• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.2 Hasil Penelitian

4.2.2 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Penilaian Afektif siswa Tindakan Siklus II

Observasi terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).Observasi ini dilakukan oleh guru bidang studi dan 1 orang mahasiswa.Cara mengamati aktivitas guru (peneliti) adalah dengan mengisi lembar observasi.

a. Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru terhadap pengelolaan pembelajaran. Secara ringkas hasil observasi pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Observasi Aktivitas Guru Siklus II

No Indikator yang diamati

Skor Interprestasi / Pertemuan Pertemuan

Ke-1 Ke-2

1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4

2 Guru menyampaikan materi pembelajaran 4 4

3 Guru membimbing siswa membentuk kelompok belajar

4 4

4 Guru membagi LKS pada kelompok belajar 3 3

5 Guru memantau berjalannya diskusi dalam kelompok

4 4

yang belum dipahami oleh siswa

7 Evaluasi dan penghargaan 3 3

Jumlah skor maksimal 25 26

Skor maksimal 28 28

Persentase Pencapaian (NR) adalah

(Jumlah skor/skor maks) x 100% 89,28 92,85

Keriteria Baik Sangat

baik Ket : Rubrik Aktivitas Guru Siklus II dapat dilihat pada lampiran 24

Berdasarkan hasil observasi guru pada Tabel 4.7 jumlah skor yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 25 dari skor maksimal 28, dengan demikian presentase nilai rata-rata adalah 89,28% dengan kategori baik. Observasi guru pada pertemuan kedua, jumlah skor yang diperoleh adalah 26 dengan skor maksimal 28, dengan demikian presentase nilai rata-rata adalah 92,85%. Merujuk pada pedoman penilian kualitatif baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 berada dalam kategori sangat baik.

b. Aktivitas Siswa

Selanjutnya, untuk penilaian afektif siswa pada 3 kali pertemuan dapat dilihat pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Analisis Aktivitas Siswa Pada Siklus II

No Indikator yang diamati

Skor Interprestasi / Pertemuan Pertemuan

Ke-1 Ke-2

1 Siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

4 4

2 Siswa menekuni materi yang disampaikan oleh guru 3 4

3 Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok 3 3

4 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 4 4

Jumlah skor maksimal 14 15

Skor maksimal 16 16

Persentase Pencapaian (NR) adalah

(Jumlah skor/skor maks) x 100% 87,50 93,75

Keriteria Baik Sangat

Baik Ket : Rubrik Aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 26

Tabel 4.6 di atas memperlihatkan memperlihatkan bahwa pada pertemuan 1 persentase skor untuk aktivitas siswa adalah 87,50 %, kriteria keberhasilanya adalah baik , Sedangkan untuk pertemuan 2 persentase skornya adalah93,75 %, kriteria keberhasilanya menunjukan sangat baik. Sehingga dari seluruh jenis aktivitas siswa yang diamati dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), rata-rata berada dalam kategori sangat baik. Analisis skor perolehan aktivitas setiap siswa.

c. Penilaian Afektif Siswa

Selanjutnya secara ringkas, hasil penilaian afektif dapat dilihat pada tabel berikut

No Aspek Afektif Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor Perolehan % Ketercapaian Skor Perolehan % Ketercapaian 1 Kehadiran 92 92,00 96 96,00 2 Keaktifan dalam KBM 78 78,00 89 89,00 3 Perhatian mengikuti pelajaran 74 74,00 83 83,00 4 Ketekunan mengerjakan LKS 80 80,00 84 84,00

Jumlah skor tercapai 324 354

Jumlah skor ideal 400 400

% Keberhasilan 81,00 88,50

Tabel 4.7 di atas memperlihatkan bahwa dari seluruh jenis penilaian afektif yang diamati dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), rata-rata berada dalam kategori baik dan sangat baik. Analisis skor perolehan penilain afektif masing-masing siswa dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25

d. Hasil Tes Akhir Tindakan Siklus II

Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan metode pembelajaran inkuiri, langkah selanjutnya adalah pemberian tes yaitu yang dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2010. Bentuk tes yang diberikan adalah pilihan ganda dengan jumlah soal 10 butir (Lampiran 28). Secara ringkas hasil analisis tes siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.8, dan selengkapnya dilihat pada Lampiran 30. Tabel 4.8Analisis Tes Tindakan Siklus II

No Aspek Perolehan Hasil

1 Skor Maksimal 10

2 Skor Tertinggi 9 (8 orang )

4 Banyaknya Siswa Yang Belum Tuntas (≤ 65) 2 orang 5 Persentase ketuntasan klasikal 92,00 % 6 Persentase daya serap klasikal 80,80%

7 Skor rata-rata 8,08

Dari hasil analisis tes tindakan siklus II seperti yang terlihat pada Tabel 4.8 telah mencapai indikator pembelajaran. Oleh karena itu, maka pokok bahasan dianggap tuntas.

e. Hasil Wawancara Tindakan Siklus II

Seperti halnya pada pembelajaran siklus sebelumnya, pada siklus II ini pun dilakukan wawancara kepada siswa. Wawancara dilakukan sehari setelah pemberian tes evaluasi. Dari wawancara ini terungkap kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal, terletak pada pemahaman kerusakan lingkungan dan usaha untuk memperbaiki lingkungan yang rusakb serta aturan yang digunakan belum diketahui dengan baik. Demikian pula, terdapat siswa yang sudah lebih memahami tentang materi yang diajarkan dengan menerapkan metode pembelajaran kelompok investigasi sehingga nilai yang diperoleh meningkat daripada siklus I.

f. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas peneliti, aktivitas siswa, data hasil tes siswa dan penilaianafektif siswa, respon dan motivasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran telah memperoleh hasil yang lebih baik. Karena indikator ketuntasan belajar sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan. Secara umum metode pembelajaran kelompok investigasi merupakan cara alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dalam kelas.

