005 ** 0.04

Bobot Buah 69850.49 27158.55 tn 11.69

Padatan Terlarut

Total (PTT) 5.20 0.23 ** 4.55

Panjang Buah 7.92 0.64 ** 4.83

Lingkar Buah 9.15 18.96 tn 10.29

Tebal Daging

Buah 0.22 0.05 tn 9.43

Tebal Kulit Buah 0.09 0.01 ** 14.11

Keterangan : kk = Koefisien Keragaman

*** = berbeda nyata pada taraf 5 % ** = berbeda nyata pada taraf 1 % tn = tidak berbeda nyata

Umur Berbunga Hermaprodit dan Umur Panen

(34)
[image:34.595.112.510.206.546.2]

6).Umur panen pada hibrida-hibrida melon tidak sama. Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa hibrida PKBT yang memiliki umur panen yang paling genjah adalah hibrida 22x6, yaitu 61.0 HST yang nyata lebih genjah dibandingkan Apollo dan Ladika.

Tabel 6. Umur Berbunga Hermaprodit dan Umur Panen 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Umur Berbunga Hermaprodit (HST)

Umur Panen (HST)

Tetua 6 34.1 64.1

Tetua 7 34.2 64.1

Tetua 9 33.3 64.0

Tetua 21 31.0 63.0

6x7 25.1 SL 64.3

7x6 29.3 65.2

9x6 29.1 64.3

9x7 31.4 63.5

9x8 24.2 SL 61.1 S

10x1 29.2 61.2 S

12x13 31.1 61.2 S

21x6 29.0 64.1

21x7 29.1 61.2 S

21x8 25.2 SL 62.4

22x6 27.0 S 61.0 AS

22x8 27.0 S 64.0

22x9 27.0 S 64.2

22x21 29.2 62.0

Apollo 24.0 61.1

Salmon 29.1 61.0

Ladika 26.1 61.0

Sky Rocket 23.2 61.3

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih genjah dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Bobot Buah dan Kadar Padatan Terlarut Total

(35)
[image:35.595.113.510.206.535.2]

tinggi dari keempat varietas pembanding. Hibrida 21x6, 21x7, 22x8, 22x9 dan 21x8 mempunyai kadar PTT yang nyata lebih tinggi dari varietas Salmon, Ladika dan Sky Rocket, sedangkan hibrida-hibrida 7x6, Tetua 7, dan 9x8 mempunyai jumlah PTT yang nyata lebih tinggi dari varietas Ladika (Tabel 7).

Tabel 7. Rekapitulasi Data Bobot Buah Melon dan Padatan Terlarut Total (PTT) 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Bobot Buah (kg) PTT (°Brix)

Tetua 6 0.63 9.27

Tetua 7 0.50 9.88

Tetua 9 1.14 7.90

Tetua 21 1.39 8.07

6x7 0.94 13.79 ASLR

7x6 1.08 11.47 L

9x6 1.46 8.48

9x7 1.09 8.20

9x8 1.42 10.97 L

10x1 1.10 11.47 L

12x13 1.69 S 8.43

21x6 0.57 12.43 SLR

21x7 0.92 12.13 SLR

21x8 1.10 12.56 SLR

22x6 0.97 13.66 ASLR

22x8 0.96 12.12 SLR

22x9 1.22 12.54 SLR

22x21 1.05 13.36 ASLR

Apollo 1.79 12.88

Salmon 1.60 11.88

Ladika 1.86 9.79

Sky Rocket 1.99 11.53

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih tinggi dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Panjang Buah dan Lingkar Buah

(36)
[image:36.595.111.509.121.458.2]

Tabel 8. Rekapitulasi Data Panjang Buah Melon dan Lingkar Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Panjang Buah (cm)

Lingkar Buah (cm)

Tetua 6 15.16 39.75

Tetua 7 12.04 45.32

Tetua 9 13.09 44.87

Tetua 21 18.04 R 38.51

6x7 12.01 39.96

7x6 14.89 40.61

9x6 14.41 44.77

9x7 13.50 51.76 S

9x8 14.30 48.24

10x1 14.97 43.39

12x13 17.77 R 40.18

21x6 11.26 39.87

21x7 14.50 53.05 AS

21x8 13.24 37.31

22x6 12.81 41.41

22x8 13.52 48.61

22x9 14.53 44.16

22x21 11.91 39.36

Apollo 18.94 52.04

Salmon 19.02 50.76

Ladika 19.95 55.26

Sky Rocket 16.11 53.87

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih tinggi dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

