• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari hasil studi literatur dokumen berbahasa Indonesia dengan tema tsunami, diperoleh sepuluh kalimat yang dipilih untuk dianalisis dalam penelitian ini. Alasan pemilihan kalimat tersebut karena sepuluh kalimat itu dipandang mampu memberikan gambaran tentang kejadian tsunami. Dalam penelitian ini kalimat-kalimat tersebut diperoleh secara manual. Untuk selanjutnya diharapkan kalimat seperti itu nantinya dapat diperoleh secara otomatis dengan bantuan komputer. Dengan kata lain, begitu dimasukkan dokumen berbahasa Indonesia sebagai input ke dalam komputer, maka komputer akan menghasilkan output berupa text graph yang menjadi intisari dokumen yang dipelajari. Sepuluh kalimat yang dipilih untuk dianalisis tersebut antara lain :

1. Tsunami adalah gelombang yang dipicu oleh kejadian alam.

2. Kejadian alam tersebut gempa di lepas pantai, letusan gunung di dekat permukaan laut, pergeseran lapisan di bawah laut atau hantaman meteor yang menimpa laut.

3. Panjang gelombang tsunami 50 – 200 kilometer.

4. Tinggi gelombang tsunami di pusat gempa 1,0 - 3,0 meter. 5. Panjang gelombang tsunami mengecil di daerah pantai. 6. Tinggi gelombang tsunami membesar di daerah pantai.

7. Gelombang tsunami berbeda dengan gelombang yang dibangkitkan oleh angin. 8. Gelombang yang dibangkitkan angin menggerakkan permukaan air laut. 9. Gelombang tsunami menggerakkan permukaan air laut sampai dasar. 10. Kapal yang lewat di atas pusat gempa tidak merasakan guncangan.

Chunk Indicators

Chunk indicators adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan pada bagian mana suatu kalimat harus dipotong ketika kalimat tersebut dianalisis. Analisis yang dimaksud pada penelitian ini adalah memotong atau memecah sebuah kalimat menjadi bagian-bagian kalimat (kata) yang menyusunnya serta

21

menyatakannya dalam bentuk word graph. Chunk indicators yang digunakan untuk menganalisis teks berbahasa Indonesia dengan teori KG antara lain:

Indikator 1: koma atau titik

Koma atau titik menandakan bahwa suatu kalimat terbagi menjadi beberapa bagian yang disebut chunk. Misalnya pada kalimat ”Tsunami, Nangroe Aceh Darussalam, terjadi pada 26 Desember 2004, menewaskan ratusan ribu jiwa”. Kalimat di atas terdiri dari empat chunks yaitu [Tsunami], [Nangroe Aceh Darussalam], [terjadi pada 26 Desember 2004], dan [menewaskan ratusan ribu jiwa].

Indikator 2: Kata penunjuk atau kata penghubung

Kata penunjuk atau kata penghubung seperti ”yang, tersebut, adalah” dapat digunakan sebagai chunk indicator.

Indikator 3: Kata kerja bantu

Kata kerja bantu dalam hal ini, misalnya kata dapat, harus, boleh, bisa, sanggup dan sebagainya. Kata kerja bantu tersebut menandakan sebuah chunk indicator.

Indikator 4: Kata depan (preposisi)

Kata depan sering digunakan dalam natural language (bahasa alami), namun seringkali dihubungkan dengan kata yang lain. Kata depan tersebut misalnya : di, ke, dari, oleh, lepas, bawah, pada dan seterusnya. Kata depan juga mengisyaratkan sebuah chunk.

Indikator 5: Lompatan (jump)

Jump atau lompatan terjadi jika dua buah kata berurutan tidak dapat diletakkan dalam satu chunk. Contoh pada kalimat ”Adik makan setelah pulang sekolah”, kata makan dan setelah tidak mungkin diletakkan dalam satu chunk, atau terjadi lompatan pada kedua kata tersebut, sehingga harus diletakkan pada chunk yang berbeda.

Indikator 6: Kata-kata logika (logic word)

Kata-kata dalam logika seperti ”dan”, ”atau” juga berfungsi menghubungkan bagian yang satu dengan bagian lain dalam suatu kalimat. Kata-kata tersebut juga menandakan chunk indicator.

