• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. 1. Gambaran Umum Perusahaan

4. 1. 1. Sejarah Perusahaan

PT. XYZ merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak dibidang industri sepatu olah raga yang berlokasi di Kabupaten X. PT. XYZ secara resmi didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini memiliki status sebagai perusahaan bermodal asing (penanaman modal asing) sahamnya merupakan gabungan antara Korea dan Indonesia. Produk yang dihasilkan berupa sepatu olah raga dengan merek dagang X. Demi memperlancar proses produksi PT. XYZ memerlukan bahan baku untuk pembuatan sepatu olahraga seperti kulit, kain, rubber, sponge, benang dan lainnya, untuk memperoleh bahan baku tersebut PT. XYZ melakukan kerjasama dengan PT. Sumber Masanda Jaya, PT. Agung Pelita Industrindo, PT. Sinar Timur Industrindo.

PT. XYZ memiliki beberapa departemen dan setiap departemen mempunyai beberapa Bagian seperti departemen bantuan produksi Upper, departemen produksi, departemen Bottom dan departemen lainnya. Departemen Bottom memiliki lima Bagian seperti Bagian Mixing, Bagian Pressing, Bagian Phylon, Bagian PU Puck dan Bagian Pre Stocfit. Setiap bagian memiliki masing-masing fungsi dengan tujuan untuk membantu serta mempermudah dalam melakukan proses produksi, misal bagian Mixing mengerjakan pencampuran bahan karet dengan bahan kimia untuk pembuatan alas dasar sepatu, bagian pressing mencetak alas sepatu dengan bentuk sesuai item yang diinginkan, bagian Phylon membuat atasan alas sepatu atau biasa disebut midsole dan bagian Pre Stocfit menyatukan alas sepatu dengan midsole dengan cara direkatkan atau di press dengan bahan kimia. Setiap departemen mempunyai tugasnya masing-masing yang bertujuan untuk membantu perusahaan dalam memproduksi produk sepatu.

4. 1. 2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT. XYZ yaitu menjadi perusahaan terdepan yang selalu tertantang dalam lingkungan global yang dinamis.

Misi PT. XYZ yaitu menciptakan nilai bagi pelanggan, karyawan, masyarakat dan pemilik perusahaan melalui kerjasama dan keterbukaan.

4. 1. 3. Struktur Organisasi Bagian Pressing

Bagian pressing dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertanggung jawab untuk mengelola seluruh kegiatan produksi dan dukungan produksi di lingkup bagian pressing.

Pelaksanaan tugas kepala bagian dibantu oleh seksi produksi 1 dan produksi 2, setiap seksi mempunyai group leader yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas dan hasil kerja dari team leader dan menangani masalah yang terjadi di dalam group yang dipimpinnya untuk menjaga kesinambungan proses produksi yang menjadi tanggungjawabnya. Struktur organisasi pressing untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

4. 1. 4. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia adalah faktor yang paling berperan dalam proses produksi atau pengolahan. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan tenaga kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan dan disiplin kerja yang tinggi di setiap unit kerja perusahaan. Tenaga kerja yang berkualitas akan berdampak pada kinerja yang meningkat dan pada akhirnya mempengaruhi produktivitas perusahaan. Pressing memiliki beberapa sub bagian untuk membantu proses pembentukan karet alas sepatu (mold) yaitu press, trimming, dan proccess dengan jumlah karyawan keseluruhan sebanyak 1300 karyawan dengan tingkat pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas sampai D3. Pressing memberlakukan sistem kerja shift yaitu shift pagi dan shift malam, karyawan bekerja selama 7 jam perhari selama 5 hari dan bekerja 5

jam hanya untuk hari sabtu, bila ada lembur maka ditambah 3 jam kerja. Karyawan yang dimiliki pressing terdiri dari karyawan pabrik dan beberapa karyawan staf. Dapat dilihat pada tabel 5 untuk rincian populasi bagian pressing.

