• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Aktual Lahan Pertanian Di Kecamatan Perbaungan

Ada beberapa faktor yang mendorong berkembangnya bidang pertanian di kecamatan Perbaungan, diantaranya adalah aspek budaya, masyarkat perbaungan sudah turun-temurun mengandalkan pertanian sebagai sumber mata pencahariannya yang utama, dan aspek geografis, dengan keadaan topografinya yang relatif datar, serta memiliki sumber air yang mencukupi yaitu dengan adanya sungai ular yang merupakan salah satu intake sumber air irigasi untuk lahan pertaniannya, sehingga persediaan pengairan didaerah ini sudah memadai.

Tabel 1. Luas lahan baku sawah kecamatan Perbaungan

Desa Luas lahan Baku Sawah (ha)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009 Kota Galuh 231 231 Jambur Pulau 197 197 Suka Jadi 146 146 Lubuk Cemara 181 181 Lidah Tanah 400 400 Suka Beras 275 275 Pematang Tatal 157 157 Lubuk Dendang 120 120 Bengkel 101 101 Lubuk Rotan 276 276 Lubuk Bayas 400 400

Sei Naga Lawan 418 418

Tualang 363 30 393 Pematang Sijonam 368 368 Cinta Air 313 313 Melati II 847 847 Cintaman Jernih 13 13 Tanah Merah 257 257 Kesatuan 217 217 Sei Jenggih 95 95 Sei Buluh 20 20 Jumlah 5395 5425

Data diatas merupakan data dari Dinas Pertanian dan Peternakan daerah kabupaten Serdang Bedagai (2007), pada tabel diatas diketahui bahwa desa Melati II merupakan desa yang memiliki luas lahan sawah terbesar dengan luas 847 ha,

yang diikuti oleh desa Sei Naga Lawan 418 ha, desa Lubuk Bayas dan Lidah Tanah 400 ha.

Desa Melati II merupakan daerah yang memiliki luas lahan baku sawahnya yang terluas dan desa Melati II merupakan daerah percontohan pertanian di kecamatan Perbaungan, sehingga kelompok tani yang ada di desa ini menjadi periritas dalam mendapatkan bantuan dari pemerintah baik dalam hal mesin pertanian, bibit, pupuk maupun teknik-teknik budidaya tanaman hortikultura dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Analisis Jumlah Ideal Penggilingan Padi di Kecamatan Perbaungan

Penggunaan penggilingan padi pada proses pasca panen diarahkan kepada tiga hal, yaitu penurunan kehilangan hasil hasil pasca panen, peningkatan mutu hasil dan daya saing, dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani, tujuan utama dari peningkatan penanganan pascapanen hasil pertanian adalah mengurangi kehilangan hasil.

Masyarakat di kecamatan Perbaungan sudah menggunakan pengilingan padi untuk mengolah hasil produksi sawah padinya hal ini dapat diketahui dengan banyaknya jumlah penggilingan padi yang ada di daerah tersebut, baik penggilingan padi besar maupun kecil, berdasarkan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah ideal penggilingan padi besar di kecamatan Perbaungan adalah 73 unit/musim, hal ini berarti bahwa dengan jumlah tersebut maka diharapkan petani dapat mengolah hasil produksinya yang luas area persawahannya 5.425 ha dengan tepat waktu, dengan asumsi pada daerah tersebut hanya menggunakan penggilingan padi besar saja, tidak adanya penggilingan padi tipe lain yang ada didaerah tersebut. Begitu pula halnya dengan penggilingan padi yang jumlah idealnya adalah 86 unit/musim.

Jumlah Aktual Penggilingan Padi dan Kemampuan Operasinya

Tabel 2. Jumlah penggilingan padi dan kemampuan operasinya tahun 2007 Rata – Rata

Jenis Penggilingan Jumlah Konsumsi Efektifitas Kerja Efektif Padi (liter/jam) (kg/jam) (Hari/musim)

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Penggilingan Besar 11 4,870 1.910 36,600

Penggilingan Kecil 67 2,922 1.209,013 49,104 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penggilingan padi besar yang ada di kecamatan Perbaungan sebanyak 11 unit sedangkan untuk memenuhi jumlah ideal penggilingan padi besar yang ada didaerah tersebut yang sebanyak 73 unit maka kekurangan 62 unit penggilingan besar untuk memenuhi jumlah penggilingan besar ideal, begitu pula untuk penggilingan padi kecil jumlahnya 67 unit sedangkan jumlah ideal penggilingan padi yang dibutuhkan daerah tersebut adalah unit/musim sehingga adanya kekurangan sebanyak 19 unit.

Tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan pengolahan hasil panen padi dapat diselesaikan tepat waktu, hal ini dapat terjadi karena :

1. Adanya perbedaan jadwal tanam suatu desa dengan desa yang lain, tergantung geografis aliran irigasi dan ketersediaan air.

2. Petani menggunakan penggilingan padi yang ada didesa yang terdekat, jika pada desanya tidak ada penggilingan padi.

3. Adanya petani yang tidak langsung menggilingkan semua hasil panen sawah padinya pada saat panen tiba.

Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa rata-rata komsumsi bahan bakar untuk masing-masing tipe penggilingan padi, seperti untuk penggilingan padi besar rata-rata komsumsi bahan bakarnya adalah 4,870 liter/jam dengan efektivitas 1.910 kg/jam dan banyaknya kerja efektif rata-rata adalah 36,600 hari/musim sedangkan untuk penggilingan padi kecil komsumsi bahan bakar

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

rata-ratanya adalah 2,922 liter/jam dengan efektivitas 1.209,013 dan kerja efektif rata-ratanya adalah 49,104 hari/musim

Dari total 78 penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2007, kesemuanya menggunakan bahan bakar solar, dari hal ini memperlihatkan bahwa penggilingan padi bermesin diesel, dari pengamatan yang dilakukan penggunaan penggilingan padi kecil lebih banyak dimiliki oleh para petani dibandingkan dengan penggilingan padi besar hal ini dipengaruhi oleh bebrapa faktor yaitu, besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh petani meliputi biaya operasional (biaya pekerja, biaya bahan bakar), perawatan ( service, mesin, biaya oli) dan perbaikan (biaya suku cadang), sehingga penggunaan penggilingan padi besar dianggap kurang efisien dengan keadaan ekonomi petani.

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi

Untuk memperoleh data acuan yang akan digunakan, dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan di berbagai instansi terkait, karena metode peramalan (forecasting) jumlah kebutuhan penggilingan padi dengan menggunakan Model Analisis Garis Kecenderungan (Trend Line Analysis Model), maka perlu diamati data yang telah diperoleh dari tahun sebelumnya, untuk mengetahui jumlah aktual dari masing-masing tipe penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan, dan untuk mengetahui apakah metode yang digunakan telah sesuai dengan data yang diterima maka diperoleh data seperti berikut :

Tabel 3. Data jumlah penggilingan padi tahun 2000-20007 Jumlah Traktor

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009 2000 4 44 2001 4 46 2002 5 50 2003 6 57 2004 6 57 2005 8 62 2006 10 64 2007 11 67

Berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait, Seperti data tahun 2000-2002 diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten Deli Serdang, sedangkan untuk tahun 2003-2007 diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten Serdang Bedagai, untuk tahun 2007 diperoleh jumlah penggilingan padi besar sebanyak 11 unit, dan untuk penggilingan padi kecil sebanyak 67 unit, karena data yang diperoleh cenderung meningkat (trend) sehingga data yang diperoleh dapat digunakan sebagai data masukan (source data).

Tabel 4. Data masukan untuk peramalan

Jumlah Penggilingan Padi

Periode Tahun Penggilingan Padi Besar (unit) Penggilingan Padi Kecil (unit)

1 2000 4 44 2 2001 4 46 3 2002 5 50 4 2003 6 57 5 2004 6 57 6 2005 8 62 7 2006 10 64 8 2007 11 67

Peramalan Jumlah Penggilingan Padi Kecil

Data yang akan digunakan untuk forecasting jumlah penggilingan padi kecil beberapa tahun kedepan dimulai dari tahun 2000-2007, berdasarkan dari

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

trend yang dibentuk oleh data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan menaik. Peramalan dilakukan untuk satu tahun kedepan, karena keterbatasan data yang diperoleh hanya 8 ( delapan) tahun.

Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = 40,350 + 3.420 t 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Jum la h

Gambar 1. Grafik trend line jumlah penggilingan padi kecil tahun 2000-2007 Ditinjau dari pola yang dibentuk oleh garis trend line diatas menyatakan bahwa dari tahun ketahun jumlah penggilingan padi kecil dapat diramalkan akan terus meningkat.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan jumlah penggilingan padi kecil berdasarkan persamaan Ft = 40,350 + 3.420 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Periode Tahun Jumlah Aktual (unit) Ramalan (unit)

1 2000 44 44 2 2001 46 47 3 2002 50 50 4 2003 57 54 5 2004 57 58 6 2005 62 61 7 2006 64 64 8 2007 67 68 9 2008 ? 71

Menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan menggunakan tracking signal

Tabel 6. Uji kelayakan peramalan (tracking signal)

Periode forecast Aktual Tracking Signal

1 44 44 1,000 2 46 47 - 1,830 3 50 50 - 2, 837 4 57 54 0,620 5 57 58 0,169 6 62 61 1,085 7 64 64 0,781 8 67 68 - 0,043

Dengan model peramalan Ft = 40,350 + 3.420 t nilai tracking signal yang dipeoleh berada dalam kisaran - 2,837 sampai 1,085, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4 hal ini menunjukkan bahwa akurasi model

peramalan ini dapat dihandalkan, karena menurut Gasperz (2005) bahwa batasan-batasan pengendalian tracking signal + 4

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Begitu juga untuk penggilingan padi besar data yang digunakan untuk

forecasting jumlah penggilingan padi besar beberapa tahun kedepan dimulai dari

tahun 2000-2007, data tersebut membentuk suatu garis kecendrungan meningkat. Dari hasil perhitungan maka diperoleh persaman garis yang dibentuk adalah : Ft = 2,034 + 1,048t 0 2 4 6 8 10 12 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Tahun Ju m lah

Gambar 2. Grafik trend line jumlah penggilingan padi besar Tahun 2000-2007 Berdasarkan hasil yang diperoleh maka peramalan jumlah penggilingan padi besar berdasarkan persamaan Ft = 2,034 + 1,048 t ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 7. Peramalan jumlah penggilingan padi besar

Periode Tahun Jumlah Aktual (unit) Ramalan (unit)

1 2000 4 3 2 2001 4 4 3 2002 5 5 4 2003 6 6 5 2004 6 7 6 2005 8 8 7 2006 10 9

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

8 2007 11 10

9 2008 ? 11

Menganalisis kehandalan suatu peramalan maka perlu diuji dengan menggunakan tracking signal

Tabel 8. Uji kelayakan peramalan (tracking signal)

Periode Forecast Aktual Tracking signal

1 3 4 1,000 2 4 4 1,504 3 5 5 1,493 4 6 6 1,058 5 7 6 - 1,632 6 8 8 - 2,386 7 9 10 - 1,108 8 10 11 0,000

Dengan model peramalan Ft = 2,034+1,048 t, nilai tracking signal yang diperoleh berada dalam kisaran - 2,386 sampai 1,504, hasil tersebut berada dalam batasan pengendalian maksimum + 4.

Analisis Kebutuhan Bahan Bakar

Tabel 9. Perkiraan kemampuan operasi dan komsumsi bahan bakar rata-rata penggilingan padi

Rata – Rata

Jenis Penggilingan Jam Operasi Konsumsi BB Konsumsi BB Padi rata-rata setiap alat

(jam/tahun) (liter/jam) (liter/alat/tahun) Secara Umum 944,620 3,178 3.002,002 Penggilingan Besar 732 4,870 3.564,840 Penggilingan Kecil 982,080 2,922 2.869,638

Untuk menentukan kebutuhan bahan bakar untuk penggilingan padi, dengan menggunakan metode lead yaitu dengan menggunakan rumus (1) terlebih dahulu ditentukan konsumsi bahan bakar per alat per tahun (Ie).

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Dari tabel diatas diketahui bahwasanya penggilingan padi yang ada di Kecamatan Perbaungan rata-rata beroperasi 944,620 jam/tahun yang mana dalam per harinya beroperasi selama + 5 jam, selama beroperasi penggilingan padi tersebut mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3,178 liter/jam, setiap penggilingan padi dalam setahun mengkonsumsi bahan bakar sebanyak 3.002,002 liter/alat.

Hasil dari perhitungan jumlah kebutuhan bahan bakar per alat per tahun dengan menggunakan metode lead yaitu dengan mengunakan rumus (1) dapat dilihat pada lampiran 7.

Pada lampiran 7. dapat diambil kesimpulan bahwa semakin banyaknya penggilingan padi yang digunakan maka akan semakin banyak banyak pula junlah bahan bakar yang harus disediakan oleh daerah tersebut begitu pula sebaliknya, kebutuhan bahan bakar yang paling tinggi terjadi pada tahun 2007, untuk

penggilingan padi besar kebutuhan bahan bakarnya mencapai 39.213,240 liter/tahun sedangkan untuk penggilingan padi kebutuhan bahan

bakarnya 203.744, 298 liter/tahun, dengan kebutuhan total bahan bakar penggilingan padi adalah 242.957, 538 liter/tahun.