Tebal Daging Buah dan Tebal Kulit Buah

(37)
[image:37.595.113.509.119.442.2]

Tabel 9. Rekapitulasi Data Tebal Daging Buah dan Tebal Kulit Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Genotipe Tebal Daging Buah (cm) Tebal Kulit Buah (cm) 22x21 2.11 0.63

6x7 2.38 0.47 9x7 2.51 0.64 10x1 2.62 L 0.51 21x6 1.58 0.39 7x6 1.97 0.67 Tetua 6 1.25 0.44 21x7 2.28 0.60 22x6 2.59 0.45 22x8 2.49 0.41 22x9 2.69 L 0.49 9x6 2.93 SL 0.45 Tetua 7 1.91 0.55 12x13 2.27 0.63 21x8 2.58 0.70 9x8 2.60 L 0.69 Tetua 21 2.62 L 0.72 Tetua 9 2.38 0.55 Apollo 2.93 0.90 Salmon 2.74 0.92 Ladika 2.59 0.98 Sky Rocket 3.25 1.30

Keterangan: angka yang diikuti huruf A, S, L, R masing-masing nyata lebih tinggi dari varietas Apollo, Salmon, Ladika, Sky Rocket.

(38)

Korelasi antar Karakter Kuantitatif

Koefisien korelasi merupakan koefisien yang menggambarkan tingkat keeratan hubungan linier antara dua peubah atau lebih. Besaran dari koefisien korelasi tidak menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua peubah atau lebih, tapi semata-mata menggambarkan keterkaitan linier antar peubah. Koefisien korelasi sering dinotasikan dengan r dan nilainya berkisar antara -1 dan 1 (-1 r 1), nilai r yang mendekati 1 atau -1 menunjukkan semakin erat hubungan linier antara kedua peubah tersebut, sedangkan nilai r yang mendekati nol menggambarkan kedua peubah tersebut tidak linier (Mattjik, 2006).

Tanda negatif atau positif pada nilai r menunjukkan arah perubahan pada satu peubah secara nisbi terhadap perubahan yang lainnya. Nilai r negatif jika perubahan positif pada suatu peubah berhubungan dengan perubahan negatif pada peubah yang lain dan positif jika kudua peubah berubah ke arah yang sama (Gomez dan Gomez, 1995).

(39)
[image:39.842.111.796.123.475.2]

Tabel 10. Uji Korelasi Peubah-peubah Kuantitatif 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor

Karakter

Umur Berbunga Hermaprodit

Umur Panen

Bobot Buah

Padatan Terlarut Total (PTT)

Panjang Buah

Lingkar Buah

Tebal Daging

Buah

Tebal Kulit Buah

Umur Berbunga

Hermaprodit -

Umur Panen 0.26 -

Bobot Buah - 0.26 - 0.34 -

Padatan Terlarut Total (PTT) - 0.69* - 0.17 - 0.35 -

Panjang Buah 0.20 - 0.23 0.65* - 0.54 -

Lingkar Buah 0.03 - 0.11 - 0.01 - 0.17 - 0.08 -

Tebal Daging Buah 0.06 - 0.31 - 0.04 0.03 0.06 - 0.10 -

Tebal Kulit Buah 0.03 0.18 - 0.08 0.11 0.01 0.06 0.22 -

(40)

PEMBAHASAN

Pengembangan melon hibrida sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas buah dan menambah keragaman melon di pasar dalam negeri. Proses pemuliaan tanaman melon terus dilakukan untuk mencukupi kebutuhan melon dalam negeri, baik benih maupun buahnya. Proses pemuliaan melon yang diawali dengan pengumpulan plasma nutfah, dilanjutkan dengan evaluasi mutu dan karakteristik beberapa varietas, daya hasil, serta ketahanannya terhadap hama dan penyakit diharapkan akan memperoleh varietas baru yang memiliki kualitas yang sama atau lebih baik dibandingkan varietas introduksi.

