• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP PERSIAPAN 1. Pembuatan proposal penelitian

A. Hasil Penelitian

6. Hasil Observasi

Catatan lapangan dalam penelitian ini diperoleh dari proses pembelajaran yang menggunakan miden structured Inquiry pada kelas eksperimen. Dengan memperhatikan tahapan pembelajaran model structured Inquiry peneliti menulis beberapa catatan lapangan selama penelitian.

Pada pertemuan pertama, siswa sangat sulit dikondisikan karena siswa jarang sekali melakukan praktikum dan diskusi. Untuk pertemuan berikutnya siswa dapat dikondisikan karena siswa sudah memahami prosedur dalam praktikum dan diskusi. Pada penelitian ini terdapat beberapa tahap yang tidak mencapai 100% dilakukan oleh siswa.

Adapun analisis tingkat ketercapaian tahap-tahap pembelajaran pada Tabel4.7 sebagai berikut.

Tabel 4.7Tingkat Ketercapaian Tahap-tahap Model Pembelajaran

Structered Inquirypada Siswa

Tahap ke- Indikator Ketercapaian

Tahap 1 orientasi siswa dan

penyajian masalah

. Siswa memahami tujuan pembelajaran 100% . Siswa memberi respon positif terhadap

masalah yang dikemukakan oleh guru 75% . Siswa mengidentifikasi masalah 80% . Siswa mengungkapkan ide awalnya 20% Tahap 2

pengumpulan dan verifikasi data

. Siswa mengumpulkan informasi dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dari guru

90% . Siswa membuat dan mengemukakan

hipotesis 75%

Tahap 3 Melakukan eksperimen

. Siswa melakukan percobaan berdasarkan petunjuk atau bimbingan dari guru (alat dan bahan serta langkah-langkah percobaan dirumuskan oleh guru)

100%

. Siswa melakukan percobaan 100%

. Siswa melakukan pengamatan dan kerjasama

dalam pengumpulan data 100%

Tahap ke- Indikator Ketercapaian

Tahap 4 menganalisis proses inkuiri

. Siswa mendiskusikan hasil penyelidikan

secara kelompok 80%

. Seswa menganalisis data hasil percobaan 50% . Siswa merumuskan dan menarik kesimpulan

hasil percobaan 75%

Tahap 5 menganalisis proses inkuiri

. Perwakilan kelompok mempresentasikan

hasil percobaan 100%

. Siswa terlibat aktif dalam diskusi kelas,

sehingga dapat menganalisis eksperimen 80% Tabel 4.7 di atas menunjukkan tingkat ketercapaian pengembangan indikator tahap-tahap pembelajaran selama tiga kali pertemuan pembelajaran. Terdapat 3 indikator yang prosentasenya di bawah 75%. Diketahui bahwa persentase terkecil yang telah dihasilkan adalah pada indikator ke 4 tahap-1 yaitu sebesar 20% siswa mengungkapkan ide awalnya hal ini menunjukkan siswa kurang mengungkapkan ide awal, permasalahan ini dapat diakiabtkan oleh kebiasaan pengajaran guru secara konvensional, sehingga siswa kurang aktif untuk mengungkapkan ide awalnya. Permasalahan ini dapat pula diatasi dengan peran peneliti untuk memberikan stimulus yang membuat respon aktif siswa. Pada indikator ke-2 tahap-4 yaitu sebesar 50% pada tahap analisis proses eksperimen siswa masih dibimbing untuk menganalisis proses inkuiri, sebagian siswa masih ada yang hanya melakukan percobaan tanpa keaktifan untuk menganalisis eksperimen atau penemuan pengetahuan yang telah dilakukan, untuk mengatasinya sebaiknya siswa dituntut untuk menganalisis percobaannya secara individu. Indikator ke-4 tahap ke-3 siswa mencatat data hasil percobaan yaitu 60%, pada proses penelitian yang telah dilakukan siswa kurang aktif mencatat karena peneliti hanya mewajibkan pada kelompok, untuk mengatasinya dapat dilakuakn dengan hasil penelitian dilakukan tiap individu.