Analisa Biaya Bahan Bakar

Analisa perhitungan biaya kebutuhan bahan bakar yang harus disediakan petani di kecamatan Perbaungan, dilakukan dengan menggunakan rumus :

Biaya = jumlah kebutuhan bahan bakar per tahun x harga bahan bakar

Perhitungan biaya kebutuhan bahan bakar menggunakan harga yang tetap pada setiap tahunnya dari tahun 2000-2008, daftar harga bahan bakar yang

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

digunakan adalah daftar harga pada tahun 2007 hal ini dilakukan karena pengamatan pengambilan data dilakukan pada tahun 2007.

Semua penggilingan padi di kecamatan perbaungan merupakan mesin diesel yang berbahan bakar solar, semua petani pemilik penggilingan padi yang ada di kecamatan Perbaungan memperoleh bahan bakar yang bersumber dari

SPBU, sedangkan harga bahan bakar solar di SPBU pada tahun 2007 adalah Rp. 4300 per liter.

Berdasarkan perhitungan biaya kebutuhan bahan bakar yang tertinggi yang harus dikeluaran oleh petani terjadi pada tahun 2007, yaitu

1. Biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar adalah Rp.168.616.932 per tahun

2. Biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi kecil adalah Rp. 876.100.481 per tahun

Untuk penggilingan padi besar diperkirakan pada tahun 2008 jumlahnya tidak mengalami perubahan sehingga biaya kebutuhan bahan bakarnya juga tidak mengalami perubahan sedangkan untuk penggilingan padi kecil pada tahun 2008 diperkirakan biaya kebutuhan bahan bakarnya akan mengalami peningkatan mencapai Rp. 876.100.48.

Para petani pemilik penggilingan padi di kecamatan Perbaungan mendapatkan sumber bahan bakar dari SPBU tidak dari eceran hal ini disebabkan

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

karena perbedaan harga diantara keduanya cukup jauh berbeda harga bahan bakar pada tingkat eceran mencapai Rp. 4.417 per liter.

Berdasarkan analisis dan pengamatan yang dilakukan para petani mengharapkan ketersediaan stok bahan bakar yang memadai untuk memenuhi kebutuhan petani setiap tahunnya, karena semakin banyak para petani yang menggunakan penggilingan padi untuk mengolah hasil panen sawah padinya akan berdampak semakin besar pula kebutuhan bahan bakar.

KESIMPULAN

1. Penggunaan penggilingan padi oleh para petani untuk mengolah hasil produksi sawah padi yang ada di kecamatan Perbaungan pada tahun 2000-20007 terus meningkat, hal ini membuktikan kebutuhan penggilingan padi akan terus meningkat.

2. Penggilingan padi besar penggunaannya kurang efisien dalam pengoperasiannya hal ini dikarenakan karena biaya yang dikeluarkan petani lebih besar dibandingkan penggilingan padi kecil karena biaya operasional, perawatan maupun perbaikannya.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

3. Diperkirakan jumlah dan kebutuhan bahan bakar untuk tipe penggilingan padi kecil pada tahun 2008 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 yaitu menjadi 71 unit dengan kebutuhan bahan bakarnya mencapai 203.744,298 liter per tahun

4. Untuk penggilingan padi besar diperkirakan jumlah dan kebutuhan bahan bakarnya pada tahun 2008 tidak akan mengalami perubahan dari tahun 2007 yaitu 11 unit dengan kebutuhan bahan bakarnya 39.213,240 liter per tahun. 5. Nilai tracking signal yang dibentuk oleh persamaan yang diperoleh dalam

peramalan menyatakan bahwasanya metode garis kecendrungan (trend linie), tersebut layak untuk digunakan.

6. Total biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi besar pada tahun 2007 adalah Rp. 168.616.932,00 sedangakan untuk total biaya kebutuhan bahan bakar penggilingan padi kecil pada tahun 2007 adalah Rp. 826.742.708,00

SARAN

1. Perlunya menggunakan data masukan dengan rentang periode waktu yang lebih panjang, untuk mengupayakan keakuratan hasil peramalan.

2. Dianggap perlu membandingkan metode trend line dengan metode lain sehingga diharapkan akan diperoleh hasil peramalan yang lebih akurat.

3. Perhitungan kemampuan operasi penggilingan padi, sebaiknya dibandingkan dengan praktek langsung pengoperasian penggilingan padi di lapangan.

Sahat Gunawan Sijabat : Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Penggilingan Padi Besar Dan Kecil Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, 2007. USU Repository © 2009

Dokumen terkait