• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan terhadap masyarakat yang mendapat beras RASKIN di Desa Sitalasari Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang menerima RASKIN lalu diacak secara sederhana untuk ditetapkan sebagai sampel 35 KK yang terdaftar sebagai RTS dan 30 KK yang tidak terdaftar sebagai RTS tetapi menerima RASKIN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan pendistribusian beras RASKIN di Desa Sitalasari Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun ditinjau dari segi ketepatan sasaran penerima RASKIN, ketepatan jumlah, ketepatan mutu, ketepatan harga, ketepatan waktu, ketepatan administrasi para penerima RASKIN.

Mekanisme Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima RASKIN di Desa Sitalasari

Salah satu ukuran kinerja masing-masing aspek mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima RASKIN ditentukan oleh kesesuaian antara aturan program yang tertulis dalam pedoman umum (PEDUM) RASKIN dengan realisasi aspek mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima RASKIN di Desa Sitalasari berdasarkan informasi dari tinjauan dokumen, dan temuan lapangan. Sesuai dengan temuan lapangan dan hasil wawancara mengenai mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima RASKIN di Desa Sitalasari seperti pada Gambar 2 berikut :

PPLSBPS (Pendataan)

Kantor CamatSiantar (Penerimaan dan meneruskan)

Kepala desa/ Lurah (Musyawarah desa)

Kantor Camat Siantar (meneruskan)

Bupati Simalungun (Pengesahan) Keterangan :

: alur/ urutan/ mekanisme

Gambar 2. Mekanisme penentuan Rumah Tangga Sasaran di Desa Sitalasari

Mekanisme penentuan RTS di Desa Sitalasari berdasarkan penelitian terlihat seperti pada Gambar 2 di atas, dimana PPLSBPS akan melakukan pendataan lalu nama hasil pendataan diserahkan kepada pihak kecamatan, dan pihak kecamatan akan mengirimkan nama hasil pendataan PPLSBPS tersebut langsung ke Desa Sitalasari. Kemudian akan dilakukan verifikasi data oleh pihak desa melalui musywarah desa dan setelah itu diserahkan kembali ke pihak kecamatan dan pihak kecamatan akan meneruskannya kepada bupati untuk disahkan.

Pedoman umum RASKIN Tahun 2012 menyatakan bahwa penentuan bahwa RTS dilakukan melalui musyawarah desa (mudes) dengan mengacu pada data PPLS

BPS Tahun 2011. Apalagi dalam bab “Penetapan Rumah Tangga Sasaran” tidak disebutkan bahwa penerima manfaat harus rumah tangga miskin. Tidak adanya ketentuan tersebut dapat dijadikan dasar pembenaran petugas pelaksana untuk membagikan beras RASKIN tidak hanya kepada RTM atau bahkan dibagikan rata, asal keputusannya diambil secara musyawarah desa.

Musyawarah di Desa Sitalasari pelaksanaannya belum optimal, kurang melibatkan masyarakat, dan umumnya tidak bertujuan untuk mempertajam sasaran. Kondisi tersebut sejalan dengan temuan lapangan yang menunjukkan bahwa musyawarah di Desa Sitalsari hanya dilakukan untuk menyepakati pembagian beras RASKIN secara merata kepada seluruh rumah tangga.

Mekanisme Pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari

Salah satu ukuran kinerja masing-masing aspek mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima RASKIN ditentukan oleh kesesuaian antara aturan program yang tertulis dalam pedoman umum (PEDUM) RASKIN dengan realisasi aspek mekanisme penentuan rumah tangga sasaran penerima RASKIN di Desa Sitalasari berdasarkan informasi dari tinjauan dokumen, dan temuan lapangan. Sesuai dengan temuan lapangan dan hasil wawancara mengenai mekanisme pelaksanaan pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun seperti pada Gambar 3 berikut :

Bupati Simalungun (Mengesahkan SPA)

BULOG

(mengeluarkan SPPB/DO)

Gudang RASKIN

(Penyerahan beras sesuai pagu RASKIN)

Kantor Camat Siantar

(saksi penyerahan RASKIN digudang RASKIN)