Iklim memegang peranan penting dalam penentuan keberhasilan produksi dan kualitas tanaman. Menurut Soedarsono (1989) kondisi iklim yang terlalu lembab menyebabkan pertumbuhan tanaman melon terhambat akibat perkembangan akar yang tidak baik. Hal ini mengakibatkan buah melon yang dihasilkan berkualitas rendah dengan kadar gula rendah, rasa buah hambar dan aroma yang khas tidak berkembang baik. Ashari (1995) menambahkan jika suhu rendah, kelembaban tinggi, terlalu banyak hujan, akan meyebabkan tertundanya bunga membuka, sehingga pembentukan buah terhambat. Kelembaban yang tinggi juga menyebabkan tanaman melon cenderung mudah terserang penyakit.

Pada penelitian ini hama bekicot menjadi musuh utama pada awal penanaman. Hama ini menyerang seluruh hibrida melon yang ditanam. Cukup banyak tanaman yang mati terkena serangan bekicot tersebut. Serangan yang cukup merugikan ini diduga terjadi karena habitat bekicot yang berada tidak jauh dari lokasi penelitian rusak, bahan makanannya sedikit, sehingga mereka mencari makanan di tempat yang dekat dengan habitatnya. Hama dan penyakit yang menyerang hibrida melon cukup banyak, namun masih bisa dikendalikan dengan pestisida. Pengendalian hama dan penyakit ini sangat penting karena akan mempengaruhi kualitas buah yang dihasilkan.

(41)

panjang umur berbunga hermaprodit maka kemanisan buah akan semakin berkurang.

Menurut Santoso dan Purwoko (1995) kualitas komoditi hortikultura segar merupakan kombinasi dari ciri-ciri, sifat dan nilai harga yang mencerminkan nilai komoditi tersebut. Kualitas yang diinginkan masing-masing berbeda tergantung konsumennya. Petani produsen menginginkan hibrida yang berdaya hasil tinggi, tahan penyakit, mudah dipanen, tahan untuk dikirim jarak jauh. Tengkulak atau distributor pasar menginginkan kualitas penampilan, tingkat kekerasan, dan daya simpan yang panjang. Konsumen rumah tangga lebih memperhatikan penampilan, tekstur buah dan nilai rasa.

Santoso dan Purwoko (1995) juga menyatakan bahwa kepuasan konsumen terhadap komoditi hortikultura ditentukan oleh standar kualitas, khususnya penampilan (ukuran, warna, bentuk, mengkilap dan tidak cacat), rasa dan kematangan. Berdasarkan hasil evaluasi karakteristik 18 hibrida melon, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sebagian dari hibrida tersebut memiliki keunggulan dibandingkan hibrida lain dan memiliki minimal satu karakter yang sama atau lebih baik dibandingkan varietas pembanding. Sebagian hibrida tersebut adalah hibrida 22x21, 12x13, 21x7, dan 9x8.

Hibrida 22x21 memiliki bentuk buah bulat, warna kulit kuning cerah, warna daging buah jingga muda, tekstur daging buah renyah dan memiliki tingkat kemanisan diatas keempat varietas pembanding. Hibrida 12x13 memiliki bentuk flattened, warna kulit krem, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, dan memiliki bobot diatas varietas pembanding Salmon.

(42)

KESIMPULAN

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Allard, R. W. 1960. Principles of Plant Breeding. John Wiley and Sons, Inc. New York. 485 p.

Alvarez, J. M. 1998. Muskmelon, p. 513-520. In S. S. Banga and S. K. Banga (Eds.). Hybrid Cultivar Development. Narosa Publishing House. New Delhi.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta 485 hal.

Delaphane, K. S. and D. F. Mayer 2000. Crop Pollination by Bees. CABI Publishing. New York. 344 p.

Departemen Pertanian. 2008. Produksi Buah-buahan Indonesia..

www.deptan.go.id. [1 Desember 2008]

Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. 2006. Pedoman Pelepasan Varietas Hortikultura. Dirjen Hortikultura. Departemen Pertanian . Jakarta. 52 hal. Direktorat Tanaman Buah. 2004. Standar Prosedur Operasional Melon.

Departemen Pertanian. Jakarta. 54 hal.

George, R. A.T. 1999. Vegetable Seed Production. Second edition. CAB International. New York. 387 hal.

Gomez, K. A. and A. A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. 698 hal.

Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 591 hal.

IPGRI. 2003. Descriptors for Melon (Cucumis melo L.). International Plant Genetic Resources. Institute, Rome. 77 p.

Makmur. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rieneka Cipta. Jakarta. 79 hal. Mangoenwidjojo, W. 2003. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.

