Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04
4.2 Hasil Analisis Data .1 Hasil Belajar IPA
4.2.2 Hasil Observasi
Analisis data dari hasil observasi mengajar guru dan belajar siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 pada siklus I dan siklus II disajikan dalam sebuah tabel dan
Prasiklus ; Tuntas; 11 Prasiklus ; Tidak Tuntas; 15 Prasiklus ; Rata-rata; 69 Siklus I; Tuntas; 20 Siklus I; Tidak Tuntas; 6 Siklus I; Rata-rata; 75
Siklus II; Tuntas; 24
Siklus II; Tidak Tuntas; 2
Siklus II; Rata-rata; 82 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04
64
grafik. Perbandingan hasil observasi mengajar guru dan belajar siswa pada siklus I dan Siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perbandingan Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II
Analisis data dari hasil obsrvasi mengajar guru di kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Analisis Komparatif Hasil Observasi Mengajar Guru Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04
Kriteria
Siklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I
Pertemuan II
Total penilaian 19 21 22 23
Persentase (%) 82 91 96 100
Berdasarkan data tabel 4.13 dapat dilihat bahwa kegiatan mengajar guru di kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Jumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru meningkat dari 19 kegaiatan yang sudah dilaksanakan dengan persentase 82% dipertemuan I menjadi 21 dengan persentase 91% dipertemuan II pada siklus I. Sedangkan pada siklus II, sebanyak 22 kegaiatan yang sudah dilaksanakan dengan persentase 96% pada pertemuan I menjadi 23 dengan persentase 100% pada pertemuan II. Data tersebut membuktikan bahwa hasil observasi mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Data tabel 4.13 di atas dapat dilihat pada grafik batang
65
Gambar 4.8
Grafikk Komparatif Hasil Observasi Mengajar Guru Implementasi Model Pembelajarn Group Investigation pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04
Berdasarkan grafik batang paga gambar 4.8 terlihat hasil observasi mengajar guru mengalami peningkatan pada tiap pertemuan. Dengan demikian, guru sudah berhasil menerapakan model pembebelajaran group investigation pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 semester II dalam materi Perubahan Lingkungan Fisik.
b. Perbandingan Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Analisis data dari hasil obsrvasi belajar siswa dikelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 pada Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.14
Siklus I Pertemuan I Siklus I Pertemuan II Siklus II Pertemuan I Sklus II Pertemuan II Persentase 82% 91% 96% 100%
Perbandingan Hasil Observasi Mengajar Guru Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran
66
Tabel 4.14
Analisis Komparatif Hasil Observasi Belajar Siswa Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04
Kriteria
Siklus I Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II
Total penilaian 16 19 21 22
Persentase (%) 73 86 95 100
Berdasarkan data tabel 4.14 dapat dilihat bahwa kegiatan belajar siswa di kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 pada Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Jumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa meningkat dari 16 kegaiatan yang sudah dilaksanakan dengan persentase 73% pada pertemuan I menjadi 19 dengan persentase 86% pada pertemuan II siklus I. Sedangkan pada siklus II, sebanyak 21 kegaiatan yang sudah dilaksanakan dengan persentase 95% pada pertemuan I menjadi 22 dengan persentase 100% pada pertemuan II. Data tersebut membuktikan bahwa hasil observasi kegiatan siswa dengan menerapkan model pembelajaran group investigation pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Data tabel 4.14 di atas dapat dilihat pada grafik batang
67
Gambar 4.9
Grafik Komparatif Hasil Observasi Belajar Siswa Implementasi Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04
Berdasarkan grafik batang pada gambar 4.9 terlihat hasil observasi siswa mengalami peningkatan pada tiap pertemuan. Dengan demikian, siswa sudah berhasil menerapakan model pembebelajaran group investigation pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 semester II dalam materi Perubahan Lingkungan Fisik.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04, ditemukan beberapa permasalah yang muncul pada pembelajaran IPA. Permasalahan yang ditemukan yaitu terkait model pembelajaran yang digunakan guru, selama ini guru hanya menggunakan model ceramah dan tanya
Siklus I pertemuan I Siklus I pertemuan II Siklus II pertemuan I Siklus II pertemuan II Persentase 73% 86% 95% 100%
Perbandingan Hasil Observasi Belajar Siswa Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation pada Mata Pelajaran
68
jawab sehingga siswa pasif dalam pembelajaran dan suasana kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
Dari hasil belajar mata pelajaran IPA masih rendah karena belum mencapai (KKM) yang diterapkan sekolah yakni 75. Nilai ulangan tengah semester menunjukan dari jumlah siswa sebanyak 26 ditemukan 11 siswa dengan persentase 42% yang tuntas dan 15 siswa dengan persentase 58% siswa yang tidak tuntas.
