• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3.2 Metode Pengambilan Contoh

Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat

mewakili populasi. Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah karyawan bagian pressing.

Dalam hal ini, rancangan penentuan contoh dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan contoh sistematis (systematic sampling) dengan tujuan agar hasil yang diperoleh kemudian dapat dievaluasi secara objektif dan dengan pertimbangan bahwa unit penelitian yang akan diteliti sifatnya homogen, dapat diidentifikasi, dan mempunyai pola yang beraturan. Selain itu, metode ini digunakan dengan alasan untuk menghindari penelitian angka random berkali-kali dan agar unit populasi yang terpilih merata.

Memasukkan siapa yang menjadi sampel dari seluruh populasi terlebih dahulu semua unit penelitian disusun dalam daftar kerangka sampling. Misalkan jumlah satuan-satuan elementer dalam populasi adalah N, dan besar sampel yang akan diambil adalah n, maka hasil bagi itu dinamakan interval sampel dan biasanya diberi kode k. unsur pertama dalam sampel lalu dipilih secara kebetulan di antara satuan elementer bernomor urut 1, dan satuan bernomor urut k dari populasi (Singarimbun dan Effendi, 1995). Andaikan yang terpilih itu adalah satuan elementer bernomor urut s, maka unsur-unsur selanjutnya dalam sampel dapat ditentukan, yaitu :

Unsur pertama = s Unsur kedua = s + k Unsur ketiga = s + 2k

Unsur keempat = s + 3k, dan seterusnya

Dalam penelitian ini satuan-satuan elementer dalam populasi : N = 1300, diberi no urut (1 – 1300)

n = 100, maka k = 100 1300

= 13

Interval sampel yang diperoleh adalah 13. Mengikuti petunjuk diatas, maka urutan sampel adalah no 13 - 1300. Dengan di undi dari nomor 1 - 13 maka yang keluar nomor 3, maka sampel dimulai dari nomor 3 dengan

ditambahkan interval sampel yaitu 13, sampai jumlah sampel n= 100, maka diperoleh urutan sampel sebagai berikut :

3 16 29 42 55 68 81 94 107 120

133 146 159 172 185 198 211 224 237 250

263 276 289 302 315 328 341 354 367 380

393 406 419 432 445 458 471 484 497 510

523...1290.

Metode ini menggunakan data dari populasi karyawan PT. XYZ bagian pressing. Ukuran sampel dari suatu populasi menggunakan rumus Slovin. Menurut Umar (2005), rumus Slovin adalah :

n = N / (1+ N e2) Dimana :

n = Jumlah responden N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalahan yang diinginkan.

Berdasarkan data perusahaan mengenai jumlah karyawan pada factory 5 bagian pressing diketahui bahwa jumlah karyawan adalah 1300 orang. Dengan menggunakan tingkat kesalahan 10%, maka jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden. Perhitungannya sebagai berikut : n = N / (1+ N e2) n = 1300/ (1+ 1300 (0,1)2) n = 1300/ (1+13) n = 1300/14 n = 92,86 ≈ 100 3. 4. Pengujian Kuesioner

Kuesioner yang digunakan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebar kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan di antara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan (Umar, 2003).

3. 5. Pengolahan dan Analisis Data

3. 5. 1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Asumsi pokoknya dari uji validitas ini adalah setiap pertanyaan saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan setiap pertanyaan juga berhubungan dengan obyek yang akan diteliti (Umar, 2001). Langkah-langkah dalam menguji validitas kuisioner adalah sebagai berikut (Umar, 2001) :

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, 1. Mencari definisi dan konsep literatur

2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli lain kemudian disarikan kedalam bentuk rumusan yang operasional.

3. menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan membuat pertanyaan operasional.

4. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

d. Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus Product Moment, yaitu : } ) ( }{ ) ( ) ( ) ( 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r ...(1)

Keterangan :

N= Jumlah responden

X= Skor masing-masing pernyataan Y= Skor total

Kemudian angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel, maka pernyataan tersebut valid dan signifikan, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah (N-2; ).

3. 5. 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen, artinya menunjukan kestabilan hasil pengukuran, bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang sama pada saat berbeda. Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan adalah teknik Cronbach, dengan rumus berikut :

2 2 11 1 1 t b k k r ...(2) Keterangan: 11 r = Keandalan instrumen k = Banyak butir pertanyaan

2

b = Jumlah ragam butir

2

t = Ragam total

Menurut George (2003), nilai alpha yang dihasilkan dari pengujian reliabilitas suatu instrumen penelitian dapat dibagi berdasarkan beberapa klasifikasi (Tabel 2).