Yogyakarta. 182 hal.

Mattjik, A. A. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB. Jilid 1 Edisi ketiga. IPB PRESS. Bogor. 276 hal.

(44)

Robinson, R. W. and D. S. Decker – Walters. 1999. Cucurbits. CAB International. New York. 226 p.

Rubatzky, V dan T. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia. Jilid 3. ITB Bandung. 320 hal.

Rukmana, H. R. 1994. Melon Hibrida. Kanisius. Yogyakarta. 71 hal.

Santoso, B. B dan B. S. Poerwoko. 1995. Fisiologi Pasca Panen Tanaman Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 187 hal.

Soedarsono. 1989. Budidaya tanaman melon, hal. 153-157. Dalam Harjadi, S. S (Ed). Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 591 hal.

Sutjahjo, S. H., S Sujiprihati, dan Muhammad Syukur. 2006. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 199 hal.

Suwarno, W. B. 2006. Karakterisasi dan Hibridisasi Beberapa Genotipe Melon untuk Pemuliaan ke Arah Pembentukan Varietas Hibrida Unggul. Laporan Akhir Penelitian Dosen Muda IPB Tahun 2006. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 26 hal.

Tjahjadi, N. 1989. Bertanam Melon. Kanisius. Yogyakarta. 47 hal.

(45)

(46)
[image:46.595.107.520.104.216.2]

Tabel Lampiran 1. Data Iklim Bulan April 2008 – Juni 2008 Bulan Curah hujan/Bulan

(mm)

Suhu (˚C) Kelembaban (%)

April 527.00 25.55 86.39

Mei 277.10 25.82 82.17

Juni 32.00 25.60 83.40

(47)
[image:47.595.124.534.89.714.2]

(48)

a. Embun Bulu (Pseudoperonospora cubensis) b. Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)

c. Lubang tusukan Lalat Buah (Dacus spp.) d. Buah melon yang terkena lalat buah

[image:48.595.112.306.89.273.2]

e. Puru Akar (Melodogyne incognita) f. Cracking (Pecah Buah)

(49)

U

[image:49.595.123.496.86.264.2]

Gambar lampiran 3. Lay out percobaan

Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4

Sky Rocket Apollo Ladika Salmon

6 x 7 Tetua 8 22 x 9 9 x 8

22 x 21 21 x 6 22 x 6 8 x 7

Apollo Salmon Sky Rocket Ladika Tetua 22 7 x 6 Tetua 7 12 x 13

9 x 7 22 x 7 21 x 7 Tetua 21

Salmon Ladika Apollo Sky Rocket

8 x 6 10 x 1 22 x 8 21 x 8

21 x 9 Tetua 6 9 x 6 Tetua 9

(50)

Tabel Lampiran 2. Deskripsi Melon Apollo Nama Hibrida : Apollo Bentuk Batang : Segilima Warna Batang : Hijau tua Bentuk Daun : Pentalobate

Tepian Daun : Intermediate

Warna Daun : Hijau

Ujung Daun : Tumpul

Permukaan Daun : Kasap Umur Berbunga Hermaprodit (HST) : 24.0 Umur Panen (HST) : 61.1 Bentuk Buah : Accorn

Panjang Buah (cm) : 18.94 Lingkar Buah (cm) : 52.04 Bobot Buah (kg) : 1.79

Warna Kulit Buah : Kuning Cerah Ketebalan Daging Buah (cm) : 2.93

Ketebalan Kulit Buah (cm) : 0.90 Warna Daging Buah : Putih Tekstur Daging Buah : Renyah

Rasa Buah : Manis

Aroma Buah : Wangi

Kadar PTT (°Brix) : 12.88

Tabel Lampiran 3. Deskripsi Melon Sky Rocket Nama Hibrida : Sky Rocket Bentuk Batang : Segilima Warna Batang : Hijau tua Bentuk Daun : Pentalobate

Tepian Daun : Intermediate

Warna Daun : Hijau

Ujung Daun : Tumpul

Permukaan Daun : Kasap Umur Berbunga Hermaprodit (HST) : 23.2 Umur Panen (HST) : 61.3 Bentuk Buah : Bulat Panjang Buah (cm) : 16.11 Lingkar Buah (cm) : 53.87 Bobot Buah (kg) : 1.99