Kepala desa/ Pelaksana distribusi (menyalurkan langsung)

Rumah Tangga Sasaran

Keterangan :

: alur/ urutan/ mekanisme

Gambar 3. Mekanisme pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari

Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat dilihat bahwa pendistribusi RASKIN di Desa Sitalasari berawal dari permintaan dan pengesahan surat SPA oleh Bupati Simalungun dan akan diserahkan kepada pihak BULOG, selanjutnya pihak BULOG akan mengeluarkan SPPB/DO/DO seseuai dengan pagu yang dibutuhkan untuk diserahkan kepada kepala gudang. Surat SPPB/DO yang diterima oleh kepala gudang akan diserahkan kepada pihak Kecamatan Siantar sebagai bukti serah terima RASKIN sesuai pagu RASKIN yang tertera dalam SPPB/DO/DO,

selanjutnya pihak kelurahan yang akan menjemput langsung RASKIN tersebutdan membagikannya langsung kepada Rumah Tangga Sasaran.

Berdasarkan Juklak Junis pendistribusian Program RASKIN (2013) :

1. Bupati Simalungun mengajukan Surat Permintaan Alokasi (SPA) RASKIN kepada Kasub. Divre Pematangsiantar berdasarkan alokasi beras per kelurahan/desa/kecamatan yang telah ditetapkan selalui SK Bupati.

2. Berdasarkan SPA tersebut Kasub. Divre menerbitkan SPPB /DO beras per kecamatan kepada Satgas RASKIN (masa berlaku SPPB/DO selama satu bulan)

3. Atas dasar SPPB/DO tersebut, kepala gudang melayani distribusi beras kepada Satgas RASKIN sesuai dengan ketentuan pergudangan yang berlaku dilingkungan Perum Bulog.

4. Satgas RASKIN Sub Divre Pematangsiantar mengangkut dan menyerahkan beras RASKIN kepada pelaksana distribusi akhir di titik distribusi. Dalam rangka kelancaraan pelaksanaan pendistribusian ini Satgas RASKIN Sub Divre Pematangsiantar mengikuti aparat Pemda/Petugas kecamatan (Pelaksana di Titik distribusi) untuk menyaksikan di gudang.

5. Penyerahan beras oleh Satgas RASKIN Sub Divre Pematangsiantar ke pelaksana distribusi akhir di titik distribusi harus dibuktikan dengan berita acara serah terima (BAST) yang dibuat saat penyerahan, ditandatangani oleh kedua belah pihak serta saksi dengan nama dan identitas jelas di cap/stempel. BAST ini merupakan pengalihan tanggungjawab dari Satgas RASKIN kepada pelaksana distribusi akhir. Apabila pada saat pelaksanaan distribusi ada beras RASKIN yang belum dibayar oleh penerima manfaat, maka harus dibuat

surat pernyataan berhutang oleh petugas yang dijamin oleh Camat/Kades/Lurah

6. Pelaksanaan pendistribusian beras RASKIN dari titik distribusi kepada keluarga sasaran penerima manfaat merupakan tanggungjawab pemerintah Kabupaten Simalungun.

7. Apabila distribusi kepada penerima RASKIN tidak habis disalurkan pada bulan yang bersangkutan, maka sisa beras tersebut dapat disalurkan kepada penerima manfaat paling lambat bulan berikutnya.

8. Terhadap distribusi yang ditunda pada bulan tertentu karena tunggakan HPB RASKIN dapat dilayani setelah HPB dilunasi.

9. SPA bulan tertentu yang belum selesai terlayani sebagian atau dari seluruhnya, apabila akan dialokasikan kembali pada bulan tertentu atau tanpa perubahan, dapat dilayani kembali dengan SPA tersebut, kecuali apabila ada perubahan lokasi yang diajukan maka harus menerbitkan SPA baru dengan merujuk pada SPA lama dan sisa yang belum terlayani. SPA untuk pelaksanaan tersebut dipisahkan dengan SPA rutin berjalan. Hal ini dapat berubah sesuai dengan kesepakatan bersama melalui musyawarah desa masing-masing dititik distribusi.