B. Pembahasan

Berdasarkan analisa data nilaiposttestdengan menggunakan uji-t, didapat thitung> ttabelyaitu 2,77> 2,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap pemahaman konsep fisika siswa pada materi bunyi. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata penguasaan konsep siswa

59

yang menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pemahaman konsep siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional (direct instruction).

Pada model pembelajaran structured Inquiry siswa menemukan jawaban terhadap suatu masalah di bawah bimbingan intensif guru1. Model pembelajaran ini berpusat pada siswa, guru hanya sebagai teman belajar. Model pemebalajaran

structured inquiry atau disebut juga dengan discovery inquiry ini mamapu

membentuk siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar, siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/ individual sehingga dapat kokoh/ mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

Menggunakan metode pembelajaran inkuiri terstruktur, yang merupakan salah satu dari berbagai metode pengajaran di mana siswa aktif dan guru membimbing mereka, diyakini dapat meningkatkan keberhasilan siswa dan penyelidikan keterampilan belajar lebih banyak daripada menggunakan metode pengajaran tradisional.2Inkuiri terstruktur dapat membuktikan bahwa siswa dapat menuntaskan hasil belajar dan menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konfensional pada pembelajaran fisika.3 Pada prosedur pembelajaran inkuiri, eksperimen digunakan untuk menampilkan fenomena, mengggali pengetahuan awal siswa, dan menarik motifasi belajar siswa, eksperimen berfungsi untuk menjelaskan konsep atau memberi fasilitas kepada siswa untuk menemukan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan, eksperimen digunakan siswa menemukan konsep yang dipelajari. Sehingga siswa mampu memahami konsep dengan tepat dan dapat lebih mengingat pengetahuan yang telah ditemukannya.4

1

Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi,Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas,(Jakarta: Pustaka Publiser, 2010 ), hal. 89

2

Ali Günay Balim, “The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry learning Skills”,Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, No. 35, vol. 1-20 (1-2009), diakses darihttp//www.qcy520_desmond_j1.pdf/journals/tanggal 22 april 2013

3

Siti Nur Hafshah. dkk,“Penerapan Model Inkuiri Terstruktur dengan Media Virtual-Lab pada Pembelajaran Fisika di Smp”,Program Studi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember,No. 2, vol. 1, 2012, , 2012, diakses darihttp//www.jpf.fkip.unej.orgtanggal 22 april 2013

4 Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme: Individual textbook Universitas Negri Malang, (Malang: Universitas Negri Malang, 2003), h. 68

Proses pembelajran inkuiri ini dapat menjadikan siswa untuk melatih kemampuan-kemampuan intelektual, merangsang pengetahuannya, dan memotivasi pengetahuan siswa.5 Belajar bermakna akan terjadi pada belajar penemuan, pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan akan bertahan lama dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berpikir secara bebas, dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah.6

Ilmu pengetahuan berbasis penyelidikan dalam strategi yang diperlukan dalam menerapkan program pembelajaran berbasis inquiry. Guru dalam pengajaran berbasis inquiry dapat dan menerapkan ide-ide terbaik kepada siswa mereka. Hasil dari program melalui pencapaian siswa telah memiliki proses sains dan antusiasme belajar ilmu melalui ilmu pengetahuan berbasis inkuiri.7 Proses-proses inkuiri membuat siswa dapat membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, inkuiri mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. Inkuiri juga dapat membuat siswa untuk memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik.8

Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah terlihat pada hasil observasi tingkat ketercapaian proses pembelajaran yang menunjukkan bahwa pada indikator siswa mengungkapkan ide awalnya, memiliki tingkat ketercapaian terendah dibandingkan indikator lainnya, yaitu 20%. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa siswa belum terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya karena pola pembelajaran yang dikembangkan guru selama ini berupa pola pembelajaran konvensional. Siswa lebih terbiasa menerima pengetahuan dari guru, dan belum terbiasa untuk aktif mengungkapakan ide awal. Seperti yang diungkapkan oleh Wina Sanjaya yang menyatakan bahwa salah satu kesulitan