Warna Kulit Buah : Hijau kekuningan Ketebalan Daging Buah (cm) : 3.25

Ketebalan Kulit Buah (cm) : 1.30 Warna Daging Buah : Hijau muda Tekstur Daging Buah : Kenyal

Rasa Buah : Manis

Aroma Buah : Wangi

(51)
[image:51.595.104.551.91.725.2] [image:51.595.437.549.114.266.2]

Tabel Lampiran 4. Deskripsi Melon Salmon Nama Hibrida : Salmon Bentuk Batang : Segilima Warna Batang : Cokelat Bentuk Daun : Pentalobate

Tepian Daun : Intermediate

Warna Daun : Hijau

Ujung Daun : Tumpul

Permukaan Daun : Kasap Umur Berbunga Hermaprodit (HST) : 29.1 Umur Panen (HST) : 61.0 Bentuk Buah : Elliptical

Panjang Buah (cm) : 19.02 Lingkar Buah (cm) : 50.76 Bobot Buah (kg) : 1.60 Warna Kulit Buah : Krem Ketebalan Daging Buah (cm) : 2.74 Ketebalan Kulit Buah (cm) : 0.92

Warna Daging Buah : Jingga muda Tekstur Daging Buah : Renyah

Rasa Buah : Manis

Aroma Buah : Tidak wangi Kadar PTT (°Brix) : 11.88

Tabel Lampiran 5. Deskripsi Melon Ladika Nama Hibrida : Ladika Bentuk Batang : Segilima Warna Batang : Kehijauan Bentuk Daun : Entire

Tepian Daun : Shallow

Warna Daun : Hijau

Ujung Daun : Membulat Permukaan Daun : Kasap Umur Berbunga Hermaprodit (HST) : 26.1 Umur Panen (HST) : 61.0 Bentuk Buah : Elliptical

Panjang Buah (cm) : 19.95 Lingkar Buah (cm) : 55.26 Bobot Buah (kg) : 1.86

Warna Kulit Buah : Hijau kekuningan Ketebalan Daging Buah (cm) : 2.59

Ketebalan Kulit Buah (cm) : 0.98

Warna Daging Buah : Jingga muda Tekstur Daging Buah : Kenyal

Rasa Buah : Manis

Aroma Buah : Wangi

(52)
[image:52.595.109.425.123.223.2] [image:52.595.110.422.277.378.2] [image:52.595.110.422.431.534.2] [image:52.595.108.423.587.682.2]

Tabel Lampiran 6. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Umur Berbunga Hermaprodit Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung Blok 3 0.013 0.004

Varietas 3 60.21 20.070 8410.52** Galat 6 0.014 0.002

Umum 12 65.66

kk = 0.19%

** = berbeda nyata pada taraf 1%

Tabel Lampiran 7. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Umur Panen

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung Blok 3 0.0007 0.0002

Varietas 3 0.1473 0.0491 106.29** Galat 6 0.0028 0.0005

Umum 12 0.1566

kk = 0.04%

** = berbeda nyata pada taraf 1%

Tabel Lampiran 8. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Bobot Buah

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung Blok 3 0.01 4964.93

Varietas 3 209551.48 69850.49 2.57tn Galat 6 162951.33 27158.55

Umum 12 419500.22

kk = 11.69%

tn = tidak berbeda nyata

Tabel Lampiran 9. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter PTT

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung

Blok 3 0.25 0.08

Varietas 3 15.61 5.20 23.01**

Galat 6 1.36 0.23

Umum 12 18.23

kk = 4.55%

(53)
[image:53.595.110.421.109.212.2] [image:53.595.109.422.265.370.2] [image:53.595.110.424.432.539.2] [image:53.595.109.421.587.681.2]

Tabel Lampiran 10. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Panjang Buah

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung

Blok 3 2.10 0.70

Varietas 3 23.76 7.92 12.35**

Galat 6 3.85 0.64

Umum 12 30.90

kk = 4.83%

** = berbeda nyata pada taraf 1%

Tabel Lampiran 11. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Lingkar Buah

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung

Blok 3 18.64 6.21

Varietas 3 27.46 9.15 0.48tn Galat 6 113.78 18.96

Umum 12 168.79 kk = 10.29%

tn = tidak berbeda nyata

Tabel Lampiran 12. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Tebal Daging Buah Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung

Blok 3 0.20 0.07

Varietas 3 0.67 0.22 4.60tn

Galat 6 0.29 0.05

Umum 12 1.22

kk = 9.43%

tn = tidak berbeda nyata

Tabel Lampiran 13. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Tebal Kulit Buah

Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat

Tengah F-hitung

Blok 3 0.03 0.01

Varietas 3 0.28 0.09 8.29**

Galat 6 0.07 0.01

Umum 12 0.42

kk = 14.11%

(54)

EVALUASI KARAKTERISTIK 18 HIBRIDA MELON PKBT

IPB MELALUI METODE

AUGMENTED DESIGN

Rahmatullaili

A34404047

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN

TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(55)

EVALUASI KARAKTERISTIK 18 HIBRIDA MELON PKBT

IPB MELALUI METODE

AUGMENTED DESIGN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Rahmatullaili

A34404047

PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN

TEKNOLOGI BENIH

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(56)

RINGKASAN

RAHMATULLAILI. Evaluasi Karakteristik 18 Hibrida Melon PKBT IPB Melalui Metode Augmented Design. (Dibimbing oleh WILLY BAYUARDI SUWARNO dan SOBIR).

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik 18 hibrida melon (Cucumis melo L.) PKBT IPB dan mengidentifikasi adanya hibrida yang memiliki potensi yang sama atau lebih baik dari varietas pembanding. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-buahan Tropika (PKBT) IPB Tajur II, Bogor pada akhir Maret - Juni 2008.

Penelitian ini menggunakan rancangan lingkungan Augmented Design dengan empat blok dan empat varietas pembanding. Augmented Design merupakan rancangan lingkungan yang tidak memerlukan adanya pengulangan pada varietas yang diuji. Pemilihan Rancangan ini dilakukan karena pada penelitian ini jumlah materi yang dapat digunakan terbatas. Jumlah benih yang dapat ditanam tidak mencukupi jika harus menggunakan ulangan. Hibrida - hibrida baru yang diuji, yaitu 22x21, 6x7, 9x7, 10x1, 21x6, 7x6, Tetua 6, 21x7, 22x6, 22x7, 22x8, 22x9, 9x6, Tetua 7, 12x13, 21x8, 9x8, Tetua 21, dan Tetua 9. Varietas pembanding yang digunakan adalah Apollo, Sky Rocket, Ladika, dan Salmon.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 18 hibrida melon hasil rakitan PKBT IPB terdapat empat hibrida yang lebih unggul dibandingkan hibrida lain. Keempat hibrida ini juga memiliki kelebihan dibandingkan dengan varietas pembanding untuk karakter tertentu. Hibrida-hibrida tersebut adalah hibrida 22x21, 12x13, 21x7, dan 9x8.

Hibrida 22x21 memiliki bentuk buah bulat, warna kulit kuning cerah, warna daging buah jingga muda, tekstur daging buah renyah dan memiliki tingkat kemanisan diatas keempat varietas pembanding. Hibrida 12x13 memiliki bentuk flattened, warna kulit krem, warna daging buah jingga, tekstur daging buah kenyal, dan memiliki bobot diatas varietas pembanding Salmon.

(57)
(58)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVALUASI KARAKTERISTIK 18 HIBRIDA MELON PKBT IPB MELALUI METODE AUGMENTED DESIGN

Nama : RAHMATULLAILI NRP : A34404047

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sobir, MSi NIP. 19640512 198903 1 002

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 19571222 198203 1 002

(59)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 22 November 1986 di Pekanbaru, Propinsi Riau. Penulis merupakan anak tunggal dari Bapak Alm. Suleiman Adam dan Ibu Tengku Rafmawarni.

Tahun 1999 penulis menyelesaikan pendidikan dasar dari SD Negeri 012 Pekanbaru, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMU Negeri 8 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2004.

Tahun 2004 penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) sebagai mahasiswa Program Studi Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Benih, Departemen Budidaya Pertanian (sekarang Departemen Agronomi dan Hortikultura), Fakultas Pertanian IPB.