Tabel 2. Klasifikasi nilai alpha

Klasifikasi Nilai Alpha Kesimpulan

> 0,9 Sempurna (excellent)

> 0,8 Baik (good)

> 0,7 Dapat diterima (acceptable)

> 0,6 Diragukan (questionable)

> 0,5 Lemah (poor)

< 0,5 Tidak dapat diterima (unacceptable) Sumber : George, 2003

3. 5. 3. Skala Likert

Skala pengukuran yang digunakan pada setiap jawaban responden adalah dengan Skala Likert. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dangan Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Bobot Nilai Jawaban Responden

Jawaban responden Bobot nilai

Sangat setuju/Sangat mengetahui/Sangat baik 5

Setuju/Mengetahui/Baik 4

Cukup setuju/Cukup mengetahui/Cukup baik 3

Tidak setuju/Tidak mengetahui/Kurang 2

Sangat tidak setuju/Sangat tidak mengetahui/Sangat kurang

1

3. 5. 4. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diarahkan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian diinterpretasikan. Faktor-faktor K3 dan produktivitas kerja karyawan dibagi menjadi lima kategori. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2003) yaitu : Rs= m i m ...(3) Dimana : m = jumlah alternatif jawaban tiap item

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada tabel rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Skor Rataan

Skor Rataan Keterangan

1,00-1,80 Sangat buruk

1,90-2,60 Buruk

2,70-3,40 Cukup baik

3,50-4,20 Baik

4,30-5,00 Sangat baik

Menurut Pratisto (2004) korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain berdasarkan rankingnya, termasuk dalam statistik non-parametik. Metode uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik khususnya untuk data ordinal yaitu data yang skala pengukuran berjenjang.

Tahapan kerja pengolahan data kuisioner menggunakan korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut (Umar, 2003) :

1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala Likert.

2. Memindahkan jawaban dari lembar kuisioner ke lembar tabulasi dan menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan program komputer Microsoft Excel.

3. Memindahkan data kelembar kerja untuk diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS 13 for windows, menggunakan model uji korelasi pada statistik non parametrik khusus data ordinal, yaitu data yang mempunyai skala pengukuran berjenjang dan merupakan pengamatan dari variabel X dan variabel Y. Rumus koefisien korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut :

rs=1 1 6 2 2 n n di ...(4) Keterangan :

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman

2

i

d = Selisih antara peringkat X dan Y n = Jumlah sampel

Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah : s r = 2 2 2 2 2 2 . y x d y x i ...(5) dimana : x T n n x 12 3 2 12 3 x x x t t T 12 3 y y y t t T Keterangan : T = Faktor koreksi

tx = Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama. ty = Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama. Besarnya nilai r terletak antara -1 < r < 1, artinya :

r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif).

r = -1 Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif).

r = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Pengujian signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman pada taraf nyata tertentu adalah membandingkan nilai - p (probability-value) dengan taraf nyata atau α yang digunakan. Kriteria keputusan adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai – p < 0,05 maka korelasi nyata pada α = 0,05

2. Jika nilai – p < 0,1 maka korelasi nyata pada α = 0,1 (sangat nyata) Menurut Trihendardi (2004), uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1, tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukan arah perubahan yang sama, yaitu jika satu variabel naik maka variabel lain ikut naik. Demikian juga sebaliknya, tanda negatif menunjukan arah perubahan yang berlawanan, yaitu jika satu variabel naik maka variabel lain akan turun.

Besarnya nilai korelasi berdasarkan Young yang dikategorikan sebagai berikut :

1. 0.7 – 1.0 : Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang tinggi.

2. 0.4 – 0.7 : Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang substansial (agak kuat).

3. 0.2 – 0.4 : Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang rendah.

4. < 0.2 Baik positif maupun negatif menunjukan tidak ada hubungan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Program K3 tidak berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan H1 : Program K3 berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan

Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,1 (10%). Angka ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan cukup banyak digunakan dalam penelitian tentang ilmu-ilmu sosial. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan dalam memutuskan apakah pendapat diterima atau ditolak. Kriteria pengujian hubungan observasi (H0) adalah sebagai berikut :

Tolak H0 jika r hitung > r tabel Tolak H1 jika r hitung < r tabel

Dokumen terkait