5

Ratna Wilis Dahar,Teori-Teori Belajar,(Jakarta: Erlangga. 1996), h. 107 6

Ibid,h. 108 7

JohnW McBride, “Using an Inquiry Approach to Teach Science to Secondary School Science Teachers”, IOP publishing ltd physics education, No. 39. Vol. 5. 2004, diakses dari http//www.iop.org/journals/physed,tanggal 22 april 2013

8

Moh. Amien,Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan metode“Discovery”dan Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h. 133

61

dalam implementasi metode inkuiri adalah pola pembelajaran yang dikembangkan selama ini, selama ini guru sudah terbiasa mengembangkan pola pembelajaran sebagai proses menyampaikan informasi yang lebih menekankan pada hasil belajar. Pengungkapan ide awal siswa ini dapat mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pemebelajaran di kelas, sehingga siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Keaktifan siswa pada tahap-tahap inkuiri ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.9

Menurut Oemar Hamalik berdasarkan teori kognitif, model inkuiri terstruktur berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut, pemrosesan informasi merujuk kepada cara-cara mengumpulkan atau menerima stimulus dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, serta menggunakan simbol-simbol verbal. Model inkuiri terstruktur dapat mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan dengan kemempuan general intelectual ability (intelektual umum). Tujuan inkuiri terstruktur adalah untuk emngembangkan kemmampuan memahami, berpikir, dan membentuk teori.

Dari penjelasan pembahasan di atas, menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terstruktur menjadikan siswa aktif dan terlibat langsung dalam setiap tahap proses pembelajaran. Proses-proses pada inkuiri dilakukan oleh siswa dengan berbagai tahapan yang menuntut siswa menemukan pengetahuan, sehingga siswa mampu memahami konsep materi secara optimal dan memperoleh hasil belajar yang baik. Pemahaman ini akan bersifat permanen, siswa bukan hanya mampu memahami secara verbal, siswa akan lebih dapat memahami dan menghubungkan berbagai kejadian dan mengkonstruk pengetahuan.

9

Rusman,Model-model Pemebelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 342

62 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep fisika siswa kelas eksperimen pada konsep bunyi menunjukkan nilai rata-rata hasilpretestmaupunposttestyang berbeda, yaitu 33,7 dan 70,2. Hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep fisika siswa pada konsep bunyi meningkat, sedangkan pada kelas kontrol hasil

pretest maupun posttest adalah 36,6 dan 62,83. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa kelas eksperimen lebih baik nilainya dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan analisis data nilaiposttestdengan menggunakan uji-t, didapat thitung> ttabel yaitu 2,77> 2,01, hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

model pembelajaran structured inquiry. Degan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap pemahaman konsep fisika siswa pada materi bunyi.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran structured inquiry sebaiknya diterapkan pada konsep materi yang menuntut siswa aktif mengemukakan pendapat dan eksperimen misalnya konsep tekanan, cahaya, getaran-gelombang, dan listrik dinamis dan statis. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat lebih aktif, kreatif dan dapat memahami konsep yang dipelajari.

2. Sebelum siswa melakukan percobaan, sosisalisasi tata tertib dan pengenalan peralatan laboratorium serta cara penggunaannya perlu dilakukan guna keamanan dan keselamatan di laboratorium, serta mendisiplinkan siswa.

63

3. Bagi peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran structured inquiry sebaiknya lebih memahami setiap tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran structured inquiry. Hal ini dilakukan agar setiap tahapan berjalan dengan baik sehingga waktu dapat digunakan dengan efektif.