Tabel 5. Jumlah Karyawan Pressing Karyawan

Bagian

Laki-laki Perempuan Jumlah

Press 541 161 702

Trimming 21 317 338

Proccess 138 114 252

Staf 3 5 8

Jumlah 703 597 1300

Sumber : Kepala Bagian Pressing, Tahun 2008

4. 1. 5. Proses Pembuatan Alas Sepatu (mold) di Bagian Pressing

Bagian Pressing melakukan tahap pembuatan karet mold yang disesuaikan dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Proses pembuatan karet mold tersebut diuraikan sebagai berikut : Karet dari mixing dikirim ke bagian Pressing lalu di cutting selanjutnya di masukan kedalam cetakan mold dengan suhu 1500C-1650C dengan lama waktu 5-8 menit sampai membentuk model yang sesuai ukuran mold dan item yang diinginkan, setelah itu di triming untuk menghaluskan karet yang sudah dibentuk, selesai proses trimming lalu masuk tahap proccess yaitu mold di berikan warna dan diperiksa bagus atau tidak nya mold tersebut hal ini untuk mencegah adanya barang yang cacat dan siap dikirim ke bagian lain untuk di proses lebih lanjut.

4. 2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PT. XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang sepatu olah raga yang telah menerapkan program K3. Penerapan K3 di PT. XYZ dilakukan diseluruh factory termasuk di bagian Pressing. PT. XYZ memiliki resiko kecelakaan menengah karena usaha dari pihak perusahaan dalam mengontrol

K3 sangat ketat. Penerapan K3 di PT. XYZ bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada karyawan yaitu mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sekaligus melaksanakan tanggungjawab untuk selalu memperhatikan keselamatan karyawan yang sudah menjadi hak karyawan. PT. Pratama Abadi Industri menerapkan K3 berdasarkan pada peraturan-peraturan berikut :

1. Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970 2. Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Program K3 yang telah diterapkan di PT. XYZ di tujukan untuk semua factory, pada dasarnya peraturan program K3 sama diseluruh factory hanya dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan penerapan program K3 di bagian pressing. Adapun program K3 yang telah diterapkan di PT. XYZ bagian pressing yaitu :

1. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)

Perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan yang bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya dan penyakit yang mungkin terjadi akibat kerja. APD yang disediakan perusahaan disesuaikan dengan jenis bahaya akibat dari pekerjaan yang dilakukan karyawan. Pada bagian pressing karyawan bekerja dengan memakai alat-alat berat dan mesin press untuk melakukan proses produksi. Alat-alat-alat berat maupun mesin press dikerjakan secara manual oleh karyawan sehingga bahaya terjadinya kecelakaan bisa lebih besar karna karyawan di hadapi dengan kebisingan mesin press yang dapat mengakibat kan ketulian bila tidak memakai APD dan efek panas yang di keluarkan oleh mesin press dapat menyebabkan terganggunya kesehatan karyawan, adapun alat-alat berat seperti besi yang beratnya lebih dari 3 kilogram dan benda-benda tajam sangat membahayakan karyawan bila tidak memakai APD. Adapun APD yang harus digunakan di bagian pressing yaitu:

a. Sepatu pengaman (safety shoes)

Sepatu pengaman digunakan oleh seluruh karyawan Bagian pressing yang berfungsi untuk melindungi kaki bila tertimpa alat

berat. Sepatu pengaman ini di lengkapi besi pelindung pada ujung sepatu sehingga mampu memberikan perlindungan untuk kaki karyawan.

b. Penutup telinga (ear plug)

Penutup telinga digunakan untuk menjaga karyawan dari kebisingan yang berlebihan yang dikeluarkan dari mesin-mesin press selama proses produksi sehingga karyawan dapat bekerja lebih nyaman dan terhindar dari gangguan pendengaran.

c. Sarung tangan

Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan karyawan dari benda panas, benda kasar, benda tajam selama proses produksi berlangsung sehingga karyawan terhindar dari kecelakaan yang mengakibatkan tangan teluka ringan maupun terluka parah.

d. Cara pengendalian bahaya lainnya

Bagian pressing banyak mesin-mesin yang mengeluarkan panas yang berlebihan ke dalam tubuh yang dapat merugikan kesehatan maka disediakan air mineral untuk menetralisir panas berlebihan di dalam tubuh.

Perusahaan juga menyediakan alat pelindung diri bagi para pengunjung yang akan melakukan magang atau ingin melihat proses produksi di bagian pressing. Hal ini dilakukan untuk melindungi pengunjung sekaligus mencegah terjadinya gangguan kesehatan bagi pengunjung. APD dibersihkan setiap hari dan di ganti bila sudah tidak layak pakai.

2. Penyediaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja

Perusahaan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berupa peralatan penanganan darurat medis, tombol bahaya (alarm), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tandu. Semua peralatan K3 tersedia di setiap ruangan. Peralatan penanganan darurat medis disediakan sebagai upaya pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja, tombol bahaya berfungsi untuk memberitahukan seluruh karyawan apabila terjadi kejadian yang membahayakan. Alat Pemadam Api Ringan

disediakan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di pabrik, dan tandu disediakan untuk membawa karyawan yang pingsan maupun terluka yang menyebabkan karyawan tak bisa berjalan ketempat yang aman.