(60)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Karakteristik 18 Hibrida Melon PKBT IPB melalui Metode Augmented Design. Skripsi ini merupakan bagian dari tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi karakteristik 18 hibrida melon PKBT IPB yang diharapkan dapat melebihi varietas melon pembanding yang ada saat ini. Hibrida-hibrida yang terpilih akan diteliti lebih lanjut agar dapat dilepas sebagai varietas unggul baru.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Willy Bayuardi Suwarno, SP. MSi dan Dr. Ir. Sobir, MSi yang telah membimbing dan memberi banyak saran selama penelitian dan penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama ibunda dan sahabat – sahabat penulis yang telah memberi dorongan tulus baik moril maupun materiil. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Agustus 2009 Penulis

(61)

DAFTAR ISI

Halaman PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Melon ... 3

Syarat Tumbuh ... 5

Melon Hibrida ... 6

Evaluasi dalam Pemuliaan Tanaman ... 7

Augmented Design ... 8

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat ... 9

Bahan dan Alat ... 9

Metode Penelitian... 9

Analisis Data ... 10

Pelaksanaan Penelitian ... 10

Pengamatan Penelitian ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 14

Kondisi Umum ... 14

Karakter Kualitatif ... 15

Karakter Kuantitatif ... 23

Korelasi antar Karakter Kuantitatif ... 28

Pembahasan ... 30

KESIMPULAN ... 32

DAFTAR PUSTAKA ... 33

(62)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman Teks

1. Penampilan Batang 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 16

2. Penampilan Daun 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 17

3. Karakteristik Kualitatif Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 20

4. Penampilan Jala 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 22

5. Rekapitulasi Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Kuantitatif ... 23

6. Umur Berbunga Hermaprodit dan Umur Panen 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 24

7. Rekapitulasi Data Bobot Buah Melon dan Padatan Terlarut Total (PTT) 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 25

8. Rekapitulasi Data Panjang Buah Melon dan Lingkar Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 26

9. Rekapitulasi Data Tebal Daging Buah dan Tebal Kulit Buah 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor ... 27

Lampiran 1. Data Iklim Bulan April 2008 – Juni 2008 ... 36

2. Deskripsi Melon Apollo ... 40

3. Deskripsi Melon Sky Rocket ... 40

4. Deskripsi Melon Salmon ... 41

5. Deskripsi Melon Ladika ... 41

6. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Umur Berbunga Hermaprodit ... 42

7. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Umur Panen ... 42

8. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Bobot Buah ... 42

9. Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter PTT ... 42

10.Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Panjang Buah ... 42

11.Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Lingkar Buah ... 43

12.Sidik Ragam Varietas Pembanding untuk Karakter Tebal Daging Buah ... 43

(63)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Kondisi umum pertanaman melon ... 14

2. Keragaman penampilan 18 hibrida melon yang dievaluasi di Bogor ... 18

3. a. Melon tidak berjala ... 21

b. Melon berjala sebagian ... 21

c. Melon berjala penuh ... 21

Lampiran 1. Morfologi bentuk daun, tepi dan bentuk buah ... 37

2. Hama dan penyakit tanaman melon ... 38

Gambar

Gambar 1. Kondisi umum pertanaman melon
Tabel 1. Penampilan Batang 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor
Tabel 2. Penampilan Daun 18 Hibrida Melon yang Dievaluasi di Bogor
Gambar 2. Keragaman penampilan 18 hibrida melon yang dievaluasi di Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Akreditasi diartikan sebagai proses evaluasi dan penilaian mutu institusi yang dilakukan oleh suatu tim pakar sejawat (tim asesor) berdasarkan standar mutu yang telah

Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka

Sistem disimulasikan pada kondisi setelah adanya filter aktif seri untuk mengurangi harmonisa, dengan pemodelan sistem dalam tugas akhir dapat diamati pada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesenjangan pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita, untuk mengidentifikasi factor-faktor yang

Ragi 15gr Dari gambar tersebut (a) pada kombinasi 25% kulit singkong dan 75% kulit nanas dengan penambahan massa ragi sebanyak 11 gram, terlihat jamur yang tumbuh

Arah hubungan yang didapatkan diantara keduanya adalah positif, sesuai dengan prediksi teori Pecking Order bahwa semakin besar ukuran perusahaan (yang menunjukkan

Menurut Deklarasi PBB Tahun 1985, korban adalah orang-orang yang secara individual atau kolektif, telah mengalami penderitaan, meliputi penderitaan fisik atau mental,

Untuk pengawasan dilakukan melalui pemantauan kegiatan yang dilakukan para santri dari bangun tidur sampai akan tidur lagi, hal ini dilakukan dengan pengabsenan yang rutin