64

Amien, Moh. 1987. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan

Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry”. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas: Metode Landasan Teoritik Praktis dan

Penerapannya.Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Anderson, Lorin W. David R. Kratwhol [et al.]. 2001.A Taxonomy for Learning.

Teaching. and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational

objective. New York: Addison Longmann.

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis.1996.Teori-Teori Belajar.Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. 2008. Kompetensi Supervisi Akademik: Strategi pembelajaran MIPA Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Depdikbud. 2008. Strategi pembelajaran dan Pemilihannya. Jakarta: Direktorat Jendral Peningkatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011.Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati, dan Mudjiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gulo, W. 2000.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Grasindo.

Günay, Ali. 2009. The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and

Inquiry learning Skills, (Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of

Educational Research, 35, 1-20

Hafshah, Siti Nur. dkk. 2012.Penerapan Model Inkuiri Terstruktur dengan Media

Virtual-Lab pada Pembelajaran Fisika di Smp. Jember: Program Studi

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Jember.

Hidayat, Syamsir. dkk. 2012. Pengaruh Pemberian Assessment Essay Terhadap Pencapaian Kompetensi Siswa Dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan

65

Pendekatan Ekspositori Dan Inkuiri Di Kelas Xi Ia Sma N 1 Kecamatan

Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota. Padang: Jurnal Penelitian

Pembelajaran Fisika; diakses pada April 2014http://ejournal.unp.ac.id

Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: multi Pressindo, 2012), Cet. I, h. 181

Karim, Saeful. dkk. 2008.Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIII/SMP/MTs.. Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional. BSE.

Karli, Hilda. 2009.Implementasi KTSP.Bandung: Generasi Info Media.

Mulyasa, E. 2009.Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

McBride, John. W. 2004, Using an Inquiry Approach to Teach Science to

Secondary School Science Teachers (Department of Curriculum and

Instruction, University of Texas–Pan American,2004)

Pratiwi, Rinie P. dkk. 2008.Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional BSE.

Santoso, Gempur. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishing.

Suartini, Kinkin. 2010.Rangkuman Fisika SMP.Jakarta: Gagas Media. Sudjana. 2005.Metode Statistika, Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sujiono, Anas. 1997.Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sukardi. 2005.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Saodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Supranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT Raja Rosdakarya.

Susanto, Pudyo. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme: Individual textbook Universitas Negri Malang. Malang: Universitas Negri Malang.

Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Konsep.Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wasis, & Sugeng Yuli Irianto. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional. BSE.

Wena, Made. 2010.Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Yamin, Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivisme. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zulfiani, Dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

67 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Konsep : Bunyi

Jenis Instrumen : Tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban Jumlah Soal : 40 soal

Standar Kompetensi

: 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari

Indikator Pembelajaran

Indikator Soal

(C2) Butir Soal Jawaban

 Membedakan infrasonik, ultrasonik dan audiosonik menafsirkan bunyi infrasonik

1. Kelelawar dapat berburu pada malam hari menggunakan bunyi ....

A. Audiosonik C. infrasonik

B. Ultrasonik D.supersonik

B Memberikan contoh

hewan yang dapat menimbulkan dan mendengarkan ultrasonik

2. Frekuensi bunyi ultrasonik sangat tinggi sehingga hanya mampu didengar dan ditimbulkan oleh ....

A. manusia dan kelelawar B. kelelawar dan lumba-lumba C. anjing dan manusia

D. anjing dan jangkrik

B

Membandingkan suara perempuan dan suara laki-laki

3. Suara yang ditimbulkan oleh perempuan terdengar berbeda dengan suara laki-laki. Suara perempuan lebih tinggi dari suara laki-laki. Hal ini dikarenakan ....