3 . Pelatihan keselamatan kerja

Perusahaan telah mengadakan beberapa jenis pelatihan mengenai keselamatan kerja yang bertujuan untuk melatih karyawan dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Jenis pelatihan keselamatan kerja yang telah diadakan di PT. XYZ bagian pressing yaitu :

1. Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan kerja 2. Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran 3. Pelatihan penggunaan peralatan kerja

4 . Asuransi

Perusahaan bekerja sama dengan Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kepada karyawan. Setiap karyawan di bagian pressing didaftarkan untuk menjadi anggota Jamsostek.

5 . Fasilitas dan Sarana Kesehatan

Perusahaan menyediakan klinik khusus bagi karyawan yang dikelola oleh tenaga medis yang berpengalaman dengan tujuan untuk memberikan pertolongan pertama kepada karyawan apabila terjadi kecelakaan atau sakit akibat kerja.

Perusahaan membentuk tim khusus disetiap factory dan departemen yaitu P2K3 (Panitia Pembina K3), P2K3 dibentuk untuk memonitoring K3 karyawan di tempatnya masing-masing. Tugas dari P2K3 yaitu melakukan inspeksi K3, investigasi K3, melatih karyawan tentang K3 yang selanjutnya membuat laporan untuk rekomendasi tentang K3 kepada manajeman.

4. 3. Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Evaluasi Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) di PT. XYZ dilakukan oleh departemen Corporate Responsibility (CR). Departemen CR adalah departemen yang menangani, mengontrol, mencari solusi dan

bertanggungjawab dalam permasalahan K3 di PT. XYZ. Mengacu pada ISO 14000 dan ISO 18001 departemen CR melaksanakan tugasnya dengan cara melakukan Hirarki Control atau biasa disebut langkah-langkah pengendalian resiko yaitu Plan, Do, Check, Action (PDCA) untuk memecahkan dan menjawab segala permasalahan K3 di PT. XYZ. Pelaksanaan PDCA yang dilakukan departemen CR yaitu :

a. Plan (perencanaan)

Sebelum melakukan perencanaan departemen CR terlebih dahulu melakukan penelusuran resiko dan mencari informasi ke setiap factory dengan tujuan untuk mengetahui factory mana yang mempunyai tingkat resiko kecelakaan paling besar, setelah mengetahui resiko yang paling besar tingkat kecelakaan di salah satu factory maka departemen CR memusyawarahkan untuk melakukan pengontrolan resiko dan merencanakan program penanggulangan resiko.

b. Do (pelaksanaan)

Program yang sudah di rencanakan maka di uji dengan melaksanakan uji coba program yang sudah dibuat untuk menanggulangi resiko dengan tujuan apakah program tersebut efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan sehingga bisa di pakai untuk jangka waktu yang lama.

c. Check ( pengecekan/pengontrolan)

Program yang sedang di uji coba di kontrol kembali apakah sudah efektif dan efisien untuk mengatasi resiko yang sedang terjadi, pengontrolan dilakukan satu bulan sekali oleh departemen CR.

d. Action ( management review)

Program yang sudah di uji coba pelaksanaannya dan sudah diketahui keefektifannya maka departemen CR membuat laporan yang menjelaskan bahwa program yang direncanakan untuk mengatasi resiko yang terjadi di salah satu factory itu sangat efektif karena sudah melakukan uji coba untuk program tersebut kepada pemilik perusahaan. Departemen CR melakukan musyawarah dengan pemilik perusahaan untuk mendapatkan keputusan untuk menerapkan program yang sudah di uji coba tersebut.

Dalam melaksanakan PDCA departemen CR bekerjasama dengan P2K3 di setiap factory untuk penelusuran resiko dan memonitoring program K3, untuk pengontrolan program yang sudah diterapkan dilakukan setiap satu tahun sekali, Selain itu departemen CR bekerjasama dengan departemen lain seperti engineering, GA, produksi dan Petugas K3 departemen untuk menjamin penetapan K3 dilakukan dengan benar di seluruh area perusahaan. pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas departemen meliputi :

a. Pemeriksaan kebersihan lingkungan kerja

Kebersihan lingkungan kerja yang diperiksa adalah kebersihan mesin-mesin, kebersihan tempat kerja, tata letak ruangan, saluran pembuangan limbah dan kebersihan peralatan kerja.

b. Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri yang digunakan karyawan sewaktu bekerja harus sesuai dengan standar keselamatan kerja. Sebelum bekerja karyawan harus menggunakan APD dengan lengkap.

c. Ketersediaan peralatan keselamatan

Perusahaan wajib memiliki peralatan keselamatan kerja yang digunakan untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan dilingkungan kerja.