Proses pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari tidak sepenuhnya mengikuti Juklak Junis Pendistribusian RASKIN karena sesuai keputusan mudes yang telah disepakati mengenai jumlah yang diterima oleh masing-masing RTS berbeda dengan ketentuan dalam Juklak Junis Pendistribusian RASKIN.

Surplus konsumen yang diterima oleh RTS

Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli suatu komoditi. Keuntungan tersebut diperoleh oleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka harus bayarkan.

Surplus konsumen bagi setiap unit beras RASKIN yang dikonsumsi adalah selisih antara harga beras dipasar jika dibeli konsumen beras RASIN yang diperjualbelikan. dapat dilihat dari perhitungan berikut ini :

= ( 8946−2083 ) � 9,6

2

= Rp 32.942,4 = Rp 32.942

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa harga beras yang dikonsumsi oleh rumah tangga miskin yaitu dibeli seharga Rp 8.946/Kg yang merupakan hasil rata- rata yang diambil dari 65 sampel. Harga tersebut merupakan harga yang seharusnya mereka bayarkan jika tidak ada subsidi pangan berupa beras RASKIN. Harga beras tersebut berkisar antara Rp 8.750/Kg hingga Rp9.375/Kg. Sehingga diperoleh rata-rata sebesar Rp 8.946/Kg. Sedangkan harga RASKIN yang harus mereka korbankan untuk memperoleh RASKIN yaitu, sebesar Rp 1.600/Kg. Kuantitas RASKIN yang diterima setiap kepala keluarga sama yaitu sebnayak 9.6/Kg/KK.

Berdasarkan data tersebut diperoleh surplus bagi RTS yang membeli RASKIN dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga beras yang dibeli di

Sk = ( Pa−Pk ) x Q 2

pasar/ di warung yaitu sebesar Rp Rp 32.942/KK. Nilai tersebut merupakan keuntungan yang diterima oleh penerima beras RASKIN dengan adanya subsidi pemerintah dibidang pangan yaitu beras RASKIN. RASKIN yang diberikan dengan harga Rp 2.083/Kg, setidaknya dapat meringankan beban warga yang kurang mampu. Ini dapat dimaklumi dengan harga beras dipasar rata-rata senilai Rp 8.946/Kg.

Surplus yang diperoleh penerima beras RASKIN menunjukkan terjadinya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh penerima beras RASKIN. Kelebihan kepuasan ini muncul dari adanya perbedaan antara kepuasan yang diperoleh penerima RASKIN dalam mengkonsumsi sejumlah beras dengan pembayaran yang harus dikeluarkannya untuk memperoleh beras tersebut. Kepuasan yang diperoleh oleh penerima beras RASKIN selalu lebih besar daripada pembayaran yang mereka keluarkan.

Tingkat Efektifitas program distribusi beras miskin Ketepatan Sasaran

Berdasarkan ketetapan Pemerintah bahwa yang menjadi penerima RASKIN adalah RTS yang terdaftar sesuai dengan nama hasil survei PPLS BPS dan memiliki kriteria rumahtangga miskin minimal 9 dari ke 14 kriteria yang ada dan nantinya akan dikeluarkan Kartu Identitas Penerima (KIP) sebagai bukti pada saat pengambilan beras RASKIN di titik distribusi.

Keadaan di daerah penelitian di Desa Sitalasari dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini :

Tabel 15. Jumlah RTS, Jumlah RTM dan Total Penerima beras RASKIN di Desa Sitalasari