Berdasarkan kondisi yang demikian, maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Menurut Narudin (2009) model pembelajaran group investigation menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia. Dengan demikian siswa akan lebih aktif dan menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung bersama kelompok dan tertarik dalam pelajar IPA.
Pelaksanaan Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Maret 2016. Sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 18 Maret 2016. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh bapak Sadono Budi Yuwono, S.Pd dan yang sebagai observer adalah Peneliti.
Melalui penerapan model pembelajaran Group Investigation perilaku guru dan siswa tentu berubah dibandingkan pada kondisi awal. Pada pembelajaran guru yang semula banyak mendominasi dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, kini mulai berubah dengan hanya menjadi fasilitator dengan memberikan bimbingan pada siswa. Ketika proses pembelajan berlangsung pada kondisi awal siswa terlihat pasif yang hanya mendengarkan guru yang sedang menerangkan materi dan hanya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini berbeda dengan siswa mulai terlibat aktif dalam pembelajaran yang nampak dalam semua tahap kegiatan Group Investigation.
69
Pada tahap 1 (seleksi topik), pada tahap ini guru memberikan gambaran secara umum tentang materi atau topik yang akan dipelajari dengan memutarkan video pembelajaran untuk menarik dan antusias siswa. Siswa dilibatkan langsung untuk menentukan subtopik yang akan dipelajari. Untuk mengatur siswa kedalam kelompok juga dibuat permainan supaya lebih menambah semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Pada tahap 2 (merencanaan), siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari. Di dalam kelompok siswa menyusun rencana sebelum melakukan penyelidikan. Misalnya apa yang harus siswa pelajari? Bagainamana mempelajarinya?
Pada tahap 3 (melaksanakan investigasi), siswa melaksanakan penyelidikan dengan menggunakan sumber yang telah ditentukan. Siswa terlibat aktif dalam melaksanakan penyelidikan. Pada tahap ini para siswa saling bertukar pikiran, diskusi untuk menyatukan gagasan.
Pada tahap 4 (menyiapkan laporan akhir), Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. Kemudian wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia cara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
Pada tahap 5 (menyajikan laporan akhir), masing-masing kelompok secara bergantian melaksanakan presentasi laporan akhir yang telah ditulis. Siswa terlibat aktif dalam presentasi. Siswa mendapat kesempatan untuk bertanya atau menanggapi presentasi kelompok. Namun pada pelaksanaan siklus ini, siswa belum aktif untuk bertanya atau menanggapi presentasi kelompok.
Pada tahap 6 (evaluasi), siswa bersama guru melakukan evaluasi dan refleksi pembelajaran. Guru melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan evaluasi, yaitu beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menuliskan materi yang dipelajari. Pada pertemuan pertama, guru tidak melakukan refleksi. Namun pada pertemuan kedua, guru melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan refleksi.
Dari keenam tahap dalam model pembelajaran group investigation. Pada tahap 3 (melaksanakan investigasi) adalah langkah yang paling menentukan hasil belajar siswa karena pada tahap ini siswa melaksanakan penyelidikan dan
70
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, berdiskusi dan saling bertukar pikiran. Hal serupa juga diungkapkan Suprijono (dalam Shoimin, 2014) mengemukakan dalam menggunakan model group investigation, setiap kelompok akan bekerja melakukan investigasi sesuai dengan masalah yang mereka pilih. Group investigation adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa sehingga tentu akan membangkitkan semangat serta motivasi mereka untuk belajar.