4. 4. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

4. 4. 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat memberikan jawaban yang sesuai dan dapat mengukur aspek-aspek yang ingin diukur. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Uji validitas dilakukan dengan cara uji coba kuesioner yang disebarkan kepada 30 orang responden. Setelah dilakukan uji validitas terdapat 38 pertanyaan yang valid, artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel ), dimana r tabel

= 0,296 untuk n = 30. Hasil dari pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

4. 4. 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan terhadap hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 13.0. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai alpha sebesar 0,918 untuk aspek-aspek K3 termasuk dalam kategori excellent dan nilai alpha sebesar 0,827 untuk produktivitas kerja karyawan termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa kuisioner yang disebarkan telah reliable sehingga pantas digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Perhitungan lebih rinci menghasilkan nilai alpha terdapat dalam perhitungan uji reliabilitas pada Lampiran 4.

4. 5. Karakteristik Responden 4. 5. 1. Jenis Kelamin

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian pressing berjumlah 100 orang. Sebagian karyawan di bagian pressing adalah pria 88 orang (88%) dimana pada bagian ini kekuatan fisik sangat dibutuhkan dan resiko kecelakaan kerjanya relatif tinggi dibandingkan bagian lain. Sisanya wanita sebanyak 12 orang (12%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 4. 5. 2. Usia

Usia responden paling banyak diantara 20–30 tahun yaitu sebanyak 63 orang (63%). Sedangkan responden yang berusia 31–40 tahun sebanyak 36 orang (36%) dan responden yang berusia 41–50 tahun sebanyak 1 orang (1%). Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 4. 5. 3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan karyawan yang paling banyak adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 89 orang (89%) dan posisi yang paling sedikit yaitu lulusan D3 sebanyak 2 orang (2%). Hal ini terjadi karena secara keseluruhan pekerjaan yang harus dilakukan tidak menuntut keahlian tinggi, karena karyawan mampu menjalankan pekerjaan dengan

keterampilan dan pengalaman yang telah didapatkan. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

4. 5. 4. Masa Kerja

Masa kerja karyawan yang menempati posisi paling tinggi yaitu 1-5 tahun sebanyak 60 orang (60%). Sementara yang memiliki persentase paling terkecil adalah karyawan yang masa kerjanya lebih dari 15 tahun yaitu sebanyak 4 orang (4%). Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 4. 6. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Adanya sistem K3

yang baik akan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, tenaga kerja yang sehat dan produktif, sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, dalam penelitian ini perlu dilakukan analisis untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan K3 dan persepsi karyawan terhadap kinerja. Faktor-faktor K3 yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi : pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah :

5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S)

3 = Cukup Setuju (CS) 2 = Tidak Setuju (TS)

1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4. 6. 1. Pelatihan Keselamatan

Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya (Rivai, 2006). Pelatihan merupakan salah satu faktor yang diperlukan oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Adanya pelatihan keselamatan yang diberikan oleh perusahaan akan membuat karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati dan dapat melindungi diri dari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Hasil jawaban responden mengenai penerapan pelatihan K3 dapat dilihat pada Tabel 6.

Karyawan bagian pressing telah mengikuti tiga jenis pelatihan K3 diantaranya yaitu pelatihan khusus K3 bagi karyawan, pelatihan penggunaan alat–alat keselamatan kerja dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Rataan skor sebesar 3,77

menunjukan bahwa karyawan mengikuti pelatihan khusus K3 bagi karyawan.

Rataan skor sebesar 3,67 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan telah mendapatkan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja yaitu penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) berupa penutup telinga, sarung tangan, sepatu pengaman serta penjelasan mengenai fungsinya dan tombol bahaya (alarm) yang berfungsi untuk memberitahukan apabila terjadi suatu kejadian yang dapat membahayakan karyawan. Pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja diberikan agar karyawan dapat menggunakan alat-alat tersebut jika terjadi kecelakaan dilingkungan pabrik.