22

Sebelum dilakukan analisis terhadap kalimat-kalimat yang telah dipilih, terlebih dahulu akan diberikan prosedur pemotongan (chunking), yang merupakan urutan proses pemotongan kalimat. Pemotongan kalimat tersebut merupakan suatu proses iterasi. Prosedur yang dimaksud adalah :

1. Pertama akan dilihat apakah kalimat yang dianalisis memuat chunk indicator 1 yaitu koma atau titik. Chunk indicator 1 menduduki urutan pertama untuk diidentifikasi pada proses analisis setiap kalimat.

2. Langkah selanjutnya diidentifikasi apakah kalimat tersebut memuat kata-kata logika seperti ”dan”, ”atau”. Chunk indicator 6 menduduki urutan kedua untuk diidentifikasi.

3. Urutan selanjutnya akan diidentifikasi apakah kalimat tersebut memuat kata penunjuk atau penghubung. Chunk indicator 2 menduduki urutan ketiga untuk diidentifikasi pada proses analisis tersebut.

4. Langkah berikutnya diidentifikasi apakah kalimat tersebut memuat kata depan atau preposisi. Chunk indicator 4 menduduki urutan keempat untuk diidentifikasi pada proses analisis setiap kalimat.

5. Selanjutnya diidentifikasi apakah kalimat tersebut memuat kata kerja bantu seperti: dapat, harus, bisa, sanggup, akan, dan seterusnya. Chunk indicator 3 menduduki urutan kelima untuk diidentifikasi pada proses analisis setiap kalimat.

6. Urutan terakhir akan diidentifikasi apakah pada kalimat tersebut terjadi lompatan atau jump, yaitu apabila terdapat dua kata berurutan yang tidak dapat diletakkan dalam satu chunk.

Sekarang akan dimulai untuk menganalisis teks yang terdiri dari kalimat 1 dan kalimat 2. Kedua kalimat ini menjelaskan tentang definisi konsep ”Tsunami”. Mula-mula kalimat-kalimat tersebut akan dibagi dalam beberapa chunk (potongan kalimat). Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan, chunk yang diperoleh dari kedua kalimat tersebut adalah :

1) |Tsunami5| adalah2 | gelombang5 | yang2 | dipicu5 | oleh 4| kejadian alam1 |. 2) |Kejadian alam5 |tersebut2 |gempa di lepas pantai1 | letusan gunung di dekat

permukaan laut1 | pergeseran lapisan di bawah laut1 | atau6 |hantaman meteor yang menimpa laut1 |.

23

Kemudian dari kalimat kedua, chunk yang diperoleh berdasarkan indicator 1 yaitu koma dan titik, akan dibagi lagi menjadi beberapa subchunk dengan melihat chunk indicator yang telah ditentukan. Hasil pemotongan kalimat kedua diberikan sebagai berikut:

|Kejadian alam5 | tersebut2 | gempa5 | di4 | lepas4 | pantai5 | letusan gunung5 | di4 | dekat4 | permukaan laut5 | pergeseran lapisan5 | di4 | bawah4 | laut5 | hantaman meteor5 | yang2 | menimpa laut1 |.

Kalimat 1 dan kalimat 2 memuat konsep yang berupa kata benda yang dapat dilihat dalam kamus berikut, dan masing-masing konsep akan dibuat word graph- nya yang menyatakan inner structure sebuah token ” ”.

Tabel 1 Kamus word graph dari kata benda pada kalimat 1 dan 2

KB Word graph KB Word graph

tsunami gunung gelombang

laut kejadian pergeseran alam lapisan gempa permukaan

pantai hantaman letusan meteor

Catatan: KB = Kata Benda

Gabungan dua kata benda N1 dan N2 dapat direpresentasikan dengan word graph

sebagai berikut:

Gambar 20 Word graph dari frasa kata benda ALI tsunami gelombang ALI ALI pergeseran ALI laut ALI gunung ALI gempa kejadian ALI ALI alam ALI hantaman ALI permukaan ALI lapisan ALI pantai ALI letusan PAR ALI ALI N1 N2 ALI meteor

24

Pada kalimat 2 terdapat gabungan dua kata benda, namun sebelum ditunjukkan word graph dari gabungan kata benda, akan diperkenalkan terlebih dahulu ontologi ”F” untuk menyatakan fokus dari word graph tersebut. Gabungan dua kata benda atau frasa kata benda serta word graph-nya, yang terdapat pada kalimat 2 dapat dilihat pada kamus berikut :

Tabel 2 Kamus word graph dari frasa kata benda pada kalimat 1 dan 2

Gabungan KB Word graph

Dokumen terkait