4.3 Pembahasan

Penelitian ini bertumpu dimana siswa belajar dengan pengalaman mereka pada saat dihadapkan pada permasalahan dan melakukan eksperimental untuk membuktikan hipotesis, sehingga siswa belajar secara aktif dan menemukan sendiri

konsep-konsep yang diajarkan dan diharapkan pemahaman serta hasil belajar dapat meningkat.

Pada siklus I hasil yang diperoleh belum memenuhi indikator kinerja yaitu untuk ketuntasan klasikal belum mencapai 80% menurut indicator kinerja kuantitatif, tetapiaktivitas siswa dan penilaian aspek afektif siswa sudah termasuk dalam kategori baik. Sedangkan aktivitas siswa tindakan I masih dalam kategori cukup hal ini disebabkan diantara empat aspek/indicator pernyataan, terdapat dua diantaranya yang

masih kurang yaitu “siswa menyimak penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dan siswa mengerjakan LKS dalam kelompok” yang masihdalam kategori kurang.

Berdasarkan kekurangan pada aktivitas Guru dalam aktivitas siswa tindakan I menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran pada tindakan ke II. Hasil yang telah dicapai pada tindakan ke II menunjukan bahwa untuk aktivitas Gur di aktivitas siswa berada dalam kategori baik

Dengan metode pembelajaran kelompok investigasi ini hasil belajar siswa meningkat ditandai dengan hasil belajar yang menunjukan peningkatan dan aktifitas siswa yang jauh lebih baik. Pada siklus II guru mengusahakan meminimalisir kekurangan-kekurangan pada siklus I, sehingga hasil pada siklus II meningkat daripada siklus I. Hal ini terlihat dari hasil skor rata-rata siswa meningkat dari 7,20 menjadi 8,20.

Berdasarkan uraian di atas hasil penelitian dapat dibagi menjadi: 1. Untuk aktivitas siswa

Dari hasil observasi aktivitas siswa yang paling meningkat adalah memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang diberikan.Hal ini disebabkan karena siswa tidak merasa malu atau segan lagi bertanya tentang materi yang belum dipahami, siswa terbiasa hadir pada tepat waktu, perhatian dalam mengikuti pelajaran, mampu bersosialisasidengan teman-temannya. Siswa termotivasi untuk menjaga lingkungan dengan mengetahui aturan yang menjaga lingkungan hidup

Dari hasil tes tindakan siklus I diperoleh bahwa ada sebagian siswa belum mampu mengerjakan soal yang diberikan terutama nomor 7 dan 8.Penyebabnya adalah siswa kurang tidak menghafal undang-undang pelestarian lingkungan hidup, siswa tidak termotivasi untuk belajar, tidak menyalin kembali penjelasan materi yang disampaikan oleh guru dengan serius. Tetapi pada siklus II hasil belajar siswa sudah memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas tampak bahwa setelah mengikuti metode pembelajaran kelompok investigasitelah mencapai ketuntasan belajar melebihi standar yang ditetapkan yaitu ≥ 80%. Dari data hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran siklus I ke siklus II tampak bahwa aktifitas siswa dan guru selama mengikuti pembelajaran sudah memenuhi indikator kinerja.

Dari hasil ini terlihat bahwa nilai rata-rata siswa dari siklus I ke siklus II meningkat yaitu 7,20 menjadi 8.08. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar geografi siswa pada materi lingkungan hidup dan pelestariannyamengalami peningkatan.Dengan metode pembelajaran kelompok investigasisiswa lebih termotivasi untuk belajar bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah, melakukan diskusi untuk mencari hal-hal yang baru sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru di kelas.

VKesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kelompok investigasidapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIIIBSMP Negeri 12 Palu. Hal ini terlihat dari indikator observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari beberapa indikator yang diamati hampir semua aspek sudah dalam kategori sangat baik. Hasil penilaian afektif siswa diperoleh bahwa dari 4 aspek, sudah dalam kategori baik.

5.2 Saran

Penelitian pada SMP Negeri 12 Palu ini dilaksanakan karena hasil belajar siswa kurang maksimal dan aktivitas siswa masih kurang dalam kegiatan

pembelajaran, seperti siswa di kelas hanya mendengar dan mencatat, sehingga persentase keaktifan siswa berkisar 45% sebelum diberikan tindakan dengan metode pembelajaran kelompok investigasi. Setelah diberikan metode pembelajaran kelompok investigasi hasil belajar dan aktivitas siswa meningkat dari sebelumnya. Sehingga disarankan kepada Guru maupun calon guru untuk menerapkan metode pembelajaran kelompok investigasi, tetapi dalam pelaksanaannya guru atau calon guru agar memperhatikan waktu yang digunakan dalam pembelajaran, kondisi siswa yang ada dalam kelas dan penguasaan metode pembelajaran, agar lebih efektif dan mudah diikuti oleh siswa.

Dokumen terkait