Berdasarkan hasil observasi, secara umum pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan RPP. Perubahan perilaku guru dan siswa pun sudah dapat terlihat. Namun pelaksanaan pembelajaran belum terlaksana secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa kegiatan yang tidak dilakukan oleh guru dan siswa. Guru dalam menerapkan model pembelajaran group investigation sudah cukup baik terbukti bahwa pada siklus I guru sudah melaksanakan semua tapi masih mengalami kesulitan yaitu ketika pembagian kelompok. Akan tetapi dari pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan didapatkan permasalahan yaitu banyak siswa yang masih bingung ketika di bagi dalam kelompok dan cenderung egois. Ada beberapa siswa yang bercanda dengan teman sekelompoknya, ada siswa yang duduk diam namun tidak ikut berdiskusi kelompok. Siswa masih takut untuk membacakan hasil kerja kelompoknya. Siswa belum berani mengungkapkan pendapatnya pada kelompok lain.
Menurut Slavin (dalam Rusman 2011) diharapkan siswa dalam kelompoknya dapat saling memberi pendapat. Pada siklus I, dapat dianalisis bahwa interaksi antar siswa kurang yaitu masih ada siswa yang tidak mengerjakan tugas kelompok.
Hasil tindakan pada siklus I yang diperoleh nilai siswa pada soal evaluasi menunjukkan ketuntasan belajar telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 20 siswa dengan persentase 77%, sedangkan 6 siswa dengan persentase 23% yang tidak tuntas. Sedangkan untuk rata-rata hasil belajar mencapai 75.
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 1, dapat dianalisis bahwa hasil tindakan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Ketuntasan
71
belajar belum mencaapi 80% dari keseluruhan siswa. Peneliti bersama guru melakukan perencanaan untuk tindakan siklus 2.
Pelaksanaan Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 25 Maret 2016. Sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 26 Maret 2016. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh bapak Sadono Budi Yuwono, S.Pd dan yang sebagai observer adalah Peneliti.
Pelaksanaan siklus II merupakan upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus 1. Upaya perbaikan tindakan dilakukan agar hasil tindakan pada siklus 2 ini dapat mencapai indikator keberhasilan.
Pada siklus II masalah-masalah yang terdapat pada siklus I sudah berkurang, guru dalam menerapkan model pembelajaran group investigation sudah cukup baik terbukti bahwa pada siklus II guru sudah melaksanakan semua kegiatan. Pada tahap 5 (menyajikan laporan akhir) Siswa sudah terarah dan tidak bingung ketika di bagi dalam kelompok. Siswa sudah berani dan percaya diri ketika membacakan hasil kerja kelompoknya dan siswa berani memberi tanggapan atau masukan terhadap kelompok lain.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa proses pelaksanaan tindakan siklus II sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus II, semua kegiatan pembelajaran telah dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik.
Hasil tindakan pada siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang tuntas meningkat menjadi 24 siswa dengan persentase 92%, sedangkan 2 siswa dengan persentase 8% yang tidak tuntas. Sedangkan untuk rata-rata hasil belajar mencapai 82.
Ketuntasan belajar siswa telah mencapai lebih dari indikator keberhasilan yaitu 80%. Hal ini membuktikan bahwa model kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 04 semester II tahun pelajaran 2015/2016.
72
Pembelajaran melalui model Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Siswa turut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran yang nampak dalam semua tahapan kegiatan Group Investigation.
Hal tersebut mendukung dari pendapat Slavin (dalam Rusman 2011) model pembelajaran group investingation lebih menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk memepelajari sendiri subtopik yang tersedia, diharapkan siswa dalam kelompoknya saling memberi pendapat. Selanjutnya, dalam tahapan pelaksanaan investigasi siswa mencari informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun di luar kelas/sekolah. Siswa kemudian melakukan evaluasi dan membuat laporan sebagai hasil kelompok yang kemudian dipresentasikan.