A. frekuensi suara perempuan lebih tinggi dari frekuensi suara laki-laki

B. panjang gelombang suara perempuan lebih besar dari panjang gelombang suara laki-laki

C. frekuensi suara perempuan lebih rendah dibandingkan suara laki-laki

D. panjang gelombang suara perempuan sama dengan panjang gelombang suara laki-laki

A Memberikan contoh peristiwa menggunakan gelombang ultrasonik

4. Berikut ini merupakan peristiwa yang menggunakan gelombang ultrasonikkecuali.... A. teriakan di atas gunung

B. melihat janin dalam tubuh C. mengukur ketebalan logam D. kacamata tunanetra

A Mengklasifikasikan

pernyataan yang tepat pada konsep

5. Perhatikan pernyataan berikut ini! 1. frekuensi di bawah 20 Hz

2. dapat didengar oleh manusia

A. 1 dan 2 C. 3 dan 4 B. 1 dan 3 D. semua benar Menarik inferensi

pada bunyi audiosonik

6. Periode suatu bunyi sebesar 0,025 sekon, frekuensi bunyi tersebut termasuk ....

A. Audiosonik C. infrasonik

B. Ultrasonik D.supersonik

A

meringkas dari peristiwa sehari-hari

7. Seorang anak bermain seruling dengan nada rendah, tetapi bunyi yang dihasilkan keras, maka keadaan amplitudo dan frekuensinya adalah ....

Amplitudo Frekuensi A. tinggi rendah B. tinggi tinggi C. rendah rendah D. rendah tinggi D Menjelaskan kemampuan binatang

8. Hewan seperti jangkrik dan anjing memiliki kemampuan mendengarkan bunyi yang sangat rendah, bunyi yang sangat tendah tersebut adalah ....

A. infrasonik B. ultrasonik C. audiosonik D. inframonosonik A  Memaparkan karakteristik gelombang bunyi Menafsirkan

peristiwa bunyi yang tidak dapat didengar

9. Dari pernyataan berikut, peristiwa yang tidak menghasilkan gelombang bunyi yang dapat didengar adalah....

A. sebuah bel yang berbunyi di bawah air

B. sebuah senjata yang meletus dalam ruangan tanpa gema C. sebuah palu yang menghantam sebatang logam

D. suatu ledakan dalam ruang hampa

D

Mengklasifikasikan peristiwa bunyi pada kehidupan sehari-hari

10. Arah bunyi pantul ditunjukkan pada gambar ....

A. B.

C. D.

69

Menarik inferensi pada sifat bunyi

11. Perhatikan tabel berikut!

T(0C) 0 15 25

V (m/s) 332 340 347

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sifat bunyi dipengaruhi oleh .... A. kecepatan C. suhu

B. waktu D. jarak

C

Meringkas peristiwa keseharian ke dalam cepat rambat bunyi dan frekuensi

12. Seseorang berpidato di atas podium. Ternyata bunyi ditangkap oleh pendengar yang duduk di barisan depan berbeda dengan pendengar yang duduk di barisan belakang. Pernyataan berikut yang sesuai dengan peristiwa tersebut adalah....

A. vtetap,ftetap B. vtetap,fberubah C. vberubah,ftetap D. vberubah,fberubah D Menjelaskan, menafsirkan susunan dan gerak partikel pada gas

13. Bunyi dapat terdengar keras, terkadang terdengar lemah. Hal ini menunjukkan bahwa kuat lemahnya bunyi bergantung pada ....

A. amplitudo B. frekuensi

C. cepat ramabat bunyi D. gelombang longitudinal

A

Membandingkan cepat rambat bunyi pada zat cair, padat, dan gas

14. Perhatikan tabel berikut!

Medium Jenis zat v (m/s)

Zat padat Besi 5130

Zat cair Air 1493

Gas Hidrogen 1286

Dari data di atas, dapat dibandingkan cepat rambat bunyi pada medium yang berbeda yaitu ....

A. makin padat medium bunyi, makin besar cepat rambatnya B. semakin besar cepat rambat bunyi paling baik pada medium gas C. makin padat medium bunyi, makin rendah suaranya

D. makin padat medium bunyi, makin rendah cepat rambatnya

rambat bunyi B. peristiwa kilatan petir atau bunyi petir C. membersihkan logam

D. penggunaan kacamata tunanetra Menarik inferensi

pada peristiwa molekul yang bergetar

16. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan molekul- molekul udara yang ada disekitar sumber bunyi hal ini menunjukkan bahwa bunyi tergolong ....