Rumah Tangga Jumlah

KK

Persentase Rumah Tangga Miskin 250 100% Rumah Tangga Sasaran

Penerima RASKIN

160 64% Rumah Tangga Non

sasaran penerima RASKIN

90 36%

Total Penerima Beras RASKIN di Desa Sitalasari

250 100%

Sumber: Kantor Kepala Desa Sitalasari Tahun 2013

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa jumlah RTM di Desa Sitalasari sebanyak 250 KK, jumlah RTS sebanyak 160 KK dan jumlah Non-RTS sebanyak 90 KK, namun sesuai dengan hasil keputusan musyawarah desa bersama para RTS disepakati bahwa yang berhak menerima beras RASKIN di Desa Sitalasari adalah seluruh RTM yang datang ke balai desa ketika pembagian beras RASKIN yaitu sebanyak 250 KK sehingga pembagian di sama ratakan kepada setiap RTM. Kriteria terhadap rumah tangga dikatakan miskin tidak tersosialisasi dengan baik. Aparat desa harus tahu betul bahwa kriteria rumah tangga miskin yang ditetapkan pemerintah adalah 14 kriteria rumahtangga miskin dimana minimalnya 9 kriteria terpenuhi. Jika masyarakat tidak termasuk dalam kriteria tersebut, maka dia tidak bisa digolongkan rumah tangga miskin dan dia tidak berhak menerima RASKIN.

Ketepatan Jumlah

Di daerah penelitian di Desa Sitalasari jumlah pagu RASKIN selama setahun terakhir per tiap bulanya dapat dilihat pada Tabel 16 berikut :

Tabel 16. Pagu beras RASKIN di Desa Sitalasari Tahun 2012 -2013 Jumlah Pagu RASKIN

2400 Kg

Jumlah RTM di Desa Sitalasari

250 KK Jumlah RTS di Desa Sitalasari 160 KK Jumlah beras RASKIN yang

diterima oleh RTM dan RTS yang datang pada saat pembagian

2400 Kg : 250 KK = 9.6 Kg

Sumber: Analisis data Tabel 14

Dari Tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa jumlah pagu RASKIN setiap jadwal pembagiannya sebanyak 2400 Kg. Di Desa Sitalasari total jumlah penerima beras RASKIN adalah 250 KK dengan jumlah beras yang diterima oleh masing-masing rumahtangga sebanyak 6 tumbak/KK atau 1 tumbak = 1,6 Kg maka totalnya 9.6 Kg/KK.

Sesuai dengan ketetapan BULOG bahwa jumlah RASKIN yang berhak diterima oleh RTS sebanyak 15 Kg/KK. Bila dibandingkan sesuai dengan jumlah yang ditetapkan oleh pemerintah tentulah jumlah ini jauh dari standar jumlah yang seharusnya di terima oleh rumah tangga sesuai dengan ketetapan, namun hal ini terjadi dikarenakan kesepakatan dengan para penerima yang terdaftar dan yang tidak terdaftar dalam musyawarah desa untuk mengurangi kecemburuan dalam hal penerimaan RASKIN maka diambil kebijakan dan diputuskan melalui musywarah desa bahwa jumlah beras yang akan di terima disama ratakan jumlahnya untuk tiap-tiap rumah tangga.

Ketepatan Harga

Para penerima beras RASKIN di Desa Sitalasari diharuskan membayar sebanyak Rp20.000/6 tumbak/KK atau Rp20.000/9,6 Kg/KK maka sekitar Rp2.083/Kg/KK.

Harga jual RASKIN bagi rumah tangga di titik distribusi yang ditetapkan oleh pemerintah adalah sebesar Rp 1600/Kg dengan maksud agar dapat meringankan beban pengeluaran untuk pangan bagi warga kurang mampu atau keluarga miskin terutama dalam hal pemenuhan konsumsi beras.

Harga tersebut berbeda setelah sampai ketangan RTS dikarenakan terdapat biaya tambahan seperti biaya angkut, upah menimbang, dan lain sebagainya yang harus ditanggung oleh rumahtangga miskin yang menerima/menebus beras RASKIN. Totalitas biaya dan keuntungan dari pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari dapat dilihat pada Tabel 17 berikut :

Tabel 17. Totalitas Biaya dan Keuntungan dari Pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari Total Biaya Distribusi (Rp) Biaya Distribusi per Kg (Rp) Total Laba (Rp) Laba Per Kg (Rp) 450000 187.5 709200 295.5

Sumber: Analisis data Lampiran 3

Dari Tabel 16 dan 17 dapat diketahui bahwa pagu RASKIN untuk Desa Sitalasari yaitu 2400 Kg dengan total jumlah rumah tangga yang menerima RASKIN sebanyak 250 KK. Harga RASKIN yang telah ditetapkan oleh BULOG di titik distribusi yaitu sebesar Rp 1600/Kg. Biaya-biaya yang terjadi selama proses pendistribusian RASKIN yang harus dibayarkan oleh masing-masing penerima RASKIN yaitu biaya angkut dari Bulog, biaya susut beras, dan biaya menimbang sebesar Rp 450.000 atau Rp 187,5/Kg, sehingga dari program pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari pelaksana distribusi RASKIN memperoleh keuntungan sebesar Rp 709.200 atau Rp 295,5/Kg.