Tabel 6. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan keselamatan (n = 100)

No. Pertanyaan STS (1) TS (2) CS (3) (4) S SS (5) Rataan Skor Kategori

1 Perusahaan mengadakan pelatihan khusus K3 untuk Anda 0 18 20 29 33 3,77 Baik 2 Perusahaan memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja 0 19 26 24 31 3,67 Baik 3 Perusahaan memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran 0 15 21 30 34 3,83 Baik 4 Anda merasakan manfaat dari pelatihan yang diadakan perusahaan 0 24 11 35 30 3,64 Baik 5 Pelatihan memberikan banyak informasi tentang pekerjaan Anda 0 26 17 22 35 3,66 Baik Total 0 100 95 137 168 3,75 Baik

Keterangan : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).

Rataan skor sebesar 3,83 menunjukan bahwa karyawan telah mengikuti pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya

kebakaran. Pelatihan ini berupa simulasi dimana seolah-olah terjadi kebakaran dan karyawan diberi pengarahan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran. Pelatihan diikuti oleh seluruh karyawan press jadi semua karyawan berperan dalam pelaksanaan pelatihan ini. Pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran diberikan agar karyawan dapat menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran.

Sebagian karyawan menyatakan bahwa mereka merasakan manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh perusahaan, dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,64. Manfaat yang diperoleh yaitu mereka mendapatkan pelatihan untuk pencegahan kecelakaan sehingga timbul rasa aman pada diri karyawan dan nyaman sewaktu bekerja sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Rataan skor sebesar 3,66 menunjukan bahwa pelatihan yang mereka jalani memberikan banyak informasi tentang pekerjaan mereka. Adanya pelatihan keselamatan membuat karyawan mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya dan mengetahui potensi kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja. Hal ini sangat penting karena dengan semakin banyaknya informasi yang didapatkan mengenai pekerjaannya, karyawan akan mendapatkan gambaran tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja adalah kecil. Total rataan skor dari semua pernyataan mengenai pelatihan keselamatan sebesar 3,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan keselamatan yang diadakan oleh perusahaan untuk karyawan di bagian pressing sudah dilaksanakan dengan baik.

4. 6. 2. Publikasi Keselamatan Kerja

Publikasi dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemberian informasi-informasi dan pesan-pesan mengenai keselamatan kerja karyawan yang berupa spanduk dan poster. Propaganda seperti poster-poster keselamatan kerja dapat mengurangi tindakan-tindakan tidak aman (Dessler, 1997). Publikasi dilakukan

untuk memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai pentingnya K3. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan kerja dapat dilihat pada Tabel 7.

Bagian pressing merupakan bagian yang menggunakan alat-alat berat yang penggunaannya dilakukan secara manual. Adanya tanda-tanda peringatan dilingkungan kerja dimaksudkan untuk melindungi karyawan agar terhindar dari kecelakaan dan cedera akibat kerja.

Rataan skor sebesar 3,91 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui adanya tanda peringatan yang dipasang oleh perusahaan.

Tabel 7. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan (n=100) No Pertanyaan STS (1) TS (2) CS (3) S (4) SS (5) Rataan Skor Kategori 1 Pemasangan tanda peringatan ditempat yang berpotensi bahaya 0 9 25 32 34 3,91 Baik 2 Di lingkungan perusahaan terdapat pesan-pesan tentang keselamatan kerja 0 10 28 29 33 3,85 Baik 3 Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan 0 12 24 34 30 3,82 Baik 4 Atasan anda memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman dan sehat

0 11 26 31 32 3,84 Baik

Total 0 42 103 126 129 3,86 Baik

Keterangan : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).

Sebagian besar responden menyatakan bahwa terdapat pesan-pesan keselamatan kerja di lingkungan perusahaan dengan rataan skor sebesar 3,85. Pesan-pesan keselamatan kerja berupa spanduk dan poster mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dipasang dilingkungan kerja dibagian pressing. Pesan-pesan

keselamatan kerja ini merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mengingatkan karyawan akan pentingnya keselamatan kerja.

Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat budaya pekerjaan dan potensi terjadinya kecelakaan akibat kerja pada waktu pertama kali karyawan masuk kerja. Karyawan berhak untuk mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini sangat penting karena dengan semakin banyak informasi yang diperoleh karyawan tentang tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya, maka karyawan mempunyai gambaran tentang cara mencegah dan mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja. Rataan skor sebesar 3,82 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui tingkat bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya.

Salah satu usaha pencegahan kecelakaan adalah dengan memotivasi karyawan untuk selalu menjaga keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja dan membangun kesadaran pada diri karyawan akan pentingnya K3. Unsur pimpinan seperti kepala bagian

Dokumen terkait