A. gelombang audiosonik B. gelombang longitudinal C. gelombang mekanik D. gelombang transfersal B Menunjukkan gejala resonansi dalam kehidupan sehari-hari. Menarik inferensi frekuensi pada dawai gitar

17. Frekuensi alami dawai gitar bergantung pada empat faktor. Yaitu panjang, luas penampang, tegangan, dan massa jenis senar. Frekuensi nada dawai gitar dapat bertambah tinggi jika ....

A. tegangan dawai diperbesar dan panjang dawai diperkecil B. tegangan dan panjang dawai diperbesar

C. panjang dawai diperbesar dan luas penampang dawai diperkecil D. tegangan dawai diperkecil dan luas penampang dawai diperbesar

A

Menjelaskan pengaruh panjang tali pada peristiwa resonansi

18. Sebuah bandul dapat menyebabkan resonansi pada bandul lain jika kedua bandul tersebut memiliki ....

A. massa tali yang sama

B. frekuensi alamiah yang sama C. bahan yang sama

D. letak yang berjauhan

A

Mengklasifikasi hukum Marsenne

19. Perhatikan data berikut!

1. Frekuensi senar bergantung pada panjang senar 2. Frekuensi senar bergantung pada massa jenis senar 3. Frekuensi senar bergantung pada luas penampang senar 4. Frekuensi senar bergantung pada tegangan senar

Dari data di atas, yang merupakan hukum Marsenne adalah .... A. 1 dan 2

B. 2, 4, dan 1 C. 1, 2, 3, dan 4

71 D. 4 saja

Tabel untuk soal no 20 dan 21

Perhatikan tabel berikut ciri resonansi alat musik pada tabel berikut! No Ciri resonansi

1. Memanfaatkan udara pada alat musik 2.

Diatur oleh panjang efektif kolom udara dalam alat musik 3.

Resonansi dihasilkan oleh kotak bunyi yang memperkuat getaran pada alat musik Meringkas

berdasarkan data ciri-ciri resonansi pada alat musik

20. Dari data di atas, dapat disimpulkan pernyataan berikut.Kecuali.... A. 1 merupakan ciri dari alat musik tiup

B. 2 merupakan ciri dari alat musik tiup C. 3 merupakan ciri dari alat musik tiup D. 3 merupakan ciri dari alat musik senar

C Membandingkan ciri

resonansi yang terjadi pada alat musik tiup dan alat musik senar

21. Dari data di atas terdapat perbedaan ciri-ciri pada alat musik. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada nomor ....

A. 1, 2 alat musik tiup; 3 alat musik senar B. 1, 3 alat musik tiup; 1 alat musik senar C. 3 alat musik tiup; 1, 2 alat musik senar D. 2,3 alat musik tiup; 2 alat musik senar

A

Memberikan contoh alat musik pada peristiwa resonansi

22. Alat musik yang mengeluarkan bunyi karena udara dalam tabung dibuat ikut bergetar dan beresonansi pada frekuensi alaminya. Frekuensi instrumen ini diatur oleh panjang efektif udara dalam tabung. Contoh dari alat musik ini adalah ....

A. trombon dan seruling C. seruling dan gitar B. trombon dan biola D. biola dan gitar

A Menafsirkan

berdasarkan gambar yang terjadi pada peristiwa resonansi

23. Perhatikan gambar berikut!

Jika bandul I diayunkan, maka bandul yang ikut berayun adalah bandul pada nomor ....

A. II dan III C. III dan V B. IV dan V D. II dan IV Menjelaskan

terjadinya resonansi pada alat musik selaput tipis

24. Gendang, beduk, drum, timpani, ketipung, dan rebana saat dipukul, udara dalam

Dokumen terkait