Harga RASKIN yang dibayarkan penerima RASKIN merupakan harga ditingkat lembaga distribusi dengan biaya distribusi dan keuntungan yang diperoleh dalam penyaluran RASKIN yang dapat dilihat dari hasil perhitungan di bawah ini : Prt = Pi + t + π

= 1600 + 187,5 + 295,5

= Rp 2083

Perbedaan harga diketahui dengan menghitung selisih antara harga tingkat rumah tangga dengan harga patokan pemerintah yaitu :

∆P = Prt – Pi

= Rp 2083 – Rp 1600 = Rp 483

Nilai ∆P > 0 : terdapat perbedaan harga, dimana harga ditingkat retail (rumah tangga) lebih tinggi dibandingkan dengan harga patokan pemerintah.

Jika dilihat dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pelaksana distribusi lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses pendistribusian. Seharusnya dalam pendistribusian beras bersubsidi ini keuntungan yang diambil dapat diminimkan atau ditiadakan. Sehingga perbedaan harga yang terjadi tidak terlalu besar dan tidak memberatkan penerima RASKIN. Jika penerima RASKIN dibebankan biaya-biaya dan keuntungan dalam pendistribusian, program ini bukan merupakan suatu bentuk bantuan.

Biaya-biaya yang terjadi dalam pendistribusian sebenarnya dapat dialokasikan ke dalam anggaran APBD karena, penyaluran RASKIN hingga ke penerima manfaat sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Simalungun dengan

begitu harga yang diterima oleh masyarakat miskin akan tetap murah yaitu Rp 1600/Kg.

Ketapatan Mutu

Berdasarkan hasil wawancara dengan para penerima RASKIN mengenai mutu beras yang diperoleh oleh RTS, mutu beras yang diterima sesuai dengan kriteria mutu beras Bulog.

Kriteria beras yang ditetapkan oleh Bulog adalah yang layak untuk dikonsumsi dengan kriteria sebagai berikut :

Persyaratan Kualitatif : a. Bebas hama dan penyakit

b. Bebas bau apek, asam atau bau asing lainnya c. Bebas dari campuran bekatul (kulit sekam padi)

d. Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan (Reza, 2011). Sesuai dengan hasil pengamatan peneliti di Desa Sitalasari mutu beras yang dibagikan sudah tergolong dalam kriteria beras layak konsumsi, karena secara kasat mata peneliti tidak menjumpai adanya bau apek pada beras yang dibagikan serta tidak adanya bekatul pada beras, hasil wawancara peneliti dengan masyarakat yang terdaftar sebagai RTS di Desa Sitalasari mengatakan bahwa mutu beras RASKIN yang mereka dapatkan tidak tetap kualitasnya terkadang layak dan sering juga beras yang mereka dapatkan bercampur dengan batu kecil dan banyak mengandung sisa sekam.

Ketepatan Administrasi

Tepat administrasi yang dimaskudkan disini adalah kelengkapan identitas para penerima RASKIN di Desa Sitalasari dimana sesuai dengan keputusan pemerintah, bahwa yang menjadi penerima beras RASKIN adalah RTS yang terdaftar dan memiliki Kartu Indentitas Penerima (KIP), yang mana pada setiap jadwal pembagian RASKIN KIP wajib dibawa dan pencatatan nomor kartunya sebagai bukti bahwa yang bersangkutan memang telah mengambil haknya yang dicatatkan kedalam formulir daftar penerima yang akan dilaporkan kepada pihak kecamatan.

Selain itu juga kelengkapan administrasi titik distribusi dalam hal pemenuhan berkas tata cara pembagian dan laporan akhir setelah pembagian beras RASKIN dan tidak lupa juga masalah administrasi pembayaran uang beras RASKIN oleh pelaksana distribusi beras RASKIN kepada pihak Pemda atau pihak kecamatan dengan mengisi formulir laporan pembagian beras RASKIN.

Ketepatan Waktu

Waktu pembagian RASKIN adalah sesuai dengan waktu rencana pembagian beras RASKIN oleh pemerintah. Jadwal pembaguan beras RASKIN dari bulan September 2012 sampai dengan bulan September 2013 dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini :

Tabel 18. Jadwal Pembagian Beras RASKIN di Desa Sitalasari No Pembagian Tanggal Pembagian

1 I 7 September 2012 2 II 15 Oktober 2012 3 III 12 November 2012 4 IV 5 Desember 2012 5 V 20 Januari 2013 6 VI 1 Maret 2013 7 VII 4 April 2013 8 VIII 15 Mei 2013 9 IX 7 Juni 2013 10 X 3 Agustus 2013 11 XI 5 Oktober 2013

Sumber Kantor Kepala Desa Sitalasari

Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa dihitung mulai dari Bulan September Tahun 2012 sampai Bulan Oktober Tahun 2013, sebanyak 2 kali Desa Sitalasari tidak mendapatkan jatah RASKIN yakni pada Bulan Februari dan Juli dikarenakan tidak adanya beras yang datang dari BULOG ke Desa Sitalasari sedangkan mulai dari Bulan Januari tahun 2013 sampai Bulan Oktober tahun 2013 Desa Sitalasari RASKIN sudah dibagikan sebanyak 7 kali, bila 2 bulan ke depannya Desa Sitalasari mendapatkan jatah RASKIN maka dalam Tahun 2013 ini Desa Sitalasari hanya mendapatkan 9 kali jatah RASKIN.

Bila dibandingkan dengan kriteria dari pemerintah sendiri bahwa pembagian beras RASKIN adalah minimal 9 kali dan maksimal 12 kali dalam setahun pembagian RASKIN di Desa Sitalasari sangat minim sekali.

Kasub Divre Pematangsiantar mengatakan bahwa pemerintah pusat dan BULOG telah berupaya penuh dalam hal pendistribusian RASKIN tepat waktu sesuai dengan rencana distribusi setiap daerah, namun ada kalanya dikarenakan daerah

yang terisolasi sering pula RASKIN mengalami keterlambatan atau bisa juga dikarekan dari provinsi jatah beras yang belum diantar ke kantor BULOG daerah .

Perhitungan Persentase Indikator Keefektifan Pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari

Dalam mencapai tujuan program pendistribusian RASKIN yang telah ditetapkan, efektifitas pendistribusian RASKIN yang dinilai berdasarkan keenam indikator di atas. Adapun perhitungan persentase indikator keefektifan pendistribusian RASKIN seperti pada tabel 19 berikut:

Tabel 19. Persentase Tingkat Keefektifan Distribusi Beras Miskin No Indikator Tingkat Efektivitas Tepat (%) Tidak Tepat (%) Jumlah (%) 1 Sasaran 64 36 100 2 Jumlah 0 100 100 3 Harga 0 100 100 4 Waktu 0 100 100 5 Mutu 87,5 12,5 100 6 Administrasi 64 36 100 Rata-Rata 35,91 64,08 100 Sumber: Analisis data lampiran 1,2,3,4,5,6,7

Dari Tabel 19 di atas dapat dilihat hasil penelitian terhadap keenam indikator yang menunjukkan tingkat efektifitas pendistribusian beras RASKIN diperoleh nilai dengan rata-rata sebesar 35,91%.

Pendistribusian RASKIN dikatakan efektif jika memiliki persentase tingkat efektifitas ˃80%. Maka, dapat disimpulkan bahwa program pendistribusian RASKIN di Desa Sitalasari sangat tidak efektif karena banyaknya terjadi

penyimpangan-penyimpangan dalam pendistribusian yang menyebabkan tujuan dari program beras RASKIN di Desa Sitalasari itu sendiri tidak tercapai.

Dokumen terkait